Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN PERMENKES NO.

15 TAHUN 2016
TENTNG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI

Disusun oleh dr. Devi Aria Luthfiana (TKHI Dokter)


NR 143800005697/ RS Islam Metro Lampung
RANGKUMAN PERMENKES NO.15 TAHUN 2016
TENTNG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
Disusun oleh dr. Devi Aria Luthfiana (TKHI Dokter)
NR 143800005697/ RS Islam Metro Lampung

I. KETENTUAN UMUM
Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jamaah Haji disusun dalam rangka memberikan perlindungan terhadap
Jemaah Haji agar dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan ketentuan Syariat
Islam sehingga perlu dilakukannya pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi Jemaah
Haji sejak dini.

Adapun yang dimaksud dengan Jemaah Haji disini ialah Warga Negara Republik
Indonesia yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini mengacu
kepada istithaah kesehatan Jemaah Haji atau kemampuan Jemaah Haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang
dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya
sesuai dengan tuntunan Agama Islam.

Pembinaan Istithaah Kesehatan Haji adalah serangkaian kegiatan terpadu,terencana,


terstruktur dan terukur, diawali dengan pemeriksaan kesehatan pada saat mendaftar
menjadi Jemaah Haji hingga masa keberangkatan ke Arab Saudi.

Pengaturan Istithaah Kesehatan Haji bertujuan untuk terselenggaranya Pemeriksaan


dan Pembinaan Kesehatan Jemah Haji agar dapat menunaikan ibadahnya sesuai
dengan ketentuan ajaran agama Islam.

II. PEMERIKSAAN ISTITAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI


Pemeriksaan Kesehatan dilakukan sebagai dasar pelaksanaan Pembinaan Kesehatan
Jemaah Haji dalam rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji yang meliputi 3 tahapan
diantaranya yaitu:
TAHAP I TAHAP II TAHAP III

Dilakukan pada saat Dilakukan setelah Jemaah Haji mendapat Dilakukan pada saat
Jemaah Haji melakukan kepastian Keberangkatan Jemaah Haji menjelang
pendaftaran untuk pemberangkatan
mendapatkan nomor porsi
Pelaksanaan dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Pelaksaannya dilakukan
Kabupaten/ Kota di puskesmas dan/atau Rumah Sakit oleh PPIH Embarkasi di
Bidang Kesehatan

Berdasarkan Pemeriksaan Berdasarkan 1. Memenuhi syarat Berdasarkan Pemeriksaan


Kesehatan ditetapkan : Pemeriksaan Kesehatan yaitu: menetapkan status
Status Kesehatan Jemaah ditetapkan;  JH memiliki kesehatan Jemaah Haji
Haji Istithaah Kesehatan kemampuan 1. Laik Terbang
1. Jemaah Haji tidak Resiko Jemaah Haji yang untuk mengikuti 2. Tidak Laik Terbang
Tinggi meliputi: proses ibadah haji (tidak memenuhi
2. Jemaah Haji dengan a. Memenuhi Syarat tanpa bantuan standar keselamatan
Resiko tinggi dengan Istithaah obat,alat, dan penerbangan
kriteria: Kesehatan Haji atau orang lain international dan/atau
a. Berusia 60 tahun atau b. Memenuhi Syarat dengan tingkat peraturan kesehatan
lebih; dan /atau Istithaah kebugaran cukup International)
b. Memiliki faktor resiko Kesehatan Haji sesuai dengan 3. Dalam menetapkan
kesehatan dan dengan karakteristik status kesehatan PPIH
gangguan kesehatan Pendampingan individu Jemaah Embarkasi Bidang
yang potensial c. Tidak Memenuhi Haji Kesehatan
menyebabkan Syarat Sementara  JH berperaan Berkoordinasi dengan
keterbatasan dalam Istithaah aktif dalam dokter penerbangan.
melaksanakan ibadah d. Tidak memenuhi kegiatan promotif
haji. Syarat Istithaah dan preventif
Kesehatan Haji
2. Memenuhi syarat
dengan
pendampingan
 Berusia 60 tahun
atau
lebih;dan/atau
 Menderita
penyakit tertentu
yang tidak masuk
dalam kriteria
Tidak Memenuhi
Syarat Istithaah
Sementara dan
/atau tidak
memenuhi syarat
Istithaah

3. Tidak memenuhi
syarat sementara
 Tidak memiliki
sertifikat
vaksinasi
Internasional
(ICV) yang sah
 Menderita
penyakit tertentu
yang berpeluang
sembuh, antara
lain Tuberkulosis
sputum BTA
Positif,
Tuberculosis
Multi Drugs
Resisten,Diabetes
Melitus Tidak
Terkontrol,Hipert
iroid, HIV-AIDS
dengan Diare
Kronik,Stroke
Akut, Perdarahan
Saluran Cerna,
Anemia Gravis
 Susp dan/atau
konfirm penyakit
menular yang
berpotensi wabah
 Psikosis akut
 Fraktur Tungkai
yang
membutuhkan
Imobilisasi
 Fraktur Tulang
Belakang tanpa
komplikasi
Neurologis;atau
 Hamil yang usia
kehamilannya
pada saat
keberangkatan
kurang dari 14
minggu atau lebih
dari 26 minggu.

4. Tidak memenuhi
syarat
 Kondisi klinis
yang dapat
mengancam jiwa,
antara lain PPOK
derajat IV,
Cronic Kidney
Disease Stadium
IV dengan
peritoneal
dialysis/hemodial
isis reguler,
AIDS stadium IV
dengan infeksi
opurtunistik,
Stroke
Hemorhagic luas
 Gangguan jiwa
berat antara lain
skizofrenia
berat,dimensia
berat, dan
retardasi mental
berat;
 Jemaah dengan
penyakit sulit
diharapkan
kesembuhannya,
antara lain
keganasan
stadium akhir,
Tuberculosis
Totaly Drugs
Resisteance
(TDR), sirosis
atau hepatoma
decompensata
Surat Keterangan Hasil  Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan Berita Acara Kelaikan
Pemeriksaan Jemaah Haji Jemaah Haji ditandatangani Ketua Tim Terabang yang dikeluarkan
ditanda tangani dokter Penyelenggaraan Kesehatan Jemaah Haji dan dan ditandatangani oleh
pemeriksa disampaikan kepada Jemaah Haji ketua PPIH Embarkasi
 Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan Bidang kesehatan
Jemaah Haji dengan status “Tidak Memenuhi
Syarat Sementara “ dan status Istithaah
“Tidak Memenuhi Syarat” disampaikan
kepada Ka Kankemenag Kab/Kota untuk
ditandatangani sesuai ketentuan.
 Rekapitulasi hasil penetapan Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji dilaporkan kepada
Bupati/Wali Kota dan Ka Dinkes Provinsi
III. PEMBINAAN ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
1. Pembinaan Kesehatan (Bin Ishkes JH) dilakukan berdasarkan hasil Pemeriksaan
Kesehatan Jemaah Haji dalam upaya untuk mempersiapkan Istithaah Kesehatan
Haji.
2. Metode Pembinaan Kesehatan (Bin Ishkes JH) meliputi kegiatan penyuluhan,
konseling, latihan kebugaran, pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (posbindu),
pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah, dan
manasik kesehatan.
3. Periode Pelaksanaan Pembinaan dalam rangka Istithaah Kesehatajan Jamaah Haji
terdiri atas:
a. Masa Tunggu
Dilakukan secara terintegrasi dengan program kesehatan di
Kabupaten/Kota oleh Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi
dan organisasi masyarakat terhadap seluruh Jemaah Haji masa tunggu
setelah mendapat nomor porsi sesuai hasil pemeriksaan.
b. Masa Keberangkatan
Dilakukan pada Jemaah Haji yang akan berangkat pada tahun berjalan
yang terdiri dari kategori memenuhi sayarat istithaah kesehatan haji,
memenuhi syarat istithaah haji dengan pendampingan, atau tidak
memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara.

IV. PEMERIKSAAN DAN PEMBINAAN KESEHATAN (RIKBINKES)


Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan dalam rangka Istithaah Kesehatan
Haji dilaksanakan sesuai standar teknis pemeriksaan kesehatan dan pembinaan
kesehatan haji yang ditetapkan oleh Mentri.

V. PENCATATAN DAN PELAPORAN(CAPOR)


Pelaporan kegiatan Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan dalam rangka Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji dilakukan secara berjenjang oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji dengan menggunakan sistem informasi kesehatan haji.

VI. KOORDINASI, JEJARING DAN KEMITRAAN


Dilakukan koordinasi , jejaring kerja, serta kemitraan antara instansi pemerintah dan
pemangku kepentingan, baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan:
a. Identifikasi, pencatatan, dan pelaporan masalah kesehatan terkait Istithaah
Kesehatan Jemaah haji
b. Peningkatan dan pengembangan kapasitas teknis dan manajemen SDM
c. Keberhasilan pelaksanaan dan pemeiksaan kesehatan dan pembinaan kesehatan
Jemaah Haji.

VII. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (BINWAS)


Dilakukan oleh Mentri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai