Anda di halaman 1dari 25

INTERPRETASI

I PEMOTONGAN JARINGAN

A. Pengantar
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan ukuran
yang sama. Sel memiliki bentuk tiga dimensi, sehingga ketika
melakukan proses pemotongan diperlukan ketepatan dalam meletakkan
suatu jaringan. Pemotongan suatu jaringan dibagi menjadi tiga yaitu
potongan cross section atau transversal section atau potongan
melintang, Potongan longitudinal atau memanjang, dan potongan
oblique atau potongan serong. Dalam praktikum ini mahasiswa akan
memperagakan potongan pada objek solid yaitu telur. Telur diibaratkan
suatu sel dengan kuning telur sebagai inti selnya. Daging dan sedotan
dipotong secara cross, longitudinal, dan oblique untuk melihat arah
serat dari daging dan bentuk potongan dari sedotan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menginterpretasikan potongan objek
solid.
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan potongan jaringan
secara ransversal, longitudinal, dan oblique.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan potongan objek
berrongga.

C. Alat danBahan
1. Telur ayam matang 2buah
2. Daging
3. Sedotan dengan ukuran besar dan panjang 5cm
4. Pisau
D. Metode
1. Potonglah tipis telur dari bagian paling luar sampai bagian
tengah
2. Potonglah daging dan sedotan secara melintang, memanjang,
danmiring.

E. Tugas
1. Gambarlah telur yang sudah anda potong! Jelaskan arti
bagian dari potongan tersebut!
2. Gambarlah daging sapi dan sedotan yang anda
potong secara tranversal, longitudinal, dan serong!
Perhatikan serat – serat dari daging tersebut dan
bentuk potongan dari sedotan
PENGAMATAN JARINGAN
II
Praktikum pengamatan jaringan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam mengetahui dan membeda-bedakan jenis
jaringan penyusun organ tubuh manusia. Mahasiswa juga diharapkan
mampu mengetahui ciri-ciri khas pada masing-masing jaringan yang
diamati sehingga di kemudian hari dapat membedakan jaringan normal
dan abnormal.
Pada pelaksanaan praktikum ini, mahasiswa harus memahami letak
dan bidang pemotongan yaitu longitudinal section (L.S.) dan
transversal section (T.S.), teknik pembuatan sediaan serta pewarnaan
yang digunakan yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya.
Sebelum mikroskop digunakan untuk mengamati irisan jaringan,
lensa obyektif paling lemah diletakkan di atas meja obyek. Kemudian
slide sediaan jaringan diletakkan di bawah lensa obyektif. Diafragma
diatur sedemikian rupa hingga aperture hampir tertutup. Lensa obyektif
diturunkan menggunakan pengatur kasar untuk mencari fokus. setelah
mendapatkan objek yang akan diamati, pengatur halus digunakan untuk
mendapatkan bayangan yang paling jelas. Kondensor dapat diatur naik-
turun untuk mendapatkan bayangan yang benar-benar fokus. Setelah
fokus tercapai, diafragma dapat dibuka hingga cahaya merata di
lapangan pandang mikroskop. Pengamatan dengan perbesaran lebih kuat
dapat dilakukan dengan mengubah letak lensa obyektif dan kemudian
menyetel fokusnya dengan menaik- turunkan lensa obyektif dengan
pengatur halus. Jika lensa obyektif pada perbesaran tinggi tidak
diperbolehkan mencari fokus menggunakan pengatur kasar karena akan
menyebabkan slide pecah akibat tertekannya slide oleh tabung lensa
obyektif secara tiba-tiba. Setelah irisan jangan selesai diamati, lensa
obyektif dipindah ke perbesaran rendah kemudian slide diambil. Hal ini
dilakukan agar menjaga slide tidak pecah dan mencegah agar lensa
obyektif tidak tergoren karena bergesekan dengan slide.
Latihan I: JARINGAN EPITEL

A. Pengantar
Jaringan epitel berfungsi menutup atau melapisi permukaan tubuh.
Jaringan epitel tersusun atas sel-sel epitel yang saling berlekatan kuat
dengan bahan intersel dan lamina basalis. Di bawah mikroskop cahaya,
lamina basalin dan jaringan ikat di bawahnya Nampak sebagai
membrane basalis (dapat diamati baik pada sediaan dengan
menggunakan pewarnaan PAS/ periodic acid Schiff).
Berdasarkan morfologi sel dan banyaknya lapisan sel, jaringan
epitel dapat dibedakan menjadi:
1. Epitel pipih sederhana (simple squamous epithelia), yang dapat
ditemukan pada dinding lumen pembuluh darah, pericardium,
pleura, peritoneum, dan bagian tipis lengkung Henleginjal
2. Epitel kubus sederhana (simple cuboidal epithelia), yang dapat
ditemukan pada folikel ovarium, saluran-saluran pada ginjal
(tubulus kontortus distalis, proksimalism dan kolektivus) dan
kelenjar multiseluler pada umumnya
3. Epitel batang sederhana (simple columnar epithelia), yang dapat
ditemukan pada dinding saluran pencernaan
4. Epitel berlapis semu (pseudostratified epithelia), dengan silia
pada permukaan saluran napas (trachea, bronkus, rongga hidung)
dan dengan stereosilia pada epididimis
5. Epitel berlapis pipih (stratified squamous epithelia), yang dapat
ditemukan pada kulit yang mengalami keratinisasi, serta yang
tidak mengalami keratinisasi seperti rongga mulut, esophagus,
dan vagina
6. Epitel berlapis kubus (stratified cuboidal epithelia), yang dapat
ditemukan pada kelenjar keringat, dan folikel ovarium yang
sedang berkembang
7. Epitel peralihan (transitional epithelia), dapat ditemukan pada
dinding kandung kemih, ureter dan kaliks ginjal
8. Epitel berlapis kolumnar (stratified columnar epithelia), dapat
ditemukan pada konjunctivamata.
B. Tujuan
Mengamati struktur dan bentuk sel berbagai jaringan epitel

C. Alat danBahan
1. Mikroskop cahaya
2. Kamera
3. Sediaan ginjal (kidney/ren)
4. Sediaan lambung(gastric)
5. Sediaan epididymis
6. Sediaan trakea
7. Sediaan esofagus
8. Sediaan kandung kemih (urinarybladder)
9. Sediaan hepar (bagian venasentralis)
10. Sediaan ovarium

D. Tugas
1. Foto setiap jenis epitel sesuai dengan hasil pengamatan dan
berikan keterangan.

2. Tunjukkan sel epitel (perhatikan bentuk sel dan inti sel,


perbandingan ukuran inti terhadap ukuran sel dan struktur
jaringan)
3. Tunjukkan membrane basalis (perhatikan letak membrane
basalis terhadap sel- selepitel
4. Tunjukkan struktur silia dan stereosilia pada permukaan
selepitel
Latihan 2: JARINGAN IKAT
A. Pengantar
Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi mengikat
dan menyokong bagian jaringan lain. Jaringan ikat memiliki
penyusun berupa sel dan serabut/ serat. Jaringan ikat dibagi
menjadi dua yaitu jaringan ikat umum dan jaringan ikat khusus.
Fungsi dari jaringan ikat selain sebagai pengikat dan penyokong,
jaringan ini berfungsi untuk melindungi suatu organ dan
transportasi cairan tubuh.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami struktur jaringan ikat dan
mengetahui struktur khas pada jaringan tersebut.
C. Alat danBahan
1. Mikroskopcahaya
2. Kamera
3. Sediaan jaringan ikat longgar (loose connectivetissue)
4. Sediaan jaringan ikat padat (dense connectivetissue)
5. Sediaan tulang rawan hialin (hyalinecartilage)
6. Sediaan tulang rawan elastis (elasticcartilage)
7. Sediaan tulang rawan fibrous (fibrouscartilage)
8. Sediaan tulang keras (hardbone)
9. Sediaan jaringan lemak (adiposetissue)

D. Tugas
Gambarlah berbagai jaringan pengikat dari sediaan yang
diamati. Perhatikanlah bentuk/ struktur bagian-bagian berikut:
1. Fibroblas, sel plasma, limfosit dalam jaringan ikat longgar
2. Serabut kolagen dan serabut elastic (perhatikan
perbandingan kuantitasnya pada jaringan ikat longgar dan
padat
3. Tunjukkan bagian-bagian perikondrium, kondrosit, lacuna,
cell nest, serabut kolagen, serabut elastic, fibroblast dalam
perikondrium, lamella, lacuna dengan osteosit dan kanalikuli,
saluran Havers, saluran Volkmann, lamella interstitial dan sirkum
ferensial pada tulang rawan dan tulang keras.
Latihan 3: JARINGAN OTOT
A. Pengantar
Jaringan otot adalah jaringan yang membantu pergerakan tubuh dan
terdiri dari kumpulan sel otot serta miofibril. Otot dapat melakukan
kontraksi dengan cara memanjang ataupun memendek. Kumpulan sel
dalam jaringan otot dibatasi oleh lapisan membran yang disebut
sarkolema. Berdasarkan mekanisme gerak otot dibagi menjadi otot
volunter (otot sadar) dan otot involunter (otot tidak sadar). Contoh otot
volunter adalah otot rangka dan otot lurik, sedangkan otot involunter
adalah otot polos dan otot jantung.

B. Tujuan
1. Mahasiswa memahami jenis-jenis jaringanotot
2. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur khas dari masing-
masing jaringan
C. Alat danBahan
1. Mikroskop cahaya
2. Kamera
3. Sediaan otot polos (smoothmuscle)
4. Sediaan otot lurik (striatedmuscle)
5. Sediaan otot jantung (cardiacmuscle)
D. Tugas
Gambarlah hasil pengamatan Anda dan tunjukkan bagian-
bagian di bawah ini:
1. Potongan melintang otot polos
2. Potongan memanjang otot polos (perhatikan bentuk sel,
bentuk inti, dan letak inti)
3. Potongan melintang berkas otot lurik dengan bagian: serat/
selotot
4. Potongan memanjang otot lurik dengan bagian: inti sel
(perhatikan bentuk dan letaknya), pita I, pita A
5. Otot jantung dengan bagian: inti sel (perhatikan bentuk dan
letaknya), percabangan, diskusin terkalaris
6. Fibroblas pada jaringat ikat di antara serabut otot lurik dan
jantung
Latihan 4: JARINGAN SARAF
A. Pengantar
Jaringan saraf berperan dalam menghantarkan rangsangan
berupa panas, dingin, tekanan, cahaya, bau, dan suara, Jaringan
saraf terdiri atas serabut dengan berbagai kandungan penghantar
impuls dari reseptor, saraf pusat, dan kembali pada efektor. Sel
saraf atau yang disebut dengan neuron memiliki bagian badan sel,
inti sel, sitoplasma, dendrit, dan akson serta sinaps yang terletak
pada bagian ujung akson yang memiliki fungsi sebagai penerus
impuls ke neuron lainnya. Jaringan saraf akan membentuk sistem
saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
B. Tujuan
1. Mahasis Mahasiswa mampu membedakan bagian-bagian
sistem saraf
2. Mahasiswa mampu membedakan bagian-bagian sistem
saraf

C. Alat danBahan

1. Mikroskopcahaya
2. Kamera
3. Sediaanserebrum
4. Sediaan saraftepi
5. Sediaanserebelum
6. Sediaan medullaspinalis
7. Sediaan ganglia spinal khas yang menyusun

D. Tugas
Gambarkan dan tunjukkan bagian-bagian di bawah ini:
a. Bagian abu-abu (substansiagrisea)
b. Bagian putih (substansiaalba)
c. Lapisan molekular (perhatikan arah akson), lapisan sel-sel
pyramid (perhatikan bentuk dan distribusi sel-sel dengan
ukuran berbeda), dan lapisan multiformis pada
sediaanserebrum
d. Lapisan molekular (perhatikan arah akson di bagian luar
dan dalam lapisan), lapisan sel-sel purkinje (perhatikan
bentuk dan ukuran sel, dendrit apical dan susunan sel-sel
purkinje), dan lapisan sel-sel granula (perhatikan struktur
dan ukuran sel) pada sediaan serebelum
e. Perikarion, sel satelit pada ganglionspinalis
PEMBUATAN
III
SEDIAAN
SITOLOGI
Sitologi adalah cabang ilmu yang mempelari tentang struktur
sel, komposisi seluler, dan interaksi sel. Struktur sel terdiri atas
membrane sel, dinding sel (hanya pada sel tumbuhan), sitoplasma
dan organela sel (inti sel, vakuola, periksisom, sentriol, plastida
pada tumbuhan, lisosom, mitokondria, badan golgi, reticulum
endoplasma, ribosom dansitoskeleton).
Istilah sitologi juga dapat merujuk pada sitopatologi yang
menganalisis struktur sel untuk mendiagnosa suatu penyakit.
Contohnya pemeriksaan pap smear yang menggunakan sel-sel
pada serviks untuk diamati dalam penegakan diagnosis kanker
serviks. Aspek penting lainya dalam disiplin sitologi adalah
memeriksa interaksi seluler dengan mempelajari bagaimana sel
berhubungan dengan sel lain atau dengan lingkungan seperti zat
beracun yang menyebabkan kanker. Sitopatologi cenderung
mencari sel-sel yang tidak harus hadir dalam suatu organisme.
Sebagai contoh adalah adanya bakteri Mycobacterium
tuberculosiss pada sputum penderita TBC. Contoh lain adalah
dapat melihat adanya infeksi Candida sp pada mukosa mulut
penderitaHIV/AIDS.
Pengambilan sampel untuk sediaan sitology dapat dilakukan
dengan menggunakan dua cara, yaitu secara alami dan secara
buatan (biopsi permukaan/ surface biopsy). Sampel dari sel yang
terdeskuamasi secara fisiologi dapat ditemukan pada cairan tubuh,
misalnya sel yang mesotelial pada efusi pleura, sputum dahak dan
lain-lain. Eksfoliasi buatan dapat dilakukan dengan menggunakan
kerokan (scrap), sikatan (brush), dan usapan (swab). Penyikatan
dengan menggunakan cytobrush atau dengan sikat gigi steril
diketahui merupakan cara yang paling baik untuk mengambil sel-
sel mukosa oral. Namun demikian, spatel untuk pengerokan
masih dapat digunakan tetapi membutuhkan pengambilan yang
lebih banyak. Sel yang teramati dengan cara buatan ini adalah sel-
sel yang terlepas dari jaringan epitel.

A. PEMBUATAAN SEDIAAN PAP


A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat sediaansitologi
2. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel
denganscrapping
3. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan sediaan sitologi
dengan metode ulas (smear)
4. Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan
menggunakanPapanicolau
5. Mahasiswa dapat menganalisis sel-sel pada mukosamulut
6. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sel-selpatologis

B. Alat dan Bahan


Alat
1. Gelasobjek
2. Gelaspenutup
3. Cytobrush
Bahan
1. Apusan mukosa mulut praktikan yang merokok (jika ada)
dan tidakmerokok
2. Larutan fiksatif Alkohol95%
3. Antiseptik oral seperti povidone iodine solution
atauchlorhexidine
4. Alkohol bertingkat dari 50%, 70%, 80%,96%
5. Xilol
6. PewarnaPapanicolau
7. Mountingmedia

C. Metode
1. Mahasiswa melakukan apusan mulut pada daerah
mukosa bukal, lidah ventral, lidah tepi, gingiva, dan
palatum menggunakan cytobrush dengan teknik
scrapping. Cara scraping dilakukan dengan cara
mengerok mukosa pada buccal dan lidah secara
berulang-ulang dan dilakukan dalam satu arah sampai
terlihat kemerahan di daerah mukosa yang menandakan
lamina propria sudah mulaiterekspos.
2. Apusan dioleskan ke gelas objek kemudian disemprot
dengan menggunakan larutan fiksatif 95% dan
didiamkan selama 30menit.
3. Setelah sediaan difiksasi, dilakukan proses rehidrasi,
yaitu dengan mencelupkan ke alcohol bertingkat mulai
dari 96%, 80%, 70%, 50% dan distilled water masing-
masing sebanyak 10celupan
4. Staining (pengecatan): Gelas obyek direndam dalam
larutan Harri’s haematoxylin selama 5 menit, kemudian
dicuci di bawah air mengalir selama 10 menit.
5. Setelah itu dilakukan dehidrasi dengan merendam gelas
obyek dalam alkohol 50%, 70%, 80%, dan 96%,
masing-masing selama 10 celupan. Gelas obyek
diletakkan di atas alas datar, kemudian diteteskan zat
warna Orange G-6 dan dibiarkan selama 3 menit. Gelas
obyek dibilas dengan alkohol 96% sebanyak 3 kali
setelah itu dilakukan pemulasan dengan zat warna
E.A.50 dan dibiarkan 6 menit. Kemudian dilakukan
pembilasan lagi dengan alkohol 96% sebanyak 3kali.
6. Gelas obyek dimasukkan dalam alkohol 96% 3 kali
berturut-turut masing-masing selama 3 menit, kemudian
diusap dengan menggunakan kertas saring sampai
kering. Kemudian, gelas obyek dimasukkan ke dalam
larutan Xylol I, II, III, masing-masing selama 5 menit.
(Noted: Sebelum gelas objek dipindah dari alcohol 96%
ke larutan xilol, PASTIKAN gelas objek benar-benar
terbebas dari air. Jika masih ada air yang tertinggal pada
gelas objek akan membuat larutan xilol menjadi keruh)
7. Terakhir dilakukan mounting dengan DPX (mounting
medium), kemudian diamati di bawah mikroskopcahaya.
8. Pada saat dikerjakan interpretasi hasil, preparat diamati
di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x.
Pengamatan dilakukan terhadap 100 buah sel yang tidak
saling tumpang tindih, yang diambil secara random pada
beberapa lapang pandang, yaitu sel basal-parabasal, sel
intermediate, dan sel superfisial, menggunakan kriteria
menurut Naib (1970).

D. Tugas
Tunjukkan sel-sel epitel mukosa dan beri keterangan. Jika ada
sel-sel patologis sebutkan dan jelaskan di dalam laporan.

B. PENGECATAN DIFF-QUICK
Metode pengecatan Diff-Quick adalah salah satu metode
dalam pewarnaan sel dalam pembuatan sediaan sitologi dengan
menggunakan sampel darah, non-ginekologi sampel, serta cairan
biopsy jarum halus (fine needle aspiration). Proses pengecatan ini
membutuhkan waktu yang singkat dan harus segera diamati. Pada
laboratorium patologi anatomi, metode Diff-Quick sering
digunakan untuk mewarnai apusan sel dari biopsitumor.
Reagen yang biasanya digunakan meliputi: methanol untuk
fiksasi, methylene blue untuk mewarnai inti sel, dan eosin untuk
mewarnai sitoplasma. Pada praktikum kali ini, anda akan
mewarnai sel makrofag yang diambil dari intraperitonel mencit.
Alat, bahan, serta metode adalah sebagai berikut:
1. Alat dan Bahan
a. Spuit g. Mencit
b. Glassjar h. Metanol
c. Preparat i. Methyleneblue
d. Kamera Image Raster j. Eosin
e. Suspensi E.coli
f. Ependorf 1,5

2. Metode
a. Mencit diinjeksi dengan suspensi E coli (Mc Farland 0.5)
pada bagian intraperitoneal untuk mengaktivasi serta
mempebanyak makrofag pada hariI.
b. Hari ke II mencit dikorbankan dengan cara dipingsankan
menggunakan formalin.
c. Mencit dibedah pada bagian tengah perut. Hati-hati
jangan sampai mengenai lapisanintraperitoneal.
d. Cairan intraperitoneal diambil menggunakan jarumsuntik.
e. Masukkan cairan intraperitoneal ke dalam tabung
ependorf 1,5 ml kemudian sentrifus pada suhu 4oC.
f. Buang supernatan, pellet dismear di atas gelas objek.
Kering anginkansebentar
g. Fiksasi denganmethanol
h. Masukkan ke dalam larutan methyleneblue
i. Masukkan ke dalam larutan eosin
j. Cuci dengan air
k. Amati di bawah mikroskop yang sudah terpasang kamera
ImageRaster.
3. Tugas
a. Foto dan lampirkan hasil pengamatan Anda padalaporan.
b. Amati sel dan beri keterangan bagian dari sel tersebut.
c. Hitung makrofag yang memfagosit bakteri dan tidak
pada setiap tiga lapang pandang.
PEMBUATAN SEDIAAN HISTOLOGI
IV DENGAN METODE PARAFIN

Histologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari


jaringan normal penyusun organ tubuh. Sementara histopatologi
adalah ilmu yang mempelajari jaringan abnormal untuk
membantu penegakan diagnosis suatu penyakit. Untuk
mempelajari suatu jaringan pada tubuh maka dibuat sediaan
irisan jaringan. Pembuatan sediaan irisan jaringan ini dapat
digunakan untuk prognosis, diagnosis, dan pengobatan suatu
penyakit. Selain itu, sediaan irisan jaringan juga dapat
digunakan untuk keperluan penelitian. Pembuatan sediaan irisan
jaringan dapat menggunakan irisan beku (frozen section) dan
menggunakan parafin (paraffin section).
Metode irisan beku menggunakan fresh tissue dan dipotong
dengan mikrotom yang berada pada cabinet freezer. Metode ini
dilakukan pada umumnya untuk memperoleh sediaan dalam
waktu cepat. Misalnya pada biopsi tumor untuk mengetahui
apakah tumor tersebut ganas atau jinak agar cepat diketahui
pengobatan yang sesuai. Namun, kekurangan dari metode ini
adalah morfologi jaringan kemungkinan tidak begitu terlihat
jelas akan tetapi sangat cepat untuk penegakan diagnosis
suatubiopsi.
Pada praktikum ini, akan dilakukan pembuatan sediaan
jaringan menggunakan metode parafin. Metode ini terdiri dari
beberapa tahap, yaitu fiksasi, dehidrasi, pembeningan (clearing),
infiltrasi paraffin (impregnasi), penanaman (embedding),
pemotongan (sectioning), pewarnaan, perekatan (mounting),
pemberian label.
1. PEMBUATAN BLOKPARAFIN

A. Pengantar
Pembuatan blok parafin adalah salah satu hal yang penting
dalam pembuatan sediaan jaringan. Blok parafin dibuat untuk
memudahkan proses pemotongan jaringan yang tipis sekitar 3
– 5 µm. Peletakan jaringan di dalam parafin harus tepat
sesuai dengan arah potongan yang diinginkan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami keseluruhan proses
pembuatan sediaan menggunakan teknik parafin
menggunakan teknikparafin
2. Mahasiswa mampu meletakkan jaringan di dalam
parafin dengantepat

C. Alat dan Bahan


1. Mencit
2. Alatbedah
3. Papanbedah
4. Larutan garamfisiologis
5. Larutan 10% Neutral bufferformalin
6. Larutan alkohol bertingkat 50%, 70%, 80%,96%
7. Larutanxilol
8. Parafincair
9. Embeddingcassete
10. Mold ukuran 15x15x5mm
11. Label

D. Metode
1. Mencit dibius dengan cara disuntikkan pentobarbital
natrium dengan dosis 45-6- mg/kg BB untuk pemberian
intraperitoneal dan 35 mg/kg BB untuk pemberian
intravena.
2. Mencit dibedah dan diambil organ dalamnya. Organ
dicuci terlebih dahulu ke dalam larutan fisiologis untuk
menghilangkan darah lalusegera dimasukkan ke larutan
fiksatif 10% NBF. Proses fiksasi dilakukan minimal 24
jam.
3. Setelah 24 jam, organ diambil dan dipotong sebesar
1cmx1cm kemudian diletakkan ke dalam kaset untuk
dilakukan tissueprocessing
4. Lakukan dehidrasi ke alkohol bertingakat dari
konsentrasi rendah ketinggi.
5. Masukkan ke dalam larutan xylol sebanyak 2kali
6. Masukkan ke dalam parafincair
7. Lakukan embedding. Yaitu penanaman jaringan ke dalam
parafin
8. Tunggu sampai parafinmengeras
9. Blok parafin siap untukdipotong

E. Tugas
1. Jelaskan kegunaan setiap tahapan dalam pembuatan
blokparafin
2. Jelaskan critical point pada setiap tahapan agar
menghasilkan blok parafin yangbagus

2. PEWARNAAN MENGGUNAKAN PEWARNA RUTIN


(HEMATOXYLIN DAN EOSIN)

A. Pengantar
Hematoxylin dan eosin adalah cat yang sering digunakan
di dalam pembuatan sediaan jaringan. Cat ini akan
mewarnai inti sel dan sitoplasma serta lamina propria.
Hematoxylin memiliki sifat basa sehingga akan mengikat
asam pada inti sel. Ikatan ini akan menghasilkan warna
biru. Sementara eosin bersifat asam dan akan berikatan
dengan sitoplasma yang memiliki sifat basa. Ikatan ini
akan menghasilkan warna merah muda.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pengecatan menggunakan
Hematoxylin dan Eosin
2. Mahasiswa mampumenjelaskan prinsip pengecatan
menggunakan Hematoxylin danEosin
3. Mahasiswa mampu menunjukkan dengan tepat inti sel,
sitoplasma, dan lamina propria yang tarsusun atas
jaringan ikat dan matriks-matrikseluler.

C. Alat dan Bahan


1. Jaringan yang sudah dipotong
2. Glassjar 6. Larutan alkohol
3. Cover glass 7. Xilol
4. Cathematoxylin 8. Entellan
5. Cateosin

D. Metode
1. Deparafinisasi slide jaringan dengan xilol
2. Rehidrasi menggunakan alcohol bertingkat dari tinggi ke
rendah. Cuci di bawah airmengalir
3. Masukkan ke dalamHematoxylin
4. Masukkan ke dalamEosin
5. Lakukan dehidrasi
6. Lakukan clearing
7. Tutup jaringan dengan cover glass yang sebelum diberi
entellan
8. Preparat siapdiamati

E. Tugas
1. Jelaskan prinsip pengecatan menggunakan Hematoxylin
danEosin!
2. Apa fungsi clearing setelah prosespengecatan?
3. Apa fungsientellan?
PEMBUATAN SEDIAAN
V
IMUNOHISTOKIMIA

A. Pengantar
Imunohistokimia adalah metode untuk mendeteksi suatu
protein di dalam jaringan tertentu dengan menggunakan prinsip
antigen-antibodi. Antigen adalah protein di dalam jaringan yang
akan dideteksi sementara antibodi untuk mengikat antigen yang
mana antibodi tersebut sudah dilabeli oleh fluorokrom.
Fluorokrom dapat berupa enzim ataupun fluorescence seperti
DAPI, GFP. Beberapa contoh pemeriksaan menggunakan
imunohistokimia adalah: CD15 dan CD30 untuk penyakit
Hodgkin, Alpha fetoprotein untuk kanker hati, Prostate Spesific
Antigen (PSA) untuk kanker prostat, CD20 mengidentifikasi
limfoma sel B, CD3 mengidentifikasi limfoma sel T.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pewarnaan imunohistokimia
2. Mahasiswa dapat menjelakan prinsip imunohistokimia
3. Mahasiswa dapat melakukan deteksi protein insulin pada
pancreas tikus

C. Alat dan Bahan


1. Slide jaringan pancreas tikus yang sudahdipotong
2. Xylol
3. Alkohol dengan consentrasibertingkat
4. LarutanPBS
5. Larutan H2O23%
6. Antibodi anti ratinsulin
7. Biotinilated anti universalIgG
8. HRP-conjugatedstreptavidin
9. Substrat HRP danDAB
10. HematoxylinMeyer
11. Entellan

D. Metode
1. Tuliskan label dengan pensil pada gelasobyek
2. Lakukan deparafinisasi dengan xylol dan rehidrasi dengan
alkohol consentrasi tinggi kerendah
3. Cuci dengan PBS 3x3menit
4. Inkubasi dengan H2O23%
5. Cuci dengan PBS 3x3menit
6. Inkubasi dengan serum normal (pada kit: Background
sniper) 10menit
7. Inkubasi antibodi primer 60 menit, kemudian cuci dengan
PBS 3x3menit
8. Inkubasi dengan antibodi sekunder 10 menit, cuci dengan
PBS 3x3menit
9. Inkubasi dengan HRP-conjugated streptavidin 10 menit,
cuci dengan PBS 3x3 menit
10. Inkubasi dengan substrat HRP dan DAB 1:100 selama 5
menit, cuci dengan H2O
11. Counterstain dengan Hematoxylin meyer 60 detik, cuci
dengan air keran 60 detik
12. Dehidrasi dengan alkohol bertingkat hinggaxylol
13. Tutup denganentellan

E. Tugas
1. Apa fungsi inkubasi dengan H2O23%?
2. Mengapa inkubasi dengan H2O2 harus dilakukan di
tempatgelap?
3. Sebutkan antibodi primer dan sekunder yang dipakai
dalam praktikum ini dan apakegunaannya!
4. Apa tujuan inkubasi dengan substrat HRP danDAB?
5. Bagaimana hasil jaringan yang sudah dicat dengan
teknikimunohistokimia?

Anda mungkin juga menyukai