15 TAHUN 2016
TENTNG ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
I. KETENTUAN UMUM
Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jamaah Haji disusun dalam rangka memberikan perlindungan terhadap
Jemaah Haji agar dapat melaksanakan ibadahnya sesuai dengan ketentuan Syariat
Islam sehingga perlu dilakukannya pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi Jemaah
Haji sejak dini.
Adapun yang dimaksud dengan Jemaah Haji disini ialah Warga Negara Republik
Indonesia yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan. Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini mengacu
kepada istithaah kesehatan Jemaah Haji atau kemampuan Jemaah Haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang
dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya
sesuai dengan tuntunan Agama Islam.
Dilakukan pada saat Dilakukan setelah Jemaah Haji mendapat Dilakukan pada saat
Jemaah Haji melakukan kepastian Keberangkatan Jemaah Haji menjelang
pendaftaran untuk pemberangkatan
mendapatkan nomor porsi
Pelaksanaan dilakukan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji Pelaksaannya dilakukan
Kabupaten/ Kota di puskesmas dan/atau Rumah Sakit oleh PPIH Embarkasi di
Bidang Kesehatan
3. Tidak memenuhi
syarat sementara
Tidak memiliki
sertifikat
vaksinasi
Internasional
(ICV) yang sah
Menderita
penyakit tertentu
yang berpeluang
sembuh, antara
lain Tuberkulosis
sputum BTA
Positif,
Tuberculosis
Multi Drugs
Resisten,Diabetes
Melitus Tidak
Terkontrol,Hipert
iroid, HIV-AIDS
dengan Diare
Kronik,Stroke
Akut, Perdarahan
Saluran Cerna,
Anemia Gravis
Susp dan/atau
konfirm penyakit
menular yang
berpotensi wabah
Psikosis akut
Fraktur Tungkai
yang
membutuhkan
Imobilisasi
Fraktur Tulang
Belakang tanpa
komplikasi
Neurologis;atau
Hamil yang usia
kehamilannya
pada saat
keberangkatan
kurang dari 14
minggu atau lebih
dari 26 minggu.
4. Tidak memenuhi
syarat
Kondisi klinis
yang dapat
mengancam jiwa,
antara lain PPOK
derajat IV,
Cronic Kidney
Disease Stadium
IV dengan
peritoneal
dialysis/hemodial
isis reguler,
AIDS stadium IV
dengan infeksi
opurtunistik,
Stroke
Hemorhagic luas
Gangguan jiwa
berat antara lain
skizofrenia
berat,dimensia
berat, dan
retardasi mental
berat;
Jemaah dengan
penyakit sulit
diharapkan
kesembuhannya,
antara lain
keganasan
stadium akhir,
Tuberculosis
Totaly Drugs
Resisteance
(TDR), sirosis
atau hepatoma
decompensata
Surat Keterangan Hasil Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan Berita Acara Kelaikan
Pemeriksaan Jemaah Haji Jemaah Haji ditandatangani Ketua Tim Terabang yang dikeluarkan
ditanda tangani dokter Penyelenggaraan Kesehatan Jemaah Haji dan dan ditandatangani oleh
pemeriksa disampaikan kepada Jemaah Haji ketua PPIH Embarkasi
Berita Acara Penetapan Istithaah Kesehatan Bidang kesehatan
Jemaah Haji dengan status “Tidak Memenuhi
Syarat Sementara “ dan status Istithaah
“Tidak Memenuhi Syarat” disampaikan
kepada Ka Kankemenag Kab/Kota untuk
ditandatangani sesuai ketentuan.
Rekapitulasi hasil penetapan Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji dilaporkan kepada
Bupati/Wali Kota dan Ka Dinkes Provinsi
III. PEMBINAAN ISTITHAAH KESEHATAN JEMAAH HAJI
1. Pembinaan Kesehatan (Bin Ishkes JH) dilakukan berdasarkan hasil Pemeriksaan
Kesehatan Jemaah Haji dalam upaya untuk mempersiapkan Istithaah Kesehatan
Haji.
2. Metode Pembinaan Kesehatan (Bin Ishkes JH) meliputi kegiatan penyuluhan,
konseling, latihan kebugaran, pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (posbindu),
pemanfaatan media massa, penyebarluasan informasi, kunjungan rumah, dan
manasik kesehatan.
3. Periode Pelaksanaan Pembinaan dalam rangka Istithaah Kesehatajan Jamaah Haji
terdiri atas:
a. Masa Tunggu
Dilakukan secara terintegrasi dengan program kesehatan di
Kabupaten/Kota oleh Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi
dan organisasi masyarakat terhadap seluruh Jemaah Haji masa tunggu
setelah mendapat nomor porsi sesuai hasil pemeriksaan.
b. Masa Keberangkatan
Dilakukan pada Jemaah Haji yang akan berangkat pada tahun berjalan
yang terdiri dari kategori memenuhi sayarat istithaah kesehatan haji,
memenuhi syarat istithaah haji dengan pendampingan, atau tidak
memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara.