PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Bidan sebagai profesi telah memiliki standar praktik untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang telah diatur dalam perundang-undangan yang ada di Indonesia. Oleh
karena itu dalam makalah ini kami membahas topik yang berhubungan dengan peraturan
perundang-undangan yang melandasi tugas, fungsi dan praktik kebidanan, yang meliputi :
1. Apa sajakah peraturan perundang-undangan yang mengatur Perundang-Undangan yang
Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memahami masalah Peraturan dan
Perundang-Undangan yang Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan sehingga mahasiswa
dapat mengatasi masalah dengan tanggung jawab tenaga kesehatan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. No. 23 tahun 1992 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan
Pada peraturan pemerintah ini berisikan tanggung jawab dan tugas tenaga kesehatn
termasuk didalamnay tenaga bidan : hal ini tertuang pada BAB dan Pasal sebagai
berikut :
Tenaga Kesehatan
1) Pasal 50
Kesehatan Keluarga
1) Pasal 12
2) Pasal 13
3) Pasal 14
4) Pasal 15
Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau
janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) hanya dapat
dilakukan :
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
dan dilakukan sesuai dengantanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersngkutan atau suami atau keluarganya;
a. BAB IV
PERIZINAN
1) Pasal 9
2) Pasal 10
(1) SIPB
(2) Permohonan
meliputi:
3)Pasal 11
(1) SIPB berlaku sepanjang SIB belum habis masa berlakunya dan dapat
diperbaharui kembali.
(2) Pembaharuan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan
4)Pasal 12
Bidan pegawai tidak tetap dalam rangka pelaksanaan masa bakti tidak
memerlukan SIPB.
5) Pasal 13
b.BAB V
PRAKTIK BIDAN
1) Pasal 14
yang meliputi :
a. pelayanan kebidanan;
2) Pasal 15
(2) Pelayanan
(3) Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan pada masa bayi baru lahir,
masa bayi, masa anak balitadan masa pra sekolah.
BAB lain dalam peraturan pemerintah ini, mengacu ke pada dua BAB tersebut, kedua
bab ini memberi gambaran umum mengenai ketentuan praktik bidan dan bab lain
yang tidak si sebutkan disini melengkapi atau menjabarkan hal-hal umum tersebut.
Secara Umum Isi Kepmenkes ini mencakup : Definsi dan pengertian bidan, asuhan
kebidanan, praktek bidan dan standar kompetensi bidan (pengetahuan maupun
keterampilan). Hal-hal tersebut yang mendasari praktek bidan. Praktek kebidanan
dikatakan baik apabila memenuhi standar kompetensi sebagia berikut :
Kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
h. KEBIDANAN KOMUNITAS
Kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan
komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya
setempat.
a. BAB II PERIZINAN
1) Pasal 2
Bidan yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berpendidikan minimal Diploma III (D III) kebidanan.
2) Pasal 3
3) Pasal 4
SIPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota. SIPB berlaku selama STR masih berlaku.
4) Pasal 5
b. Surat keterangan sehat fisik dari Dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;
SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1 (satu) tempat
praktik
5) Pasal 6
6) Pasal 7
1) Pasal 8
2) Pasal 9
Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa menyusui.
Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari.
3) Pasal 10
Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2)
meliputi:
4) Pasal 11
c. Episiotomi
f. Pencegahan anemi
k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala
III;
5. Pasal 12
a. Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim
dalam rangka menjalankan tugas pemerintah, dan kondom;
6. Pasal 13
a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi;
7. Pasal 14
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter di tempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Dalam hal daearah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah terdapat dokter,
kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku.
8. Pasal 15
Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperoleh
sertifikat.
9. Pasal 16
Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya menempatkan
Bidan dengan pendidikan Diploma III kebidanan atau bidan dengan pendidikan
Diploma I kebidanan yang telah mengikuti pelatihan.
10. Pasal 17
11. Pasal 18
12. Pasal 19
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/ atau keluarganya;
Secara Garis Besar Permenkes RI no. 1464 ini merupakan pembaruan dari Permenkes
No.149, hanya beberapa perbedaan yaitu :
Setiap bidan yang bekerja di fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan wajibMemiliki SIKB
Setiap bidan yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPB
SIKB dan SIPB sebagaimana di maksud ayat 1 dan 2 berlaku untuk satu tempat.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bidan sebagai profesi telah memiliki standar praktik untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang telah diatur dalam perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur Perundang-Undangan yang
Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan :
a) No. 23 Tahun 1992 Tentang Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan
b) Kepmen Kes RI No. 900/ Menkes/SK/VII/2002 TENTANG REGISTRASI DAN
PRAKTIK BIDAN
c) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN
d) PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK BIDAN
e) Permenkes RI No. 1464/Menkes/SK/X/2010 TENTANG IJIN DAN
PENYELENGGARAAN PRAKTEK BIDAN
2. Saran
a. Kepada instititusi: Diharapkan dapat menambah referensi makalah mengenai
peraturan perundang-undangan yang mengatur Perundang-Undangan yang
Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan
b. Kepada Mahasiswa: Kami berharap adanya makalah ini selain menjadi salah satu
referensi juga diharapkan bisa sebagai panduan secara teori mengenai peraturan
perundang-undangan yang mengatur Perundang-Undangan yang Melandasi Tugas,
Fungsi dan Praktek bidan
c. Kepada pembaca: Diharapkan pembaca dapat menjadikan referensi serta
memberikan masukan terhadap isi makalah agar menghasilkan makalah yang lebih
baik untuk selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani, dkk. 2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC
https://norwahidahdosen.wordpress.com/2011/02/07/perundang-undangan-yang-melandasi-
tugas-praktik-dan-fungsi-bidan/ (diakses pada tanggal 23 Mei 2017)