Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Ajaran islam merupakan ajaran yang senantiasa berpedoman kepada wahyu Allah SWT
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yakni kitab suci Al-Quran dan sunnah-sunnah
Rasulullah SAW, hal ini secara tegas disampaikan oleh Rasulullah SAW dengan sabdanya:
“ Aku tinggalkan kepada kamu (umat islam) dua pegangan, yang kamu tidak akan pernah
sesat selama kamu berpegang kepada keduanya, yakni Kitabullah (Al-Quran) dan sunnah
Rasul-Nya (Hadist) “. ( HR. Muttafaq ‘Alaih ).
Hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Hukum islam
disebut juga syariat atau hukum Allah SWT, yaitu hukuman atau undang-undang yang
ditentutakan oleh Allah SWT sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist
(sunnah).

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 1


SUMBER AJARAN DAN HUKUM
ISLAM

A. Pengertian Hukum Islam


Hukum artinya menetapkan sesuatu atau meniadakannya. Hukum islam disebut
juga syariat atau hukum Allah SWT, yaitu hukum atau undang-undang yang ditentukan
oleh Allah SWT sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist
(Sunnah). Syariat islam juga merupakan hukum dan aturan islam yang mengatur seluruh
sendi kehidupan umat manusia, baik muslim maupun bukan muslim.

B. Hukum Taklify
Hukum Taklify adalah tuntutan Allah SWT yang berkaitan dengan perintah untuk
melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya. Hukum taklify menurut ulama dibagi
menjadi lima macam yaitu :
 Al-ijab, yaitu tuntutan secara pasti dari syariat untuk melaksanakan dan tidak boleh
(dilarang) ditinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenakan hukuman.
 An-nadb, yaitu tuntutan itu tidak pasti. Jika tuntutan itu dikerjakan maka pelakunya
mendapat pahala tetapi jika tidak dikerjakan tidak akan mendapat hukuman.
 Al-ibahah, yaitu firman Allah SWT yang mengandung pilihan untuk melakukan
suatu perbuatan atau meninggalkannya.
 Al-karahah, yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi tuntutan itu
diungkapkan melalui untaian kata yang tidak pasti.
 At-tahrim, yaitu tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan
yang pasti sehingga tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan itu wajib dipenuhi.
Jika perbuatann itu dikerjakan maka pelakunya akan mendapatkan
hukuman(dianggap berdosa). Sedangkan hukum taklify ditinjau dari syariat islam
dibagi menjadi 5 macam, yaitu :

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 2


1) Fardu(wajib), yaitu perbuatan yang apabila dikerjakan pelaku nya mendapat
pahala , tetapi apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.
2) Sunnah(mandub), yaitu suatu perbuatan yang apabila dikerjakan, pelakunya
akan mendapat pahala, tetapi apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa.
Perbuataan sunnah dibagi dua yaitu : sunnah ‘ain (shallat sunnah rawatib) ,
sunnaah kiffayah (mendoakan muslim/muslimah atau memberi salam) , haram
(berzina), makruh (merokok), mubah (wanita yang tidak menutup auratnya).
3) Haram, yaitu perbuatan yang apabila dilakukan pelakunya dianggap berdosa,
apabila ditinggalkan akan mendapatkan pahala. Contoh berzina, membunuh, dll.
4) Makruh, yaitu apabila dilakukan tidak mendapat dosa, apabila ditinggaalkan
akan mendapat pahala. Contoh meninggalkan sholat dhuha.
5) Mubah, perbuatan yang boleh dikerjakan dan boleh juga ditinggalkan.
Contohnya memilih warna pakaian penutup aurat.

C. Hukum Wad’iy
Hukum wad’iy adalah perintah Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa
terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu
(hukum). Hukum wad’iy terdiri dari 3 macam, yaitu :
1) Sebab, yaitu sifat yang nyata dan dapat di ukur dan di jelaskan oleh nas(Al-quran
dan Hadist), bahwa keberadannya menjadi sebab tidak adanya hukum. Contoh
tergelincirnya matahari menjadi sebab wajibnya shalat zjuhur.
2) Syarat, yaitu sesuatu yang berada diluar hukum sya’ra, tetapi keberadan hukum
sya’ra tergantung kepadanya. jika sya’ra tidak ada, maka hukum pun tidak ada.
contoh genap satu tahun (haul).
3) Mani (Penghalang), yaitu sesuatu yang keberadannya menyebabkan tidak adanya
hukum atau tidak adnya sebab bagi hukum. Contoh najis yg ada di badan atau
pakaian orang yang sedang mengerjakan shalat menyebabkan shalatnya tidak sah
( menghalangi sahnya sholat) .

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 3


D. Sumber Hukum Islam
1. Al-Quran
Al-Quran sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber
utama dan utama dari seluruh ajaran islam, baik yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesmanya dan hubungan
manusia dengan alam. Al-quran berasal daari kata qara’a, yaqra’u, qira’atan atau
qur’anan yang berarti mengumpulkan dan menghimpun. Adapun pokok-pokok
kandungan dalam al-quran antara lain :
a) Tauhid, yaitu kepercayaan terhaadap Keesan Allah SWT dan semua
kepercayaan yang berhubungan dengan-Nya.
b) Ibadah, yaitu semua bentuk perbuatan sebagai maanifestasi dari kepercayan
ajaran tauhid.
c) Janji dan Ancaman, yaitu janji pahala bagi oraang yang percaya dan mau
mengamaalkan isi Al-quran dan ancaman siksa bagi orang yang
mengingkarinya.
d) Kisah umat terdahulu, seperti para nabi dan rasul dalam menyiarkan risallah
Allah SWT maupun kisah-kisah oraang shalleh ataupun orang yang
mengingkari kebenaran Al-quran agar dapat dijadikaan pembelajaran bagi
umat setelahnya.

2. Hadist/Sunnah
Hadist/Sunnah adalah sumber agama islam kedua setelah Al-quran.
Sunnah menurut syar’I adalah sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW baik
brupa perkataan, perbuatan, dan penetapan pengakuan.

3. Sumber Pelengkap Ar-Ra’yu


Ar-Ra’yu artinya pendapat, opini, atau pikiran. Secara garis besar ayat-
ayat Al-Quran dibagi menjadi ayat muhkamat dan ayat mutasyabihad. Ayat
muhkamat adalah ayat-ayat yang sudah jelas dan terang maksudnya dan hukum
yang ada didalam nya tidak perlu penafsiran. Pada umumnya bersifat memerintah
seperti meneggakkan shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan ayat-ayat

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 4


mutasyabihad adalah ayat-ayat yang memerlukan penafsiran lebih lanjut
walaupun dalam bunyinya sudaah jelas mempunyai arti seperti, ayat mengnnai
gejala alam yang terjadi setiap hari.
Adanya ayat mutasyaabihad mengisyaratkan manusia untuk
mempergunaakaan akalnya dengan benar serta berpikir mengenai ketetapan
hukum peristiwa tertentu yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran
maupun dalam sunnah Rasulullaah. Ijtihad berarti mencurahkan segala
kemampuan berpikir untuk mengeluarkan hukum syara’ dari dalil-dalil syara’
yaitu Al-Quran dan hadist. Ijtihad dibagi menjadi :
 Ijma’, menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan
menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat nabi
Muhammad SAW. sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum
suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari ijma’ adalah fatwa,
yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang
untuk diikuti seluruh umat.
 Qiyas, berarti mengukur/ membandingkan (menyamakan) suatu perkara
dengan perkara yang lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab
akubat yang sama.
 Istihsan, penetapan hukum suatu perkara yang menurut logika dapat
dibenarkan.
 Mashlahat Mursalah, menurut bahasa kesejahteraan umum, menurut
istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kesmalahatan
manusia.
 Sududz Dzariah, menurut bahasa menutup jalan, menurut istilah adalah
tindakan yang memutuskan suatu mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan umat.
 Istishab, melanjutkan hukum yang telah ada dan telah ditetapkan dimasa
lalu hingga ada dalilyang mengubah hukum tersebut.
 Urf, perbuatan yang dilakukan terus-menerus, baik berupa perkataan
maupun tindakan.

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 5


Penutup

Ajaran islam adalah ajaran yang berpedoman kepada wahyu Allah SWT yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yakni berdasarkan Al-Quran dan Hadist (Sunnah).
Dalam hukum islam, semua ketentuan hukum telah dibagi secara sistematis sehingga
memudahkan untuk membedakannya. Hukum islam disebut juga syari’at atau hukum Allah,
yaitu hukum atau undang-undang yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh Allah SWT
sebagaimana yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist.
Demikianlah bahasan yang dapat kami sajikan, kami sadar masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam bahasan ini, namun itu semua akan kami jadikan pelajaran untuk menuju
kesempurnaan.

--oOOo--

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 6


DAFTAR PUSTAKA

Al-Khuli, Amin dan Nasr Hamid Abu Zayd, (2004), Metode Tafsir Sastra.
(terjemahan Khairon Nahdiyyin), Yogyakarta, Adab Press
Al-Mahali, Imam Jalaluddin dan Iman Jalaluddin As Suyuthi, (2001), Terjemahan Tafsir Jalalin
Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4, (terjemahan Bahrun Abu Bakar, Lc), Bandung, Sinar
Algesindo
Baidan, Nashruddin. 2003. Perkembangan Tafsir Al-Quran di Indonesia. Solo. Tiga serangkai
Chaidir, Zulfarizal, dkk..Agama Islam 1 untuk SMA Kelas X. Yudhistira, 2007
Depag RI, (1989), Al-Quran dan terjemahannya, Bandung, Gema Risalah Press
Ijtihad, www.wikipedia.com. 17 Februari 2008
Misrawi, Zuhairi, dkk, (2003), Dari Syariat Menuju Maqashid Syariat, Jakarta, KIKJ
Qardawi, Yusuf, (2003), Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Quran, (terjemahan Kathur
Suhardi), Jakarta, Pustaka Al-Kautsar
Shihab, Quraish M, (1993), Membumikan Al-Quran, Bandung, Mizan
Wahid, Marzuki, (2005), Studi Al-Quran Kontemporer: Perspektif Islam dan Barat, Bandung,
Pustaka Setia

SUMBER AJARAN DAN HUKUM ISLAM 7

Anda mungkin juga menyukai