Anda di halaman 1dari 36

PRAKTEK LAB BIOMEDIK

Dra. Juli Marjati, SU


Konsep Pemeriksaan Urin
 Tujuan utama : mendeteksi adanya
penyakit ginjal, saluran kemih serta
seluruh sistem organ
 Modern Urynalysis dpt dikerjakan :
 Oleh siapapun
 Kapanpun
 Dimanapun : RS, UGD, OK, bed,
kampus, rumah
lanjutan
 Dasar pengetahuan yang diperlukan :
 Patofisiologi cairan tubuh (Baca Buku
Keseimbangan Cairan Elektrolit dan
Asam Basa (2000).Mima M. Horne &
Pamela L. Swearingen)
 AnFis ginjal dan saluran kemih
 Fungsi ginjal
 Sindroma mayor penyakit ginjal (Baca
IPD & Buku-buku Patologi)
Pengambilan Bahan Urin
 Bahan urin yg ideal : urin pagi
 Utk pemeriksaan mikrobiologi max.
dlm 1 jam, px lain max. 2 jam setelah
urin ditampung
 Urin dpt disimpan dlm refrigerator
dgn suhu 4 – 80 C
 Perhatikan wadah penampungnya :
harus bersih, kering, bebas detergen,
jika plastik harus baru dan disposibel
Macam Porsi Urin
 Urin sewaktu, tdk ditentukan/ direncanakan
 Urin pagi, urin pertama pagi hari,pasien blm beranjak
dari t4 tidur,baik utk px sedimen, BJ, protein, test
kehamilan
 Urin postprandial, 1,5 – 3 jam setelah makan utk
konfirmasi glukosuira
 Urin 12 jam/ 24 jam, menggambarkan kondisi urin
dalam ½ atau 1 hari
 Urin 3 gelas, utk diagnosa kelainan urologi
 Urin tengah bersih, pancaran permulaan dibuang,
porsi tengah ditampung
 Urin per kateter, pancaran tengah ditampung
 Urin suprapubik, desinfeksi area 3 jari pada supra
pubik, diambil menggunakan spuit
Jenis Pemeriksaan Urin
 Urin lengkap, urin rutin + px urin
lainnya (benda keton, bilirubin, darah
samar, nitrit)
 Urin Rutin
 Makroskopik → volume, warna, kejernihan,
BJ, bau dan pH urin
 Mikroskopik → sedimen urin
 Kimia Urin → protein dan glukosa
Pemeriksaan Makroskopik
Def : px urin tanpa menggunakan alat, dilihat
dgn mata telanjang dgn penerangan sinar
matahari
 Volume urin → poliuri, oliguri, anuri ????
 Warna Urin → praktek
 Kejernihan/ kekeruhan → praktek
 Berat Jenis → normal 1,003 – 1,030, utk
mengetahui abnormalitas fungsi ginjal
 pH → normal 4,5 – 8,0
Pemeriksaan Mikroskopis
 Px sedimen urin adl px elemen-elemen dlm
urin (silinder, leukosit, eritrosit, epitel,
kristal, bakteri, dll) dgn mikroskop cahaya/
mikroskop fase kontras dgn pembesaran 10
kali, setelah sampel disentrifus
 Hasil dinyatakan dalam lpk (lapang
pandang kecil)
 Tujuan :
 Px urin rutin
 Kelainan ginjal dan saluran kemih
 Memonitor terapi dan perjalanan penyakit
Pemeriksaan Kimia Urin
 Pada kondisi normal : protein dan glukosa
tidak terkandung dalam urin
 Proteinuria dpt terjadi krn kelainan pada
proses pembentukan urin, penyakit
sistemik (HT dan payah jantung)
 Glukosuria dpt terjadi krn peningkatan
kadar glukosa dlm darah melebihi
kemampuan tubulus utk mereabsorpsi
glukosa, ex : DM, peningkatan TIK
Praktek Pemeriksaan Urin
1. Warna
2. Kejernihan/ kekeruhan
3. Glukosa urin
 Metode benedict
 Metode fehling
4. Protein urin
Warna
 Prinsip : menguji warna urin dengan
cahaya tembus pada ketebalan urin
7 – 10 cm
 Tujuan : utk mengetahui warna urin
 Persiapan :pasien dilarang untuk minum
obat-obatan
 Persiapan alat dan bahan : urin + 5 cc,
tabung reaksi, rak dan penjepitnya, spuit 3
cc, penampung urin, bengkok
lanjutan
 Cara kerja :
 Masukkan urin ke ¾ bagian tabung
 Lihat dlm posisi miring dengan cahaya matahari

 Hasil :
 Tidak berwarna – kuning muda/ tua
 Kesalahan :
 Melihat urin tidak di tempat terang
 Pemeriksaan terlambat shg urin mjd gelap
lanjutan
 Waspadai warna urin merah, bisa
terjadi hematuri, Hburi, atau jangan2
kontaminasi darah menstruasi pada
pasien wanita
 Warna urin pekat : pasien mengalami
dehidrasi
Kejernihan/ kekeruhan
 Prinsip :memeriksa kejernihan secara
langsung
 Tujuan : menentukan urin mjd keruh
waktu dikeluarkan / setelah
didiamkan
 Persiapan pasien : pasien diminta
untuk tdk mengkonsumsi protein
berlebih
lanjutan
 Persiapan alat dan Bahan : urin + 5 cc,
tabung reaksi, rak dan penjepitnya, spuit 3
cc, penampung urin, bengkok
 Cara kerja:
 Masukkan urin ke ¾ bagian tabung
 Lihat dengan latar belakang terang/ penerangan
sinar matahari
 Pelaporan :
 Jernih – agak keruh – keruh – sangat keruh
 Kesalahan :
 Melihat di tempat gelap atau tabung reaksi kotor
Glukosa Urin
 Metode Benedict
 Prinsip : glukosa dpt mereduksiion kupri dlm
larutan alkalis shg terjadi perubahan warna
 Tujuan : menentukan adanya glukosa dlm darah
 Persiapan :
 Pasien : dilarang konsumsi vit. C
 Alat : tabung reaksi, rak & penjepitnya, pipet
pasteur, lampu spiritus, urin, penampung urin,
bengkok, spuit 3 cc
 Reagen : Benedict
lanjutan
 Cara kerja :
 Masukkan 5 ml / 2,5 ml reagen kedalam tabung
 Teteskan 8 tetes urin dalam 5 ml reagen
 Panaskan tabung sampai mendidih sambil dikocok
 Baca hasil :
 ( - ) : warna tdk berubah (normal)
 (+1) : warna biru kehijauan
 (+2) : warna hijau kekuningan
 (+3) : warna kuning kemerahan
 (+4) : warna merah bata
 Kesalahan :
 Terlalu lama memanaskan
 Urin diteteskan terlalu banyak
lanjutan
 Metode Fehling
 Persiapan alat dan bahan :
 Larutan Fehling A dan B
 Urin
 Penampung urin
 Tabung reaksi, rak dan pemegangnya
 Api bunsen dan koreknya
 Bengkok
 Spuit 2,5 cc (2 buah)
 Pipet pasteur
lanjutan
 Cara kerja :
 Masing – masing 2 cc larutan Fehling A dan B
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
 Masukkan 1 cc urin
 Panaskan hingga mendidih
 Baca hasil :
 ( - ) : warna tdk berubah (normal)
 (+1) : warna biru kehijauan
 (+2) : warna hijau kekuningan
 (+3) : warna kuning kemerahan
 (+4) : warna merah bata
Protein Urin
 Persiapan alat dan bahan:
 Larutan asam asetat 6 %
 Tabung reaksi, rak dan pemegangnya
 Urin 2 – 4 cc
 Penampung urin
 Kertas saring dan corong
 Spuit 2 cc
 Pipet pasteur
 Api bunsen dan korek
 Bengkok
lanjutan
 Cara kerja :
 5 cc urin yang telah disaring dimasukkan ke dlm
tabung reaksi
 Panaskan sampai mendidih
 Teteskan kedalam urin yg masih panas 2 – 4 tetes
larutan asam asetat 6 %
 Panasi kembali sampai mendidih
 Baca hasil :
 ( - ) : tidak ada kekeruhan (normal)
 (+1) : ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir
 (+2) : kekeruhan berbutir-butir
 (+3) : kekeruhan berkeping-keping
 (+4) : kekeruhan berkeping-keping besar & b’gumpal
Perbandingan Reagen Dengan Urin

REAGEN URIN

BENEDICT 2,5 CC 4 TETES

FEHLING 1 CC 0,5 CC

ASAM ASETAT 2 TETES 2,5 CC


Konsep Pemeriksaan Darah
 Jenis pemeriksaan darah yg dapat
dilakukan sangat banyak sekali disesuaikan
dengan kebutuhan pasien, referensi :
 Ronald A.(2004).Tinjauan klinis hasil
pemeriksaan laboratorium (Edisi 11). Jakarta :
EGC.
 Joyce L.K.(1997). Pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik dengan implikasi keperawatan (Edisi
2). Jakarta : EGC.
 Dharma,Immanuel,dan Wirawan.(n.d.).Penilaian
hasil pemeriksaan hematologi rutin.(diperoleh
tanggal 14 Mei 2007,dari
http://kalbefarma.com).
lanjutan
 Darah terdiri dari 2 bagian :
 Sel darah
 SDM/eritrosit, hemoglobin
 SDP/leukosit, agranulosit dan granulosit
 Trombosit, trombosit → trombokinase →
protrombin → trombin
 Plasma darah
 Fibrinogen
 Garam mineral
 Protein darah
 Zat makanan
 Antibodi
lanjutan
 Hb adalah metaloprotein pengangkut
oksigen yang mengandung Fe dlm sel
darah merah
 Pemberi warna pada darah, semakin
banyak kandungan O2 warna darah
semakin merah
 Fungsi Hb : mengikat O2 dari paru-paru
untuk diedarkan ke seluruh jaringantubuh
dan mengangkut CO2 dari jaringan tubuh
ke paru-paru
lanjutan
 Hb memiliki kapasitas 4 molekul
oksigen (mengandung 4 subunit
protein)→ Hb + 4O2 → Hb (O2)4
 Tempat produksi : di sumsum
tulang,limpa dan hati.
 SDM berumur + 120 hari setelah itu
akan mati karena inti selnya telah
hilang, Hb beredar di dalam tubuh 14
– 15 hari setelah itu mati.
lanjutan
 Nama haemoglobin mrpkan gabungan dari
heme dan globin
 Heme adalah porfirin yang mengandung
besi
 Porfirin adalah cincin heterosiklik pada
pusat molekul yang menahan satu atom
besi (Fe)
 Globin adalah istilah lain utk protein Hb
 Hb adalah salah satu protein yg
mengandung heme
lanjutan
 Nilai-nilai rujukan
 Pria dewasa : 13,5 – 18 gr/ dL
 Wanita dewasa : 12 – 16 gr/dL
 BBL : 12 – 24 gr/ dL
 6 – 12 bln : 10 – 15 gr/dL
 5 – 14 thn : 11 – 16 gr/ dL
(Joyce, L.K, 1997)
 Nilai Hb tinggi dpt disebabkan karena
hemokonsentrasi mis : akibat dehidrasi
 Nilai Hb rendah berhub dgn masalah klinis,
ex : anemia, perdarahan
Metode Hb Sahli
 Prinsip : Hb darah dirubah menjadi
asam hematin dengan larutan HCl.
Kadar ini diukur dengan
membandingkan perubahan warna
yang terjadi dengan warna standart
pada Hbmeter menggunakan mata
biasa.
 Tujuan : menentukan kadar Hb dalam
darah
lanjutan
 Persiapan alat :
 Hbmeter/ Hemometer Sahli, terdiri dari :
 Standart Hb, tabung Hb (skala gr/dL), pipet
sahli (vol. 0,02 cc/20 µ), penyedot, pengaduk.
 Larutan HCl 0,1 N
 Lanset
 Aquadest
 Kapas alkohol
 Bengkok
 Handschoen
 Pipet pasteur
lanjutan
 Cara kerja
1. Cuci tangan
2. Tabung Hbmeter diisi larutan HCL
0,1 N sampai pada skala 2 gr/dL
(penyedot telah terpasang pada pipet
Sahli)
3. Pemilihan area penusukan
4. Desinfeksi area penusukan
5. Penusukan dengan lanset
6. Buang tetesan darah pertama
7. Pastikan volume darah telah cukup untuk
disedot
8. Sedot darah menggunakan Pipet Sahli
sampai batas yang ditentukan (0,02 cc/20
µ), hindari darah terputus-putus dan
adanya gelembung → hati-hati saat menyedot
jangan terlalu kencang jangan terlalu lemah/
lambat (prinsipnya : tekan, longgarkan, tahan,
pencet/ keluarkan)
9. Jika telah mencapai batas tsb, segera
hapus tetesan darah pada ujung pipet
Sahli menggunakan kapas
10.Tuangkan darah ke tabung Hb (hindari
darah menempel pada dinding tabung Hb
lalu dikocok agar darah larut dalam HCl
0,1 N) ATAU tiup secara hati-hati darah ke
dalam tabung, lalu bilas 3 kali dengan
menghisap dan meniup larutan HCl 0,1 N
tadi.
lanjutan
11.Tunggu 5 – 10 menit, maka Asam Hematin
akan terbentuk (sambil menunggu segera
cuci pipet Sahli dan penyedotnya)
12.Encerkan dengan aquadest tetes demi
tetes sampai warna pada tabung Hb sama
dengan warna pada standart Hb
13.Baca hasil dalam gr/dL (1 strip = 0,2
gr/dL)

Anda mungkin juga menyukai