Abstract.
Due to heavy social adjustment problems and its effects to freshmen students in college,
this study is aimed to determine whether there is an effect of best friend social support on
freshmen students’ social adjustment to college. Freshmen students batch 2013 in Universitas
Airlangga (N=203) completed psychological scale questionnaires Satisfaction of Social
Support Questionnaire (SSQ-S) and Social Adjustment Sub Scale from Student Adaptation to
College Questionnaire (SACQ). Results reveal freshmen students’ social adjustment to college
effected 4,8% by best friend social support. The other 95,2% effected by other dimensions of
best friend social support and the factors could effect social adjustment in college. Good social
support sources could lead them to good social adjustment to college, in order to achieve good
performance and accomplishment in college.
Keywords: Social Adjustment to College; Best Friend Social Support; Freshmen Students
Abstrak.
Mempertimbangkan besarnya permasalahan penyesuaian sosial yang dialami serta dampaknya
bagi mahasiswa baru di perguruan tinggi, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial mahasiswa baru
di lingkungan perguruan tinggi. Angket Social Support Questionnaire-Satisfaction (SSQ-S)
dan Social Adjustment Sub Scale skala Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ)
disebarkan pada 203 orang mahasiswa baru Universitas Airlangga tahun angkatan 2013. Hasil
yang diperoleh adalah terdapat pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial
mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi sebesar 4,8%. 95,2% pengaruh disebabkan
oleh dimensi-dimensi lain dari dukungan sosial sahabat dan faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian sosial terhadap lingkungan perguruan tinggi lain. Pemilihan sumber-sumber
dukungan sosial yang baik bagi mahasiswa baru dapat membantu proses penyesuaian diri
secara sosial mereka terhadap lingkungan perguruan tinggi, sehingga mahasiswa baru dapat
beradaptasi dan berprestasi dengan baik.
Kata kunci: Penyesuaian Sosial di Lingkungan Perguruan Tinggi; Dukungan Sosial Sahabat;
Mahasiswa Baru
Korespondensi:
Uthia Estiane, e-mail: uthia.estiane@gmail.com
---
Fakultas Psikologi Univeritas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286
29
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental
Vol. 4 No. 1 April 2015
Uthia Estiane, ---
sosial. Meskipun tidak semua remaja mengalami Keberhasilan di perguruan tinggi tidak hanya
masa badai dan tekanan, namun sebagian dikaitkan dengan kurikulum dan jumlah waktu
besar remaja mengalami ketidakstabilan dari belajar saja, faktor lingkungan dari perguruan
waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha tinggi pun ikut mempengaruhi keberhasilan,
penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan seperti pola interaksi dosen pengajar dengan
harapan sosial yang baru. Hal ini tentunya mahasiswa, mahasiswa dengan teman sebaya,
memicu timbulnya berbagai permasalahan bagi dan lain-lain. Dengan kata lain, aspek perguruan
mahasiswa baru sebagai remaja. tinggi sebagai suatu sistem sosial turut berperan
mahasiswa baru angkatan 2013 di Universitas Sebuah studi oleh Brier dan Paul
lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa diri seseorang di perguruan tinggi. Mereka
baru di Universitas Airlangga. Perbedaan- menggagas hal ini dari studi sebelumnya yang
perbedaan yang mereka rasakan, transisi dari menyatakan bahwa ketika seseorang kehilangan
dunia sekolah menuju dunia perkuliahan ini, kelompok teman akrab mereka, dan mereka
menjadi pemicu utama munculnya berbagai berada pada lingkungan yang tidak akrab, akan
permasalahan mahasiswa baru. Beberapa hal muncul perasaan sedih secara emosional dan
yang dapat mempengaruhi performa individu di rasa kehilangan yang mendalam. Para peneliti
perguruan tinggi, diantaranya lokasi, kebiasaan menyimpulkan bahwa semakin erat sebuah
belajar, jarak dari rumah dan faktor personal kelompok pertemanan, maka semakin sulit pula
lainnya (Morgans, 2002). bagi para anggotanya untuk berubah tanpa teman-
White & Watt (dalam Gutama, 2004) teman lama mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
menyebutkan, mahasiswa baru lebih sering diantara bagian yang tersulit dari penyesuaian
mengalami gangguan perilaku karena mereka sosial mahasiswa baru adalah meningkatnya
berada pada masa transisi. Mahasiswa baru pengaruh dari kelompok sebaya dalam perubahan
dihadapkan pada situasi baru yang asing dan suatu perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru,
kehidupan baru yang penuh dengan tantangan, nilai-nilai baru, serta penolakan dari lingkungan
sedangkan di sisi lain mereka memiliki berbagai sosial yang baru (Nurdin, 2009).
pengalaman dan kebiasaan lama yang belum Penyesuaian ke perguruan tinggi terdiri dari
tentu sesuai dengan kehidupan baru mereka. berbagai tuntutan yang berbeda dalam bentuk dan
tingkatan, serta membutuhkan banyak respon humor; memiliki rasa tanggung jawab
coping atau penyesuaian (Sharma, 2012). Dalam sosial; memiliki kemampuan untuk bekerja sama
menghadapi permasalahan-permasalahan ini, dan menaruh minat terhadap orang lain; memiliki
terdapat mahasiswa yang mampu menyesuaikan minat yang besar dalam melakukan pekerjaan dan
diri dengan mudah namun ada pula mahasiswa bermain; memiliki perkembangan kebiasaan yang
yang mengalami kesulitan. Kemampuan dalam baik; adaptabilitas, memiliki kepuasan dalam
mengembangkan hubungan yang baru dan bekerja dan bermain; serta memiliki orientasi
efektif dengan lingkungan, dapat menjadi elemen yang menandai adanya realitas sosial (Schneiders,
kemampuan penyesuaian diri dan sosial diri di perguruan tinggi mencerminkan tentang
individu yang berbeda-beda dapat disebabkan bagaimana seorang individu mencapai tuntutan-
oleh beberapa faktor, yakni kondisi fisik, tuntutan yang ada dan memberi dampak
psikologis, kondisi lingkungan, dan faktor Rice, & FitzGerald (1990) mengungkapkan
budaya. Kondisi lingkungan di sini meliputi bahwa untuk dapat melewati masa transisi ini
kondisi rumah, keluarga, dan sekolah, baik itu dengan baik, dibutuhkan tingkat adaptasi yang
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Ketika tinggi dari remaja. Selaras dengan pernyataan di
berhadapan dengan lingkungan baru, mahasiswa atas Tinto (1993) mengungkapkan, kemampuan
membutuhkan dukungan sosial yang tinggi agar dalam mengatur dan menyeimbangkan antara
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan kehidupan sosial dan akademik dapat membantu
perguruan tinggi, baik secara akademik maupun proses penyesuaian diri pada mahasiswa di
Penyesuaian yang baik adalah penyesuaian Dukungan sosial yang baik dari
yang ditandai dengan adanya pengetahuan dan lingkungan dapat membantu mahasiswa baru
lain; adanya obyektivitas dan penerimaan dan menghadapi masa transisinya dengan baik
sosial; pengendalian diri dan perkembangan (Cutrona, 1996). Individu dengan lingkungan
diri yang baik; memiliki tujuan dan arah yang sosial yang penuh dukungan emosional,
jelas; memiliki sudut pandang, penilaian dan instrumental maupun informasi yang baik ketika
pandangan hidup yang memadai; memiliki rasa mereka membutuhkan, menunjukkan tingkatan
stres dan gejala depresi yang lebih rendah dalam lebih tinggi daripada kualitas lingkungan sosial
menghadapi peristiwa hidup dibandingkan yang rendah. Semakin tinggi kualitas lingkungan
dengan mereka yang tidak (Cohen & Wills, 1985; sosial yang dimiliki, maka semakin tinggi pula
dukungan sosial yang diperoleh individu berasal sosial yang dimiliki, maka semakin rendah pula
dari lingkungan keluarga dan teman sebaya. tingkat kepuasan terhadap dukungan sosial yang
Mahasiswa baru yang meninggalkan lingkungan dimiliki. Tinggi rendahnya tingkat kepuasan
keluarganya untuk belajar di perguruan tinggi, terhadap lingkungan sosial dapat mempengaruhi
praktis lebih sering berinteraksi dengan pola perilaku yang ditunjukkan oleh individu
lingkungan teman sebayanya. Martin, Swartz- terhadap lingkungan sosialnya, maka dalam
Kulstad, dan Madson (1999) menemukan, hal ini kualitas dari lingkungan sosial dapat
dari hubungan pertemanan mereka dapat penyesuaian sosial dari individu, dalam penelitian
memberikan kontribusi terhadap proses ini khususnya pada lingkungan perguruan tinggi
karena teman sebaya dapat bertindak sebagai Baker & Siryk (1984) mengungkapkan
panutan, menjadi acuan grup, seorang pendengar, bahwa bagaimana mahasiswa menyesuaikan
seseorang yang dapat mengerti, seorang kritikus, diri selama tahun pertama di universitas, dapat
seorang penasihat, dan seorang pendamping menjadi landasan bagi kemampuan adaptasi
(Richey & Richey, 1980; Tokuno, 1986). mereka terhadap peristiwa-peristiwa berikutnya
Brissette, Scheier, & Carver (2002) selama kehidupan mereka di perguruan tinggi.
mengutarakan, ada kemungkinan bahwa Studi menyebutkan bahwa 20% hingga 25%
perbedaan kualitas lingkungan sosial berdampak mahasiswa tahun pertama tidak menyelesaikan
secara kritis terhadap tingkat penyesuaian diri pendidikan tahun keduanya (Hamilton &
yang lebih baik. Hal ini dapat berarti, kualitas Hamilton, 2006), dan lebih jauh lagi 20%
lingkungan sosial yang tinggi mampu memberikan hingga 30% mahasiswa memilih meninggalkan
tingkat kepuasan terhadap dukungan sosial yang universitas di tahun berikutnya (Grayson &
Grayson, 2003). Morgans (2002) menyatakan, hal Diperoleh 203 subyek dengan rentang usia 18-21
ini disebabkan oleh kegagalan mahasiswa baru tahun. Komposisi subyek laki-laki dan perempuan
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan adalah 115 dan 244 orang. Dari seluruh subyek, 77
barunya, pada tahun pertamanya di perguruan orang berasal dari Program Studi S1 Psikologi, 79
Penelitan terdahulu menyebutkan bahwa orang berasal dari Program Studi S1 Manajemen,
apabila mahasiswa mampu menyesuaikan diri 20 orang berasal dari Program Studi S1 Sosiologi,
secara akademik dengan baik, maka baiklah 43 orang berasal dari Program Studi S1 Farmasi,
seluruh kemampuan penyesuaian dirinya terhadap dan 95 orang berasal dari Program Studi S1 Biologi.
2002). Sebuah tinjauan artikel oleh Creedon dan adalah pengembangan dari dua skala psikologis:
Pantages (1978) menyebutkan, apabila berbicara (1) Social Support Questionnaire (SSQ), yang
tentang penyesuaian diri terhadap lingkungan disusun oleh Sarason, Levine, Basham dan
perguruan tinggi, sangatlah penting untuk tidak Sarason (1983). Skala pengembangan tersebut
hanya melihatnya dari satu aspek saja, namun ke terdiri dari dua dimensi yakni Perceived Availabity
lebih banyak aspek. Berdasarkan hasil tinjauan of Social Support/Perasaan akan Tersedianya
tersebut, penyesuaian sosial di perguruan tinggi Dukungan Sosial dan Satisfaction with Social
memiliki porsi yang sama pentingnya dengan Support/Kepuasan terhadap Dukungan Sosial,
penyesuaian di perguruan tinggi secara akademik. dengan total aitem sebanyak 27 butir dan enam
Sayangnya, topik ini jarang menjadi fokus kajian rentang pilihan jawaban. Nilai koefisien korelasi
utama. Padahal kemampuan mahasiswa baru aitem total bergerak dari angka 0,326 hingga
dalam menyesuaikan sosial di lingkungan 0,777. Koefisien reliabilitas alpha cronbach yang
perguruan tinggi dapat menjadi landasan bagi diperoleh sebesar 0,916, menunjukkan bahwa
lainnya pada mahasiswa baru. berfokus pada dimensi Satisfaction with Social
baru angkatan 2013 Universitas Airlangga, salah (SACQ), yang disusun oleh Baker & Siryk (1986).
satu universitas negeri terbaik di Indonesia. Skala tersebut terdiri dari empat indikator yakni
Nostalgia/Rasa Rindu, dan Social Environment/ analisis regresi linier sederhana. Wawancara pada
Lingkungan Sosial, dengan total aitem sebanyak beberapa subyek dilakukan untuk memperkaya
20 butir dan empat rentang pilihan jawaban. pemahaman mengenai latar belakang masalah
model regresi.
Tabel 2
Anova Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .357 1 .357 10.083 .002a
Residual 7.122 201 .035
Total 7.479 202
a. Predictors: (Constant), Var_Y
b. Dependent Variable: Var_X
Tabel 3
Coefficients Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.152 .356 11.647 .000
Var_Y .015 .005 .219 3.175 .002
a. Dependent Variable: Var_X
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa model signifikansi 0,002. Oleh karena kriteria
summary pada penelitian ini menunjukkan nilai pengujian taraf signifikansi < 0,05 Ho ditolak dan
R = 0,219 dan R Square = 0,048 di mana memiliki signifikansi > 0,05 Ho diterima, maka hasil dari
arti bahwa 4,8% variabel X mempengaruhi penelitian ini adalah Ho ditolak (signifikansi
variabel Y (95,2% dipengaruhi oleh variabel lain). < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
Pada tabel 2 hasil tabel anova diperoleh pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap
nilai F hitung sebesar 10,083 dengan taraf penyesuaian sosial mahasiswa baru di
Sedangkan pada tabel 3, tabel Coefficients variabel Y (95,2% dipengaruhi oleh variabel lain).
menunjukkan bahwa nilai dari konstanta Hasil ini dapat disebabkan karena adanya dimensi
regresi dukungan sosial sahabat = 4,125 dan dari dukungan sosial sahabat dan faktor-faktor
nilai konstanta regresi penyesuaian sosial di yang mempengaruhi penyesuaian sosial terhadap
lingkungan perguruan tinggi = 0,015. Sehingga lingkungan perguruan tinggi lain yang tidak
dapat dibentuk persamaan garis regresi linier diteliti oleh penulis. Selain dukungan sosial dari
Persamaan garis regresi linier sederhana juga diprediksi memiliki kontribusi terhadap
di atas memiliki arti, tingginya nilai penyesuaian kemampuan penyesuaian sosial mahasiswa baru
tinggi dapat diprediksi dengan menjumlahkan menurut Schneiders (1964), faktor-faktor yang
nilai dari konstanta regresi penyesuaian sosial dapat mempengaruhi penyesuaian sosial di
di lingkungan perguruan tinggi sebesar 4,125, lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa baru
dengan nilai dari konstanta regresi dukungan selain faktor lingkungan adalah faktor kondisi
sosial sahabat sebesar 0,015 dikalikan besar nilai fisik, faktor perkembangan dan kematangan,
dari dukungan sosial sahabat. faktor psikologis, dan faktor budaya. Faktor-
Pada tabel 2 hasil tabel anova diperoleh faktor tersebut perlu diteliti lebih jauh terkait
nilai F hitung sebesar 10,083 dengan taraf besar kontribusi yang dapat diberikan terhadap
signifikansi 0,002. Oleh karena kriteria kemampuan penyesuaian sosial mahasiswa baru
pengujian taraf signifikansi < 0,05 Ho ditolak dan di lingkungan perguruan tinggi.
signifikansi > 0,05 Ho diterima, maka hasil dari Hasil temuan dalam penelitian ini
penelitian ini adalah Ho ditolak (signifikansi mendukung asumsi dari Brissette, Scheier, &
< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Carver (2002) yang menyatakan bahwa perbedaan
pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap kualitas lingkungan sosial berdampak secara
penyesuaian sosial mahasiswa baru di kritis terhadap tingkat penyesuaian diri yang
lingkungan perguruan tinggi. lebih baik. Kualitas lingkungan sosial yang tinggi
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa model dapat memberikan tingkat kepuasan terhadap
summary pada penelitian ini menunjukkan nilai dukungan sosial yang lebih tinggi daripada
R = 0,219 dan R Square = 0,048 di mana memiliki kualitas lingkungan sosial yang rendah. Kepuasan
terhadap lingkungan sosial yang tinggi dapat menengah akan bermanfaat selama minggu-
mempengaruhi pola perilaku individu dengan minggu pertama memasuki perguruan tinggi,
lingkungan sosialnya, dalam penelitian ini akan tetapi pada minggu-minggu berikutnya
dapat berdampak pula terhadap kemampuan selama semester pertama akan lebih bermanfaat
penyesuaian sosial dari individu. Hasil penelitian apabila memiliki hubungan yang dekat dengan
dari sahabat yang diperoleh mahasiswa baru, Kemampuan untuk menyesuaikan diri
dapat berdampak positif terhadap kemampuan secara sosial di lingkungan perguruan tinggi
penyesuaian sosial mereka di lingkungan merupakan hal yang penting. Karena kegagalan
Hasil penelitian ini juga mendukung lingkungan perguruan tinggi dapat berakhir
sosial teman sebaya memberikan dampak positif universitas (Morgans, 2002). Sesuai dengan hasil
bagi penyesuaian sosial terhadap lingkungan studi yang menunjukkan bahwa 20% hingga 25%
perguruan tinggi pada mahasiswa baru, mahasiswa tahun pertama tidak menyelesaikan
Kulstad, dan Madson (1999) yang menemukan & Hamilton, 2006), dan lebih jauh lagi 20%
bahwa dukungan yang dirasakan oleh mahasiswa hingga 30% mahasiswa memilih meninggalkan
dari hubungan pertemanan mereka dapat universitas di tahun yang berurutan (Grayson
memberikan kontribusi terhadap proses & Grayson, 2003). Alasan akan tingginya angka
penyesuaian mahasiswa di perguruan tinggi. keluarnya mahasiswa dari universitas adalah
Hasil yang sama ditemukan dari penelitian karena banyaknya kesulitan yang dihadapi dan
oleh Swenson, Nordstrom, & Hiester (2008), stressor pada awal kehidupan di universitas.
teman sebaya memberikan fungsi yang positif menjelaskan proses transisi ke perguruan tinggi
terhadap kehidupan pada masa kanak-kanak, sebagai sebuah keterkejutan budaya yang
remaja, dan dewasa. Dari sini dapat diasumsikan melibatkan proses pembelajaran kembali dari
bahwa hubungan dengan teman/sahabat dapat aspek sosial dan psikologis secara signifikan,
pula memberikan manfaat bagi remaja pada dalam menghadapi pergulatan dengan ide-ide
masa transisi ke perguruan tinggi. Hubungan baru, dosen-dosen baru, teman-teman baru
yang dekat dengan sahabat pada masa sekolah dengan nilai yang berbeda-beda, kebebasan baru,
kesempatan baru, serta tuntutan-tuntutan baru individu dalam `mengatasi permasalahan dan
secara sosial. Untuk itu diperlukan suatu upaya menghadapi masa transisinya dengan baik.
yang lebih intensif, agar mahasiswa baru tidak Berdasarkan hasil analisis data yang telah
mengalami keterkejutan budaya lingkungan dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perguruan tinggi secara berlarut-larut. pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap
Selaras dengan itu studi oleh Mattanah penyesuaian sosial mahasiswa baru di lingkungan
et. al. (2010) mengungkapkan bahwa program perguruan tinggi sebesar 4,8%. 95,2% pengaruh
intervensi yang dibimbing oleh teman sebaya disebabkan oleh dimensi-dimensi lain dari
dapat memberikan dampak yang positif terhadap dukungan sosial sahabat dan faktor-faktor yang
kemampuan penyesuaian sosial terhadap mempengaruhi penyesuaian sosial terhadap
lingkungan perguruan tinggi pada mahasiswa lingkungan perguruan tinggi lain yang tidak
setara jenjang S1. Hal ini senada dengan pendapat diteliti oleh penulis.
dari Cutrona (1996) yang menyatakan bahwa
PUSTAKA ACUAN
Arkoff, A. (1968). Adjustment and Mental Health. New York: McGraw-Hill.
Baker, R. W., & Siryk, B. (1984). Measuring adjustment to college. Journal of Counseling Psychology, 31,
179-189.
______________________(1986). Exploratory Intervention With a Scale Measuring Adjustment to
College. Journal of Counseling Psychology, Vol. 33, No. 1, 31-38.
______________________ (1989). Student Adaptation to College Questionnaire: Manual. Los Angeles:
Western Psychological Services.
Brier, S. & Paul, E. L. (2001). Friendsickness in the transition to college: Precollege predictors and college
adjustment correlates. Journal of Counseling and Development, 79, 77-88.
Brissette, I., Scheier, M.F., Carver., C.S. (2002). The Role of Optimism in Social Network Development,
Coping, and Psychological Adjustment During a Life Transition. Journal of Personality and Social
Psychology. Vol. 82, No. 1, 102-111.
Cohen, S., & Wills, T. A. (1985). Stress, social support and the buffering hypothesis. Psychological
Bulletin, 98, 310–357.
Creedon, C. F., & Pantages, T. J. (1978). Studies of college attrition: 1950-1975. Review of Education
Research, 48, 49-101.
Cutrona E.C. (1996). Social Support in Couples. New Delhi: SAGE Publications,. Inc.
Direktur Pendidikan Universitas Airlangga. (2013). Data Mahasiswa Baru Universitas Airlangga Tahun
Ajaran 2013/2014. Surabaya: Sub Unit Pendidikan Universitas Airlangga.
Fokus. (2013, Oktober). 11 Prodi UA Masuk Jajaran Prodi Terbaik di Indonesia. PIH Unair 2013 [on-line].