Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Manuaba, 2012, mengemukakan kehamilan adalah proses mata
rantai yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010) mengemukakan
lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300
hari (Kumalasari. 2015: 1). Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan adalah masa
dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan
7 hari) di hitung dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,trimester/
trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-
9 (Agustin, 2012: 12). Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu
ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani
proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1).

Penyebab tingginya angka kematian ibu adalah komplikasi kehamilan yang dapat muncul
melalui tanda bahaya kehamilan. Pengetahuan ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya dapat
menjadi salah satu penentu perawatan kehamilan untuk mencegah komplikasi. Angka kematian
ibu pada tahun 2016 meningkat menjadi 182,2 per 100.000 kelahiran hidup. Pencegahan angka
kematian ibu dapat dikurangi atau diturunkan dengan melalui peningkatan pengetahuan ibu hamil
terhadap tanda bahaya kehamilan dan keteraturan pemeriksaan ANC secara teratur. Dimana
persiapan persalinan yang direncanakan bersama bidan diharapkan dapat mengurangi
ketidaksiapan ibu saat persalinan dan meningkatkan ibu akan menerima asuhan yang optimal.

BAB II

1
PEMBAHASAN

Pada jurnal ini kami menggunakan tiga jurnal, yang membahas mengenai Pengetahuan Tanda
Bahaya pada Ibu Hamil Trimester Tiga yang berjudul:

2.1 Jurnal 1 : Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Dan Perilaku Perawatan


Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III

a. Populasi: Responden yang digunakan berjumlah 96 ibu hamil trimester III yang
sedang melakukan kunjungan antenatal care di puskesmas Cimanggis dan
Puskesmas Sukmajaya.
b. Intervensi: Penelitian deskriptif korelatif ini menggunakan pendekatan cross
sectional dengan teknik sampling consecutive sampling. Sampel berjumlah 96 ibu
hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas
Cimanggis dan Puskesmas Sukmajaya. Kuesioner terstruktur yang dikembangkan
peneliti terdiri dari tiga bagian antara lain karakteristik responden meliputi usia ibu
hamil, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan graviditas; pengetahuan tanda
bahaya kehamilan; dan perilaku perawatan kehamilan.
c. Comparasi: Hubungan Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dengan Perilaku
Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester I. Ibu hamil yang mempunyai
pengetahuan rendah menunjukkan perilaku yang tepat dalam perawatan kehamilan
yaitu sebanyak 38,5%. Sedangkan pada ibu hamil yang mempunyai pengetahuan
tinggi menunjukkan perilaku yang tepat dalam perawatan kehamilan yaitu
sebanyak 56,1%. Berdasarkan pada hasil uji bivariat dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan tanda
bahaya kehamilan dengan perilaku perawatan kehamilan pada ibu hamil trimester
III (p= 0,135, α= 0,05). Berdasarkan hasil pada Tabel 1 terlihat nilai OR= 2,048,
artinya ibu hamil yang memiliki pengetahuan tinggi memiliki peluang 2,048 kali
untuk berperilaku dengan tepat dalam merawat kehamilan.
d. Out come :Sebagian besar responden berada pada tahap dewasa awal dengan
rentang usia 21–40 tahun (90,6%). Mayoritas responden tidak bekerja (85,4%)
dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA (60,4%). Responden terbanyak
primigravida (68,8%) dengan rerata usia kehamilan 33,36 minggu, usia kehamilan

2
termuda adalah 27 minggu dan usia kehamilan tertua 41 minggu. Pengetahuan
Tanda Bahaya Kehamilan. Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang tinggi
terhadap tanda bahaya kehamilan Dari tujuh komponen pengetahuan mengenai
tanda bahaya kehamilan, konsep tanda bahaya kehamilan dan perdarahan vagina
adalah komponen pengetahuan yang banyak dimiliki responden.
e. Time : Tidak terdapat waktu dan tanggal penelitian pada jurnal

2.2 Jurnal 2 : Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester Tiga Dengan Keteraturan Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas
Mergangsan Yogyakarta
a. Populasi:Teknik sampling menggunakan kuota sampling di dapatkan kuota
sejmlah 37 orang, sampel diambil secara kriteria inklusi.
b. Intervensi: Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik analitik
korelatif dengan pendekatan cross sectional.
c. Comparasi: Total ibu hamil dari 37 responden yang memiliki pengetahuan tinggi
sebanyak 26 orang (70,2%) dan pengetahuan rendah sebanyak 5orang (13,5%). Ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan teratur sebanyak 30 orang (81,0%) dan ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan tidak teratur sebanyak 7 orang (18,9%). Dari
hasil tabulasi silang dapat diketahui responden dengan pengetahuan yang tinggi dan
pemeriksaannya teratur sebanyak 26 responden ( 70,2%), dari 6 responden (16,2%)
yang berpengetahuan sedang terdapat 4 responden ( 11%) yang teratur dan 2
responden ( 5%) tidak teratur, dan pengetahuan rendah dan tidak teratur sebanyak
5 responden (13,5%). Dari 26 responden yang berpengetahuan tinggi tentang tanda
bahaya kehamilan yang memeriksakan kehamilannya dengan teratur yaitu 26
responden. Dari 6 responden yang berpengetahuan sedang tentang tanda bahaya
kehamilan mayoritas teratur sebanyak 4 responden. Dari 5 responden yang
berpengetahuan rendah tentang tanda bahaya kehamilan semuanya tidak teratur.
Dan hasil perhitungan Uji Chi Square tergambar bahwa 5 orang Ibu hamil yang
memiliki pengetahuan yang rendah tentang tanda bahaya semuanya tidak teratur
melakukan pemeriksaan kehamilan, 6 orang Ibu hamil yang memiliki pengetahuan
sedang tentang tanda bahaya kehamilan diantaranya 2 orang yang tidak melakukan

3
pemeriksaan kehamilan. Sedangkan dari 26 orang Ibu hamil yang memiliki
pengetahuan yang tinggi mengenai tanda bahaya sudah melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur. Dengan Uji Chi –square yang dilakukan maka didapatkan
hasil bahwa, nilai p=0,000 karena nilai p< 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima,
jadi dapat disimpukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang tanda
bahaya kehamilan trimester III dengen keteraturan pemeriksaan kehamilan.
d. Out come: Pada Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan
Trimester Tiga Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta didapatkan Hasil penelitian
ini menunjukkan dari total 37 responden didapatkan hasil uji statistik menggunakan
Chi Square variabel pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan didapatkan nilai
p-value = 0,000 <0,05 artinya ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan trimester tiga dengan keteraturan pemeriksaan kehamilan Di
Puskesmas Mergangsan Yogyakarta. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan tinggi
dipengaruhi oleh pendidikan SMA sebanyak 16 responden (43,2%) dan perguruan
tinggi sebanyak 14 responden (38%), umur >31 tahun sebanyak 21 responden
(57%) dan teratur melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian didapatkan
bahwa ibu hamil dengan pengetahuan tinggi sebagian besar memiliki umur >31
tahun, hal ini serupa dengan teori Dian Pratitis, dengan umur 20-35 tahun lebih.
Semakin tua atau bertambahnya umur seseorang, semakin banyak pengalaman
seseorang tersebut sehingga mempengaruhi pengetahuan. Dengan demikian
pengalaman mempengaruhi pengetahuan seseorang dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam. Dan pada Keteraturan Pemeriksaan Kehamilan
Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta hasil penelitian diketahui dari 37 responden
sebagian besar ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Mergangsan melakukan
pemeriksaan kehamilan secara teratur sebanyak 30 orang (81%) dan hanya ada 7
orang (17%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan tidak teratur. Hasil tersebut
memberikan gambaran bahwa sebagian besar ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan secara tepat yaitu minimal 4 kali dengan perincian 1 kali pada trimester
1, 1 kali pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Dan Hubungan Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester Tiga Dengan Keteraturan
Pemeriksaan Kehamilan Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Setelah dilakukan

4
analisa data dengan chi square diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05 yang
menunjukkan bahwa ha diterima dan ho ditolak, sehingga ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan trimester
tiga dengan keteraturan pemeriksan kehamilan di Puskesmas Mergangsan
Yogyakarta 2017.
e. Time: Dalam jurnal ini dicantumkan waktu penelitiannya yaitu Januari 2016
sampai bulan Januari 2017.

2.3 Jurnal 3 : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester III Dalam
Persiapan Persalinan

a. Populasi: Populasi penelitian adalah semua ibu hamil trimester III di Puskesmas
Danowudu Kota Bitung yang berjumlah 57 ibu hamil. Terdiri dari umur <20 tahun
sebanyak 14 (24,6%), umur 20-35 tahun sebanyak 34 (59,6%) dan umur >35 tahun
sebanyak 9 (15,8%).
b. Intervensi: Menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan rancangan
cross sectional dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) dan checklist
tentang persiapan persalinan sebanyak 57 sample.
c. Comparasi: Dari total 57 responden distribusi Pengetahuan Responden di
Puskesmas Danowudu menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 31 ( 54,4%) pengetahuan cukup 14 ( 24,6%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 12 (21,05%). Distribusi perilaku responden di Puskesmas Danowudu
menunjukkan perilaku responden tentang persiapan persalinan yang terdiri dari
perilaku positif sebanyak 44 ( 77,2%) dan perilaku negative sebanyak 13 (22,8%).
Jadi berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan pengetahuan dengan perilaku Ibu
hamil trimester III dalam persiapan persalinan. Tingkat pendidikan seseorang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang karena penerimaan dan pemahaman
seseorang yang memiliki pendidikan tinggi lebih baik dibandingkan dengan yang
memiliki pendidikan rendah.
d. Outcome :Sebanyak 31 ( 54,4 %) responden memiliki pengetahuan yang baik
tentang persiapan persalinan. Perilaku responden tentang persiapan persalinan

5
sebagian besar memiliki perilaku positif yaitu sebanyak 44 (77,2%). Perilaku
positif diartikan sebagai tindakan yang seharusnya dilakukan oleh ibu hamil
trimester III dalam mempersiapkan persalinan. Tingkat pendidikan seseorang
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena penerimaan dan pemahaman
seseorang yang memiliki pendidikan tinggi lebih baik dibandingkan dengan yang
memiliki pendidikan rendah. Pengetahuan yang baik mendukung responden dalam
berperilaku yang positif pula.
e. Time: Dalam jurnal ini dicantumkan waktu penelitiannya yaitu Februari - Juni
2013.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

6
Dari ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat
berpengaruh pada perilaku seseorang. Ibu hamil dengan pengetahuan tinggi sebagian besar
memiliki umur >31 tahun, hal ini serupa dengan teori Dian Pratitis, dengan umur 20-35 tahun
lebih. Semakin tua atau bertambahnya umur seseorang, semakin banyak pengalaman seseorang
tersebut sehingga mempengaruhi pengetahuan dan organ reproduksi wanita sudah mencapai
kematangan sehingga siap untuk hamil, melahirkan dan nifas. Dibandingkan dengan ibu hamil
dengan umur < 20 tahun, semakain muda umur ibu maka semakin kurang perhatian serta
pengalaman yang dimiliki ibu hamil karena ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan,
selain itu usia yang masih muda sistem reproduksi yang belum matang, sehingga berisiko terjadi
gangguan selama kehamilan. Dengan demikian tingkat pendidikan dan pengalaman
mempengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang dalam melakukan sebuah tindakan.

3.2 SARAN

Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambah jumlah refrensi jurnal
yang sejenis maupun survey langsung dengan penambahan jumlah sample serta
mengkombinasikan dengan beberapa factor pendukung lainnya seperti memperhatikan aspek lain
serta komitmen yang dapat membantu Ibu hamil dalam mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
persiapan pasca persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

7
Nur, Fandiar. (2013). “ PENGETAHUAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PERILAKU
PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III”. Dalam
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/15 . Diunduh 11 September 2019.

Linda, Verra. (2016). “ Hubungan Pengetahuan Dengan Prilaku Ibu Hamil Trimester III dalam
Persiapan Persalinan”. Dalam https://ejurnal.poltekkes-
manado.ac.id/index.php/jidan/article/view/347 . Diunduh 11 September 2019.

Hasanah, A. (2017). “ HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA


BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN KETERATURAN
PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA”.
Dalam http://digilib.unisayogya.ac.id/3976/ . Diunduh 11 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai