Universitas Sriwijaya
OLEH:
AKBAR RUSDI
03071004127
Mengetahui,
IR. SARIMAN, MS
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat,
Karunia dan Hidayah-Nya jualah Penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik ini dengan
baik. Laporan kerja praktik elektris ini disusun berdasarkan hasil orientasi dan kegiatan kerja
praktik elektris yang telah dilaksanakan di PT. PLN (PERSERO) WS2JB PALEMBANG
RAYON KENTEN yang dilaksanakan sejak tanggal 24 januari 2011 – 19 maret 2011.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam bimbingan, bantuan data, dan motivasi sehingga laporan kerja
praktik elektris ini dapat diselesaikan. Dan juga Penulis tak lupa mengucapkan rasa terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir. Sariman, MS., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya
2. Bapak Bhakti Yudho S., ST, MT, selaku Sekretasis Jurusan Teknik Elektro Universitas
Sriwijaya
4. Bapak Ir. Rajasa Gauthama, MM, selaku Manager PT. PLN (PERSERO) WILAYAH S2JB
PALEMBANG
6. Bapak Yuspan Kornedi selaku Pembimbing kerja paraktek PT. PLN (PERSERO) RAYON
KENTEN
8. Orang Tua yang telah memberikan dukungan mora, materi, dan doanya.
9. Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kerja praktik elektris ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kerja praktik elektris ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap mudah – mudahan laporan kerja praktik elektris ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa Teknik Elektro Universitas Sriwijaya.
Dalam penulisan laporan ini mungkin terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan
maupun isi dari laporan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran sehingga berguna
bagi kita semua.
Palembang, Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………...i
LEMBAR PENILAIAN.................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB III
BAB IV
BAB V PENUTUP........................................................................................47
5.1 Kesimpulan................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA……….......................................................................50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini pihak Jurusan Teknik Elektro telah menyiapkan suatu program berupa mata
kuliah Kerja Praktek yang wajib diikuti setiap mahasiswa Teknik Elektro. Melalui mata
kuliah Kerja Praktek ini mahasiswa diharapkan mampu memahami ilmu elektronik secara
terarah karena pada dasarnya ilmu yang diperoleh di bangku kuliah bersifat teoritis.
Pelaksanaan Kerja Praktek ini bertujuan sebagai syarat untuk melengkapi mata kuliah Kerja
Praktek yang berjumlah 2 (dua) SKS di Jurusan Teknik Elektro Universitas Sriwijaya,
sekaligus agar mahasiswa memahami aplikasi dari disiplin ilmu elektro yang selama ini telah
dipelajari secara teoritis dalam perkuliahan.
Dengan mengikuti program Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang,
maka saya sebagai mahasiswa Kerja Praktek dan pihak Universitas Sriwijaya serta PT. PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang memperoleh masukan – masukan dan manfaat sebagai
berikut :
Sesuai dengan bidang ilmu yang penulis tekuni maka penulis melakukan kerja praktek pada PT. PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang selama 2 (dua) bulan, terhitung dari tanggal 1 Oktober 2004
hingga 30 November 2004.
Selama mengikuti Kerja Praktek elektris di PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang, penulis
ditempatkan pada seksi - seksi sebagai berikut :
Seksi Pemeliharaan
Seksi Peneraan
Sesuai dengan jadwal ini, maka ruang lingkup penulisan laporan hanya meliputi kegiatan selama
penulis melakukan kerja praktek di PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang.
Dalam penulisan laporan ini penulis melakukan observasi lapangan dan wawancara langsung dengan
karyawan PLN.
Sehingga dapat ditentukan metode yang digunakan untuk penulisan dan penyusunan laporan ini,
yaitu :
Observasi
Penulis melakukan diskusi dan wawancara dengan karyawan PLN tentang sesuatu
yang berhubungan dengan objek yang ditinjau.
Studi Literatur
Penulis melengkapi data dan keterangan yang diperoleh dari observasi dan wawancara
dengan referensi yang ada, yaitu buku pegangan dan panduan PLN.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan kerja praktek, manfaat kerja praktek, ruang lingkup kerja
praktek, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II : SEJARAH SINGKAT PT. PLN (Persero) WS2JB CABANG
PALEMBANG
Berisi sejarah singkat berdirinya PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang dan
struktur organisasinya serta tugas dan kewajiban dari masing – masing struktur
organisasi.
Berisi tentang kelistrikan di kota Palembang, bagaimana pengiriman daya listrik mulai
dari pusat pembangkit sampai ke konsumen – konsumen, jaringan tegangan menengah
dan tegangan rendah serta peralatan – peralatan yang mendukung jaringan tersebut.
Berisi tentang peralatan sistem pengaman yang terdiri dari Pemutus Tenaga, Relay Arus
Lebih (OCR), Pemutus Balik Otomatis (Sectionaliser), Pelebur (Fuse cut Out), Load Break
Switch (LBS)
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran yang mungkin berguna bagi penulis dan PLN.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN UMUM
SEJARAH SINGKAT PT. PLN (PERSERO) WS2JB
2.1 Sejarah Berdirinya PLN di Sumatera
PERIODE I (1924-1942)
Pada tahun 1924 sudah berdiri perusahaan swasta Belanda yang mengelola kelistrikan di kota
Palembang yaitu NV. Nederland Indische Gas Electriciteits Maatschapij yang disingkat menjadi NV.
NIGEM yang memiliki mesin pembangkit tenaga listrik merk SULZER sebanyak 2 (dua) unit mulai
dioperasikan pada tahun 1927 dan mempunyai anak perusahaan di Tanjung Karang berdiri tahun
1927 yang mulai dioperasikan tahun 1929.
Mesin pembangkit tenaga listrik yang dimiliki adalah SLM WINTHERTOUR 4 DN sebanyak 2 (dua)
unit dengan daya terpasang 180 KW kemudian ditambah dengan mesin KLM WITHERTOUR 6 DN
daya terpasang 400 KW yang mulai dioperasikan tahun 1939, Lahat tahun 1931, Muara Enim tahun
1931, Baturaja dan Bengkulu tahun 1931 (Berdasarkan data – data tanah yang memiliki perusahaan
tersebut). Sebelum pecah Perang Dunia II NV. NIGEM berubah namanya menjadi NV. Overzeeche
Gas EN Electriciteits Maatschapij yang disingkat NV. OGEM. Daerah kerjanya tidak berubah (pusat
perusahaannya berada di Amsterdam Belanda).
PERIODE II (1942-1945)
Pada masa pecahnya Perang Dunia II, dimana tentara Jepang banyak mendapat kemenangan dalam
peperangan di Asia termasuk Indonesia dapat dikuasai Jepang, dengan demikian perusahaan listrik
di kota Palembang dikuasai pula oleh Jepang dan diberi nama Denky Kyoky. Denky Kyoky tidak
bertahan lama sebab Jepang menyerah ketika kota Hirosima dan Nagasaki dibom oleh Sekutu.
Selama dikuasai Jepang, kelistrikan di daerah Sumatera bagian Selatan tidak mengalami
perkembangan kecuali di Tanjung Karang di mana sentral pembangkit listrik yang diledakkan
Belanda dapat diperbaiki oleh Jepang. Belanda kembali masuk ke Indonesia dan perusahaan listrik
Denky Kyoky diserahkan kepada Belanda dengan nama NV. OGEM.
Setelah Indonesia merdeka dan berdaulat penuh sejak tanggal 17 Agustus 1945 Belanda masih
menguasai dan mengelola perusahaan listrik (NV. OGEM). Pada tahun 1958 tanggal 27 Desember
1958 tentang nasionalisasi perusahaan milik Belanda termasuk NV. OGEM diambil alih oleh
Republik Indonesia yang dikelola oleh P3LG (Pemerintah Indonesia dan Langsung
dibawah Pengawasan Listrik dan Gas). Sumatera Selatan yang diatur dalam PP No. 16 tahun 1959
kemudian P3LG dialihkan di bawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga (DPUT).
Berdasarkan Surat KeputusanMenteri Pekerjaan Umum dan Tenaga nomor : Ment. I/U/24 tanggal
16 Juni 1959 Listrik dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara Djakarta (PLND).
PERIODE IV (1960)
Setelah terbit Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga nomor : Ment.16/4/10 tanggal 6 Juni
1960 maka terbentuklah struktur organisasi perusahaan umum listrik negara Exploitasi yang
meliputi daerah kerja Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan Riau.
PERIODE V (1965)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum pada tahun 1965 diadakan perubahan
daerah kerja PLN Exploitasi II, yaitu meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan Jambi
sedangkan Riau diserahkan kepada PLN Exploitasi XIV yang berkedudukan di Sumatera
Barat. Listrik di daerah Jambi setelah dinasionalisasikan dikelola oleh Kotapradja Jambi.
PERIODE VI (1972)
Pada tahun 1972 Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 18
tahun 1972 yang menegaskan nama perusahaan nama perusahaan listrik menjadi Perusahaan Umum
Listrik Negara (PLN) yang masih di bawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Sehubungan PP No. 18/1972 diadakan perubahan suasana kerja di mana PLN Exploitasi II diubah
menjadi PLN Exploitasi IV dengan wilayah kerja yang sama.
Nama PLN Exploitasi IV inipun tidak bertahan lama dengan diterbitkannya Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja Nomor : 013/PRT/1975 tanggal 9 September 1975 mengubah
OLN Exploitasi IV menjadi PLN Wilayah IV dengan wilayah kerja meliputi Sumatera Selatan,
Lampung, Bengkulu dan Jambi dengan kantor wilayah berkedudukan di Palembang dan satuan
kerjanya terdiri dari : PLN Cabang Palembang, PLN Cabang Tanjung Karang, PLN Cabang Bengkulu,
PLN Cabang Jambi, PLN Cabang Tanjung Pandan dan PLN Sektor Keramasan.
Kebutuhan listrik di masyarakat terus meningkat, hal ini juga memacu PLN untuk meningkatkan
dirinya. Hal ini terbukti dari bertambahnya satuan – satuan kerja PLN Wilayah IV yaitu : PLN
Cabang Bangka, PLN Sektor Bukit Asam, Unit Pengaturan Beban Sistim Sumatera Selatan dan yang
terakhir adalah PLN Sektor Bandar Lampung.
Dengan adanya pengambilan alih tersebut maka PT. PLN (Persero) WS2JB membawahi empat
cabang, yaitu :
Struktur organisasi kerja PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang dapat dilihat pada
lampiran 2. Adapun bagian dari susunan organisasi PT. PLN (Persero) WS2JB Cabang
Palembang dibuat fungsi dari setiap jabatan :
Manager Cabang
Asisten Manager
Asisten Manager Distribusi, membawahi :
- Ahli Teknik Muda Perencanaan Distribusi
- Ahli Teknik Muda Konstruksi Distribusi
- Supervisor Operasi Distribusi
- Supervisor Pemeliharaan Distribusi
Asisten Manager Pemasaran, membawahi :
- Ahli Teknik Muda Riset Pasar
- Ahli Teknik Muda Kebutuhan Tenaga Listrik
Asisten Manager Komersial, membawahi :
- Ahli Teknik Muda Pelayanan Pelanggan
- Ahli Teknik Muda Cater
- Ahli Teknik Muda Penagihan
- Supervisor Cater
- Supervisor TU Langganan
- Supervisor Sistem Informasi
Asisten Manager Keuangan, membawahi :
- Supervisor Pengendalian Anggaran dan Keuangan
- Supervisor Pengendalian Pendapatan
- Supervisor Akuntansi
Asisten Manager SDM & ADM, membawahi :
- Ahli Teknik Muda Komunikasi
- Ahli Teknik Muda Hukum
- Supervisor SDM
- Supervisor Sekretariat
- Supervisor Perbekalan
Asisten Manager Proteksi dan Pengukuran, membawahi :
- Ahli Teknik Muda Rele dan Proteksi
- Ahli Teknik Muda Tera
- Supervisor Prakitan alat pengukur dan Pembatas (APP)
- Supervisor Automotic Meter Reading (AMR)
- Supervisor Pemakaian Penertiban pemakaian organisasi Listrik (P2TL)
2.3 Pembagian Tugas Asisten Manager Distribusi
1000 mm mm
1000 mm mm
2000 mm
c. Isolator
Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross Arm.
Jenis-jenis isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator
tumpu. Isolator tarik biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator tumpu
biasanya dipasang pada tiang penyangga.
Gardu Metal Clad (MC) sebagian besar kontruksinya terbuat dari plat besi dengan
bentuk menyerupai kios. Pembuatan gardu MC lebih cepat dibandingkan gardu
Beton dan peralatannya merupakan satuan set lengkap.
2. Tidak dapat memutuskan jaringan dengan sendirinya pada waktu ada gangguan listrik.
3. Dibuka dan ditutup hanya untuk memanipulasi beban.
Lightning Arrester merupakan alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik
terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir yang dari suatu
penyambungan atau pemutusan rangkaian tanpa gangguan sistem.
Bila terjadi tegangan lebih akibat petir pada jaringan, maka arrester be-kerja dengan
menggalirkan arus surja ke tanah, kemudian setelah itu tegangan normal kembali.
Pada tegangan operasai normal, arrester harus mempunyai impedansi sangat tinggi.
Bila mendapat tegangan transien abnormal di atas harga tegangan tembusnya, maka harus
menembus dengan cepat. Arus pelepasan selama waktu tembus tidak boleh melebihi arus
pelepasan nominal supaya tidak merusak Arrester. Arus dengan frekuensi normal harus
diputuskan dengan segera apabila tegangan transien telah turun di bawah tegangan
tembusnya.
3.3.4 Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu
Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (
persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Konstruksi JTR terbagi atas :
a. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
SUTR merupakan jaringan kawat yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian
utama dari SUTR kawat tak berisolasi adalah tiang listrik (besi, beton), Cross Arm,
Isolator dan penghantar Aluminium / Tembaga (Cu)
b. Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR)
Kabel yang digunakan adalah jenis XLPE yang lebih dikenal dengan namaLVTC
( Low Voltage Twisted Cable). Jenis kabel ini direntangkan di antara tiang
penyangga. Bagian utama adalah tiang, kabel dan suspension Clamp Bracket, yang
berfungsi untuk menahan kabel pada tiang. Kabel jenis ini sekarang banyak
digunakan dalam pemasangan JTR baru karena dianggap kontruksi jenis ini lebih
handal.
3.3.5 Konfigurasi Jaringan
Keandalan pemasokan daya merupakan tuntutan mutlak pelanggan untuk itu diantisipasi
dengan penyusunan pola jaringan distribusi yang sesuai dengan tingkat keandalan yang
diinginkan. Tidak semua pelanggan harus dilayani dengan sistem yang mahal, tetapi pelanggan
penting ( Industri Usaha, Rumah Sakit dan Lain-lain ) harus mendapat tingkat keandalan yang
tinggi.
Jenis Konfigurasi Jaringan di Palembang
Konfigurasi jaringan yang ada pada sistem Palembang , yaitu :
a. Radial Murni
Konfigurasi jenis ini adalah konfigurasi jaringan yang paling sederhana dan paling
murah pembangunannya. Konfigurasi jaringan jenis ini terutama untuk melayani
konsumen yang terletak di ujung jaringan listrik. Pada jaringan radialcabang dari feeder
lateral disebut feeder sublateral. Arus yang paling besar mengalir pada jaringan adalah
yang paling dekat dengan Gardu Hubung, yang akan semakin berkurang dengan semakin
jauh jaraknya, sehingga memungkinkan untuk memperkecil luas penampang dari
penghantar. Konfigurasi Jaringan Radial ini keandalanya sangat kurang di mana bila
terjadi gangguan pada feeder lateral maka konsumen yang berada di belakang titik
gangguan tidak dapat menerima energi listrik.
b. Ring Terbuka (Open Ring)
Struktur ini merupakan gabungan dari dua buah struktur jaringan radial, di mana
pada kedua jaringan dipasang sebuah pemutus (PMT) atau pemisah (PMS).Pada saat
terjadi gangguan dan gangguan tersebut dapat diisolir, maka PMT/PMS ditutup sehingga
aliran daya listrik ke bagian yang tidak terkena gangguan tidak berhenti.
Dalam kondisi normal struktur jaringan ring ini merupakan dua struktur radial.Pada
umumnya penghantar dari struktur ini mempunyai ukuran yang sama. Ukuran konduktor
ini dipilah sehingga dapat menyalurkan seluruh daya listrik beban struktur ring yang
merupakan jumlah daya listrik beban dari kedua struktur radial.Struktur jaringan ini
mempunyai keandalan yang cukup, sedangkan biaya pembangunan lebih
mahal dibandingkan dengan biaya pembangunan struktur jaringan radial.
c. Spindel
Spindel adalah suatu pola jaringan khusus yang ditandai dengan ciri adanya
sejumlah kabel keluar dari suatu Gardu Induk / Gardu Hubung yang disebut Out Going
Cable menuju kearah suatu titik temu yang disebut Gardu refleksi. Kumpulan kabel (
dalam satu Spindel ) tersebut dimaksudkan untuk menyalurkan energi listrik ke suatu
daerah pelayanan meliputi luas daerah antara 10 hingga 25 km² . Satuspindle terdiri dari
maksimum 6 (enam) buah kabel. Kabel kerja sepanjang kabel ini tersambung dengan
Gardu Distribusi dan satu kabel cadangan (exspress feeder) sama sekali tidak
tersambung dengan Gardu Distribusi.
Kabel kerja disebut Working Cable atau Feeder, sedangkan kabel cadangan disebut
Express feeder. Kabel cadangan ini digunakan untuk menormalkan kembali penyaluran
energi listrik ke seluruh bagian feeder yang mengalami ganggguan setelah bagian yang
terganggu diketahui dan dipisahkan (diisolasikan) terhadap jaringan opeasi. Kabel
cadangan ini harus selalu diberi tegangan sehingga jika terjadi gangguan dapat segera
dioperasikan bila sewaktu-waktu terjadi gangguan. Seandainya kabel cadangan ini tidak
diberi tegangan sebelum pada saat diperlukan sebagai penyalur energi darurat, maka
kerusakan sewaktu-waktu pada kabel tersebut baru akan diketahui pada saat pemutusan
tenaga kabel tersebut di Gardu Induk.
Syarat utama untuk menjamin bekerjanya sistem darurat (emergency system)
sebagaimana seharusnya adalah dengan membiarkan instalasi cadangan tetap pada posisi
“ON” terus-menerus. Mengingat perkembangan dasar Spindel adalah Loop terpisah,
tanpa kabel cadangan tetapi kedua kabel tersebut masing-masing kemampuan minimal
penyalurannya sehingga satu sama lain mampu sebagai cadangan apabila diperlukan.
Apabila beban dari salah satu kabel bertambah besar melampaui harga 50% dari
kemampuannya, maka sebuah kabel baru harus ditarik. Keadaan ini adalah langkah
kedua dari Spindel. Kabel baru yang ditarik merupakan kabel cadangan terhadap kabel
kerja lainnya. Sistem ini tidak terdapat di Cabang Palembang.
3.3.6 Rencana Pengembangan Sistem Palembang
Untuk mengembangkan sistem yang ada di Palembang, PT. PLN melakukan serangkaian
perencanaan, antara lain :
1. Melakukan sistem radial menjadi sistem terbuka.
2. Perubahan tegangan menengah (PTM), yaitu semua sistem 12 KV menjadi 20 KV.
3. Perubahan tegangan rendah (PTR), yaitu semua tegangan 127/231 V menjadi tegangan
231/400 V.
4. Penambahan jalur penyulang.
5. Perbaikan tegangan drop.
6. Pembangunan pembangkit baru untuk mengatasi kenaikan beban.
3.3.7 . Rencana Kerja Bagian Distribusi
Rencana kerja bagian Distribusi adalah :
o Penurunan susut distribusi baik teknis maupun non teknis.
o Penurunan jumlah gangguan pada penyulang-penyulang.
o Pelaksanaan efisiensi program.
o Perbaikan konstruksi penyulang.
a. Frekuensi
Frekuensi diharapkan sekonstan mungkin 50 Hz. Frekuensi akan berubah bila terjadi
perubahan keseimbangan antara energi yang disuplai fasilitas pembangkit dan energi yang
digunakan beban.
b. Tegangan
Diharapkan tegangan sekonstan mungkin pada tegangan nominal (misalkan pada tegangan
rendah tegangan nominal sekarang ialah 220 V fasa tunggal dan 380 V fasa tiga). Variasi
tegangan disebabkan sebagai akibat susut tegangan, sebagai akibat bertambahnya beban pada
sistem dan beroperasinya pengatur tegangan otomatis yang menggunakan kompensasi jaringan.
c. Kelip (Flicker)
Kelip ialah susut tegangan sekejap antara 2 % - 30 % dengan frekuensi 1 setiap tahun
sampai 20 Hz. Susut tegangan ini diakibatkan oleh pengasutan langsung motor listrik,
beroperasinya motor listrik dengan beban yang tidak konstan, beroperasinya tanur busur dan
lain sebagainya.
e. Kandungan Harmonik
Tegangan suplai dari PLN manapun pembangkit sendiri tidak mungkin berbentuk
sinusoidal murni dengan frekuensi 50 Hz. Harmonik antara lain dapat mengurangi efisiensi baik
peralatan pensuplai maupun peralatan pemakai.Harmonik dapat berbentuk kontinue maupun
tegangan yang sporadic yang dapat mengganggu beroperasinya komputer.
g. Pemadaman
Berhentinya suplai listrik disebut . Untuk mengukur parah tidaknya suatu pemadaman
digunakan 2 indeks, yaitu :
BAB IV
Sistem pengamanan pada jaringan SUTM ini perlu dikoordinasikan dengan baik,
agar keamanan jaringan dapat terpelihara dengan baik sehingga jika terjadi gangguan dapat
dilakukan perbaikan dengan cepat. Adapun tujuan dari system pengamanan ini ialah
terpeliharanya distribusi pasokan tenaga listrik kepada pelanggan. Sistem yang digunakan
pada pengamanan jaringan ini adalah sebagai berikut :
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan bekerja bila
arus yang mengalir melebihi nilai settingnya ( I set ).
a. Prinsip Kerja
Pada dasarnya relay arus lebih adalah suatu alat yang mendeteksi besaran arus yang
melalui suatu jaringan dengan bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh
melewatinya disebut dengan setting.
Relay arus lebih memiliki 2 jenis pengamanan yang berbeda antara lain:
Relay mendeteksi arus fasa. Oleh karena itu, disebut pula “Relay fasa”. Karena pada relay
tersebut dialiri oleh arus fasa, maka settingnya (Is) harus lebih besar dari arus beban
maksimum. Ditetapkan Is = 1,2 x In (In = arus nominal peralatan terlemah).
Arus gangguan satu fasa tanah ada kemungkinan lebih kecil dari arus beban, ini
disebabkan karena salah satu atau dari kedua hal berikut:
1. Gangguan tanah ini melalui tahanan gangguan yang masih cukup tinggi.
Pada kondisi tersebut, relay pegaman hubung singkat (relay fasa) tidak dapat mendeteksi
gangguan tanah tersebut. Agar relay sensitif terhadap gangguan tersebut dan tidak salah
kerja oleh arus beban, maka relay dipasang tidak pada
kawat fasa melainkan kawat netral pada sekunder trafo arusnya. Dengan demikian relay ini
dialiri oleh arus netralnya, berdasarkan komponen simetrisnya arus netral adalah jumlah
dari arus ketiga fasanya. Arus urutan nol dirangkaian primernya baru dapat mengalir jika
terdapat jalan kembali melalui tanah (melalui kawat netral)
Relay ini bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai
settingnya, maka relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 – 20
ms). Karakterisik dari relay ini dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini :
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung singkat
dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick
up sampai kerja relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relay, seperti karakteristiknya pada gambar dibawah ini :
Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini secara fisik
mempunyai kemampuan seperti pemutus beban, yang dapat bekerja secara otomatis untuk
mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat.
Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya dipasang bersama-
sama dengan PBO yang berfungsi sebagai pengaman back-upnya. Alat ini menghitung
jumlah operasi pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan back-upnya secara otomatis
disisi hulu dan SSO ini membuka pada saat peralatan pengaman disisi hulunya sedang
dalam posisi terbuka, pada penggunaan SSO ini biasanya dikoordinasikan dengan peralatan
lain, seperti yang diilustrasikan pada gambar dibawah ini :
Dari penjelasan gambar diatas, cara kerja dari SSO ini ialah digabungkan dengan
PMT (Pemutus tegangan yang biasanya digabung dengan Relay arus lebih) ditempatkan
disisi hulu / awal saat jaringan keluar dari penyulang lalu dihubungkan dengan SSO
(Saklar Seksi Otomatis / Sectionalizer) yang dihubungkan pula dengan PBO (Pemutus
Balik Otomatis / Recloser) sebagai pengaman back-upnya. Sistem pengaman seperti ini
bekerja saat terjadi gangguan, dimana PBO melakukan pemutus balik tegangan secara
otomatis dan SSO ini menghitung berapa kali PBO ini melakukan tugasnya. Saat jumlah
operasi pemutus balik melewati batas jumlah yang ditetapkan oleh SSO ini maka secara
otomatis SSO ini akan memerintahkan PMT untuk memutuskan tegangan secara permanen
dan gangguan tersebut harus segera diperbaiki oleh petugas pemeliharaan jaringan agar
tidak sampai mengganggu pelayanan listrik kepada pelanggan.
Adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya bagian dari komponen yang
telah dirancang khusus dan disesuaiakan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana
pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai
dalam waktu tertentu. Oleh karena pelebur ditujukan untuk menghilangkan gangguan
permanen, maka pelebur dirancang meleleh pada waktu tertentu pada nilai arus gangguan
tertentu. Dalam menentukan besarnya Ampere sikring / fuse yang dipasang pada jaringan,
dapat dihitung dengan suatu persamaan :
Adalah suatu alat pemutus tegangan pada jaringan dengan kondisi diberi beban. Alat
ini memungkinkan perbaikan jaringan saat terjadi gangguan ditengahtengah jalur jaringan,
sehingga tidak sampai memutuskan aliran listrik. Dalam pendistribusian tenaga listrik dari
satu jaringan ke jaringan yang lain, akan dijumpai suatu titik temu yang disebut gardu
hubung / Key Point. Hal ini memungkinkan untuk mengisi dan menerima distribusi tenaga
listrik dari satu penyulang ke penyulang lain yang mengalami gangguan. Dalam
pendistribusian tenaga listrik ini, ada yang dikenal dengan istilah :
1. Jaringan Spindel : Sistem pendistribusian tenaga listrik yang bisa menyalurkan dan
menerima aliran listrik dari satu penyulang ke penyulang lain yang mengalami gangguan.
2. Jaringan Radial : Sistem pendistribusian tenaga listrik yang hanya bisa menerima aliran
listrik dari penyulang lain saat penyulang utamanya mengalami gangguan.
Adapun sistem pendistribusian jaringan listrik pola Radial dan Spindel seperti
diilustrasikan pada gambar dibawah ini :
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerja Praktek ( KP ) adalah salah satu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup ditengah tengah masyarakat
(perusahaan atau instansi pemerintah atau swasta ) diluar kampus, dan secara langsung
mengidentifikasi serta menangani masalahmasalah yang dihadapi. KP dilaksanakan oleh
perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa dan
untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi. Dan Kerja
praktek merupakan salah satu bukti adanya interaksi antara industri dengan lembaga
pendidikan yang merupakan jembatan bagi mahasiswa khususnya, yaitu mengenal dan
memahami bagaimana dunia industri itu sebenarnya, sebelum nanti masuk ke dunia
industri tersebut. Dari hasil praktek secara
langsung dan data-data yang telah diperoleh selama melaksanakan Kerja Praktek di PT.
PLN (Persero) Cabang Palembang yang meliputi pengamatan langsung kelapangan, analisa
proses kerja alat serta kegiatan lain sebagai bagian integral dalam pelaksanaannya.
Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian
utama yaitu, sistem pembangkitan, sistem transmisi dan system distribusi. Sistem distribusi
tenaga listrik terdiri dari Gardu Induk Distribusi, Jaringan Primer (JTM), Transformator
Distribusi, Jaringan Sekunder (JTR). Sistem pengamanan jaringan dilakukan dengan
perencanaan koordinasi Pemutus Tenaga (PMT), dengan pengindera OCR dan GRF,
Recloser dengan pengindera OCR (Over Current Relay), Sectionaliser dengan pengindera
jumlah tegangan hilang / CTO (Count To Open), FCO dengan fuse pelebur untuk pemutus
rangkaian akibat hubung singkat karena gangguan atau beban lebih, LBS (Load Breake
Switch) yaitu pemutus tegangan pada jaringan dengan kondisi diberi beban. Jaringan
SUTM adalah jaringan distribusi tenaga listrik 3 fasa 20 KV yang merupakan jaringan
pendistribusian tenaga listrik tegangan menengah yang keluar dari Gardu induk (GI) dan
masuk ke Gardu distribusi.
Sistem pengamanan pada jaringan SUTM ini perlu dikoordinasikan dengan baik, agar
keamanan jaringan dapat terpelihara dengan baik sehingga jika terjadi gangguan dapat
dilakukan perbaikan dengan cepat. Adapun tujuan dari system pengamanan ini ialah
terpeliharanya distribusi pasokan tenaga listrik kepada pelanggan. Sedangkan untuk
penanganan pemeliharaan gangguan dan perbaikan gangguan dilakukan dengan
menggunakan radio komunikasi sebagai alat komunikasi dengan gardu induk saat terjadi
gangguan jadi tidak diketahui secara langsung pemantauan jaringannya sehingga harus
dipantau dari GI dan APJ terkait lalu dilaporkan statusnya kepada UPJ.
5.2. Saran
Sebaiknya PT. PLN (Persero) memperbaiki kondisi manajemennya sendiri yang harus
dimonitor, ditinjau kembali dan dikembangkan yang bertujuan untuk memantapkan
peran serta PLN dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia.
Ada baiknya PT. PLN menggunakan produksi dalam negeri terutama dalam peralatan –
peralatan konstruksi listrik yang telah memenuhi Standar Listrik Indonesia (SLI),
Standar Industri Indonesia (SII) dan Standar Internasional Elektrotechnical (IEC).
Seharusnya PLN lebih memperhatikan tingkat kontinuitas pelayanan listrik pada
konsumennya.
Demi mempertimbangkan sisi keindahan, seharusnya PLN sudah saatnya mengganti
jaringan kabel udara dengan jaringan kabel tanah.
Untuk kemajuan PT. PLN sebaiknya teknologi yang digunakan dinamis seiring dengan
perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arsip dan Dokumentasi PT. PLN (Persero) W.S2JB CABANG PALEMBANG RAYON
KENTEN.
2011.