Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIAHAN

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)


RSUD BARRU TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Pengembangan staf melalui pendidikan dan pelatihan merupakan
suatu kegiatan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) guna mencapai tujuan organisasi. Kegiatan pendidikan dan
pelatihan diperlukan agar SDM mampu berorientasi pada Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terkini sehingga dapat
memberikan pelayanan yang optimal melalui kerja tim seiring dengan
peningkatan mutu pelayanan keselamatan kerja, bahaya kebakaran
dan bencana (K3).
Penanganan keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana
harus dikelola dengan baik, karena apabila bahaya terjadi didalam
maupun diluar rumah sakit dapat berimbas kepada pelayanan rumah
sakit, sehingga harus dapat diantisipasi dengan baik. Hal-hal yang
harus dapat diantisipasi dalam keselamatan kerja, bahaya kebakaran
dan bencana, adalah timbulnya keadaan darurat yang dapat
membahayakan penghuni, pengunjung, petugas maupun bangunan
rumah sakit.
Untuk dapat menjalankan penanganan keselamatan kerja, bahaya
kebakaran dan bencana, diperlukan pelatihan bagi seluruh sumber
daya manusia yang ada di rumah sakit dan terkait langsung dengan
kewaspadaan pengnanan bahaya yang mungkin terjadi.

II. LATAR BELAKANG


Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang. Maka Rumah Sakit juga termasuk dalam
kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS
menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Segala hal yang menyangkut
penyelenggaraan K3 di rumah sakit diatur di dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 432 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di Rumah Sakit termasuk pengertian dan ruang lingkup
kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.
Salah satu upaya K3 yakni dengan program pendidikan dan
pelatihan SDM Tim K3 baik lewat jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non formal.

III. TUJUAN
Tujuan umum :
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang keselamatan
kerja, bahaya kebakaran dan bencana.
Tujuan khusus :
1. Memenuhi kebutuhan tenaga dengan kualifikasi sesuai dengan
standar.
2. Menyiapkan tenaga yang terkait pelayanan penanganan
keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana dalam
menghadapi tuntutan pelayanan yang optimal.
3. Mempersiapkan tenaga professional sesuai dengan kompetensi
penanganan keselamatan kerja, bahaya kebakaran dan bencana.

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Eksteren : Pelatihan K3 Rumah Sakit, K3 Umum
2. Interen/Inhouse training : Penanganan bahaya kebakaran,
kewaspadaan bencana missal, Pengelolaan B3, Pengelolaan Alkes dan
utilitas
3. Simulasi :Pelatihan simulasi kode-kode darurat.
4. Sosialisasi

V. SASARAN
Tim K3 dan seluruh petugas dilingkungan rumah sakit.
VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN
NO JENIS PENDIDIKAN
2019 2020 2021 2022 2023
1 Eksteren :
Pelatihan K3 Rumah 1 org
Sakit, K3 Umum
2 .Interen/Inhouse training 40 org - - 40 org -
Penanganan bahaya
kebakaran, kewaspadaan
bencana massal,
Pengelolaan B3, 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali
Pengelolaan Alkes dan
utilitas
3 Simulasi 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Pelatihan simulasi kode-
kode darurat
4 Sosialisasi 3 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksaan program pelatihan dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana program perencanaan pendidikan pelatihan dapat
terealisasi. Evaluasi kegiatan dan pelaporannya dilaksanakan oleh Tim
K3 setiap tahun. Hasil evaluasi digunakan sebagai pertimbangan untuk
perencanaan pendidikan dan pelatihan selanjutnya.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil pelaksanaan kegiatan program pengawasan secara detail dicatat
dan dilaporkan minimal berisi tentang :
1. Ketepatan pelaksanaan sesuai jadwal
2. Kelancaran pelaksanaan
3. Kecakapan Sumber Daya Manusia (SDM)
4. Kecukupan sarana prasarana
5. Kelancaran sistem yang dirancang
6. Hal-hal yang muncul pada saat pelaksanaan kegiatan dan perlu
diakomodir.

Anda mungkin juga menyukai