Anda di halaman 1dari 4

Bimbingan konseling

Minggu, 31 Januari 2016


Contoh Dialog Konseling Individu

Gambaran Singkat Permasalahan Konseli


Eka adalah seorang mahasiswi semester 1 Ia mengalami permasalahan kurang percaya diri
ketika tampil di depan kelas. Eka selalu merasa gemetar dan gugup ketika ia berbicara di
kelas. Karena bingung baimana cara mengatasi permasalahan yang ia hadapi ini maka Eka
datang kepada Konselor untuk membantunya untuk memecahkan masalahnya.
Tahap awal konseling (mendefinisikan masalah klien)
Konseli : (tok,tok,tok)
Konselor : silakan masuk... (sambil melihat ke arah pintu)
Konseli : Selamat pagi Bu
Konselor : Selamat pagi Eka, mari silakan duduk
Konselor : Wah, Ibu sangat senang sekali bertemu dengan Eka, Eka bagaimana kabarnya ? (attending
ramah, senyum, kontak mata, dan badan agak membungkuk ke arah klien)
Konseli : tidak baik bu (diam, menyimpan perasaan tertentu, melihat ke bawah dan tidak menatap
konselor)
Konselor : Kalau Ibu boleh tau kenapa kabarnya Eka tidak baik ?
Konseli : Entahlah Bu, saya merasa sangat bingung dan sedih
Konselor : Ibu memahami apa yang kamu rasakan (empati primer), Namun apakah perasaan tidak enak
atau yang mengganggu perasaan mu itu bisa di bicarakan bersama ? ( bertanya terbuka,
perasaan)
Konseli : Ya bu saya pikir juga begitu (sambil memandang konselor, kemudian menunduk lagi)
Konselor : Hhhmmm...Bisakah Eka jelaskan ?
Konseli :Ya Bu, dengan senang hati saya akan menceritakannya. Tapi mohon dirahasiakan kepada
siapapun karena ini adalah masalah pribadi saya.
Konselor : Kalau begitu Ibu ingin mendengarkan sejauh mana perasaan tidak enak yang mengganggu
Eka? (Eksplorasi perasaan dan bertanya) Disini Eka bisa bercerita tentang semua yang Eka
yang rasakan, karena semuanya akan di jaga kerahasiaannya, jadi Eka bisa bercerita dengan
leluasa dan tenang.
Konseli : Begini Bu..(bingung dan ragu) “Saya merasa tidak percaya diri ketika tampil di depan orang
banyak apalagi ketika saya presentasi di depan kelas.
Konselor : Lalu bagaimana? (eksplorasi perasaan, bertanya terbuka)
Konseli : Setiap saya tampil di depan kelas saya pasti gugup dan bingung harus berkata apa, rasanya
tiba-tika bibir saya menjadi kaku.
Konselor : Bisakah Eka menjelaskan lebih jauh tentang perasaan tidak percaya diri yang Eka rasakan ?
(bertanaya,eksplorasi perasaan)
Konseli : Saya gemetar ketika tampil di depan kelas bu. Saya juga merasa tidak percaya diri saat akan
menjawab pertanyaan dari dosen, padahal saya hanya menjawabnya dari tempat duduk tetapi
saya tetap merasa gugup dan gemetar, ini yang menyebabkan saya jarang bicara dan
berpendapat ketika dosen mengajar di kelas.
Konselor : Bisakah Eka contohkan ketika Eka tampil di depan kelas
Konseli : Bisa Bu (memperagakan ketika tampil di depan kelas)
Konselor : Selanjutnya apa yang Eka lakukan ketika Eka merasa tidak percaya di kelas ? (bertanya
terbuka, eksplorasi perasaan)
Konseli : Saya hanya diam saja Bu, dari pada saya malu di depan teman-teman karena saya gugup
dan gemetar.
Konselor : Apakah dengan cara demikian Eka merasa senang dan nyaman di kelas ? (bertanaya
tertutup, stressing, leading-memimpin)
Konseli : Tidak Bu, (tertunduk diam) tetapi saya terus berpikir.
Konselor : Mungkin Eka berpikir kalau segala sesuatu itu harus sempurna tanpa ada kesalahan
sedikitpun. Apakah demikian ? ( menangkap pesan utama klien dan bertanya terbuka)
Konseli : Ya Bu, saya orangnya memang seperti itu segala sesuatu harus yang saya kerjakan dengan
sempurna walaupun itu tidak mungkin. Mungkin itu juga yang membuat saya seperti
ini(tertunduk diam)
Konselor : Kalau begitu apakah maasalah mu tentang bagaimana Eka bisa presentasi dan menjawab
pertanyaan dosen supaya tidak gugup ? (mendefinisikan masalah klien, bertanya terbuka)
Konseli : Ya Bu..dan saya bingung harus bagaimana. Setiap hari saya berpikir dan berusaha
bagaimana caranya agar saya bisa percaya diri tampil di depan kelas.

Tahap pertengahan konseling


Konselor : Ya bagus sekali Eka sudah memahami masalah yang Eka alami, yaitu bagaimana Eka bisa
presentasi dan tidak gugup dalam menjawab pertanyaan dosen.
Konseli : Ya bu, Saya sangat ingin sekali bisa tampil percaya diri di depan kelas, tapi rasanya sulit
sekali. (berharap dan kebingungan)
Konselor : Bagus sekali keinginan Eka, Ibu sangat senang sekali mendengarnya. Lalu apakah Eka
sudah punya cara untuk mengatasi masalah Eka tentang tidak percaya diri presentasi dan
gugup menjawab pertanyaan dosen ?
Konseli : Saya masih bingung Bu (diam)
Konselor : Apa yang membuat Eka merasa bingung ?
Konseli : Saya takut jika nanti saya salah saat menjawab pertanyaan dosen atau ketika presentasi saya
takut nanti saya di tertawakan oleh semua teman-teman
Konselor : Apakah Eka sudah berusaha melakukan yang terbaik ?
Konseli : Rasanya belum Bu.
Konselor : Jika mencobanya saja Eka belum, lalu kenapa Eka bisa berpikiran negatif seperti itu ?

Tahap Akhir konseling (tahap mengambil tindakan)


Konseli : Nah itu yang saya tidak mengerti bu (bingung dan berpikir). Baik saya akan berusaha
melakukan yang terbaik bu agar saya merasa percaya diri presentasi dan menjawab
pertanyaan dosen.
Konselor : Baiklah, apa kira-kira rencana mu sementara sebagai pegangan untuk tindakan selanjutnya
Konseli : Pertama, saya akan berlatih dan belajar dulu tentang materi yang akan saya presentasikan,
kedua saya akan berpenampilan rapi sehingga saya akan merasa lebih percaya diri dan yang
ketiga saya akan berdoa dulu sebelum tampil agar saya merasa lebih tenang. Saya rasa itu
yang akan saya saya lakukan Bu.
Konselor : Bagus, Eka sudah tahu apa yang harus Eka lakukan. Sebelum pembicaraan ini kita tutup,
bagaimana perasaan mu setelah kita berdiskusi, atau apakah kesimpulan anda ?
Konseli : Saya merasa lega dan lebih tenang selelah melakukan konseling. Kecemasan dan ketakutan
yang saya alami mulai menurun dan juga saya tahu langkah-langkah apa yang harus saya
lakukan untuk mengatasi rasa tidak percaya diri saya ini.
Konselor : setelah melakukan konseling sekitar 20 menit, jadi kesimpulannya adalah Pertama, Eka
akan berlatih dan belajar dulu tentang materi yang akan Eka presentasikan, kedua Eka akan
berpenampilan rapi sehingga Eka akan merasa lebih percaya diri dan yang ketiga saya akan
berdoa dulu sebelum presentasi. Apakah Eka yakin akan melakukan itu ?
Konseli : Ya Bu saya yakin.
Konselor : Apakah masih ada yang akan Eka sampaikan?
Konseli : Tidak Bu, saya kira cukup.
Konselor : Bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini dan saya mengucapkan terima kasih atas
kesediaan anda.
Konseli : Sama-sama Bu

Diposkan oleh Ekayani di 21.52


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya
Ekayani
nama saya Ni Luh Sri Ekayani saya mahasiswi semester 5 Jurusan Bimbingan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI BALI.
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2016 (8)
o ▼ Januari (8)
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
 Studi Kasus Masalah Dalam Belajar
 Karakteristik Konselor
 Faktor Individu dan Sosial yang Mempengaruhi Perke...
 Contoh Dialog Konseling Individu
 Masalah-Masalah dalam Belajar
 Contoh RPBK Cita-Cita
 Tampil Percaya Diri Ketika Presentasi

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai