Anda di halaman 1dari 23

MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN

PEMBANGUNAN PARIWISATA

Studi : Desa Mepar Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga

NASKAH PUBLIKASI

KURNIAWATI

ALFIANDRI, M.Si.

WAYU EKO YUDIATMAJA, M. PA.

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

1
MODAL SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN
PEMBANGUNAN PARIWISATA

Studi : Desa Mepar Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga

Skripsi Diajukan sebagai syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Administrasi negara

NASKAH PUBLIKASI

Oleh

KURNIAWATI

ALFIANDRI, M.Si.

WAYU EKO YUDIATMAJA, M. PA.

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

2
ABSTRAK

Modal sosial adalah nilai yang terkandung dalam diri masyarakat yang
merupakan kerjasama antara masyarakat tersebut. Modal sosial terbentuk karena
adanya interaksi antar masyarakat. Modal sosial juga diturunkan oleh para leluhur
terdahulu yang dilestarikan hingga sekarang. Dengan adanya modal sosial dapat
mendorong masyarakat memunculkan kepercayaan mereka. Kepercayaan ini
kemudian dapat dijadikan sebagai suatu event wisata masyarakat yang kemudian
akan berkembang dan membantu meningkatkan pengembangan pariwisata.

Berlatar belakangkan hal tersebut, maka penulis tetarik melakukan


penelitian ini, dengan tujuan mendeskripsikan modal sosial yang berkembang
tersebut yang kemudian diangkat sebagai upaya pembangunan pariwisata. Selain
itu penulis juga ingin melihat bagaimana modal sosial itu dikembangkan sehingga
pada zaman modern sekarang ini pun nilai tersebut masih berkembang
dimasyarakat. Sedangkan fokus penelitian ini adalah nilai yang berkembang
dimasyarakat Desa Mepar Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.

Dalam penelitian ini penulis berhasil menemukan nilai yang dianut


masyarakat Desa Mepar tersebut masih berkembang hingga sekarang. Nilai
informal ini merupakan suatu upaya mendorong terbentuknya event wisata seperti
mandi safar, haul jama’ dan malam tujuh liko di desa tersebut. Nilai yang
mendorong event wisata seperti diatas dikenal masyarakat dengan tolak bale yang
artinya menolak dari naas atau bahaya dan juga mengundang nasib mujur atau
dikenal masyarakat setempat dengan kata mojo. Modal sosial ini kemudian
berkembang hingga sekarang karena keberhasilan masyarakat dalam
melestarikannya. Memang seharusnya modal sosial ini dilestarikan, agar dapat
berkembang dan meningkatkan pembangunan pariwisata di desa tersebut.

Kata Kunci : Modal Sosial, Masyarakat, Pengembangan, Pariwisata

3
ABSTRACT

Social capital is an informal value contained within the community which


is a collaboration between the communities. Social capital is formed because of
interaction between the people. Social capital also be reduced by the previous
ancestral who preserved until now. With the social capital can encourage people
to bring their believes. This trust can then be used as a public tourist event which
will then grow and help boost the development of tourism.

The background of this, the authors are interested in doing this research,
with the purpose of to describe the evolving social capital which was then
appointed as tourism development efforts. And I do want to see how social capital
is developed so that in the modern era is also still evolving community values.
While the focus of this research is the value of a growing in the community in
Desa Mepar Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.

In this study, the authors managed to find shared values Mepar Island
Village community is still growing until now. This informal value is an effort to
encourage the creation of tourist events such as mandi safar, haul jama 'and
malam tujuh Liko in the village. Values that drive like the above events known to
the people with tolak bale the means to refuse the bale starting from the ill-fated
or danger and also invite luck or known to the local community with the word
mojo. Social capital is then developed until now because of the success of the
community in conservation. Indeed, this social capital should be preserved, in
order to expand and improve the development of tourism in the village.

Keywords: Social Capital, Community, Development, Tourism.

4
MODAL SOSIAL secara aktif dan dinamis membentuk
MASYARAKAT DALAM sendiri pengetahuan dan
PENINGKATAN kelakuannya.
PEMBANGUNAN PARIWISATA Indonesia adalah sebuah
Studi : Desa Mepar Kecamatan negara dengan berbagai keindahan
Lingga Kabupaten Lingga adat dan budaya serta keindahan
alam yang terkandung dan menyebar
A. Latar Belakang di setiap daerahnya. Dalam
pengelolaan keindahan adat dan
Dunia globalisisasi sangat
budaya Indonesia ini membutuhkan
besar pengaruhnya dalam
pemeliharaan serta pelestarian.
perkembangan dan perubahan tradisi
Karena pariwisata dapat membawa
bangsa. Tindakan-tindakan dasar
nilai negatif bagi nilai sosial dan
masyarakat yang berlandaskan nilai
budaya masyarakat. Pitana dan
dan norma sudah tidak lagi
Gayatri (2005:116) Mengutip dari
dipedulikan. Perilaku masyarakat
pandangan Martin bahwa dampak
yang penting sebagai pencitraan jati
sosial-budaya pariwisata setempat,
diri bangsa dan juga merupakan
pariwisata dipandang semata-mata
simbol kebudayaan banyak yang
dipandang sebagai „faktor luar‟ yang
mengabaikannya. Contohnya saja
„menghantam‟ masyarakat.
kegiatan gotong royong yang
Selain itu Pitana dan Gayatri
merupakan tindakan kerjasama atau
(2005: 115) juga berasumsi tentang
interaksi yang memiliki nilai yang
sebuah pertanyaan negatif yaitu
tinggi sulit ditemukan dimasa
“kalau tidak ada pariwisata, apakah
sekarang. Thomas dan Cooley
kebudayaan dan masyarakat akan
(Pitana dan Gayatri, 2005:24)
tetap utuh sebagaimana diidealkan
Interaksionisme simbolik merupakan
oleh kaum romantisme, ataukah akan
prespektif yang lebih mementingkan
berubah juga seiring dengan
skala kecil, bagaimana kelompok
perubahan dunia?”.
membentuk presepsi dari aksi dan
Penyebaran pariwisata
makna dalam masyarakat.
Indonesia sangat luas sampai ke
Modal sosial-budaya daerah yang baru terbentuk seperti
masyarakat ini harus diperkuat dan Kabupaten Lingga. Lingga adalah
diperkokoh dalam mengahadapi sebuah Kabupaten di Provinsi
pengaruh dunia luar. Jika nilai-nilai Kepulauan Riau yang terbentuk
masyarakat ini telah dirasuki oleh berdasarkan Undang-Undang
budaya luar maka akan terjadi Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
perubahan budaya yang signifikan. 2003 tentang Pembentukan
Perubahan ini bisa dicegah dengan Kabupaten Lingga di Provinsi
baik jika para pelaku tindakan tidak Kepulauan Riau. Kabupaten ini
menginginkannya, karena tindakan memiliki beberapa program
manusia merupakan suatu kondisi unggulan yang salah satunya adalah
yang dapat membentuk jati dirinya pariwisata. Program ini merupakan
sendiri. Veeger (Sutaryo, 2005:9) satu dari beberapa program unggulan
Manusia tidak secara pasif menerima Kabupaten Lingga yang berusaha
saja pengetahuannya dari luar tetapi
digalakkan untuk meningkatkan
devisa daerah. Dari data di atas dapat kita
katakan bahwa jumlah wisatawan
Pitana dan Gayatri yang datang ke Kabupaten Lingga
(2005:110) Hampir semua literatur dua tahun terakhir semakin
dan kajian studi lapangan meningkat meskipun wisatawan
menunjukkan bahwa pembangunan asing menurun. Peningkatan jumlah
pariwisata pada suatu daerah mampu wisatawan ini seharusnya menjadi
memberikan dampak-dampak yang motivasi kita dalam mengembangkan
dinilai positif, yaitu dampak yang pariwisata. Pemerintah maupun
diharapkan, bahwa peningkatan masyarakat lokal harus lebih giat lagi
pendapatan masyarakat, peningkatan dalam membangun dan
penerimaan devisa, peningkatan meningkatkan daya tarik pariwisata
kesempatan kerja dan peluang usaha, di Kabupaten Lingga guna
peningkatan pendapatan pemerintah meningkatkan jumlah wisatawan
dari pajak dan keuntungan badan yang berkunjung. De Vito (Sutaryo,
usaha milik pemerintah, dan 2005: 64) menyatakan bahwa dalam
sebagainya. mengembangkan suatu hubungan
variabel yang paling penting dan
Hingga sekarang Kabupaten paling banyak di telaah adalah daya
Lingga memiliki puluhan objek tarik (attraction).
wisata yang berkembang di Desa Mepar adalah salah satu
daerahnya. Tercatat jumlah objek objek wisata yang tercatat dan
wisata di Kabupaten lingga sebanyak berkembang karena wisata sejarah
86 Buah. Khususnya Kecamatan yang dimilikinya. Wisata sejarah ini
Lingga memiliki sebanyak 36 Objek menarik bagi wisatawan yang
wisata yang telah tercatat pada tahun dikenal dengan wanderlust tourist.
2013. Berkembangnya objek wisata Gray (Pitana dan Gayatri, 2005: 56)
di Kabupaten Lingga membuat para wanderlust tourist adalah wisatawan
wisatawan yang berkunjung pun yang perjalanan wisatanya didorong
semakin meningkat seperti data yang oleh motivasi untuk mendapatkan
penulis peroleh mengenai wisatawan pengalaman baru, mengetahui
yang berkunjung di Kabupaten ini kebudayaan baru, ataupun
dua tahun terakhir adalah: mengagumi keindahan alam yang
Tabel 1.1 belum pernah dilihat. Wisatawan
Jumlah Tamu Asing dan Tamu seperti ini lebih tertarik kepada
Domestik Di Kabupaten Lingga daerah tempat wisata yang mampu
Tahun 2012-2013 menawarkan keunikan budaya atau
Tahun Tahun pemandangan alam yang mempunyai
2012 2013 nilai pembelajaran yang tinggi.
Jumlah Tamu 451 98 Desa Mepar merupakan suatu
Asing daerah wisata yang menawarkan
Jumlah Tamu 15.104 22.865 keunikan budaya tersebut. Keunikan
Domestik wisata sejarah yang ada tersebut
TOTAL 15.555 22.963 harus dijaga sebaik-baiknya.
Sumber : BPS Kabupaten Lingga tahun Penjagaan yang baik ini agar objek
2012-2013

6
wisata tersebut dapat berlangsung sulit dijalankan dengan efektif
lama, selain itu juga dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
peran pemerintah dan modal sosial 3. Tidak tersedianya media
yang baik dari masyarakat. Modal informasi yang baik di desa
sosial sangat penting karena dapat tersebut, seperti tidak
menjadi sebuah motivasi para tersedianya jaringan internet
wisatawan dalam melakukan yang baik di desa tersebut, alat-
kunjungan wisata. Karena keunikan alat untuk memperoleh
budaya dan nilai yang tinggi dalam informasi yang modern juga sulit
masyarakat menjadi sebuah ditemukan.
ketertarikan wisatawan untuk 4. Sebagai desa wisata, akses
berkunjung . menuju ke desa harus
Sebagai pemerintah dipermudah agar dapat menjadi
meningkatkan pariwisata seharusnya salah satu alasan para wisatawan
menjadi modal utama dan penting untuk berkunjung. Pada
untuk diperhatikan. Pengembangan kenyataannya kenyamanan
ini dapat meningkatkan pendapatan wisatawan yang berkunjung
daerah serta dapat memajukan belum terpenuhi dengan baik,
kesejahteraan masyarakat. Namun karena kurangnya alat
pada dasarnya penulis menemukan transportasi untuk menuju ke
berbagai masalah dalam desa yang menyebabkan
pengembangan pariwisata tersebut. kenyamanan dan keamanan
Dengan adanya berbagai wisatawan terganggu.
ulasan di atas serta observasi awal
yang penulis lakukan dan juga Berbagai masalah di atas
sumber yang penulis peroleh dari menyebabkan kurangnya daya tarik
Sekretaris Desa Mepar, maka pengunjung wisata untuk menuju ke
dapatlah penulis rumuskan gejala- Desa Mepar tesebut. Hal inilah yang
gejala yang ada dalam penelitian ini. membuat kita membutuhkan modal
untuk itu maka rumusan gejala dari sosial masyarakat. Modal sosial
penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat ini akan membantu
1. Kurangnya fasilitas pendukung wisatawan untuk berkunjung karena
dalam mengembangkan daya modal sosial yang baik akan menjadi
tarik pariwisata. Fasilitas ini sebuah alasan bagi kunjungan
seperti jalan, penginapan yang wisatawan. Sehingga dari berbagai
berjumlah hanya satu rumah masalah di atas penulis menarik
dengan satu kamar, listrik yang untuk melakukan penelitian ini.
hanya ada dari pukul 17.00 Modal sosial itu penting dimiliki
sampai pukul 23.00. sehingga masyarakat terutama dalam
kenyamanan wisatawan akan pengembangan pariwisata. Dalam
sulit dipenuhi. pengmbangan pariwsata masyarakat
2. Gejala penelitian yang kedua memliki peranan penting karena
ditunjukan dengan kurangnya objek wisata itu ada di tengah-tengah
penjaga objek wisata di desa masyarakat. oleh karena itu, menarik
tersebut, sehingga sanksi bagi untuk diteliti bagaimana modal sosial
perusak cagar budaya tersebut

7
dan peranan masyarakat yang dmiliki Oleh karena penelitian ini
dalam pengembangan pariwisata. merupakan penelitian fenomenologi,
maka penulis akan menggunakan
langkah-langkah dalam penelitian ini
yaitu dengan mengolah data yang
B. Metode Penelitian
penulis peroleh dari hasil
Dalam penelitian ini, penulis wawancara, observasi maupun
juga merumuskan metode dokumentasi dalam bentuk tulisan
penelitiannya. Adapun metode dengan tujuan mendeskripsikan atau
penelitian tersebut terdiri dari: menggambarkan fenomena-
fenomena yang sesuai dan
1. Jenis Penelitian berhubungan dengan judul
penelitian.
Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan 2. Lokasi Penelitian
pendekatan kualitatif. Moelong
(Herdiansyah, 2010: 9) menyatakan Lokasi penelitian merupakan
bahwa: gambaran tentang tempat dimana
penelitian ini akan dilakukan.
“penelitian kualitatif adalah Adapun lokasi dari penelitian ini
penelitian yang bermaksud untuk adalah Desa Wisata yang ada di
memahami fenomena tentang apa Kabupaten Lingga yaitu Desa Mepar
yang dialami oleh subjek penelitian, Kecamatan Lingga Kabupaten
misalnya prilaku, presepsi, motivasi, Lingga. Desa Mepar Kecamatan
tindakan dan lain sebagainya. Secara Lingga Kabupaten Lingga ini penulis
holistik dan dengan cara deskripsi jadikan lokasi penelitian karena
dalam bentuk kata-kata dan bahasa alasan tertentu. Alasan tersebut
dalam suatu konteks khusus yang dikarenakan desa ini memiliki
alamiah dan dengan memanfaatkan potensi wisata yang cukup menarik
berbagai metode alamiah”. namun jauh dari perhatian
pemerintah. Kurangnya perhatian
Jenis penelitian yang penulis pemerintah ini ternyata tidak
gunakan pada penelitian ini membuat masyarakatnya menyerah,
merupakan sebuah metode yang mereka sangat antusias dalam
penulis gunakan yang tepat dan menggalakkan pembangunan
tergantung pada tujuan dan kegunaan pariwisata di desanya serta bersatu
penelitian yang penulis buat. dalam menjaga objek wisata yang
Berdasarkan bentuk dari tujuan ada.
penelitian yangpenulis gambarkan,
maka penelitian ini tergolong 3. Jenis Data
kedalam penelitian fenomenologi.
Fenoemenologi merupakan sebuah Data dalam penelitian terdiri dari dua
penelitian yang berfokus pada jenis data, yaitu
fenomena yang dialami oleh peneliti
yang merupakan kesadaranyang a. Data primer: data primer
dialami oleh individu pada adalah data yang diperoleh
dan didapatkan oleh peneliti
kehidupan sehari-hari.
melalui instrumen penelitian

8
yang dibuat oleh peneliti. 5. Teknik dan alat pengumpulan
Secara sederhananya, peneliti data
terjun langsung ke lapangan a. Wawancara
untuk memperoleh data
penelitian dari informan. Wawancara adalah teknik
b. Data skunder: data skunder pengumpulan data dengan cara
adalah data yang diperoleh bertanya secara langsung kepada
peneliti dari hasil penelitian informan atau responden tentang data
terdahulu. Data skunder ini yang dibutuhkan melalui daftar
dapat berupa: data statistik, pertanyaan yang telah disiapkan oleh
sumber media cetak, sumber penulis. Dalam teknik ini, terdapat
internet, dan lainnya. Tanya jawab antara peneliti dengan
4. Informan Penelitian informan sesuai dengan tujuan
Adapun cara yang penulis penelitian yang ingin dicapai.
gunakan untuk memilih Informan Moloeong (Herdiansyah, 2010:118)
dalam penelitian ini adalah dengan “wawancara adalah percakapan
teknik purposeful sampling. dengan maksud tertentu. Percakapan
Purposeful sampling merupakan dilakukan oleh dua pihak, yaitu
salah satu teknik dengan memilih pewawancara (interviewer) yang
informan yang paham dan mengerti mengajukan pertanyaan dan
atas situasi dan kondisi permasalahan terwawancara (interviewee) yang
yang akan penulis teliti. Artinya, memberikan jawaban atas pertanyaan
teknik ini merupakan teknik tersebut.”
penentuan informan penelitian
b. Observasi
dengan tujuan tertentu. Adapun
informan dala penelitian ini terdiri Observasi merupakan
dari: pengamatan yang dilakukan oleh
a. Masyarakat : Masyarakat peneliti dilapangan secara langsung.
dalam hal ini merupakan Kegiatan observasi ini tidak hanya
tokoh mayarakat, tokoh mengamati, namun juga kegiatan
pemuda atau organisasi mencatat dari apa yang telah diamati
dalam masyarakat. oleh peneliti. Herdiansyah
b. Pemerintah : Terdiri dari (2010:133-134) menyatakan bahwa
dinas setempat, seperti Dinas “inti dari observasi adalah adanya
Kebudayaan dan Pariwisata perilaku yang tampak dan adanya
Kabupaten Lingga, Pegawai tujuan yang ingin dicapai. Perilaku
Kantor Desa Mepar yang tampak dapat berupa perilaku
Kecamatan Lingga yang dapat dilihat langsung oleh
Kabupaten Lingga, petugas mata, dapat di dengar, dapat dihitung
yang menjaga obyek wisata, dan dapat diukur.”
dan lainnya.
c. Anggota DPRD Kabupaten Langkah-langkah dalam
Lingga yang merupakan observasi yang akan penulis lakukan
Anggota DPRD yang berasal adalah dengan cara mengamati,
dari daerah pemilihan di merekam mencatat serta memahami
Kecamatan Lingga. semua kegiatan yang dilakukan oleh

9
masyarakat dilokasi penelitian. dan juga sebaliknya studi
Dalam observasi penulis juga ikut administrasi penting pula bagi
serta melaksanakan kegiatan yang setiapilmu”. Dwight Walado
dilakukan oleh masyarakat seperti (Silalahi, 2009:91) juga menyatakan:
gotongroyong dan sebagainya. “ilmu administrasi tampaknya
akan bersifat deskriptif dan kering
c. Dokumentasi apabila tidak diperkaya oleh
pemikiran yang berasal dari ilmu-
Teknik Dokumentasi
ilmu lain. Dan perkembangan
digunakan untuk mengumpulkan
dewasa ini semakinmemperlihatkan
data dari sumber nonmanusia.
bahwa antara ilmu administrasi
Sumber ini terdiri atas dokumen dan
denganilmu-ilmu lain, baik sosial
rekaman (Syamsuddin dan
maupun eksak, pure science maupun
Damaianti 2009: 108).
applied science saling melengkapi
Dokumentasi ini dapat dan saling mengisi terutama untuk
penulis peroleh dengan menelaah fenomena-fenomena yang
mendokumentasikan secara berhubungan dengan manusia
langsung, namun juga dapat penulis organisasional atau kerjasama
peroleh dari dokomen-dokumen yang organisasional dalam kerjasama
telah ada sebelumnya. empiris.”

C. TINJAUAN PUSTAKA Dari uraian diatas,


penulismenyimpulkan bahwa
1. Pariwisata dalam Perspektif administrasi adalah ilmu yang
Governance fleksibel. Dapat berdampingan
dengan ilmu apapun, terutama
Administrasi Negara adalah terhadap ilmu yang berhubungan
sebuah ilmu yang didalammnya dengan aktifitas dan tindakan
terkandung adanya interaksi antar manusia. Selain itu juga
sesama dengan maksud mencapai berhubungan tindakan antar manusia
tujuan yang telah ditetapkan secara yang disebut dengan fenomena
rasional dan real. The Liang Gie sosial.
(Silalahi, 2009:9) “Administrasi Governance atau dikenal
adalah segenap rangkaian kegiatan dengan pemerintah merupakan
penataan terhadap pekerjaan paradigm baru dalam tatanan
pokokyang dilakukan oleh kepemerintahan. Governance
sekelompok orang dalam kerja sama mengandung tiga pilar, yaitu
mencapai tujuan tertentu”. pemerintah, swasta dan masyarakat.
Sedangkan Dwight Waldo (Silalahi, (Santosa, 2009:xi)
2009:9) “Administrasi adalah suatu Konsep governance telah
daya upaya manusia yang kooperatif, lama dikenal oleh masyarakat luas.
yang mempunyai tingkat rasionalitas Sebelumnya paradigma masyarakat
tinggi.” hanya memandang bahwa satu-
Dalam bukunya, Silalahi satunya penyelenggara pemerintahan
(2009:91) menyatakan bahwa adalah government. Hal itu telah
sesungguhnya hampir semua ilmu berubah sekarang, perkembangan
bersangkut paut dengan administrasi

10
governance membawa paradigma berkembang di tengah khidupan
baru bahwa tata kelola pemerintahan masyarakat, juga menggambarkan
tidak hanya dijalankan oleh behwa ilmu administrasi juga
pemerintah tetapi juga membutuhkan menyentuh ke dalamnya.
pihak swasta dan peran masyarakat. 2. Konsep Modal Sosial
Sehingga konsep ini bukan lah lagi
suatu yang asing bagi kita. Salah satu Teori modal sosial pertama
pendorong terciptanya good kali terdapat dalam tulisan Pierre
governance tersebut ialah Bourdieu yang dipublikasikan pada
terkolaborasi dengan baiknya antara akhir tahun 1970-an berjudul “Le
ketiga sektor yaitu masyarakat dan Capital Social: Notes Provisoires”.
swasta serta pemerintah. Namun karena tulisan tersebut
Hal inilah yang mendasari diterbitkan dalam bahasa Perancis,
penulis untuk mengambil penelitian sehingga tidak menarik perhatian
dengan judul Modal Sosial oleh ilmuwan lain terutama ilmuwan
Masyarakat Dalam peningkatan Sosial dan ekonomi. Pada tahun 1993
Pembangunan Pariwisata Studi Coleman mengulas hal yang sama
Kasus: Desa Mepar Kecamatan dan mengangkat topik yang sama
Lingga Kabupaten Lingga. Karena mengenai modal sosial dalam bahasa
menurut penulis administrasi itu inggris, yaitu” Social Capital in the
merupakan ilmu yang dapat Creation of Human Capital”. Lantas
berdampingann dengan ilmu apapun. setelah tulisan tersebut terbit
Selama ada interaksi yang langsung menjadi pembahasan yang
menggambarkan fenomena sosial sangat menarik bagi ilmuwan
juga dapat dikolaborasikan dengan Ekonomi dan Sosial, karena modal
ilmu administrasi. Begitu juga sosial menyatukan dua disiplin ilmu
dengan pariwisata, interaksi antara Ekonomi dan Sosiologi
masyarakatlah yang menunjukkan (Yustika dalam Jurnal Ningrum
nilai dan budaya yang berkembang 2014:178).
padadiri mereka. Kerjasama antar
Modal adalah sesuatu yang
masyarakat ini membentuk budaya
dapat dihitung dalam ilmu ekonomi.
sosial yang mereka a, dan hal ini juga
Lin (2004:16) “… Capital can
mengandung interaksi anatar sesama
appear in the forms of money, the
manusia.
capacity to control the means of
Selain itu, modal sosial juga
production, and/or further
menggambarkan sebuah nilai yang
investment to produce more useful
berkembang dalam kehidupan
commodities”. “…modal bisa
bermasyarakat. Governance adalah
muncul dalam bentuk uang, kapasitas
konsep dimana pengelolaan
untuk mengontrol cara produksi,
pemerintahan terdiri dari tiga pilar
dan/atau investasi lebih lanjut untuk
yaitu masyarakat, pemerintah dan
menghasilkan barang yang lebih
swasta. Selama segala sesuatu itu ada
berguna.”
didalam kehidupan bermasyarakat,
Dalam bukunya, Lin, Cook,
maka mereka juga sudah masuk
dan Burt (2001:4) “…capital is part
dalam ranah governance. Tidak
of the surplus value captured by
hanya itu, pariwisata yang objeknya
capitalists or the bourgeoisie, who

11
control the means of production, in As such, social capital stems from
the circulation of commodities and relationships between social actors,
money between the production and rather than the endowments of the
consumption processes”. “…modal actors themselves.”
bagian dari nilai surplus yang
ditangkap oleh kaum kapitalis atau “ …penguraian istilah
borjuis, yang mengontrol alat-alat menjadi komponen-komponennya,
produksi, dalam sirkulasi komoditas diambil dalam urutan terbalik: modal
dan uang antara proses produksi dan dan sosial. Modal adalah sumber
konsumsi.” daya produktif yang dapat
Masik (2005:10) “modal diinvestasikan untuk menghasilkan
sosial menghubungkan bersama- nilai. Hal ini berlaku dari modal
sama konsep-konsep seperti finansial serta modal manusia
pelibatan masyarakat, kepercayaan (talenta, pengalaman, pendidikan,
interpersonal, dan tindakan bersama dan sebagainya). Kami
yang efektif. Konsep-konsep ini mengharapkan hal yang sama dari
sudah lama menjadi perbincangan modal sosial. Bagian sosial
diantara para ahli sosiologi dan menyiratkan bahwa itu bukan milik
perencana pembangunan masyarakat. individu, tetapi untuk struktur sosial,
Memandang modal sosial sebagai baik itu organisasi, komunitas, atau
linking constructs inilah yang kelompok sosial lainnya. Misalnya,
menjadi kebaruan dari konsep modal modal sosial berasal dari hubungan
sosial dan menjadikannya penting” antar aktor sosial, bukan dari pribadi
Sosial dapat kita artikan juga para aktor itu sendiri.”
sebagai kehidupan bermasyarakat.
Dari pernyataan di atas,
Lebih seringnya, kata sosial dikenal
modal sosial mengandung nilai-nilai
dengan tidak berdiri sendiri dan
yang berkembang dalam diri
saling mebutuhkanorang lainnya.
masyarakat. Yalom ( Junal Saam,
Sosial juga merupakan suatu ilmu
2009:144) :
yang mempelajari tentang
“Nilai merupakan ide yang
kemasyarakatan. Seperti yang
telah turun temurun yang dianggap
dikatakan Kooput (2010:16). benar yang dijadikan pedoman hidup
“…parsing the term into its dalam kelompok tertentu. Misalnya,
components, taken in reverse order: nilai kerja keras, kejujuran,
capital and social. Capital is a kerjasama dan kelompok. Sistem
productive resource that can be nilai yang dianut akan menjadi
invested to produce value. This is pegangan dan pedoman dalam
true of fi nancial capital as well as kehidupan individu, hubungan antar
human capital (your talents, individu dalam masyarakat serta
experience, education, and so on. We hubungan individu dengan alam
expect the same of social capital. The sekitarnya.”
social part implies that it belongs not Dari berbagai pengertian
to individuals, but to a social diatas, maka modal sosial adalah
structure, be it an organization, tindakan masyarakat bukan individu
community, or other social grouping. yang menghasilkan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan

12
bermasyarakat, dimana modal sosial kalau dapat membantu individu atau
ini mengikuti nilai dan norma kelompok, misalnya untuk
masyarakat yang saling melakukan mengakses sumber-sumber
kerjasama tersebut. Baker (Jurnal keuangan, mendapatkan informasi,
Nurami, 2013) mendefinisikan modal menemukan pekerjaan, merintis
sosial sebagai sumber daya yang usaha, dan meminimalkan biaya
diraih oleh pelakunya melalui transaksi.
struktur sosial yang spesifik, Woolcock (Masik, 2005:13)
kemudian digunakan untuk memburu “Modal sosial tidak hanya diteliti
kepentingannya, dimana modal sosial oleh para ahli sosiologi atau
tersebut diciptakan lewat perubahan- ekonomi, tetapi juga telah menjadi
perubahan dalam hubungan topik bahasan dibidang-bidang ilmu
antarpelakunya. lainnya, seperti politik, perencanaan,
Seperti yang dikatakan oleh dan kebijakan publik, kesehatan dan
Fukuyama (1997: 378) “Social pendidikan. Selain ditelaah dari
capital can be defined simply as the berbagai disiplin ilmu, modal sosial
existence of a certain set of informal ini juga dilihat dari berbagai sudut
values or norms shared among pandang, karenanya tidaklah aneh
members of a group that permits bila pemahaman tentang modal sosial
cooperation among them. The menjadi sedemikian beragam, begitu
sharing of values and norms does not pula pendefinisiannya”.
in itself produce social capital, Dalam jurnalnya, Manik
because the values may be the wrong (2005:13) menjelaskan beberapa
ones”. “Modal sosial dapat definisi yang sering dijumpai dalam
didefinisikan secara sederhana literature tentang modal sosial,
sebagai keberadaan tertentu diantaranya:
sekelompok nilai-nilai atau norma 1. Modal sosial sebagai
informal yang dibagi di antara jaringan kerja dan norma
anggota kelompok yang asosiasi timbal balik
memungkinkan kerjasama antara memiliki nilai (Putnam,
mereka. Pembagian nilai-nilai dan 2001)
norma tidak dengan sendirinya 2. Modal sosial
menghasilkan modal sosial, karena didefinisikan dalam hal
nilai-nilai mungkin yang salah.” jaringan kerja, norma-
Fujiwara dan Kawachi norma dan cara yang
(Thobias, dkk, 2013:4) “modal memungkinkan agen dan
sosial adalah sumber-sumber daya institusi menjadi lebih
yang diakses oleh individu-individu efektif dalam
dan kelompok-kelompok dalam mewujudkan tujuan
sebuah struktur sosial, yang bersama (Sylvain Cote,
memudahkan kerjasama, tindakan 2001)
kolektif, dan terpeliharanya norma- 3. Modal sosial adalah
norma.” produk dari interaksi
SedangkanTonkiss (Nurami, sosial dengan potensi
2008) mengingatkan bahwa modal untuk berkontribusi
sosial barulah bernilai ekonomis terhadap sosial,

13
kemasyarakatan atau “Perspektif modal sosial,
kesejahteraan ekonomi dalam pandangan saya, memberi kita
dari suatu masyarakat sebuah dasar untuk mendefinisikan
(Muriel Aza, 2001) sebuah jaringan dengan cara yang
4. Modal sosial mengacu lebih tepat yang memungkinkan kita
pada kepaduan sosial dan untuk memahami apa fungsi
kultural dari masyarakat, ekonomi yang benar-benarnya.
norma-norma dan nilai- Dengan pandangan ini, sebuah
nilai yang mengatur jaringan tidak menentukan jenis
interaksi antara orang- organisasi formal, melainkan
orang dan institusi- hubungan moral kepercayaan:
institusi di mana mereka "Sebuah jaringan adalah sekelompok
menyatu didalamnya. individu agen yang berbagi norma-
Modal sosial adalah lem norma atau nilai-nilai informal di
yang mengikat luar yang diperlukan untuk transaksi
masyarakat secara pasar biasa.”
bersama-sama
(Serageldin, 2004). Hasbullah (Jurnal Saam,
2009: 143) “Modal sosial
Modal sosial merupakan mempunyai multikomponen, yaitu
suatu bentuk moral kepercayaan adanya: rasa mempercayai (trust),
masyarakat. moral ini dijalankan norma kelompok, nilai-nilai, saling
oleh sekelompok masyarakat dengan memberi kebaikan jejaring dan
saling bekerjasama. Kerjasama ini proaktif .” Definisi modal sosial yang
merupakan suatu kegiatan yang lain dikemukakan oleh Sujianto
memang merupakan adat-istiadat (Jurnal Saam, 2009: 143). Ia
setempat yang telah diturunkan oleh mengatakan bahwa modal sosial
nenek moyang mereka terdahulu, adalah norma dan hubungan sosial
yang menjadi turun-menurun dan yang menyatu dalam struktur sosial
masih ada pada masa sekarang dan masyarakat yang mampu
dijalankan oleh sekelompok mengkoordinasikan tindakan dalam
masyarakat tertentu. Fukuyama mencapai tujuan. Modal sosial
(1997:437) mementingkan tujuan bersama bagi
“The social capital anggota-anggotanya.
perspective, in my view, gives us a Dari uraian di atas Kooput
ground for defining a network in a (2010:18) menyimpulkan “Getting
more precise way that permits us to back to social structure, all of these
understand what its economic forms of social capital have, to some
function really is. By this view, a extent, different contingencies: trust
network does not define a type of for obligations, costs for information,
formal organization, but rather a rewards for norms, and so on. But
moral relationship of trust: “A these things depend, in turn, on
network is a group of individual network structure. Kembali ke
agents that share informal norms or struktur sosial, semua bentuk-bentuk
values beyond those necessary for modal social memiliki batas
ordinary market transactions.” kontinjensi tertentu yang berbeda:

14
kepercayaan bagi kewajiban, biaya gambaran organisasi sosial, seperti
untuk informasi, penghargaan untuk jaringan norma dan kepercayaan
norma, dan sebagainya. Tapi hal-hal sosial yang memfasilitasi koordinasi
tersebut tergantung, sebaliknya, pada dan kerja sama yang saling
struktur jaringan.” menguntungkan. Dari berbagai
Siregar (Nurami 4:2013) definisi tentang modal sosial maka
menyebutkan bahwa modal sosial ini Colemen menyimpulkan bahwa
merupakan salah satu bagian dari modal sosial mengandung tiga
modal manusia disamping modal- unsure dalam pengertiannya, yaitu:
modal lainnya seperti kompetensi, (Ningrum 2014)
motivasi, sikap kerja, dan (1) Struktur kewajiban,
budaya/etos kerja. ekspektasi, dan kepercayaan.;
Hasbullah (Jurnal Saam, (2) Jaringan Informasi; dan
2009: 143) Modal sosial mempunyai (3) Norma dan sanksi
multikomponen, yaitu adanya: rasa Sedangkan Hasbullah
mempercayai (trust), norma (Thobias, 2013:3) mengetengahkan
kelompok, nilai-nilai, saling enam unsur pokok dalam modal
memberi kebaikan jejaring dan sosial berdasarkan berbagai
proaktif. Rasa mempercayai adalah pengertian modal sosial yang telah
keinginan mengambil resiko dalam ada, yaitu:
hubungan sosial yang didasari oleh 1. Participation in a network
keyakinan bahwa orang lain akan (partisipasi dalam jaringan),
bertingkah laku seperti yang 2. Reciprocity (pembalasan),
diharapkan, saling mendukung, dan 3. Trust (percaya),
untuk mencapai tujuan bersama. 4. Social norms (norma sosial),
Semangat kolektivitas yang didasari 5. Values (nilai),
oleh saling mempercayai akan dapat 6. Proactive action (tindakan
meningkatkan partisipasi masyarakat proaktif),
dalam berbagai bentuk untuk Modal sosial perlu dilestarikan
melakukan pembangunan. Norma dan dikembangkan, agar nilai leluhur
sosial adalah aturan-aturan yang ini akan tetap berjalan meskipun
diharapkan dipatuhi diikuti oleh zaman telah berkembang. Untuk
anggota kelompok atau masyarakat melestarikan modal sosial masyarakat
tertentu. Aturan-aturan kelompok ini maka Susanto (2010:8) menyatakan
tersebut biasanya tidak tertulis dan “ Agar modal sosial dapat
dapat dipahami oleh setiap anggota ditumbuhkembangkan dengan baik,
dan akan menentukan pola tingkah maka Pendamping perlu terus-menerus
laku yang diharapkan dalam belajar untuk melakukan hal-hal
berikut dalam kiprahnya turut
kelompok atau komunitas tertentu.
mengembangkan masyarakat, agar
Pelanggaran terhadap norma sosial
yang disebut terakhir ini menaruh
mengandung sanksi yang sekaligus kepercayaan besar padanya.”
berperan mencegah seseorang untuk Susanto (2010:8) juga menyatakan
melanggar norma-normal sosial bahwa: “Modal sosial yang dimiliki
tersebut. oleh Pendamping secara bertahap
Putnam (Nurami, 2013) perlu dibina dan dikembang- kan, baik
mengartikan modal sosial sebagai melalui pembelajaran sendiri

15
(otodidak) maupun melalui proses keanekaragaman kekayaan alam,
belajar di dalam institusi Diklat dan budaya dan hasil buatan manusia
pada saat-saat Pendamping yang menjadi sasaran atau
berinteraksi-sosial dalam masyarakat kunjungan wisatawan.
sebagai bagian dari praktikum 6. Daerah kunjungan wisata yang
lapangan.” selanjutnya disebut Destinasi
pariwisata adalah kawasan
3. Pariwisata geografis yang berada dalam
Pasal 1 Peraturan Daerah satu atau lebih wilayah
Tentang Penyelenggaraan administratif yang di dalamnya
Kepariwisataan Kabupaten Lingga. terdapat daya tarik wisata,
Dalam Peraturan Daerah ini, yang fasilitas umum, fasilitas
dimaksud dengan : pariwisata, aksesibilitas, serta
1. Wisata adalah kegiatan masyarakat yang saling terkait
perjalanan yang dilakukan oleh dan melengkapi terwujudnya
seseorang atau sekelompok kepariwisataan.
orang dengan mengunjungi 7. Pengusaha pariwisata adalah
tempat tertentu untuk tujuan orang atau sekelompok orang
rekreasi, pengembangan pribadi, yang melakukan kegiatan usaha
atau mempelajari keunikan daya pariwisata.
tarik wisata yang dikunjungi 8. Penyelenggaraan
dalam jangka waktu sementara. Kepariwisataan adalah
2. Wisatawan adalah orang yang keseluruhan pengaturan yang
melakukan wisata. berkaitan dengan pelaksanaan
3. Pariwisata adalah berbagai kegiatan kepariwisataan.
macam kegiatan wisata dan
didukung berbagai fasilitas serta Sedangkan Beberapa
layanan yang disediakan oleh Pengertian pariwisata menurut
masyarakat, pengusaha, (Undang-Undang Nomor 90 Tahun
pemerintah, dan Pemerintah 1990)
Daerah. 1. Wisata adalah kegiatan
4. Kepariwisataan adalah perjalanan atau sebagian dari
keseluruhan kegiatan yang kegiatan tersebut yang dilakukan
terkait dengan pariwisata dan secara sukarela serta bersifat
bersifat multidimensi serta sementara untuk menikmati
multidisiplin yang muncul objek dan daya tarik wisata
sebagai wujud kebutuhan setiap 2. Wisatawan adalah orang yang
orang dan negara serta interaksi melakukan kegiatan wisata
antara wisatawan dan 3. Pariwisata adalah segala sesuatu
masyarakat setempat, sesama yang berhubungan dengan
wisatawan, pemerintah, wisata, termasuk pengusahaan
Pemerintah Daerah, dan objek dan daya tarik wisata serta
Pengusaha. usaha-usaha yang terkait di
5. Daya tarik wisata adalah segala bidang tersebut
sesuatu yang memiliki keunikan, 4. Pariwisata adalah segala sesuatu
keindahan dan nilai yang berupa yang berhubungan dengan

16
wisata,termasuk pengusahaan tourist and other visitor”.
objek dan daya tarik wisata serta “Rangkuman dari fenomena dan
usaha-usaha yang terkait di hubungan yang timbul dari interaksi
bidang tersebut; wisatawan, bisnis, sejumlah
5. Kepariwisataan adalah segala pemerintah, dan masyarakat
sesuatu yang berhubungan setempat, dalam proses yang
dengan penyelenggaraan menarik dan sejumlah wisata tersebut
pariwisata; dan pengunjung lainnya.”
6. Usaha pariwisata adalah kegiatan Pitana dan Gayatri (2005:91)
yang bertujuan “pariwisata adalah suatu aktifitas
menyelenggarakan jasa yang kompleks yang dapat
pariwisata atau menyediakan atau dipandang sebagai suatu sistem yang
mengusahakan objek dan daya besar yang mempunyai berbagai
tarik wisata, usaha sarana komponen seperti ekonomi, ekologi,
pariwisata,dan usaha lain yang politik, sosial, budaya dan
terkait dibidang tersebut; seterusnya”.
7. Objek dan daya tarik wisata Berbagai ulasan diatas
adalah segala sesuatu yang menyatakan bahwa pariwisata
menjadi sasaran wisata; merupakan suatu sistem yang terdiri
8. Kawasan pariwisata adalah dari beberapa komponen atau unsur-
kawasan dengan luas tertentu unsur tertentu. Hal ini seperti yang
yang dibangun atau disediakan dikatakan oleh Mathieson dan Wall
untuk memenuhi kebutuhan (Pitana dan Gayatri, 2005:46) bahwa
pariwisata. pariwisata mencakup tiga elemen
Pariwisata dalam Kamus utama yaitu:
Bahasa Indonesia merupakan sebuah 1. A dynamic element, yaitu
kegiatan yang berhubungan dengan travel ke suatu estinasi wisata
perjalanan untuk rekreasi; 2. A static element, yaitu
pelancingan. Murphy (Pitana dan singgah di daerah tujuan; dan
Gayatri 2005:45) menyatakan bahwa 3. A consequential element, atau
“pariwisata adalah keseluruhan dari akibat dari dua hal di atas
elemen-elemen terkait (wisatawan, (khususnya pada masyarakat
daerah tujuan wisata, perjalanan, lokal), yang meliputi dampak
industry, dan lain-lain) yang ekonomi, sosial, dan fisik dari
merupakan akibat dari perjalanan adanya kontak dengan
wisata ke daerah tujuan wisata, wisatawan.
sepanjang perjalanan tersebut tidak
permanen”. 4. Objek Wisata
Selain itu, MacIntosh (Pitana Dalam kamus bahasa
dan Gayatri, 2005:44) juga Indonesia, obyek adalah benda, hal,
menyatakan: “the sum of the dan sebagainya yang dijadikan
phenomena and relationships arising sasaran untuk diteliti, diperhatikan
from the interaction of dan sebagainya. Sedangkan wisata
tourist,businesses, host governments, adalah berpergian bersama sama
and host communities, in the process (untuk memperluas pengetahuan,
of attracting and hosting these bersenang-senang, dan sebagainya).

17
Dari pengertian ini maka objek Adapun interaksi tersebut yang
wisata adalah suatu bendaatau tempat dijalankan masyarkat Desa Mepar
keadaan alam sekitar yang dapat Kecamatan Lingga Kabupaten
dijadikan sebagai daya tarik suatu Lingga itu akan penulis uraikan pada
daerah untuk mengajak orang lain tabel berikut:
berkunjung ke daerah tersebut atau
mengundang para wisatawan untuk Tabel 4.4
mengadakan suatu kegiatan berlibur
Tabel Event Wisata Desa Mepar
di daerah wisata yang dikembangkan
tersebut. N Event Bentuk
Objek wisata dapat kita O Wisata
katakan adalah sebuah tempat 1 Mandi Merupakan kegiatan
rekreasi/tempat melakukan Sapar mandi dan meminum air
perjalanan wisata. Objek wisata rendaman sangku safar
dapat berupa obyek wisata alam serta melakukan rekreasi
seperti gunung, danau, sungai, pada hari rabu terakhir di
pantai, laut, atau berupa obyek Desa Mepar pada Bulan
wisata bangunan seperti museum, Safar (Bulan Hijrah)
benteng, situs peninggalan sejarah, dengan tujuan
dan lain-lain. (Sumber: Lokawisata, menghindari dari bahaya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lokawisata, 2 Malam Malam ini merupakan
diakses 23 Februari 2015, 12:17 WIB). Tujuh pelaksanaan malam
dari berbagai pengertian di liko Laelatul Qadar pada bulan
atas maka penulis menyimpulkan ramadhan. Pada malam ini
bahwa objek wisata adalah suatu setiap rumah penduduk
objek atau benda (hasil buatan memasang lampu minyak
manusia atau alami) yang memiliki tanah dan mengadakan
keunikan tertentu dan menjadi daya perlombaan membuat
tarik para wisatawan untuk gapura hal ini bertujuan
berkunjung dalam waktu sementara untuk menerangi rumah
dengan tujuan untuk bersenang- penduduk dan
senang dan menikmati keindahan mendapatkan rizki yang
obyek tersebut. melimpah dari Allah SWT.
3 Haul Merupakan kegiatan
D. HASIL PENELITIAN Jama, kenduri yang dilakukan
1. Modal Sosial Masyarakat oleh seluruh masyarakat
Desa Mepar Desa Mepar dan menjamu
masyarakat luar dengan
Dengan adanya keterangan tujuan mempererat
dari wawancara serta hasil observasi silaturahmi, mewujudkan
penulis dapat menyimpulkan ada tiga rasa syukur dan
nilai-nilai masyarakat Desa Mepar menghindari dari
yang dapat dijadikan sebagi event malapetaka.
wisata. Adapun nilai ini merupakan Sumber: hasil wawancara 2015
interaksi besama yang mendukung
perkembangan pariwisatanya.

18
Ketiga event wisata tersebut terciptanya berbagai bentuk
merupakan adat istiadat yang masih atraksi masyarakat dibidang
berkembang dan dijankan oleh pariwisata sehingga
masyarakat Desa Mepar hingga pariwisata di desa tersebut
sekarang ini. Sedangkan nilai-nilai bukan hanya dikenal objek
sosial masyarakat yang mendorong wisatanya saja, melainkan
berjalannya kegiatan tersebut adalah: juga dikenal adat dan
budayanya.
a) Tolak Bale b. Dengan adanya atraksi wisata
yang didorong oleh modal
Tolak bale adalah sebuah
sosial masyarakat maka akan
kepercayaan masyarakat yang artinya
meningkatkan pengunjung di
tolak balak. Lebih jelasnya lagi, tolak
Desa Mepar Kecamatan
bale ialah menjalankan sebuah
Lingga Kabupaten Lingga
kegiatan dengan niat menjauhi diri
tersebut, karena sebagian
dari bahaya yang mengintai. Tolak
besar obejek wisata yang
bale bermaksud menghindar dari
dikunjungi pada kegiatan
malapetaka yang akan menimpa pada
tersebut khususnya adalah
setiap manusia.
objek wisata yang berada di
b) Mojo Desa Mepar Kecamatan
Lingga Kabupaten Lingga.
Di Desa Mepar, mojo c. Dengan adanya peningkatan
dikenalsebagai sebuah nasib yang pengunjung yang
manjuryang diperoleh seseorang. mengunjungi berbagai objek
Mojo ini merupakan nilai yang wisata setempat, maka modal
berkembang dimasyarakat ini sosial ini juga dapat
sebagai suatu dorongan bagi bermanfat bagi pendapatan
masyarakat untuk melakukan pariwisata.
kegiatan yang diturunkan oleh d. Dengan banyaknya
leluhur mereka. Masyarakat akan pengunjung, maka hal ini
memperoleh nasib yang mojo ika dapat menjadi sebuah strategi
mereka melaksanakan kegiatan masyarakat untuk
seperti malam tujuh liko, haul jama‟ meningkatkan pariwisatanya,
dan juga mandi safar. karena dapat dijadikan
sebagai upaya promosi
2. Relasi Modal Sosial dan tentang objek wisata setempat
Pembangunan Pariwisata agar lebih dikenal masyarakat
Dari hasil wawancara maka luas.
penulis mengetahui hubungan antara
modal sosial tersebut terhadap 3. Pelestarian Modal Sosial
pembangunan pariwisata di Desa Pelestarian nilai budaya yang
Mepar Kecamatan Lingga Kabupaten ada sangat penting. Jika tida
Lingga. dilestarikan, nilai ini akan hilang dan
a. Modal sosial yang tidak akan ditemukan lagi dimasa
berkembang mendorong akan datang. Oleh karena itu, untuk

19
menghindar hilangnya budaya modal sosial masyarakat ini
masyarkat tersebut diperlukan seperti mandi safar, malam tujuh
pelestarian kepada anak-anak sebagai liko, dan haul jama’.
generasi penerus mereka. 2 Mandi safar adalah kegiatan
dibulan safar untuk menjauhkan
Dengan ikut sertanya anak- diri dari segala bentuk
anak dalam kegiatan tersebut, malapetaka. Karena pada bulan
tampak bahwa kegiatan itu safar dianggap masyarakat
dilestarikan dan diperkenalkan terus sebagai bulan naas atau bulan
menerus ke generasi mereka yang yang penuh petaka. Mandi safar
akan datang. Bahkan anak-anak yang ini dilakukan setiap tahunnya
belum berumur satu tahun pun pada bulan safar dengan
diikutsertakan dalam kegiatan meminum dan memandi air
tersebut. Mereka diperkenalkan rendaman sangku safar.
dengan budaya ini sejak mereka lahir 3 Malam tujuh liko adalah sebuah
hingga mereka besar. Dengan ikut malam perayaan di bulan
sertanya mereka, para anak tersebut ramadhan. Pada mala mini
juga dapat belajar secara otodidak dilakukannya penerangan
dengan melihat keadaan sekitar disepanjang jalan dan sekeliling
mereka. Karena pelestarian modal rumah khususnya. Hal ini
sosial juga dapat dilakukan secara bermaksud untuk mengharapkann
otodidak seperti yang dikatakan rizki yang begitu melimpah dari
Susanto (2010:8): Allah SWT. Kegiatan ini sama
“Modal sosial yang dimiliki halnya seperti perayaan malam
oleh Pendamping secara bertahap tahun baru yang dilakukan
perlu dibina dan dikembang- kan, baik
seluruh umat di dunia.
melalui pembelajaran sendiri
4 Haul jama‟ adalah kegiatan
(otodidak) maupun melalui proses
penyambutan kedatangan bulan
belajar di dalam institusi Diklat dan
pada saat-saat Pendamping ramadhan. Kegiatanini dilakukan
berinteraksi – sosial dalam tiga hari sebelum tibanya bulan
masyarakat sebagai bagian dari ramadhan. Kegiatan haul jama‟
praktikum lapangan.” ini bermaksud untuk
mengungkapkan rasa syukur atas
E. Kesimpulan datangnya bulan ramadhan serta
mempererat tali silaturahmi antar
sesama. Karena kegiatan ini tidak
1. Modal sosial masyarakat Desa hanya dilakukan sendiri,
Mepar merupakan nilai yang melainkan bersama-sama seluruh
dianut oleh masyarakat di desa masyarkat Desa Mepar dan
tersebut. Modal sosial ini ada dengan mengundang masyarakat
yang mendukung tetangga.
berkembangnya pariwisata dan 5 Kegiatan yang dilakukan oleh
ada juga yang tidak dijadikan masyarakat Desa Mepar yang
suatu modal yang mendukung dijadikan sebagai event
berkembangnya pariwisata di pariwisata tersebut merupakan
Kabupaten Lingga. Adapun kegiatan leluhur mereka

20
terdahulu yang merupakan suatu hingga sekarang masyarakat
upaya tolak bale untuk masih melaksanakan kegiatan
menghindari naas dan tersebut dan anak-anak mereka
memperoleh nasib yang mojo. juka ikut melaksanakan serta
6 Modal sosial masyarakat ini memahami dan mengerti maksud
mendorong terbentuknya event dan tujuan dari kegiatan itu.
wisata yang kemudian
menimbulkan atraksi-atraksi F. Saran
wisata yang bernilai ekonomis
Penelitian ini menjelaskan
dan bermanfaat bagi
bagaimana modal sosial yang
pembangunan pariwisata.
dimiliki masyarakat Desa Mepar.
7 Manfaat dari kegiatan yang
Modal sosial tersebut tidak hanya
didorong oleh modal
merpakan sebuah kepercayaan,
sosialmasyarakat ini dapat dilihat
namun juga dikolaborasi dengan
dari bertambahnya kunjungan
pariwisata yang dimiliki. Untuk itu,
wisatawan,yang menghasilkan
penulis memiliki saran bagi
retribusi dari parker
masyarakat Desa Mepar, para
kendaraan,pajak dari stand-stand
pembaca, maupun penulis sendiri,
yang dibangun,dan juga dari
jagalah bersama-sama nilai-nilai
karcis untuk masuk ke objek
informal yang menjadi jati diri
wisata tersebut. Dari hasil
bangsa kita. Nilai-nilai ini tidak
pendapatan tersebut kemudian
boleh hilang begitu saja. Sebagai
digunakan dan dimanfaatkan
anak bangsa, kita harus menjaga
untuk memperbaiki dan merawat
nilai-nilai tersebut, karena itu dapat
objewisata yang ada
menjadi sebuah aset yang akan kita
8 Selain manfaatnya untuk
tanamkan pada adik-adik, anak-anak,
memperbaiki objekwiatayang
dan cucu-cucu kita nantinya. Nilai ini
ada,kegiatan yang mengundang
harus tetap dikembangkan hingga
wisatawan ini dan juga dapat
tidak hilang dari pandangan, apalagi
dijadikan sebagai upaya promosi
nilai-nilai itu sudah termasuk
pariwisata di daerah tersebut,
kegiatan pariwisata di daerah kita
karenadengan begitu, maka
sendiri.
masyarakat luas akan lebih
banyak lagi yang mengenal objek Dari sisi pemerintahannya,
wisata setempat dan budaya yang modal sosial ini sangat bermanfaat
dialksanakan oleh masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
setempat. Dengan ikut melestarikan serta ikut
9 Kegiatan yang merupakan adat campur dalam kegiatan wisata yang
setempat ini juga dilestarikan dibangun berdasarkan modal sosial
dengan cara mengikutsertakan ini sudah sangat membantu
para anak-anak mereka dalam perkembangan pariwisata.
melakukan kegiatan tersebut Pemerintah seharusnya jeli terhadap
sehingga budaya yang mereka perkembangan pariwisata. Oleh
percayai tersebut takkan luntur karena itu, pemerintah harus bisa
seiring berkembangnya zaman. meningkatkan strategi yang ada
Dan upaya ini berhasil, karena terutama event yang terlaksana

21
karena kepercayaan informal pariwisata akan dikenal bukan hanya
masyarakat terebut. Seharusnya event dari keindahan objek wisata saja,
itu dimanfaatkan oleh namun juga dimanfaatkan dari hasil
pemerintah,disulap menjadi sebuah modal sosial, kepercayaan dan nilai
objek wisata yang dapat memukau yang berkembang dimasyarakat yang
para wisatawan serta meningkatkan menghasilkan sebuah nilai ekonomi.
pariwisata setempat. Dengan begitu

DAFTAR PUSTAKA Masik, Agustomi, “Hubungan Modal


Sosial dan Perencanaan”,
a. Buku dan Jurnal Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kota 16 (3) : 1-23.
Asy‟ari, Hasan, 2009, “Implementasi
Corporate Sacial Ningrum, Indriani Rahma. 2014
Responsibility (CSR) Sebagai “Analisis Peran Modal Sosial
Modal Sosial pada PT Terhadap Pemberdayaan
Newmont”, Tesis, Magister Masyarakat Dalam
Ilmu HukumProgram Pasca Melestarikan Kebudayaan
Sarjana Universitas Dan Pengembangan Sektor
Diponegoro Semarang. Pariwisata (Di Desa Padang
Tegal, Kecamatan Ubud,
Castglione, Dario, dkk, 2008, The
Kabupaten Gianyar, Bali)”.
Handbook of Social Capital,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
New York: Oxford
FEB 01 (02).
University Press.
Nurami, Meri, 2013, “Peran Modal
Fukuyama, Francis, 1997, Social
Sosial pada Pemberdayaan
Capital, Brasenose College,
Ekonomi Masyarakat (Studi
Oxford.
pada Usaha Daur Ulang di
Herdiansyah, Haris, 2010, Desa Kedungwonokerto,
Metodologi Penelitian Kecamatan Prambon,
Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sidoarjo)”, Jurnal Ilmiah
Sosial, Jakarta: Salemba Mahasiswa FEB 02 (02).
Humanika.
Pitana, I Gede dan Putu Gayatri,
Kooput, Kenneth. W, 2010, Social 2005, Sosiologi Pariwisata,
Capital an Introduction to Yogyakarta: Andi Offset.
Managing Networks, USA:
University of Arizona. Qodratilah, Meity Taqdir , dkk 2011,
Kamus Bahasa Indonesia
Lin, Nan, 2004, Social Capital A Untuk Pelajar, Jakarta:
Theory Of Social Structure Badan Pengembangan dan
and Action, Canbridge Pembinaan Bahasa.
University Press.
Saam, Zulfan, 2009, “Implementasi
Lin, Nan, dkk, 2001, Social Capital Kebijakan Program
Theory and Research, New Peternakan Rakyat sebagai
York: Aldine De Gruyter. Wahana Pengembangan

22
Modal Sosial di Kabupaten Syamsuddin dan Vismaia S.
Kuantan Singingi”, Jurnal Damaianti, 2009, Metode
Ilmu Administrasi Negara 9 Penelitian Pendidikan
(2) : 142 – 150. Bahasa. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Santosa, Pandji, 2009, Administrasi
Publik Teori dan Aplikasi Thobias, Erwin, dkk, 2013,
Good Governance, Bandung: “Pengaruh Modal Sosial
Refika Aditama. Terhadap Perilaku
Kewirausahaan (Suatu Studi
Silalahi, Ulbert, 2009, Studi Tentang Pada Pelaku Usaha Mikro
Ilmu Administrasi, Bandung: Kecil Menengah Di
Sinar Baru Algensindo. Kecamatan Kabaruan
Kabupaten Kepulauan
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian
Talaud)”, Journal “Acta
Administrasi, Bandung:
Diurna”.
Alfabeth.
Susanto, D, 2010, “Strategi b. Internet
Peningkatan Kapasitas Modal http://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_
Sosial dan Kualitas wisata , diakses 23 Februari 2015,
Sumberdaya Manusia 11:11 WIB.
Pendamping Pengembangan
Masyarakat”, Jurnal http://id.wikipedia.org/wiki/Lokawis
Komunikasi Pembangunan 08 ata, diakses 23 Februari 2015, 12:17
(1). WIB.

Sutaryo, 2005, Sosiologi http://meparisland.blogspot.com/201


Komunikasi, Yogyakarta: 2/09/normal-0-false-false-
Arti Bumi Intaran. false-en-us-x-none.html,
diakses 24 Februari 2015,
Suwantoro, Gamal, 2004, Dasar- 11:30 WIB.
dasar Pariwisata, Yogyakarta:
Penerbit Andi.

23

Anda mungkin juga menyukai