Sop Kateter
Sop Kateter
DISUSUN OLEH :
1. TISYACH ARWANDANI
2. IMELDA JESSICA GEBRYLIA
3. THERESSYA KIMLIAN LIE
4. JELLY NEFIS
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat : bak instrumen berisi pinset anatomis &sirurgis, kom steril,
sarung tangan steril, cairan antisepik/betadin 10%, Jelly dlm spoit steril 5 cc
sesuai kondisi, kasa steril
4.Diluar bak instrumen : kateter sesuai ukuran, urin bag, aquades 50 cc, spoit
steril 10 cc, perlak dan alasnya, plester, gunting, bengkok, gantungan,
korentang steril.
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
Memberi privasi pada klien: tutup pintu kamar atau pasang sampiran.
TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi perasaan klien
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Dokumentasikan kondisi penis dan meatus, tanggal dan jam pemasangan,
warna, bau, jumlah urin yang keluar serta reaksi pasien pada catatan
perawatan
KONTRA INDIKASI
Balon yang dikembangkan rusak atau pecah ketika sedang memasukan kateter. Apabila hal
ini terjadi, operator harus mengeluarkan semua fragmen balon yang pecah
Balon tidak mengembang setelah kateter telah terpasang. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemeriksaan pengembangan balon sebelum dimasukan ke dalam uretra. Apabila balon tidak
dapat mengembang, maka operator harus mengganti kateternya dengan yang baru
Urin berhenti mengalir ke dalam kantung urin, sehingga operator perlu memeriksa posisi dari
kateter dan kantung kemih untuk menghindari terjadinya obstruksi di sepanjang selang
kateter
Aliran urin tersumbat, maka dokter harus mengganti kateter, kantung urin, atau keduanya
Risiko infeksi akan meningkat seiring bertambahnya hari penggunaan kateter sejak
pemasangan dilakukan
Apabila balon dikembangkan sebelum mencapai kandung kemih, maka risiko perdarahan
atau ruptur dari uretra dapat terjadi
Spasme kandung kemih dapat terjadi ketika kateter sudah terpasang. Kondisi ini muncul
ketika perasaan berkemih muncul dan dapat disertai rasa nyeri. Seringkali, urin akan keluar
di luar selang kateter bila spasme muncul. Kondisi ini membutuhkan terapi untuk
mengurangi spasme yang terjadi[4]
Komplikasi utama yang dapat terjadi pada pemasangan kateter adalah infeksi dan trauma.
Setelah 48 jam pemasangan kateter, kebanyakan bakteri akan mulai berkolonisasi di dalam
kateter, yang dapat memicu terjadinya infeksi. Komplikasi yang dapat timbul akibat kateter
uretra yang terpasang di antaranya:
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Cetakan kelima. Jakarta: Rineka Cipta.
Bambang. 2009.Penanganan Terpadu Cedera Tulang Belakang Suatu
Pendekatan Biopsikososial. http://
www.geogle.com/bambang.blogspot.com/cedera tulangbelakang/
GDLHUB.html. Diakses pada 15 november 2009 pkl 22.35WIB. Budi.
2009. Overactive Bladder. Divisi Uroginekologi Rekontruksi fakultas
kedokteran Universitas Indonesia / RSUPNdr.Ciptomangunkusumo.pdf
Cendron, M 1999. Articles Primary Nocturnal Enuresis: Current
Concepts.http://www.aafp.org/afp/990301ap/1205.html. diakses pada 15
November 2009 pkl 22.20WIB. Djemari, M. 2003. Penyusunan Tes
Hasil Belajar. Jogyakarta: Pasca UNY. Evelyn, P . 2004. Anatomi dan
Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ferry,
R. 2009. Kebutuhan Eliminasi Urine.
http://ferryrama.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-eliminasi.html.
Diakses pada 17 November 2009 pkl 23.00WIB. Furqan. 2003. Evaluasi
Urin Pada Penderita BPH Setelah Pemasangan Kateter Menetap:
Pertama Kali dan Berulang. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara .http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-
furqan.pdf. Diakses pada desember 2009 pkl.20.54 WIB. Ginsberg, L .
2005. Neurologi Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga Handoko.
2008. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam
Penelitian Kesehatan. Jogyakarta: Mitra Cendekia Press. Harniwati.
2008. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Urine.http://www.blogspot.com/harnasworld.blogspot.com/konsepdasar
pemenuhan. html. Diakses pada 2 Januari 2010 pkl. 22.04WIB. Harsono.
2000. Trauma Pada Tulang Belakang. http://www.wordpress.com/
askepmedikalbedah/Trauma. Diakses pada 5 Januari 2010 pkl
21.10WIB. Hidayat, AA. 2002. Pengantar Konsep Dasar Keparwatan.
Jakarta: Salemba Medika.