PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2. Mengetahui pengertian demokrasi secara umum dan menurut para ahli.
3. Mengetahui sejarah perkembangan demokrasi.
4. Mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Demokrasi
Secara etimologi (bahasa), demokrasi berasal dari Bahasa Yunani,
yakni demos yang berarti rakyat dan cratos/cratein yang berarti
pemerintahan atau kekuasaan, sehingga secara bahasa pengertian
demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Secara terminologi (istilah), pada hakikatnya demokrasi merupakan
suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik
dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan
cara memperjuangkan kompetisi atas suara rakyat (Schumpeter, 1950).
Selain itu, demokrasi juga dapat diartikan sebagai bentuk
pemerintahan dimana keputusan pemerintah yang penting secara
langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa (Hook, 1995).
Lebih lanjut, demokrasi juga diartikan dengan pemerintahan oleh
rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan
dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka
pilih di bawah sistem pemilihan bebas (Ravietch, 1991 : 4).
Pada dasarnya, demokrasi dapat dibedakan menjadi dua aliran, yaitu
(Miriam Budiardjo: 55):
a. Demokrasi konstitusional, adalah demokrasi yang berawal dari
gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah
yang terbatas kekuasaannya dan tidak bertindak sewenang-
wenang. Pembatasan-pembatasan tersebut tercantum dalam
konstitusi. Demokrasi konstitusi banyak diterapkan di berbagai
negara dengan berbagai variasi, misalnya dengan nama
2
demokrasi liberal yang banyak diterapkan di negara-negara
Barat. Demokrasi Pancasila di Indonesia juga termasuk dalam
demokrasi konstitusional.
b. Demokrasi proletar/demokrasi rakyat, merupakan tipe
demokrasi yang lebih mendasarkan diri pada ideologi
Komunisme. Tipe demokrasi ini dianut oleh Republik Rakyat
Tiongkok dan Korea Utara.
3
a. Demokrasi Masa Yunani Kuno
Konsep demokrasi lahir di Yunani Kuno dan
dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad IV SM
hingga abad VI SM. Demokrasi yang dipraktikkan adalah
demokrasi langsung, dimana hak rakyat untuk membuat
keputusan politik dijalankan oleh seluruh rakyat atau warga
negara (saat itu berjumlah kurang lebih 300.000 orang).
Demokrasi langsung dapat dilaksanakan pada waktu itu
karena:
1) Sederhana
2) Wilayahnya terbatas
3) Jumlah penduduk sedikit
4
gereja berpegang pada Teori Geosentrisme sedangkan
Nicholaus Copernicus berpegang pada Teori Heliosetrisme.
Perbedaan pendapat ini menyebabkan Teori Geosentrisme
dijadikan ajaran resmi sehingga pihak-pihak yang
menentang ajaran tersebut dijatuhi hukuman ekskomunikasi.
5
berupa gelombang-gelombang kebudayaan dan pemikiran
yang dimulai di Italia pada abad XII M dan mencapai
puncaknya pada abad XVI M.
Pada masa ini orang-orang mematahkan ikatan dan
menggantikannya dengan kebebasan bertindak yang sesuai
dengan yang dipikirkan.
f. Reformasi Gereja
Reformasi Gereja merupakan gerakan revolusi
agama yang terjadi di Eropa pada abad XVI M yang
bertujuan untuk memperbaiki keadaan dalam gereja Katolik
yang hasilnya adalah Protestanisme (ajaran Martin Luther).
Martin Luther berkeyakinan bahwa gereja telah keliru dalam
beberapa kebenaran sentral dari ke-Kristenan yang diajarkan
dalam Kitab Suci.
Intinya, seruan Martin Luther kepada Gereja agar
kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab telah melahirkan
tradisi baru dalam agama Kristen. Gerakan pembaruannya
juga mengakibatkan perubahan radikal di lingkungan Gereja
Katolik Roma dalam bentuk Reformasi Katolik. Sengketa
dengan gereja berjalan lama dan menyulut perang besar
selama lebih dari tiga puluh tahun, dan berakhir dengan
terjadinya Perjanjian Westpalia pada tahun 1648.
Perjanjian ini telah mengesahkan suatu sistem negara
bangsa karena telah mengakui bahwa gereja dan kerajaan-
kerajaan tidak dapat lagi memaksakan kehendaknya kepada
negara-negara bagiannya.
Perjanjian Westpalia dianggap sebagai peristiwa
penting dalam Hukum Internasional modern karena :
1) Mengakhiri perang panjang di Eropa yang melibatkan
kaum Katolik dan Protestan yang telah terjadi selama
lebih dari tiga puluh tahun.
6
2) Hubungan antara negara-negara di dunia dilepaskan dari
persoalan hubungan kegerejaan dan didasarkan pada
kepentingan nasional negara masing-masing.
3) Kemerdekaan negara Nederland (Belanda), Swiss dan
negara-negara kecil di Jerman diakui dalam Perjanjian
Westpalia.
7
2) Periode 1949-1959 dengan sistem Demokrasi Parlementer
Periode ini sangat menonjolkan peranan parlemen dan partai
politik. Pada periode ini berlaku Konstitusi RIS dan UUDS
1950. Indonesia dibagi menjadi beberapa negara bagian dan
pemerintahan dijalankan oleh perdana menteri sementara
presiden hanya sebagai lambang.
Kabinet pada periode ini selalu silih berganti sehingga
mengakibatkan pembangunan tidak berjalan lancar. Keadaan ini
dinilai membahayakan persatuan dan kesatuan Indonesia
sehingga pada 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengumumkan
dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya
kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.
3) Periode 1959-1965 dengan sistem Demokrasi Terpimpin
Sistem Demokrasi Terpimpin merupakan sistem yang
menyimpang dari konstitusional. Periode ini juga dikenal
dengan Orde Lama dan Soekarno menjabat sebagai ‘Pemimpin
Besar Revolusi’. Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan
presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan
terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi
perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965.
4) Periode 1965-1998 dengan sistem Demokrasi Pancasila (Orde
Baru)
Demokrasi Pancasila era Orde Baru merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Pada
periode ini pemerintah Orde Baru bertekad melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dalam pelaksanaannya, akibat tidak adanya pembatasan bagi
kekuasaan dan masa jabatan presiden maka terjadilah
penyalahgunaan kekuasaan yang mengakibatkan menjamurnya
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).
8
Oleh karena itu, lahirlah gerakan reformasi yang menuntut
perubahan besar-besaran di berbagai bidang. Puncaknya adalah
dengan pernyataan pengunduran diri Soeharto sebagai presiden.
9
Alat pengukur kedua yang bersifat kebudayaan berupa
tingkah laku yang bersumber dari kebudayaan bangsa Indonesia.
Pengertian ini melengkapi pengertian melalui alat ukur pertama
karena memberikan struktur informal terhadap demokrasi Pancasila.
Kearifan dan bijaksana dalam tingkah laku merupakan kekhasan
dalam demokrasi Pancasila.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan dimana kekuasaan
pemerintah dibatasi dan diawasi langsung oleh rakyat melalui wakil-
wakilnya. Sejarah perkembangan demokrasi dimulai oleh bangsa Yunani
Kuno dan terus mengalami perkembangan dan perubahan hingga saat ini.
Sedangkan demokrasi di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak masa
Orde Lama, namun baru mulai benar-benar dihidupi pada masa reformasi
hingga saat ini.
11