BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sejak dini
yaitu masih bayi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh dalam pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan
penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Setiap bayi
lahir pasti membutuhkan asupan gizi dan nutrisi demi kelangsungan hidupnya. Sumber gizi
yang sangat penting adalah ASI. Komposisi ASI yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi dan
mengandung zat pelindung dengan kandungan terbanyak pada kolostrum. Kolostrum adalah
ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah bayi lahir. Penyusuan
secara dini atau inisiasi menyusu perlu dilaksanakan untuk memperlancar pemberian ASI
Menurut data SKRT 2001, pemberian ASI ekslusif pada bayi umur kurang empat
bulan 49,2%. Menurut hasil surfey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-
2003, didapat jumlah pemberian ASI ekslusif pada bayi dibawah usia 2 bulan mencakup
Hasil observasi ibu yang baru melahirkan di Bidan Praktek Swasta Kecamatan
Cluring Kabupaten Banyuwangi bahwa 50% bayi baru lahir tidak segera disusui setelah
dilahirkan, kebanyakan bayi baru lahir hanya digendong keluarga, tidur disamping ibu, dan
ada juga yang diberi susu formula, ibu tidak mau memberi ASI karena masih lelah dan ASI
belum keluar, ibu dan keluarga tidak tahu pentingnya pemberian ASI secara dini.
Ibu yang tidak segera memberikan ASI, menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak negatif tersebut antara lain, terjadi pendarahan setelah melahirkan dan pengembalian
uterus lambat. Sedangkan pada bayi, bayi mudah terserang infeksi dan alergi, sistem
kekebalan tubuh kurang, mudah terjadi gang guan pencernaan (diare) dan proses menyusui
terganggu karena bayi bingung puting. Dampak positif pengisapan ASI dalam 30 menit
pertama setelah melahirkan dapat membantu kontraksi uterus sehingga tidak terjadi
pendarahan, dengan adanya refleks menghisap akan mempercepat keluarnya ASI pada bayi
Dampak negatif pada ibu dan bayi tidak akan terjadi bila ibu melakukan penyusuan
secara dini. Pemberian ASI eksklusif ini dapat dicapai bila seluruh rumah sakit, rumah
bersalin, dan tempat- tempat pelayanan ibu bersalin telah menerapkan konsep rumah sakit
ASI. Jadi kebijakan pelayanan kelahiran adalah rawat gabung, pemberian minuman
pralaktasi usia satu sampai tiga hari, antenatal, dan pasca kelahiran. Selain itu dapat
Berdasarkan hasil observasi yang tergambar pada latar belakang di atas peneliti
tertarik ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI
B. Identifikasi Masalah
Dengan uraian diatas peneliti dapat menarik adanya suatu identifikasi masalah
sebagaimana berikut :
1. Masih rendahnya tingkat kesadaran penduduk tentang pemberian ASI secara dini di Bidan
“Apakah Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASI Secara Dini di Bidan
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI secara dini ?
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi faktor internal ibu yang dapat mempengaruhi pemberian ASI secara dini
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ibu, bayi, peneliti dan petugas
kesehatan.
1. Bagi Ibu
2. Bagi Peneliti
secara dini.
c. Mengembangan ilmu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam
organik yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bayi
(Arifin, 2004).
Sedangkan ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, madu, air teh, air
putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
Menurut Utamai Roesli, begitu bayi keluar dari rahim, sebaiknya bayi langsung
ditaruh diperut ibunya. Biarkan diputing susu si ibu, biarkan inisiasi ini berlangsung selama
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik bagi bayi dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama, ASI merupakan makanan alamiah yang pertama
dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
1. Bagi Bayi
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI
dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari
ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencaai kadar
propektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan
menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang apabila bayi diberi ASI,
karena ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit
Dengan memberikan ASI secara eklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin
tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain
sebagai nutren yang ideal dengan komposisi yang tepat. Serta disesuaikan dengan kebutuhan
bayi. ASI juga mengandung nutren-nutren khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh
optimal.
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih saying
ibunya. Ia juga akan merasa aman tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak
jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindungi dan
disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
Apabila bayi segera di susui setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadi pendarahan post
partum berkurang. Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oxitosin yang
berhenti.
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat
c. Menjarangkan Kehamilan
Menyusui meupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup berhasil.
d. Mengecilkan Rahim
Kadar oxitosin ibi menyusi yang meningkat sangat membantu rahim kembali keukuran
sebelum hamil
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh mengambilnya dari lemak yang
tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan akan kembali seperti sebelum hamul.
Dengan memberikan ASI berrarti menghemat untuk pengeluaran susu formula perlengkapan
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa
harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu
untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat untuk menghangatkan susu. ASI
dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam
C. Pembagian ASI
a. Colostrum
1). Pengertian
Colostrum adalah cairan yang pertama kali sisekresi oleh kelenjar payudara, mengandung
tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dari kelenjar payudara
2). Manfaat
Merupakan suatu laanif yang ideal untuk membrsihkan meconium dari usus bayi baru lahir
3). Komposisi
a) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dnegan ASI
matur. Pada colostrums protrin yang utama adalah globulin (gamma globulin)
b) Lebioh banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI yang matur, dapat
c) Kadar karbohidrat dan lemak rendah jika dinadingkan dengan ASI matur
d) Mineral terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI
matur
e) Total energi lebih rendah jika dibandingkan dengan susu matur, hanya 58 kal/100ml
kolostrum
f) Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu matur,
sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah
g) Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin dibandingan dengan ASI matur
h) Terdapat tripsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein didalam usus bayi menjadi kurang
sempurna. Hal ini akan lebih banyak menambah antibodi pada bayi.
1) Pengertian
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur. Disekresi dari hari
2) Komposisi
a) Kadar protein makin rendah sedangkan kaar karbohidrat dan lemak makin tinggi
Pengertian
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan,
tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu keiga sampai kelima komposisinya baru
konstan. Merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai
umur 6 bulan, berupa cairan berwarna putih kekuningkuningan, karena mengandung caseinat,
riboblaum dan karoten. Tidak menggumpal bila dipaskan, volume 300-850 ml/24 jam.
Terdapat antimikro bacterial factor yaitu : antibody terhadap bakteri dan virus cell
(phageocrye, granu locyle, macropage, lymphocyle tipe t), enzi, (lysozime, lactoperoxidese),
complecement (C3 dan C4). Siregar Arifin, (2004) pemberian asi ekslusif dan faktor-faktor
Ini tidak benar, mitos yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi atau merubah
bentuk payu darah secara permanen. Yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan.
terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah terisi air susu tentu
berbeda bentuknya dengan payu darah yang sebelum terisi air susu. Jadi yang menyebabkan
perubahan bentuk payudara adalah kehamilan bukan menyususi. Besarnya perubahan bentuk
payudara sangat tergantung dari turunan (hereditas), usia dan oleh penambahan berat badan
Tidak benar, menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada
yang tidak memberikan ASI secara ekslusif. Sebab dengan menyusui timbunan lemak yang
terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam proses menyusui. Sedangkan wanita yang
tidak menyusui akan sukar menghilangkan timbunan lemak yang khusus dipersiapkan oleh
ASI yang keluar padahari pertama sampai hari ke 5 dinamakan kolostrum atau susu jolong .
Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur atau protein dalam kadar yang
tinggi. Zat anti infeksi atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin) dalam kadar yang lebih
tinggi dari pada susumature, disamping itu juga mengandung laktosa atau hidrat arang dan
lemak dalam kadar yang rendah sehingga mudah dicerna. Selain sebagai nutrisi, kolostrum
melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit infeksi. Kolostrum sangat bermanfaat bagi bayi
premature dan bayi sakit. Apabila kolostrum dibuang, bayi kurang atau tidak mendapatkan
4. ASI Belum Keluar Pada Hari-Hari Pertama Sehingga Tidak Perlu Disusukan Pada
Bayi.
Pada hari pertama sebenarnya bayi tidak memerlukan cairan atau makanan, sehingga tidak
atau belum diperlukan pemberian susu formula ataupun cairan lain, sebelum ASI, keluar “
cukup” (cairan prelactal feeding). Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya,
bukan untuk memberikan nutrisi, tetapi untuk belajar menyusui atau membiasakan
menghisap puting susu dan juga guna mempersiapkan ibu untuk memulai memproduksi ASI.
Gerakan reflek untuk menghisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu
berusia 20-30 menit, sehingga apabila terlambat menyususi reflek ini akan berkurang dan
tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Pemberian prelactal feeding sebetulnya
tidak diperlukan karena hanya akan merugikan ibu, yaitu ASI ibu akan lebih lambat terbentuk
karena bayi tidak cukup kuat menghisap, dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang
mendapat kolostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat kolostrum akan sering menderita
mencret atau penyakit lain, terutama bila susu formula atau cairan frelactal/lainya tercemar.
Selain itu bila cairan prelaktal diberikan pada dot, kemungkinan bayi akan mengalami
Tidak benar. Ibu bekerja dapat memberikan ASI ekslusif selam 6 bulan dengan cara memerah
ASI minimum 4 x 15 menit. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak
menggunakan pompa yang membentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam diudara luar, 24
jam dalam termos es berisi es batu, 48 jam dalam lemari es dan 3 bulan dalam freezer.
6. Payudara Kecil Tidak Menghasilkan Cukup ASI
Tidak benar, besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI.
Karena payudara yang besar sehingga banyak mengandung jaringan lemak. Di banding
dengan payu darah kecil. ASI dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk air susu (alveoli)
dan bukan jaringan lemak. Jadi besarkecilnya payu darah tidak menentukan banyak
Bayi dan ASI sebenarnya bersipat parasit bagi ibu. Sampai dengan batas keadaan tertentu
kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan, walaupun harus dengan mengorbankan
gizi ibu. Kualitas ASIbaru berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke 3,
bahkan sering kali kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu
Bayi tidak cukup dapat ASI karena rakus/minumnya banyak. Dari sebuah penelitian
didapatkan data bahwa 98 ribu dari 100 ribu ibu-ibu yang mengatakan produksi ASInya
kurang, sebenarnya mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang
manajemen laktasi yang benar, posisi menyusui yang tepat, serta terpengaruh mitos-mitos
tentang meyusui, yang umumnya dapat menghambat produksi ASI. Bila bayi kurang minum,
sebenarnya bukan ibunya yang tidak dapat memproduksi ASI tetapi bias disebabkan berbagai
hal misalnya karena posisi menyusui yang tidak benar. Bathara Semar, 2006), mitos-mitos
1. Pada Ibu
agar menonjol dan dapat di kecap oleh mulut bayi. Upaya ini dapat di mulai sejak kehamilan
37 minggu dan biasanya hanya perlu dibantu hingga bayi berusia 5-7 hari. Dengan usaha
yang tekun dan kerjasama yang baik antara ibu dan bayi. Ibu akan mampu mengatasi masalah
ini. Jika patyu darah penuh oleh ASI, putting akan semakin datar sehingga bayi sulit
mencekapnya. Untuk kondisi semacam ini, ASI dapat diperas terlebih dahulu sebelum bayi
mulai menghisapnya.
b. Puting Lecet
Puting susu dapat mengalami lecet, retak atau terbentuk celah-celah. Biasanya keadan ini
terjadi dalam minggu pertama setelah bayi lahir. Masalah ini dapat hilang dengan sendirinya
jika ibu merawat payudara secara baik dan teratur dengan cara :
1) Mengoles puting susu dengan ASI setiap kali hendak dan sesudah menyususi untuk
3) Jangan membersihkan puting susu dan daerah-daerah aerolla dengan sabun, alkohol dan
4) Posisi menyusui hendaknya variasi. Jika selalu menyusui dengan posisi yang sama dapat
membuat trauma yang terus menerus ditempat yang sama sehingga memudahkan terjadinya
luka lecet.
5) Lepaskan isapan bayi setelah selesai menyusui dengan cara benar yaitu dengan menahan
dagu bayi meletakkan jari kelingking ibu ke sudut mulut bayi dan menekanya samapai lepas
dari payudara.
c. Payudara Bengkak
Payudara yang bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah
bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena produksi yang
berlebihan, sementra kebutuhan bayi pada hari-hari pertama setelah lahir masih sedikit.
Selain itu dapat terjadi karena bayi menyusui secara terjadwal, bayi tidak menyusi dengan
kuat, posisi menyusui yang salah atau karena puting susu datar atau terbenam.
Keadaan ini dapat timbul akibat tekanan jari pada waktu menyusui, pemakaian penyokong
payudara yang terlalu ketat atau adanya komplikasi payudara bengkak yang tidak segera
diatasi. Jika ibu merasa nyeri, payudara dapat dikompres dengan air hangat sebelum
Ibu sering mengeluh bahwa ASI-nya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan bayi.
Umumnya keluhan ini timbul karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang apa yang
terjadi.
f. Ibu Sakit
Pada umumnya ibu sakit masih tetap menyusui bayinya karena bayi telah dihadapkan pada
penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. Disamping itu, anti bodi ibu yang
diterima bayi melalui ASI akan melindungi bayi dari penyakit.seandainya ibu terpaksa
dirawat terpisah dari bayinya. ASI harus tetap dikeluarkan setiap 3 jam sekali atau jika terasa
penuh. Ini dilakukan untuk menjamin kelangsungan produksinya. Jika telah sembuh ibu dapat
g. Ibu Sering Meninggalkan Bayi Sehingga Tidak Bisa Memberikan ASI ekslusif.
Ibu yang sering meninggalkan bayinya tetap bias menyusi banyinya secara ekslusif.
Misalnya pada ibu yang bekerja di kantor selama dikantor, di keluarkan ASI setiap 3 jam
sekali untuk disimpan dilemari es dan dibawa pulang untuk kebutuhan dirumah selama jam
kerja. Berikan ASI memakai sendok, bila menggunakan botol bayi akan bingung puting
Istilah bingung puting diartikan untuk bayi yang mengalami hipple confusion karena diberi
susu formula dalam botol bergantian menyusu pada ibu. Tanda-tanda bayi bingung puting
bayi mengisap puting seperti mengisap dot mengisapnya sebentar-sebentar, bayi bayi
menolak menyusu pada ibu. Untuk mencegah bingung puting, bayi hanya menyusu pada ibu,
Bayi perlu mendapat perhatian khusus jika enggan menyusu terutama jika bayi muntah, diare,
moniliasis, terlambat dimulainya menyusu, bayi binggung putting, bayi dengan preeloctal
feeding, tehknik menyusu yang salah. ASI kurang lancar atau terlalu deras, bayi dengan
Bayi sering menagis mugkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah/kotor atau
sakit. Dari penyebab tersebut dapat ditanggulangi dengan cara menyusui bayi dengan tehnik
yang benar sampai tangis bayi dapat dihentikan. Kecuali jika bayi itu sakit, perlu mendapat
penanganan tersendiri.
Kemampuan menghisap, menelan serta mencerna bayi tidak sama. Biasanya bayi
membutuhkan gizi lebih banyak dan volume cairan relative lebih besar sehingga minuman
perlu diberikan dalam jumlah sedikit yang frekwensinya lebih sering. Khususnya terhadap
bayi premature yang dilahirkan sebelum 33 minggu yang reflek menghisap dan menelannya
e. Bayi Kembar
Ibu yang hamil atau baru melahirkan bayi kembar ia akan mampu memproduksi ASI bagi
oleh bayi kembar lebih sering. Jika salah seorang bayi kembar terpaksa harus di tinggalkan
dirumah sakit, ibu dapat menyusui yang satu dan memompa ASI untuk yang lain. Kedua bayi
menentek pada kedua payudara secara bergantian supaya terangsang untuk kedua payudara
sama.
f. Bayi Sumbing
Bayi sumbing langit-langit lembek (palatum nole) dapat menyusu tanpa kesulitan. Dengan
memberikan posisi tegak atau berdiri agar ASI tidak masuk kedalam hidung bayi. Bila
sumbing pada bibir saja bayi dapat menyusu sambil menutup sumbing tersebut dengan jari
a. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol
2. Faktor pikologis
b. Tekanan batin
4. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “ Rumah sakit sayang bayi” atau “
5. Makin sering payu darah dihisap bayi makin banyak produksi susu untuk bayi
6. Pengertian dan dukunagn keluarga, terutama dari suami sangat penting. (Siregar, 2007).
,usu,ac.id)
1. Pengertian
Ini siasi menyusui secara dini adalah memberikan ASI kepada bayi yang baru lahir, bayi
tersebut tidak boleh dibersihkan dahulu ataupun dipisahkan dari sang ibu (www.keluarga
sehat.com)
Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup
bulan akan memiliki naluri untuk menyusu pada ibunya di 20-50 menit setelah bayi lahir.
Penundaan permulaan menyususi lebih dari satu jam menyebabkan kesukaran menyusui
(www.kompas.co.id)
Riset menunjukanbahwa bayi baru lahir yang diletakkan diperut ibu sesaat setelah ia lahir
akan mampu mencari payu darah ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang
dari 50 menit memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal itu dilakukan akan membuat bayi
akan kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya menyusu
pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu
pastikan bayi untuk mendapatkan kesempatan untuk proses inisiasi menyusu paling tidak satu
a. Bagi Bayi
11). Memulai proses pembentukan anti body terhadap berbagai macam penyakit (kekebalan
tubuh)saat lahir.
12). Memberi perlindungan pada bayi terhadap berbagai macam virus dan bakteri bersipat
pathogen sebelum kekebalan aktif pada tubuh bayi terbentuk melalui vaksinasi.
13). Melindungi bagian dalam usus bayi dan menjaganya dari subtansi-subtansi yang dapat
menyebabkan alergi
14). Isapan pertama bayi pada putting susu ibu merangsang pengeluaran colostrums yang
mengandung zat kekebalan terhadap infeksi serta kaya akan zat gizi penting
15). Sebagai laksative (Obat pencuci perut) yang efektip membuang meconum di usus dan
memecahkan bilirubin
b. Bagi Ibu
berguna juga untuk kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan lebih
cepat berhenti.
a. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya untuk menyusu pada ibunya
A. Desain Penelitian
Desai penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai
ancang-ancang kegiatan yang dilakukan (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini desain yang
digunakan yaitu deskriptif, dimana peneliti akan menggambarkan suatu fenomena yang akan
Polulasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Ircham Macfood, MS 2006). Pada penelitian
ini adalah seluruh ibu yang partus spontan di bidan praktek swasta. Jumlah rata-rata
2. Sampel
Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsini Arikunto, 1998).
3. Tehnik Sampling
C. Kriteria Sampel
1. Kriteria inklusi
Adalah karakteristik yang dapat dimasukkan atau layak untuk diketahui yaitu :
b. Ibu melahirkan secara spontan sampai dengan 1 jam post partum di Bidan Praktek Swasta
2. Kriteria Ekslusi
Adalah klien yang tidak layak untuk diteliti menjadi responden yaitu :
a. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
D. Hipotesa Penelitian
Apabila pemberian ASI secara dini diberikan dengan teratur, maka pertumbuhan dan
E. Variabel Penelitian
Adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan
oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2002).
Variabel untuk penelitian ini adalah faktor-faktor pemberian ASI secara dini.
F. Definisi Operasional
Kabupaten Banyuwangi
Sebelumnya calon responden diberi penjelasan perihal penelitian yang akan dilakukan. Bila
calon responden bersedia maka calon responden diminta menandatangani surat pernyataan
I. Alat Ukur
Alat ukur dalam penelitian ini kuesioner yang diberikan kepada responden berupa sejumlah
pertanyaan tertulis untuk mendapatkan informasi tentang diri responden dan hal-hal yang ia
Data yang telah dikumpulkan ditabulasi kemudian dianalisa secara sistematis. Dalam
penelitian ini analisa data secara deskriptif yang dikonfirmasikan dalam bentuk presentasi
dan narasi. Hasil pengisian kuesioner, jawaban yang diberi nilai 0 dan 1 pada jawaban tidak.
Kemudian dilakukan pengolahan data dengan distribusi penggunaan presentasi dengan rumus
keterangan :
x = Jumlah jawaban
y = Jumlah pertanyaan
Arikunto, (1998)
K. Etika Penelitian
ijin permohonan melalui surat ijin dari Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto
Diberikan kepada responden dengan pemberian penjelasan mengenai tujuan penelitian dan
2. Anominity
Dalam kuesioner diberikan kode apa saja, bukan nama lengkap guna mejaga kerahasiaan
identitas.
3. Confidentiality
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di rumah Bidan Praktek
Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu : a) data umum terdiri dari
karakteristik responden, dan b) data khusus terdiri dari hasil penelitian tentang faktor yang
Dalam penelitian ini ada 10 item pertanyaan yang harus diisi oleh responden dan
hasilnya di analisa secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi dalam bentuk
persentase.
1. Data Umum
a. Karakteristik Responden
Dari tabel 4.1 tentang distribusi umur tentang responden yang partus spontan di Bidan
Praktek Swasta, ibu yang berusia 17 – 22 tahun sebanyak 5 orang (22,73%), yang berusia 23
Dari tabel 4.2 tentang tingkat pendidikan responden yang partus spontan di Bidan
SMP sebanyak 12 orang (54,54%) bdan yang berpendidikan SMA sebanyak 5 orang
(22,73%).
2. Data Khusus
Pada penelitian ini faktor yang mempunyai angka paling tinggi yang mempengaruhi
pemberian Air Susu Ibu secara dini di Bidan Praktek Swasta sebagai berikut :
Tabel 4.3 Tabel distribusi faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI secara dini di Bidan Praktek Swasta
Dari tabel 4.3 tentang faktor yang mempengaruhi pemberian ASI secara dini di Bidan
Praktek Swasta pada bulan Pebruari – Maret 2008 menunjukkan bahwa faktor ibu
B. Pembahasan
Sebelum membahas hasil penelitian lebih lanjut, terlebih dahulu peneliti penguraikan
tentang pelaksanaan penelitian di rumah Bidan Praktek Swasta pada bulan Pebruari – Maret
1. Faktor Ibu
Dari hasil penelitian faktor ibu mempunyai angka 50 (45,45%). Faktor ibu terdiri dari
pengetahuan dan kondisi fisik ibu. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
Berdasarkan hasil penelitian responden yang berusia diatas 23 tahun sebanyak 9 orang
(40,90%), sehingga di usia dewasa lebih sulit menyerap suatu pengetahuan dibandingkan
dengan usia remaja, jadi ibu yang mempunyai usia lebih muda biasanya lebih mudah untuk
mengubah sikap dan tingkah lakunya. Hasil penelitian jumlah responden yang paling banyak
informasi sehingga semakin banyak pengalaman yang dimiliki, untuk dapat menerima atau
menyerap informasi yang didapat lebih mudah bagi yang berpendidikan lebih tinggi
(Nursalam, 2001).
Hasil pengamatan atau observasi pada saat penelitian didapatkan dari kondisi fisik ibu
yang juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara dini. Dari kondisi fisik ibu diantaranya
puting datar atau tenggelam, ibu kelelahan sehabis melahirkan dan ASI belum keluar. Puting
datar atau tenggelam dapat diatasi dengan menggunakan pompa puting agar puting menonjol
dan dapat di cekap oleh mulut bayi, upaya ini dapat dimulai sejak kehamilan 37 minggu dan
Di Bidan Praktek Swasta, ibu yang melahirkan mempunyai puting datar maupun
menonjol (normal) juga tidak memberikan ASI secara dini, seharusnya para ibu tahu
pentingnya ASI dini, sejak kehamilan informasi tentang ASI dan cara merawat puting puting
yang datar guna mempersiapkan proses menyusui kelak, untuk itu para ibu harus aktif ke
posyandu, puskesmas. Dan untuk petugas kesehatan (Bidan) diharapkan lebih aktif dalam
memberikan penyuluhan dan bimbingan tentang ASI dan cara merawat payudara menuju
Pada hari-hari pertama kelahiran, bayi belum memerlukan cairan atau makanan,
sehingga belum diperlukan pemberian susu formula ataupun cairan lain. Sebelum ASI keluar
”cukup” (cairan prelactal feeding). Bayi pada 30 menit pertamakelahiran harus di susukan
pada ibunya bukan untuk pemberian nutrisi melainkan untuk belajar menyusu atau
menghisap puting susu dan juga untuk mempersiapkan ibu untuk mulai memproduksi ASI.
Gerakan reflek menghisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu
20-30 menit pertama, sehingga apabila terlambat refleks menghisap ini akan berkurang dan
tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian. Dalam hal ini pengetahuan ibu perlu
2. Faktor Pendukung
pemberian ASI secara dini di Bidan Praktek Swasta adalah faktor pendukung, yaitu sebesar
53 orang (48,18%). Faktor pendukung terdiri dari dukungan keluarga, suami dan peran
petugas kesehatan. Ayah (suami) mempunyai peran untuk menentukan kelancaran reflek
pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. Suami dapat
berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI dengan jalan memberikan dukungan secara
emosional.
Peran petugas kesehatan (Bidan) juga sangat mempengaruhi pemberian ASI secara dini,
dimana ibu ditolong dalam melahirkan juga sangat menentukan cara pemberian ASI yang
baik. Penyuluhan oleh bidan tentang pemberian ASI yang pertama keluar sangat diperlukan
pada saat persalinan, tetapi sekarang ini suami diharuskan mendampingi ibu (istri) pada saat
persalinan, ini diharapkan agar suami memberikan dukungan yang sangat penting bagi ibu
Selain itu pengetahuan ibu dan keluarga (suami) tentang ASI perlu ditingkatkan untuk
memberikan dukungan agar ibu mempunyai motivasi dan kemauan untuk memberikan ASI
secara dini. Apabila pihak keluarga tidak mengetahui tentang ASI, maka tidak akan bisa
memberikan dukungan dan penjelasan untuk segera menyusui bayi setelah dilahirkan .
Selain dukungan dari keluarga, dukungan dari petugas kesehatan (Bidan) juga sangat
mempengaruhi pemberian ASI secara dini, terkadang bidan kurang memberikan penjelasan
tentang ASI pada ibu post partum, setelah menolong persalinan bayi diberikan kepada ibu
begitu saja padahal bidan juga sangat menentukan keberhasilan menyusui dini. Seharusnya
bidan membantu, mendampingi dan membimbing ibu post partum dalam proses menyusui,
penjelasan yang benar kepada keluarga dan ibu post partum juga sangat menentukan dalam
BAB 5
rendahnya pemberian ASI secara dini di Bidan Praktek Swasta pada bulan Pebruari – Maret
2008, maka dapat diambil simpulan bahwa di Bidan Praktek Swasta faktor yang
mempengaruhi rendahnya pemberian ASI secara dini adalah faktor pendukung yaitu 48,18%.
B. Saran
Petugas kesehatan khususnya bidan untuk lebih aktif dalam membimbing, membantu
dan mendampingi ibu saat menyusui bayinya, memberikan motivasi dan memberikan
informasi tentang pemberian ASI secara dini pada ibu post partum. Selain itu pihak keluarga
seharusnya juga mendampingi ibu dalam proses persalinan sehingga dapat memberikan
ketenangan dan semangat pada ibu dalam proses persalinan dan pemberian ASI.
2. Bagi Masyarakat
Mencari tambahan informasi mengenai manfaat ASI secara dini sehingga para ibu
khususnya ibu post partum dapat memberikan ASI secara dini setelah melahirkan.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dijadikan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya agar
DAFTAR PUSTAKA
Ali Anwar Saifudin. (2002), Hak Asasi Bayi dan Pekan ASI Sedunia, WWW/http; Suara Merdeka
Com.
Bidang Kesga Dinkes Banyuwangi. (2007), Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Ekslusif.
Hulliana Mellyana. (2003), Perawatan Ibu Paska Melahirkan. Jakarta : Puspa Suara.
ITB Central Librari. (2001), Laporan Data Susenas, WWW/http Digilib ITB,ac.id.
Moch.Foedz Ircham, MS. (2006), Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan Dan
Kebidanan, Yogyakarta : Penerbit Fitra Maya.
Prof. Dr. Suharsini Ari Kunto S. (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit
Rimeka Cipta.
Prof. Dr. H. M. Burham Bungin, S.Sos. M.Si, Metodologi Penelitian Kuantitatif Edisi pertama.
Siregar Arifin. (2004), Menunda Pemberian Asi Dan Faktor Yang Mempengaruhi,
Www/Http.Library.USU Acid.
Soetjiningsih. (1997), ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran.EGC.