NIP : 199306192019032002
1. Pelayanan petugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pinrang
dikeluhkan warga. Pasalnya, petugas di kantor dinas yang berada di Jl. Jend Sukawati, Kecamatan
Watang Sawitto tersebut dinilai tidak ramah. Warga Desa Kaballangang, Kecamatan Duampanua
yang tak ingin disebutkan namanya, Senin (17/9/2018), mengatakan, petugas Disdukcapil Pinrang
sangat tidak profesional. Menurutnya, dirinya mondar-mandir antara Kantor Disdukcapil dan
Kantor Polsek untuk mengurus akta lahirnya akibat petugas tidak komunikatif. "Petugas Capil
menyampaikan info seadanya, tidak tuntas. Saya disuruh ke kantor polisi minta surat kehilangan
tapi tidak memberi surat rekomendasi. Pas di kantor polisi, eh malah disuruh kembali lagi ke
kantor Disdukcapil oleh Pak polisi untuk mengambil surat rekomendasi," jelasnya. Lanjutnya,
petugas kepolisian pun kerap mendapati pelayanan serampangan oleh petugas Disdukcapil. "Pak
polisi juga mengakui, banyak sekali warga yang pernah mengalami kasus seperti saya ini, disuruh
minta surat kehilangan tapi tak diberi surat rekomendasi dari Capil," keluhnya. Mahasiswa Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare itu berharap, hal tersebut dapat dibenahi oleh Disdukcapil.
"Ini kan pusat pelayanan publik. Harusnya diperbaiki servisnya. Harusnya sudah tahu dong
bagaimana harus bersikap terhadap customer, itu namanya profesional. Ramah lah sedikit,"
tandasnya.
Pertanyaan :
a. Bagaimana tanggapan anda terhadap dampak dari Pelayanan Publik di atas bila dikaitkan
dengan konsep Komitmen Mutu?
b. Bagaimana bentuk Pelayanan Publik yang seharusnya dilakukan bila dikaitkan dengan
konsep Akuntabilitas
Jawaban:
2. Nilai-niai dasar komitmen mutu adalah efesiensi, efektivitas, berorientasi mutu, dan inovasi,
dimana keempat nilai tersebut harus dapat bersinergitas untuk memberikan pelayanan prima
dan pelanggan mendapatkan kepuasan. Pada kasus tersebut di atas, pengguna layanan
Disdukcapil mengeluhkan sikap staf yang tidak ramah serta menyampaikan info seadanya
sehingga pengguna layanan tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai alur pelayanan
dan harus mondar-mandir dari Disdukcapil ke Polsek. Dalam hal ini, pelayanan yang diberikan
oleh Disdukcapil tidak mencapai efisiensi dan efektivitas. Petugas yang tidak memberikan
nformasi dengan jelas mengenai persyaratan dan alur pelayanan yang menyebabkan
pelayanan tidak efisien, sebab pelanggan harus modar-mandir dari kantor satu ke kantor
lainnya yang memmbuang waktu lebih banyak sehingga menghambat proses kepengurusan
akta si pelanggan. Sedangkan, pelayanan dikatakan tidak efektif sebab petugas bekerja tidak
mengetahui sasaran kerjanya, sasaran targetnya, dan tanggung jawabnya yang
mengakibatkan kurang lengkapnya informasi kepada pelanggan. Untuk mengatasi hal ini,
inovasi harus dikembangkan oleh Disdukcapil, agar dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelayanan, salah satunya dengan membuatkan alur pelayanan beserta
persyaratannya pada banner atau papan pengumuman yang dapat dilihat oleh publik serta
melakukan sosialisasi terhadap prosedur pelayanan di Disdukcapil.
3. Selain berkomitmen pada mutu, penciptaan lingkungan kerja yang akuntabel di Disdukcapil
harus dapat diterapkan dengan menanamkan nilai-nilai akuntabilitas. Seorang pemimpin
yang menunjukkan nilai-nilai kepemimpinan, tanggung jawab, kejelasan, keadilan dan
transparan dapat memperbaiki pelayanan yang awalnya kurang baik menjadi baik dengan
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Nilai kepemimpinan yaitu sikap perilaku yang
memberikan contoh yang baik kepada bawahan, atasan, dan sekitarnya atau lead by work.
Kepemimpinan yang dibarengi dengan tanggung jawab dan kejelasan target organisasi,
kejelasan tugas dan fungsi akan menimbulkan rasa pertanggungjawaban dan transparansi
kepada pelanggan. Sikap adil akan berimplikasi pada pemberian pelayanan yang
mementingan kepentingan public dibandingkan golongan sehingga akan menimbulkan
kepercayaan pelanggan. Kepercayaan yang dibangun tentu tercipta dari kepuasan yang
pelanggan dapatkan.
2. Jika saya menemui Pak Tama, maka saya akan menjadikannya sebagai teladan dalam berkerja
sebagai ASN yang berintegritas. Saya akan memberikan saran untuk tetap konsisten terhadap
prinsip yang dipegang dan tetap bekerja untuk kepentingan bangsa dan masyarakat. Bahkan saya
akan meminta saran dan tipsnya untuk bisa menjadi ASN yang berintegritas seperti Pak Tama,
dan memberikan reward terhadap nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Pak Tama
Namun, jika saya bertemu dengan Pak Donte, saya akan mengambil tindakan untuk melaporkan
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan untuk kepentingan pribadi kepada pihak berwenang
agar mendapatkan hukuman sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku
mengenai tindak pidana korupsi.
3. Dosen FISIP Unhas, Azwar Hasan merongrong diskusi forum Dosen Makassar terkait refleksi Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71 dengan cerita kehancuran kerajaan Majapahit dan
Sriwijaya. Bahkan, Ketua Komisi Informasi Publik ini menganggap lunturnya Nasionalisme di
kerajaan ini menjadi pemicu hancurnya kedua kerajaan besar ini. Hal ini dia ungkapkan di Redaksi
Tribun Timur, Jl. Cendrawasih No 430, Makassar, Sulsel, Rabu (17/8/2016). Hadir pula Guru Besar
Hukum Universitas Bosowa Prof. Marwan Mas, Guru Besar UIN Alauddin Makassar Prof. Dr.
Qashim Mathar, Guru Besar Unhas Prof. Dr. Arsuna Arsin, Dosen FISIP Unhas Dr.Das'ad Latief,
Dosen FISIP Unismuh Makassar Arqam Azikin, Dosen UVRI Saifuddin Al Mughni dan Guru Besar
Hukum Tata Negara UMI Prof.Muin Fahmal. "Kerajaan Sriwijaya dahulu kala hancur karena faktor
eksternal tapi kerajaan Majapahit hancur dari internal. Apakah negara Indonesia akan bernasib
serupa? Apalagi negara kita penuh dengan gonjang-ganjing saat ini," ujar Azwar membuka
diskusi.
Pertanyaan :
a. Bagaimana tanggapan anda terhadap hasil diskusi di atas bila dikaitkan dengan konsep Etika
Publik?
b. Bila dikaitkan dengan dampak Nasionalisme bagi masa depan bangsa Indonesia di era
globalisasi ini, bagaimama solusi yang anda tawarkan?
Jawaban:
a. Hasil diskusi yang disampaikan oleh para guru besar dan akademisi merupakan fakta yang
sesungguhnya terjadi di Indonesia. Diskusi tersebut memberikan kesadaran bahwa negara
Indonesia berpotensi mengalami perpecahan seperti yang bisa terjadi pada kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya sehingga membutuhkan solusi dari berbagai pihak dimulai dari
pemerintah, pemegang kebijakan, dan tiap individu masyarakat Indonesia. Dari konsep etika,
diskusi tersebut berisi muatan yang positif dari aspek kesadaran akan persatuan bangsa,
apalagi diskusi tersebut dengan menghadirkan para akademisi yang kompeten dan dapat
dipastikan memberikan informasi dan pendapat berdasarkan hasil analisis dan penelitian.
b. Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia saat ini tengah mengalami ketidakstabilan politik
maupun ekonomi bahkan mulai terjadi perpecahan antar bangsa akibat hate speech dan hoax.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi secara cepat dan tepat, perpecahan bahkan konflik yang
lebih besar berpotensi untuk terjadi di Indonesia.
Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap bangsa dan negara sendiri. Implementasi rasa cinta
ini salah satunya dengan mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Saya sebagai ASN yang dituntut untuk menanamkan nasionalisme dan bahkan
dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN bahwa ASN harus menjadi perekat dan pemersatu
bangsa. Oleh karena itu, solusi yang bisa saya tawarkan adalah menerapkan dengan sepenuh
hati tugas dan fungsi saya sebagai ASN yang memersatukan dan merekatkan masyarakat,
yaitu dengan tidak berpihak pada kubu politik tertentu atau bersikap netral, tidak diskriminasi
terhadap kelompok minoritas, dan menjaga perdamaian di lingkungan kerja, serta lingkungan
sekitar agar tercipta kehidupan bermasyarakat yang kondusif.
4. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan mantan Bupati Lampung Tengah,
Mustafa (MUS) sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi. MUS diduga menerima
hadiah atau janji terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Lampung Tengah Tahun Anggaran 2018 dan penerimaan-penerimaam hadiah atau janji lainnya
dari calon rekanan proyek-proyek di lingkungan Dinas Bina Marga Kabupaten Lampung Tengah.
Mustafa juga diduga menerima fee dari ijon proyek-proyek di linkungan Dinas Bina Marga dengan
kisaran fee sebesar 10 persen hingga 20 persen dari nilai proyek. "Total dugaan suap dan
gratifikasi yang diterima MUS, yaitu sebesar sekurangnya Rp 95 miliar. Dan MUS diduga tidak
melaporkan penerimaan tersebut pada Direktorat Gratifikasi KPK," ujar Wakil Ketua KPK
Alexander Marwata dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu
(30/1/2019). Total Rp95 miliar itu diperoleh Mustafa dari kurun waktu Mei 2017 hingga Februari
2018 dengan rincian Rp58,6 miliar dengan kode IN BM berasal dari 179 calon rekanan, dan sebesar
Rp36,4 miliar dengan kode IN BP berasal dari 56 calon rekanan. KPK menyangkakan MUS
melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 dan Pasal 12 b Undang-Undang No 31 Tahun 1999
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 KUHP. Penetapan ini merupakan
pengembangan kasus suap terkait persetujuan pinjaman daerah untuk APBD Lampung Tengah
Tahun 2018.
Pertanyaan :
a. Dampak apa yang ditimbulkan dari pelanggaran terhadap Nilai - Nilai Dasar PNS pada kasus
di atas ?
b. Deskripsikan gagasan pemecahan masalah yang Anda tawarkan bila dikaitkan
dengan Manajemen ASN terhadap kasus di atas !
Jawaban:
a. Pelanggaran yang dilakukan tersangka dalam kasus di atas adalah nilai Anti Korupsi. Korupsi
menyebabkan dampak yang besar bagi negara dan masyarakat. Dalam kasus di atas, tindakan
suap dan gratifikasi yang dilakukan tersangka dapat menyebabkan terhambatnya
pembangunan di kabupaten Lampung Tengah, fasilitas umum yang cepat rusak, kesenjangan
yang makin tinggi antara orang miskin dan orang kaya, kurang maksimalnya pelayanan publik
dan yang paling parah adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan
stigma buruk/negatif terhadap pejabat dan aparatur negara.
b. Untuk tindakan korupsi, sesuai dengan PP No 11 Tahun 2017 tentang Manajemen ASN bahwa
terdapat tiga jenis sanksi yang dapat dijatuhkan kepada ASN yang melanggar, yaitu sanksi
ringan, sanksi sedang, dan sanksi berat tergantung dari jenis pelanggaran yang dilakukan oleh
ASN. Mengacu pada kasus tersebut di atas, tindakan korupsi yang merugikan negara dan
rakyat harus dijatuhi sanksi berat. Jika Bupati Lampung Tengah terbukti menenerima suap
dan gratifikasi, maka Bupati akan dicopot dari jabatannya dan dicabut segala fasilitas negara
yang diperolehnya. Namun, selama proses hukum masih berjalan dan masih dalam
pemeriksaan, Bupati tersebut masih di-nonaktifkan dari jabatannya.