Pendidikan Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif
tanpa kehilangan identitas dirinya.
1. Tujuan Pendidikan Nasional
a. Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.yaitu: Berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, Berdisiplin, Bekerja
keras, Tangguh,Bertanggungjawab, Mandiri, Cerdas, Sehat jasmani dan rohani
b. Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik,
tetapi harus pula dipandang.
Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk
perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
c. Implikasi dari Ciri MIPA
Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan – pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu
yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada
anak didik
membuat mereka mampu berpikir kritis
menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien.
menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja
berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar:
Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan
peserta didik.
Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya
pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta
didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif,
kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu.
Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA
Hendaknya tidak sekedar menyampaikan informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik
tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai
– nilai yang terkandung dalam MIPA.
Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses
MIPA itu sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan
teman – temannya dan sebagainya.
Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA
Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan
pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan
tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang
diajukan.
A. Pendidikan
Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi
segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan
identitas dirinya.
Tujuan Pendidikan Nasional
2.1 Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ø Berbudi pekerti yang luhur
Ø Berkepribadian
Ø Berdisiplin
Ø Bekerja keras
Ø Tangguh
Ø Bertanggungjawab
Ø Mandiri
Ø Cerdas
Ø Sehat jasmani dan rohani
Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
1) Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik,
tetapi harus pula dipandang
2) Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk
perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang selalu dikemukakan,
seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.
· Misi utama guru sebagai pengajar ialah mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional
mata pelajaran yang diajarkannya, sedangkan misi utama guru
· Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam
dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran (sumbangan) nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan
nasional.
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar
· Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan
peserta didik.
· Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya
pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta didik dalam
rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap
kritis, terbuka dan ingin tahu.
Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA
· Hendaknya tidak sekedar menyampaikan informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik
tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai – nilai
yang terkandung dalam MIPA.
Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya
· Dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan
pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.
Masih berkaitan dengan sifat dikemukakan di atas, seorang guru MIPA hendaknya
· Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar
pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA.
Disamping itu, seorang guru MIPA
· Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan
pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan tanggungjawabnya
membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang diajukan.
I. Pendekatan dan metode pendidikan mipa
A. Pengertian Pendekatan dan Metode
pendekatan pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyajikan suatu
materi yang memungkinkan siswa belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru
dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
B. Macam-macam Pendekatan dan metode pembelajaran
B.1. Macam-macam pendekatan
Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran MIPA antara lain sebagai
berikut :
3. Pendekatan Lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses
belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang
erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan.
4. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri adalah suatu proses dimana dalam suatu kegiatan siswa dan guru
secara berkelanjutan menjadi seorang penanya, menjadikan siswa sebagai orang yang selalu
ingin mencari sebab dalam pikirannya terdapat pertanyaan dan ingin tahu.
Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang
dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang
digunakan oleh para ahli peneliti ( Dettrick, G.W., 2001 ). Pendekatan inkuiri dibedakan menjadi
inkuiri terpempin dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka. Perbedaan antara keduanya terletak
pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
Dalam pembelajaran MIPA berpikir dengan proses inkuiri dapat terlihat melalui kegiatan yang
lebih luas lagi seperti, kegiatan berikut:
a. Mengobservasi objek atau fenomena tertentu,
b. Mengemukakan hasil pengamatan,
c. Menggunakan alat ukur yang tepat,
d. Mengembangkan keterampilan menggunakan alat laboratorium, dll.
6. Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan
siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak
kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam
kegiatan belajar.
8. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip
keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan
pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran
melibatkan lebih dari satu cara pandang.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi
terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan
metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi
terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan menerima pendapat
orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab
terhadap hasil pemikiran bersama.
Dalam pembelajaran, yang dimaksud dengan metode diskusi adalah terlibatnya suatu kelompok
belajar yang saling berinteraksi secara verbal di kelas. Interaksi tersebut dapat berlangsung
antara siswa antara siswa dengan siswa atau guru.
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses
kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu
pengajaran seperti benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan lain-lain.
Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat
fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru dan siswa dapat
menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain
peragaan konsep serta fakta yang memungkinkan.
Secara garis besar persiapan guru untuk menggunakan metode demonstrasi ini sama
dengan metode eksperimen. Perbedaanya antara lain adalah pada metode demonstrasi tiap
percobaan tidak dilakukan oleh setiap siswa tetapi satu atau dua siswa, dan yang lain sebagai
pengamat.
7. Metode Karyawisata/Widyamisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa
mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa
dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang
panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
8. Metode Penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah
sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak
bekerja secara mandiri.
9. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan.
Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya
menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah,
dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Metode ini paling tepat apabila
digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau pendekatan
penemuan.