Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319365365

DIMENSION OF PATIENT SAFETY CULTURE

Article · March 2017


DOI: 10.26553/jikm.2017.8.1.1-9

CITATIONS READS

2 2,314

1 author:

Haerawati Idris
Universitas Sriwijaya
12 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

health insurance View project

All content following this page was uploaded by Haerawati Idris on 17 October 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


p-ISSN 2086-6380 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9
e-ISSN 2548-7949 DOI: https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.1.1-9
Available online at http://www.jikm.unsri.ac.id/index.php/jikm

DIMENSI BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

Haerawati Idris1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

DIMENSION OF PATIENT SAFETY CULTURE

ABSTRACT
Background: Patient safety is a serious public health issue. Several studies reported security problems in
healthcare systems in various countries. The impacts were varied, starting from mild pain, disability, death,
and high cost of service. This study attempted to review the culture of patient safety from several studies and
to identify factors that influence them.
Methods: This study was conducted with systematic mapping studies related to patient safety culture. There
were 40 research articles were evaluated from various online sources that related from Pubmed, MEDLINE,
web of science, and google scholar. It was conducted by entering keywords which appropriate to the topic,
The obtained results were analyzed and discussed to produce conclusions.
Results: Adverse events were common problems. Healthcare employees had roles in creating safe and high
quality services. One of them was through implementation of a culture of patient safety. There were several
factors which support a culture of patient safety, namely leadership, teamwork, patient care, evidence-based,
communication, learning, just, and patient-centered.
Conclusions: Patient safety has not yet become a culture in health care. Adverse events are like an iceberg
phenomenon. Efforts to develop factors which support a culture of patient safety need to be encouraged by
health care provider organizations.
Keywords: culture, patient safety, dimension, quality, health care

ABSTRAK
Latar belakang: Keselamatan pasien merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Berbagai studi
melaporkan masalah ketidakamanan dalam sistem pelayanan kesehatan di berbagai negara. Dampak yang
ditimbulkan pun beragam. Mulai dari kesakitan ringan, kecacatan, kematian hingga berdampak pada
besarnya biaya pelayanan. Tulisan ini mencoba mengkaji budaya keselamatan pasien dari beberapa penelitian
dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Studi ini dilakukan dengan cara pemetaan sistematis terkait budaya keselamatan pasien. Sejumlah
40 artikel penelitian dievaluasi dari berbagai sumber informasi online: Pubmed, MEDLINE, Web of science
dan google scholar. Penelusuran dilakukan dengan memasukan kata kunci sesuai dengan topik yakni budaya
keselamatan pasien dan faktor yang berpengaruh. Dari hasil yang diperoleh, dianalisis dan dibahas hingga
menghasilkan kesimpulan.
Hasil Penelitian: Masalah Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD) masih sering terjadi. Tenaga kesehatan
memiliki peran dalam menciptakan pelayanan yang aman dan bermutu. Salah satunya melalui budaya
keselamatan pasien. Beberapa faktor yang mendukung budaya keselamatan pasien terdiri dari kepemimpinan,
kerjasama tim, perawatan pasien berdasarkan bukti, komunikasi, pembelajaran, tepat dan berfokus pada
pasien
Kesimpulan: Keselamatan pasien belum menjadi budaya dalam organisasi layanan kesehatan. Kejadian yang
Tidak Diinginkan (KTD) seperti fenomena gunung es. Upaya pengembangan faktor budaya keselamatan
pasien perlu terus digalakkan oleh organisasi pemberi pelayanan kesehatan.
Kata kunci: budaya keselamatan pasien, dimensi, mutu, pelayanan kesehatan

Alamat Korespondensi: Haerawati Idris. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Jl. Palembang Prabumulih KM. 32,
Indralaya Indah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Email: haera@fkm.unsri.ac.id, Telepon: 0711580089

Maret 2017 1
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

PENDAHULUAN mampu berdampak pada menurunnya


integritas penyedia layanan kesehatan.11
Setiap pelayanan kesehatan di rumah
Komite IOM (Institute of Medicine)
sakit perlu memperhatikan keamanan pasien.
merekomendasikan kepada organisasi
Tindakan medik yang diberikan kepada pasien
kesehatan agar menciptakan suatu lingkungan
memiliki risiko yang dapat menimbulkan
dimana budaya keselamatan menjadi tujuan
kesakitan, kecacatan maupun kematian.
organisasi, prioritas utama, dan didorong oleh
Risiko dalam pelayanan kesehatan dapat
kepemimpinan. Untuk merespon rekomendasi
diakibatkan oleh kesalahan dalam sistem.
tersebut, organisasi pelayanan kesehatan
Umumnya infeksi setelah operasi ataupun
mulai berfokus pada proses keselamatan
nosokomial infectious terjadi karena kesalahan
pasien secara menyeluruh termasuk
dalam sistem keperawatan seperti tidak
pengorganisasian budaya keselamatan pasien.
adanya manajemen risiko dan tidak
Pentingnya budaya keselamatan pasien
terdeteksinya bakteri yang resisten.1
telah ditekankan dalam sebuah laporan
Keselamatan pasien merupakan
Institute of Medicine (IOM) “to err is human”
masalah kesehatan masyarakat yang serius.
yang menjelaskan bahwa organisasi pelayanan
Berbagai studi melaporkan masalah
kesehatan perlu mengembangkan budaya
ketidakamanan dalam sistem pelayanan yang
patient safety agar nantinya berfokus dalam
bersifat kronis di berbagai negara.2-5 Medical
meningkatkan reliabilitas dan keamanan
error yang terjadi di Amerika Serikat,
pasien.12 Studi yang dilakukan oleh Nieva dan
diestimasikan mengakibatkan kematian
6 Sorra melaporkan bahwa budaya patient
100.000 orang pertahun. Studi yang
safety yang buruk menjadi faktor risiko
dilakukan di Rumah Sakit New South Wales,
penting yang dapat mengancam keselamatan
Australia melaporkan kejadian medical error
pasien.13 Ancaman terhadap keselamatan
pada 16,6% pasien, yang mengakibatkan
pasien tersebut tidak dapat diubah, jika
terjadinya kecacatan tetap pada 13,7% pasien
budaya keselamatan pasien dalam organisasi
dan kematian sekitar 4,9%.7 Selain itu, Bates
pun tidak pula diubah.14
et al8 melaporkan angka kejadian efek
Beberapa studi melaporkan bahwa
samping 6,5% di dua rumah sakit Kota Boston
faktor kepercayaan, sikap, perilaku
yakni 28% di antaranya terjadi akibat medical
merupakan bagian integral dalam budaya
error.
keselamatan pasien di rumah sakit. Selain itu,
Dampak yang ditimbulkan dari
peran pimpinan senior dianggap sebagai
ketidakamanan dalam pelayanan kesehatan
faktor kunci dalam membentuk budaya
pun beragam. Mulai dari kesakitan ringan,
keselamatan pasien. Tulisan ini mencoba
kecacatan, kematian serta berdampak ke biaya
mengkaji budaya keselamatan pasien dari
pelayanan. Pasien dapat lebih lama dirawat di
beberapa penelitian dan mengidentifikasi
rumah sakit dan tentunya berakibat pada
faktor yang mempengaruhinya.
besarnya biaya pelayanan kesehatan yang
harus dikeluarkan.1 Studi yang dilakukan oleh
Classen et al,9 menunjukkan extra cost yang METODE
dibutuhkan sejumlah US$ 2262 (sekitar Rp 23 Studi ini dilakukan dengan cara
juta) per pasien untuk mengatasi masalah pemetaan sistematis terkait budaya
medical error dan tambahan hari rawat rata- keselamatan pasien. Sejumlah 40 artikel
rata 1,9 hari. Selain itu, kondisi ini dapat penelitian dievaluasi dari berbagai sumber
menyebabkan timbulnya persepsi, sikap dan informasi online: Pubmed, MEDLINE, Web
kepercayaan dari customer.10 Di sisi lain, of science dan google scholar. Penelusuran
dilakukan dengan memasukan kata kunci

2 Maret 2017
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

sesuai dengan topik yakni budaya patient Masalah keselamatan pasien


safety dan faktor yang berpengaruh. dipengaruhi banyak faktor. Keraguan untuk
Berdasarkan hasil yang diperoleh, dianalisis berbicara adalah salah satu faktor yang dapat
dan dibahas hingga menghasilkan kesimpulan. berkontribusi terhadap kesalahan komunikasi
dan atau efek samping. Banyak dokter junior
PEMBAHASAN dan perawat memiliki pengalaman ragu untuk
menyuarakan keprihatinan mereka atas
Patient safety didefinisikan sebagai
keselamatan pasien, bahkan ketika mereka
terbebasnya pasien dari luka karena tindakan
sadar akan risiko dan kekurangan dari
medis atau medical error. Medical error
kelalaian tersebut. Jika profesional perawatan
merupakan kegagalan rencana untuk
kesehatan terus terang berbicara tentang
mencapai tujuan dikarenakan rencana yang
keprihatinan mereka akan keselamatan pasien,
salah atau tidak mencapai tujuan. Hal ini
ini dapat memberikan kesempatan yang baik
dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah
untuk menghindari kesalahan dalam
satunya dari penyedia layanan kesehatan dan
pelayanan kesehatan.19
sumber daya yang tidak memadai.15
Komite IOM (Institute of Medicine)
Tenaga kesehatan memiliki peran
merekomendasikan organisasi kesehatan
dalam menciptakan pelayanan yang bermutu.
seharusnya menciptakan budaya
Salah satunya melalui budaya keselamatan 20
keselamatan. Komisi Kesehatan dan
pasien. Saat ini, keselamatan pasien belum
Keselamatan Inggris membuat definisi budaya
menjadi budaya dalam pelayanan kesehatan.16
keselamatan. Budaya keselamatan suatu
Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD)
organisasi adalah produk dari nilai, sikap,
sering terjadi. Fenomena ini seperti dengan
persepsi, kompetensi, dan pola perilaku
gunung es.1,16 Hanya kasus-kasus yang serius
individu dan kelompok yang menentukan
dan mengancam jiwa yang secara mudah
komitmen terhadap program patient safety.21
terdeteksi dan tampak di permukaan,
Menurut Kirk et al, budaya patient safety
sedangkan kasus-kasus yang sifatnya ringan
merupakan produk dari nilai, sikap,
sampai sedang umumnya tidak terdeteksi,
komperensi dan pola perilaku individu dan
tidak dicatat, ataupun tidak dilaporkan.1 Suatu
kelompok yang menentukan komitmen, gaya
studi yang dilakukan oleh Dwiprahasto,17 di
dan kemampuan suatu organisasi pelayanan
praktik swasta di Yogyakarta, melaporkan
kesehatan terhadap program patient safety.
bahwa sebagian besar (82%) pemberian
Akibat yang ditimbulkan dari organisasi yang
antibiotika pada ISPA (Infeksi Saluran
tidak memiliki budaya patient safety berupa
Pernafasan Akut) ternyata tidak tepat, dan
kesalahan laten, gangguan psikologi maupun
angka ini tidak berbeda antara dokter umum
physiologi pada staf, penurunan produktivitas,
dan dokter spesialis. Studi yang dilakukan
berkurangnya kepuasan pasien dan dapat
Utarini juga menunjukkan angka kejadian
menimbulkan konflik interpersonal. Jika suatu
medical error yang tidak kecil, antara lain
organisasi pelayanan kesehatan tidak memiliki
hampir separuh pemberian antibiotik
budaya keselamatan pasien, maka kecelakaan
profilaksis untuk tindakan bedah caesar tidak
dapat terjadi dan mengakibatkan kesalahan
tepat, baik dari segi waktu maupun dosis.
laten, gangguan psikologis dan fisiologis pada
Sekitar 1,9% ibu yang terminasi
staf, penurunan produktivitas, berkurangnya
kehamilannya melalui bedah caesar terpaksa
kepuasan pada pasien dan mampu
harus menjalani histerektomi. Selain itu, lebih 22
menimbulkan konflik interpersonal.
dari 80% pasien dengan apendiktomi ternyata
Karakteristik dari budaya keselamatan
tanpa disertai hasil pemeriksaan Patologi
pasien: 22
Anatomi (PA).18

Maret 2017 3
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

1. Komunikasi dibentuk dari keterbukaan dan budaya seluruh sistem keselamatan


saling percaya pasien.26 Sebuah semangat kolegialitas,
2. Alur informasi dan proses yang baik kolaborasi, dan kerja sama yang ada di
3. Persepsi terhadap pentingnya keselamatan antara eksekutif dan staf, dan praktisi
4. Kesadaran bahwa kesalahan tidak bisa independen. Hubungan yang terbuka,
sepenuhnya dihindari aman, hormat, dan fleksibel.
5. Identifikasi ancaman laten terhadap
keselamatan secara proaktif 3. Berbasis Bukti
6. Pembelajaran organisasi Praktik perawatan pasien didasarkan
7. Memiliki pemimpin yang berkomitmen pada bukti. Standardisasi bertujuan untuk
dan eksekutif yang bertanggungjawab mengurangi variasi kesalahan yang terjadi
8. Pendekatan untuk tidak menyalahkan dan pada setiap kesempatan. Beberapa literatur
tidak memberikan hukuman pada insiden melaporkan organisasi kesehatan yang
yang dilaporkan didukung dengan praktik terbaik
Adapun Sammer et al dalam studinya berdasarkan bukti, termasuk proses
melaporkan bahwa budaya keselamatan standar, protokol, daftar periksa, dan
pasien yang disusun dari tujuh faktor sub pedoman, dianggap menunjukkan budaya
kultural yakni: 23 keselamatan.27-34
1. Kepemimpinan
Pemimpin mengakui lingkungan 4. Komunikasi
kesehatan adalah lingkungan berisiko Budaya komunikasi merupakan
tinggi dan berusaha untuk menyelaraskan suatu kondisi dimana seorang
visi/misi, kompetensi staf, fiskal dan individu/staff, mampu menangani masalah
sumber daya manusia dari ruang rapat ke pekerjaan, memiliki deskripsi pekerjaan,
front liner. Literatur menunjukkan peran memiliki hak dan tanggung jawab untuk
kepemimpinan senior sebagai elemen berbicara bersama pasien. Beberapa studi
kunci untuk merancang, mengembangkan, terdahulu menyarankan agar menerapkan
dan memelihara budaya keselamatan. bentuk komunikasi seperti briefing.30,35
Pemimpin senior penting untuk mencapai Briefing merupakan diskusi yang efektif
keberhasilan pengembangan organisasi dan untuk memastikan prosedur peralatan,
budaya keselamatan. Pemimpin yang obat-obatan, dan dokumen pendukung
terlibat mendorong budaya keselamatan berada di tempat. Sebuah debriefing terjadi
pasien dengan merancang strategi dan lagi pada akhir prosedur untuk
struktur bangunan yang memandu proses memungkinkan review. Pada akhirnya,
keselamatan dan hasil.24 Cohen et al komunikasi para staf dapat didengar dan
melaporkan bahwa kepemimpinan di salah diakui oleh manajer. Memberikan umpan
satu rumah sakit komunitas meningkatkan balik atau membangun kepercayaan dan
kualitas pelayanan dengan mengubah keterbukaan merupakan sifat penting dari
budaya keselamatan pasien.25 budaya keselamatan.30,36-38

2. Kerja Tim 5. Pembelajaran


Organisasi pelayanan kesehatan Rumah sakit perlu belajar dari
yang merawat pasien dengan teknologi dan kesalahan dan mencari peluang baru untuk
proses penyakit yang semakin kompleks meningkatkan kinerja. Pembelajaran
dan teknologi yang memerlukan upaya merupakan sebuah value yang harus
yang lebih kuat terhadap aplikasi dari kerja dilaksanakan oleh semua pegawai
sama tim dan kolaborasi untuk mencapai termasuk tenaga medis. Merupakan suatu

4 Maret 2017
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

budaya pembelajaran yang ada dalam tiga dari rekan-rekan penyedia perawatan
rumah sakit ketika organisasi berusaha ini membuat kesalahan yang sama?
34,38,39,45-47
untuk belajar dari kesalahan dan
meningkatkan kinerja ke dalam sistem
pemberian perawatan 34,38-42 7. Berfokus pada Pasien
Pelayanan kepada pasien dan
6. Tepat keluarga, dalam hal ini melibatkan pasien
Salah satu cara untuk untuk berpartisipasi aktif untuk menjaga
mendefinisikan ketepatan dalam budaya kesehatannya. Budaya berpusat pada
keselamatan pasien adalah pasien mencakup pasien dan keluarga
mempertimbangkan dua sisi skala sebagai satu-satunya alasan keberadaan
keadilan. Satu sisi skala merupakan rumah sakit.31,37,48 Suatu hal yang
akuntabilitas individu dan sisi lain adalah menjanjikan untuk menghargai pasien
kegagalan sistem43. Marx44 menjelaskan dengan menyediakan lingkungan untuk
metode yang berguna untuk organisasi mendukung penyembuhan selama rawat
kesehatan untuk menentukan apakah inap dan juga untuk promosi kesehatan dan
kesalahan yang gagal dari individu atau perawatan berkelajutan.37 Rumah sakit
kegagalan sistem dengan mengajukan berfokus pada pasien memungkinkan dan
empat pertanyaan: (a) Apakah perilaku memberdayakan pasien untuk partisipatif
penyedia layanan ini menyadari bahaya? dalam pengambilan keputusan perawatan
(b) Apakah penyedia perawatan dibawah mereka.34
pengaruh alkohol atau obat-obatan? (c) Hal tersebut dapat dirincikan pada
Apakah penyedia perawatan sadar ia Gambar 1.
membuat kesalahan? (d) Apakah dua atau

Gambar 1. Budaya patient safety rumah sakit

Untuk menilai budaya keselamatan dengan jalan memberikan kuesioner kepada


pasien, umumnya peneliti menggunakan semua staf di organisasi pelayanan kesehatan,
kuesioner self completion. Hal ini dilakukan kemudian akan dihitung nilai rata-rata respon

Maret 2017 5
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

terhadap masing masing faktor yang dinilai. 4. Setiap staf secara konsisten akan menegur
Langkah awal yang dilakukan dalam staf lain jika melakukan tindakan yang
mengembangkan budaya patient safety adalah tidak aman, dan mengutamakan keamanan
menilai budaya yang telah ada. Salah satunya daripada efisiensi.
dengan menggunakan kerangka “Manchester 5. Staff dan manajemen secara konsisten
patient safety”. Adapun pernyataan yang mengimplementasikan remedial actions.
digunakan untuk dimensi budaya keselamatan 6. Keselamatan pasien dipandang sebagai
pasien adalah 1). Pernyataan-pernyataan sesuatu hal yang esensial dan menarik
untuk mengukur nilai, pemahaman dan sikap. Mengembangkan budaya patient safety
2). Pernyataan-pernyataan untuk mengukur bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan
aktifitas atau perilaku yang bertujuan untuk yang dihadapi untuk merubah budaya yang
mengembangkan budaya keselamatan pasien sudah ada menjadi budaya keselamatan
seperti kepemimpinan, kebijakan dan pasien. Hal yang dapat dilakukan berupa
prosedur.22 menjadikan keselamatan pasien sebagai salah
Menurut Morath,49 ada beberapa satu bagian utama dalam organisasi pelayanan
langkah dalam mengembangkan budaya kesehatan. Dalam hal pelaksanaannya,
keselamatan pasien: didukung dari pihak organisasi mulai dari
1. Mendeklarasikan keselamatan pasien eksekutif, tim klinik, dan staf di berbagai level
sebagai salah satu prioritas organisasi. Perubahan budaya erat kaitannya
2. Menentukan tanggung jawab eksekutif dengan opini dan perasaan individu dalam
dalam program keselamatan pasien organisasi. Kebebasan dalam menyampaikan
3. Memperbaharui ilmu dan keahlian medis pendapat secara terbuka di akomodasi sistem
4. Membudayakan sistem pelaporan tanpa akan memungkinkan setiap individu
menyalahkan pihak-pihak terkait melaporkan kejadian tidak diinginkan.
5. Membangun akuntabilitas Kebiasaan saling menyalahkan dapat
6. Reformasi pendidikan dan membangun memungkinkan individu melaporkan dan
organisasi pembelajar mendiskusikan kejadian tidak diinginkan
7. Mempercepat perubahan untuk perbaikan tanpa merasa takut akan hukum serta
Budaya di dalam sebuah organisasi memastikan setiap individu bertanggung
pelayanan kesehatan dapat diketahui telah jawab dalam pelaksanaan budaya keselamatan
berubah menjadi budaya keselamatan pasien pasien. Semua pihak bertanggung jawab
melalui: 49 menciptakan keselamatan pasien.49
1. Orang akan melihat bahwa manajemen/tim
leadership mempunyai komitmen terhadap KESIMPULAN DAN SARAN
safety, dengan cara mencegah terjadi error
Keselamatan pasien belum menjadi
dan bukan dengan menghukum pelakunya.
budaya oleh organisasi pemberi layanan
2. Staf yang sehat dan bahagia menjadi
kesehatan. Kejadian yang Tidak Diinginkan
bagian esensial di dalam pelayanan
(KTD) seperti fenomena gunung es. Upaya
kesehatan yang aman. Staf memperhatikan
pengembangan faktor yang mendukung
kesehatan dan keselamatan pribadi dan
budaya keselamatan pasien perlu terus
anggota tim lainnya secara serius dan bisa
digalakkan oleh organisasi pemberi pelayanan
menyadari ketika terjadi kesalahan.
kesehatan.
3. Masalah dan kesalahan diantisipasi oleh
sistem secara proaktif.

6 Maret 2017
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

DAFTAR PUSTAKA 12. Institute of Medicine, To Err Is Human:


Building a Safer Health System. Institute
1. Dwiprahasto, I. Medical Error di rumah of Medicine: Washington DC. 2000.
sakit dan upaya untuk meminimalkan 13. Nieva, V. and J. Sorra, Safety Culture
risiko. Jurnal Manajemen Pelayanan Assessment: A Tool for Improving
Kesehatan, 2004; 7 (01). Patient Safety in Healthcare
2. Brennan TA, Leape LL, Laird L, et al. Organizations. Quality and Safety in
Incidence of adverse events and Health Care, 2003. 12: p. 7-23
negligence in hospitalized patients: 14. Vincent, C., Patient Safety.Edinburgh:
results of the Harvard Medical Practice Churchill Livingstone. 2005
Study I. N Engl J Med 1991;324:370.6. 15. Institute of Medicine. To err is human:
3. Wilson RM, Runciman WB, Gibberd Building a safer health system. National
RW, et al. The quality in Australian Academy Press, Washing- ton DC. 1999
healthcare study. Med J Aust 16. Mudayana AA. Peran Aspek Etika
1995;163:458.71. Tenaga Medis dalam Penerapan Budaya
4. Vincent C, Neale G, Woloshynowych M. Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.
Adverse events in British hospitals: Majalah Kedokteran Andalas. 2015 May
preliminary retrospective record review. 21;37(6):69-74.
BMJ 2001;322:501.2 17. Dwiprahasto I. Antibiotic utilization in
5. Institute of Medicine. To err is human: the treatment of ARI in children under 10
building a safety health system. years of age seen in private practices.
Washington, DC: National Academy Thesis, master degree, Newcastle
Press; 1999. University Australia, 1991.
6. Charatan F. Medical errors kill almost 18. Utarini A. Medical error in health care
100,000 Americans a year. BMJ organizations and quality system in
1999;319:1519. higher education institutions of health
7. Wilson RM, Runciman WB, Gibberd personnels. Laporan Penelitian, Fakultas
RW, et al. The quality in Australian Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2000
healthcare study. Med J Aust (unpublished)
1995;163:458.71. 19. Okuyama A, Wagner C, Bijnen B.
8. Bates DW, Cullen DJ, Laird N, Petersen Speaking up for patient safety by
LA, Small SD, Servi D, et al. Incidence hospital-based health care professionals:
of adverse drug events and potential a literature review. BMC health services
adverse drug events. JAMA research. 2014 Feb 8;14(1):61.
1995;274:29.34. 20. Kohn, L.T., Corrigan, J.M., &
9. Classen DC, Pestotnik SL, Evans RS, Donaldson, M.S. (Eds.). To err is human:
Lloyd JF, Burke JP. Adverse drug events Building a safer health system.
in hospitalized patients: excess length of Washington, DC: National Academy
stay, extra costs, and attributable Press. 2000
mortality. JAMA 1997;277:301.6. 21. Health and Safety Commission Advisory
10. Charlton Research Company for Committee on the Safety of Nuclear
Research America. Health care and Installations. Organizing for safety: Third
health services research. National report of the ACSNI study group on
Survey. 2005 human factors. Sudbury, UK: HSE
11. Waterman, A.D., Garbutt, J., Hazel, E., Books. 1993
Dunagan, W.C., Levinson, W., Fraser, 22. After Kirk, S., et al., Evaluating safety
V.J. and Gallagher, T.H. The emotional cultures, in Patient safety - Research into
impact of medical errors on practicing practice, B. WK, Editor. Open University
physic- cians in the United States and Press: Maidenhead. 2006
Canada. The Joint Com- mission Journal 23. Sammer CE, Lykens K, Singh KP, Mains
on Quality and Patient Safety. 2007; 33, DA, Lackan NA. What is patient safety
467- 476. culture? A review of the literature.
Journal of Nursing Scholarship. 2010 Jun
1;42 (2):156-65.

Maret 2017 7
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

24. Yates GR, Bernd DL, Sayles SM, 35. Leonard M, Graham S, Bonacum D. The
Stockmeier CA, Burke G, Merti GE. human factor: the critical importance of
Building and sustaining a systemwide effective teamwork and communication
culture of safety. The Joint Commission in providing safe care. Quality and Safety
Journal on Quality and Patient Safety. in Health Care. 2004;13(suppl 1):i85-i90
2005;31(12):684-9 36. Nurses AopR. AORN guidance
25. Cohen MM, Eustis MA, Gribbins RE. statement: creating a patient safety
Changing the culture of patient safety: culture. AORN journal. 2006;83(4):936.
leadership’s role in health care quality 37. McCarthy D, Blumenthal D. Stories from
improvement. The Joint Commission the sharp end: case studies in safety
Journal on Quality and Safety. improvement. The Milbank Quarterly.
2003;29(7):329-35 2006;84(1):165-200
26. National Quality Forum (NQF). Safe 38. Whittington J, Cohen H. OSF
practices for better healthcare. healthcare's journey in patient safety.
Washington, DC: National Quality Quality Management in Healthcare.
Forum. 2006 2004;13(1):53-9.
27. Apold J, Daniels T, Sonneborn M. 39. Blake SC, Kohler S, Rask K, Davis A,
Promoting collaboration and Naylor DV. Facilitators and barriers to
transparency in patient safety. The Joint 10 National Quality Forum safe
Commission Journal on Quality and practices. American Journal of Medical
Patient Safety. 2006;32(12):672-5 Quality. 2006;21(5):323-34.
28. Ballard L. Putting safety at the core. 40. Farrell VE, Davies KA. Shaping and
Health progress (Saint Louis, Mo). cultivating a perioperative culture of
2006;87(1):29-34. safety. Association of Operating Room
29. Clarke JR, Lerner JC, Marella W. The Nurses AORN Journal. 2006;84(5):857
role for leaders of health care 41. Rapala K, Kerfoot KM. From metaphor
organizations in patient safety. American to model: The Clarian safe passage
Journal of Medical Quality. program. Nursing Economics.
2007;22(5):311-8 2005;23(4):201.
30. Frankel A, Gandhi TK, Bates DW. 42. Smith AP. In search of safety: An
Improving patient safety across a large interview with Gina Pugliese. Nursing
integrated health care delivery system. Economics. 2002;20(1):6-13
International Journal for Quality in 43. Kaissi A. An organizational approach to
Health Care. 2003;15(suppl_1):i31-i40 understanding patient safety and medical
31. Hansen MM, Durbin J, Sinkowitz- errors. The health care manager.
Cochran R, Vaughn A, Langowski M, 2006;25(4):292-305
Gleason S. Do no harm: Provider 44. Marx DA. Patient safety and the" just
perceptions of patient safety. Journal of culture": a primer for health care
nursing administration. 2003;33(10):507- executives: Trustees of Columbia
8 University; 2001
32. Ketring SP, White JP. Developing a 45. Johnson K, Maultsby CC. A plan for
systemwide approach to patient safety: achieving significant improvement in
The first year. The Joint Commission patient safety. Journal of nursing care
journal on quality improvement. quality. 2007;22(2):164-71.
2002;28(6):287-95 46. Nadzam DM, Atkins PM, Waggoner
33. Odwazny R, Hasler S, Abrams R, DM, Shonk R. Cleveland clinic health
McNutt R. Organizational and cultural system: A comprehensive framework for
changes for providing safe patient care. a health system patient safety initiative.
Quality Management in Healthcare. Quality Management in Healthcare.
2005;14(3):132-43 2005;14(2):80-90
34. Reiling J. Facility design focused on 47. Pronovost PJ, Weast B, Holzmueller CG,
patient safety. Frontiers of health services Rosenstein BJ, Kidwell RP, Haller KB,
management. 2004;21(1):41-6 et al. Evaluation of the culture of safety:
survey of clinicians and managers in an

8 Maret 2017
Idris / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2017, 8(1):1-9

academic medical center. Quality and Critical care nursing clinics of North
safety in health care. 2003;12(6):405-10 America. 2002;14(4):359-67
48. Connor M, Ponte PR, Conway J. 49. Morath, JM. and Turnbull, JE. To do no
Multidisciplinary approaches to reducing harm: ensuring patient safety in health
error and risk in a patient care setting. care organizations., San Fransisco: John
Wiley & Sons. 2005.

Maret 2017 9

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai