Ajaran islam merupakan ajaran yang senantiasa berpedoman kepada wahyu Allah SWT
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yakni kitab suci Al-Quran dan sunnah-sunnah
Rasulullah SAW, hal ini secara tegas disampaikan oleh Rasulullah SAW dengan sabdanya:
“ Aku tinggalkan kepada kamu (umat islam) dua pegangan, yang kamu tidak akan pernah
sesat selama kamu berpegang kepada keduanya, yakni Kitabullah (Al-Quran) dan sunnah
Rasul-Nya (Hadist) “. ( HR. Muttafaq ‘Alaih ).
Hukum artinya menetapkan sesuatu atas sesuatu atau meniadakannya. Hukum islam
disebut juga syariat atau hukum Allah SWT, yaitu hukuman atau undang-undang yang
ditentutakan oleh Allah SWT sebagaimana terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist
(sunnah).
B. Hukum Taklify
Hukum Taklify adalah tuntutan Allah SWT yang berkaitan dengan perintah untuk
melakukan suatu perbuatan atau meninggalkannya. Hukum taklify menurut ulama dibagi
menjadi lima macam yaitu :
Al-ijab, yaitu tuntutan secara pasti dari syariat untuk melaksanakan dan tidak boleh
(dilarang) ditinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenakan hukuman.
An-nadb, yaitu tuntutan itu tidak pasti. Jika tuntutan itu dikerjakan maka pelakunya
mendapat pahala tetapi jika tidak dikerjakan tidak akan mendapat hukuman.
Al-ibahah, yaitu firman Allah SWT yang mengandung pilihan untuk melakukan
suatu perbuatan atau meninggalkannya.
Al-karahah, yaitu tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, tetapi tuntutan itu
diungkapkan melalui untaian kata yang tidak pasti.
At-tahrim, yaitu tuntutan untuk tidak mengerjakan suatu perbuatan dengan tuntutan
yang pasti sehingga tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan itu wajib dipenuhi.
Jika perbuatann itu dikerjakan maka pelakunya akan mendapatkan
hukuman(dianggap berdosa). Sedangkan hukum taklify ditinjau dari syariat islam
dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
C. Hukum Wad’iy
Hukum wad’iy adalah perintah Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa
terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu
(hukum). Hukum wad’iy terdiri dari 3 macam, yaitu :
1) Sebab, yaitu sifat yang nyata dan dapat di ukur dan di jelaskan oleh nas(Al-quran
dan Hadist), bahwa keberadannya menjadi sebab tidak adanya hukum. Contoh
tergelincirnya matahari menjadi sebab wajibnya shalat zjuhur.
2) Syarat, yaitu sesuatu yang berada diluar hukum sya’ra, tetapi keberadan hukum
sya’ra tergantung kepadanya. jika sya’ra tidak ada, maka hukum pun tidak ada.
contoh genap satu tahun (haul).
3) Mani (Penghalang), yaitu sesuatu yang keberadannya menyebabkan tidak adanya
hukum atau tidak adnya sebab bagi hukum. Contoh najis yg ada di badan atau
pakaian orang yang sedang mengerjakan shalat menyebabkan shalatnya tidak sah
( menghalangi sahnya sholat) .
2. Hadist/Sunnah
Hadist/Sunnah adalah sumber agama islam kedua setelah Al-quran.
Sunnah menurut syar’I adalah sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW baik
brupa perkataan, perbuatan, dan penetapan pengakuan.
Ajaran islam adalah ajaran yang berpedoman kepada wahyu Allah SWT yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yakni berdasarkan Al-Quran dan Hadist (Sunnah).
Dalam hukum islam, semua ketentuan hukum telah dibagi secara sistematis sehingga
memudahkan untuk membedakannya. Hukum islam disebut juga syari’at atau hukum Allah,
yaitu hukum atau undang-undang yang telah ditetapkan atau ditentukan oleh Allah SWT
sebagaimana yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran dan Hadist.
Demikianlah bahasan yang dapat kami sajikan, kami sadar masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam bahasan ini, namun itu semua akan kami jadikan pelajaran untuk menuju
kesempurnaan.
--oOOo--
Al-Khuli, Amin dan Nasr Hamid Abu Zayd, (2004), Metode Tafsir Sastra.
(terjemahan Khairon Nahdiyyin), Yogyakarta, Adab Press
Al-Mahali, Imam Jalaluddin dan Iman Jalaluddin As Suyuthi, (2001), Terjemahan Tafsir Jalalin
Berikut Azbabun Nuzul Jilid 4, (terjemahan Bahrun Abu Bakar, Lc), Bandung, Sinar
Algesindo
Baidan, Nashruddin. 2003. Perkembangan Tafsir Al-Quran di Indonesia. Solo. Tiga serangkai
Chaidir, Zulfarizal, dkk..Agama Islam 1 untuk SMA Kelas X. Yudhistira, 2007
Depag RI, (1989), Al-Quran dan terjemahannya, Bandung, Gema Risalah Press
Ijtihad, www.wikipedia.com. 17 Februari 2008
Misrawi, Zuhairi, dkk, (2003), Dari Syariat Menuju Maqashid Syariat, Jakarta, KIKJ
Qardawi, Yusuf, (2003), Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Quran, (terjemahan Kathur
Suhardi), Jakarta, Pustaka Al-Kautsar
Shihab, Quraish M, (1993), Membumikan Al-Quran, Bandung, Mizan
Wahid, Marzuki, (2005), Studi Al-Quran Kontemporer: Perspektif Islam dan Barat, Bandung,
Pustaka Setia