Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku
menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien
melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri
juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien
menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional
dengan orang lain.
Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yang adaptif sampai dengan
maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan
yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya. Respon sosial dan emosional yang
maladaptif sering sekali terjadi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik
diri sehingga melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif kami berusaha memberikan asuhan
keperawatan yang semaksimal mungkin kepada pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi
sosial : menarik diri.
Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adequat untuk memulihkan
keadaan yang stabil. Stimulus yang positip dan terus menerus dapat dilakukan oleh perawat. Apabila stimulus
tidak dilakukan/diberikan klien tetap dengan menarik diri yang akhirnya mengalami halusinasi, kebersihan diri
kurang dan Aktivitas hidup sehari-hari (ADL) tidak adekuat.
Angka kejadian kasus gangguan hubungan sosial : menarik diri di ruang Arimbi RSJ propinsi Bali di
Bangli pada bulan Desember 2008 adalah 6,6 % dari 60 pasien dengan gangguan jiwa.
Berdasarkan hal-hal diatas, kami mengangkat masalah gangguan hubungan sosial : menarik diri
menjadi laporan akhir praktek klinik keperawatan jiwa guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang
gangguan hubungan sosial : menarik diri.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Dapat menerapkan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan gangguan
hubungan sosial (menarik diri).

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri
2. Mahasiswa dapat merumuskan perencanaan pada klien dengan gangguan hubugan sosial: menarik diri
3. Mahasiswa dapat melaksanankan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan hubungan sosial: menarik
diri
4. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada klien dengan gangguan hubungan sosial: menarik diri
C. Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas ini adalah menggunakan metode deskriptif
studi kasus. dengan teknik pengumpulan data: wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan evaluasi.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Tinjauan teoritis gangguan hubungan sosial: menarik diri


1.1. Pengertian
Menarik diri adalah Percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain dan menghindari
hubungan dengan orang lain. Menarik diri merupakan salah satu dari kerusakan interaksi sosial.
Menarik diri merupakan usaha menghindari interaksi orang lain yang ditandai dengan sikap memisahkan
diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengalaman orang lain (Stuart & Sundeen 1991).
Perilaku menarik diri adalah pencobaan menghindari interaksi dengan orang lain. (Rowlins,1993).
Menarik diri terjadi karena perasaan tidak berharga, yang biasanya dialami klien dengan latar belakang
lingkungan yang penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan (Depkes RI, 1988).

1.2. Etiologi
1). Faktor predisposisi
 Faktor perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang.
Setiap tahap proses Tumbang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas
perkembangan diri tidak dapat dipenuhi akan menghambat masa perkembangan selanjutnya, kurangnya
stimulus, kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari ibu (pengasuh) pada bayi akan memberikan rasa tidak
nyaman dan dapat menghambat terbentuknya rasa percaya.
 Faktor Biologis
Faktor keturunan juga mendukung tingkah laku psikotik bisa terjadi (Skizofrenia).

 Faktor Komunikasi
Komunikasi yang hangat dalam keluarga sangat diperlukan, sebab gangguan komunikasi dalam keluarga
merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan hubungan sosial.
 Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan
hubungan sosial.

2). Faktor Presipitasi


 Stressor Sosial Budaya
Putus hubungan karena usia, dewasa muda (sekolah, menikah dan sebagainya), dirawat di penjara, pergi jauh
menyebabkan kesepian, dan kehilangan orang yang dicintai.
 Stressor Bio-Lingkungan Sosial
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seorang terhadap status pada saat terjadinya interaksi dengan
lingkungan sosial.
 Stressor Psikologis
Kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan individu menyelesaikan masalah mengganggu hubungan
dengan orang lain.

1.3. Rentang Respon Sosial


Dalam membina hubungan sosial individu berada dalam rentang respon yang adaptif sampai dengan
maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan
yang secara umum berlaku. Sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh normal sosial dan budaya setempat.
Rentang Respon
Sosial

1. Respon Adaptif Meliputi :


 Menyendiri (solitude)
Adalah respon yang dibutuhkan individu untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan
sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan langkah-langkah berikutnya.
 Otonomi
Kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
 Bekerjasama
Adalah suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi
dan menerima.

 Interdependent
Adalah saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

2. Respon Maladaptif Meliputi :


 Menarik diri, terjadi apabila individu menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan
orang lain.
 Tergantung (dependen), terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa percaya atau kemampuan untuk
berfungsi secara sukses.
 Manipulasi, terjadi pada individu yang menganggap orang lain sebagai obyek, individu tidak dapat membina
hubungan sosial secara mendalam.
 Curiga, terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa percaya dengan orang lain.

1.4. Proses Menarik Diri


Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam
berhubungan dengan orang lain. Klien seringkali tidak dapat mengidentifikasi diri dengan orang tua dari jenis
seks yang sama, sehingga peran dalam identitas seks menjadi kabur. Keadaan ini mengakibatkan klien takut
tidak diterima atau ditolak bila dicintai orang lain, sehingga mengarahkan dorongan rasa cintanya kepada diri
sendiri secara berlebihan, sebagai usaha untuk melindungi diri, klien makin menjadi pasif dan kepribadiannya
kaku.

1.5. Gejala Menarik


Seorang yang cenderung mengembangkan pola penarikkan diri sering mengalami kesukaran dalam
berhubungan dengan orang lain.
Gejala menarik diri :
 Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
 Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
 Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
 Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
 Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
 Pasien merasa tidak berguna.
 Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.

Gejala menarik diri sebagai akibat regresi antara lain :


1. Cara berpikir yang artistic seperti anak-anak.
2. Tidak dapat mengendalikan tingkah lakunya pada hal yang seharusnya dapat dikoreksikan dengan adanya
pengaruh realitas.
3. Tidak mampu membedakan symbol yang biasa dipakai oleh masyarakat.

2. ASUHAN KEPERAWATAN MENARIK DIRI


2.1 Pengkajian
Secara umum data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :
1. Identitas klien
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Pengkajian fisik
5. Psikososial
- Genogram
- Konsep diri
 Gambaran diri
 Identitas diri
 Peran
 Ideal diri
 Harga diri
 Hubungan sosial
 Spiritual
6. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktifitas motorik
d. Alam perasaan
e. Afek
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
h. Proses pikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
m. Kemampuan penilaian
n. Daya tilik diri.
7. Kebutuhan persiapan pulang.

2. 1 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perubahan sensori perceptual; Halusinasi pendengaran b.d menarik diri.
2. Menarik diri b/d HDR

3. 1Perencanaan Keperawatan
1. Perubahan sensori perceptual; Halusinasi pendengaran b.d menarik diri.
uan Umum : Klien dapat mengendalikan halusinasi
uan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

1. Tindakan Keperawatan :
 Sapa klien dengan ramah, baik verbal dan non verbal.
 Perkenalkan diri dengan baik, ramah dan sopan.
 Jelaskan tujuan pertemuan atau hubungan.
 Jujur dan menepati janji.
 Selalu kontak mata selama interaksi
 Tunjukkan sikap simpati dan penuh perhatian kepada klien
 Terima klien apa adanya.
 Perhatikan kebutuhan dasar klien.
2. Klien dapat mengenali perasaan yang menghabiskan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial.
 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri.
 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan, penyebab klien tidak mau bergaul atau menarik diri.
 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang mungkin.
 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaan.
3. Klien dapat berhubungan sosial dengan orang lain secara bertahap.
Tindakan keperawatan :
 Diskusikan tentang keuntungan dan kerugian dari perilaku menarik diri.
 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap sebagai berikut :
Rencana tindakan keperawatan:
klien – Perawat
Klien – Perawat – Perawat lain
Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
Klien – Kelompok kecil
Klien – Keluarga/kelompok/masyarakat.
 Beri pujian atas kebersihan yang telah dicapai klien.
 Bantu klien mengevaluasi manfaat dari berhubungan sosial dengan orang lain
 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan klien dalam mengisi waktunya.
 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan di ruangan.
 Beri pujian atas keikutsertaan klien dalam kegiatan di ruangan.
4. Klien mendapat dukungan keluarga.
Mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.
Tindakan keperawatan:
 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang masalah pribadi
 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.
 Anjurkan anggota keluarga untuk secara rutin dan bergantian mengunjungi klien minimal 1 x seminggu.
 Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai keluarga.
BAB III
Asuhan Keperawatan
pada Klien Tn.P.S.P dengan Gangguan Hubungan Sosial :
Menarik Diri
di Ruang Arimbi RSJ. Provinsi Bali di Bangli
Tanggal 16-20 Desember 2008

1. Pengkajian

1.1. Pengumpulan data

1.1.1 Identitas klien

Nama : Tn. P.S.P Nama :Tn.I.M.J


Umur : 18 Tahun Agama : Hindu
J.kelamin : Laki-laki Status : Nikah Syah
Agama : Hindu Hubungan dgn klien : keluarga
Status : Belum menikah
Informasi : Klien & status klien
Tgl MRS : 15 September 2008
No.RM : 020204
Alamat : Dusun batu gaing,
nusa penida klungkung
Pendidikan : SMA (tidak tamat ) ± kelas 2 SMA
1.1.2 Alasan Masuk

1.1.2.1 Keluhan utama saat masuk rumah sakit :

Klien masuk rumah sakit pada tanggal 15 september 2008 dengan keluhan marah-marah, mau mencelakai
orang lain (mengambil batu kemudian dilemparkan ke orang lain dan mengambil sabit untuk menebas semua
orang yang ada disampingnya tetapi klien tidak berbicara sendiri/menyumpah-nyumpah sejak 10 hari yang
lalu.
1.1.2.2 Keluhan utama saat dikaji (tgl 16 desember 2008)

Klien mengatakan hanya mempunyai 1 teman yaitu Tn.S dan klien juga pernah dipukul oleh teman
sekamarnya sehingga mengakibatkan klien tidak mau berteman dengan orang lain. Keadaan klien saat dikaji
klien lebih banyak diam dan menunduk.

1.1.2.3 Riwayat penyakit

Sejak 2 tahun yang lalu keluarga klien mengetahui adanya gangguan jiwa, dimana 1 tahun terakhir
keluarganya mengatakan sakit klien bertambah parah (mengamuk dan mau mencelakai orang lain) sehingga
keluarga merantai kaki klien ditiang rumah (pasung). Selama 2 tahun terakhir keluarga membawa klien
kedukun ± 5x dan diberikan obat tradisional tetapi tidak sembuh.
Keluarga mengatakan keluhan muncul setelah klien putus sekolah karena keterbatasan biaya. Klien dikenal
berprestasi dan biasanya mendapat rangking dikelasnya.klien dikatakan adalah seorang yang pendiam,suka
menyendiri dan mengurung diri di kamar untuk belajar. Keluarga mengatakan klien mempunyai banyak teman
dan beberapa diantara temanya pernah kerumah. Keluarga mengatakan tidak tau apakah klien pernah
bermasalah dengan teman-temannya. Dikeluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

1.1.3 Faktor predisposisi

Klien mengatakan tidak pernah menderita gangguan jiwa dimasa lalu tetapi keluarga mengatakan sejak 2 tahun
yang lalu klien mengalami gangguan jiwa dan ±5 kali dibawa ke dukun untuk berobat tetapi tidak berhasil.
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik, seksual, penolakan dan kekerasan dalam keluarga

1.1.4 Faktor presipitasi

Klien mempunyai pengalaman dimasa lalu yang tidak menyenangkan dimana klien putus sekolah saat klien
duduk di kelas 2 SMA dan klien merasa malu dengan teman-temannya.

1.1.5 Pemeriksaan Fisik


Tanda – tanda vital:
TD : 110/90mmHg N : 84x/mnt S : 36,5 0c RR : 18x/mnt

1.1.6 Psikososial

1.1.6.1
Genogram

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan
: Klien

: Tinggal serumah

: Meninggal
Klien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Klien tinggal serumah dengan orang tuanya. Orang
terdekat dan berarti bagi klien adalah kedua orang tuanya dan adiknya.
1.1.6.2 Konsep diri

a. Citra tubuh : klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya.

b. Identitas klien : klien mengatakan klien adalah anak laki-laki tunggal dari 2 orang bersaudara dank lien merasa
senang terhadap status sebagai anak laki-laki tunggal.

c. Peran diri : klien mengatakan biasanya membantu ayahnya bekerja di kebun.

d. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali ke rumah supaya dapat membantu ayahnya
dikebun.

e. Harga diri : klien mengatakan ingin sembuh tetapi tidak ingin bergaul dengan orang lain.

1.1.6.3 Hubungan social

a. Orang yang berarti bagi klien : klien mengatakan dalam hidupnya orang yang berarti adalah kedua orang
tuanya dan adiknya.

b. Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok di masyarakat.

c. Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena takut dipukul.

1.1.6.4 Spiritual

 Klien beragama hindu, biasanya beribadah di pura secara berkelompok.

 Klien mengatakan selama sakit belum pernah berdoa.


1.1.7 Status mental

a. Penampilan

Klien nampak rapi, berpakian seragam berwarna merah muda tetapi sudah 3 bulan tidak mengganti pakaian.
Rambut klien pendek dan rapi.
b. Pembicaraan

Klien dapat menjawab pertanyaan dari perawat.


c. Aktivitas motorik

Klien menampilkan aktivitas motorik tremor dimana jari-jarinya terlihat gemetar.


d. Alam perasaan

Klien merasa sedih berada disini dan ingin cepat pulang.


e. Afek

Datar, dimana saat perawat menceritakan hal yang lucu tidak nampak perubahan roman wajah.
f. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara kontak mata kurang, klien selalu menunduk, tatapan datar, dan ragu – ragu serta berusaha
menghindar. Klien sering terlihat jalan mondar – mandir.
g. Persepsi

Tidak ditemukan gangguan persepsi pada klien.


h. Proses pikir

Tidak ada gangguan proses pikir.


i. Arus pikir

Pembicaraan klien saat wawancara tidak berbelit – belit dan menjawab semua pertanyaan yang diberikan
kepada perawat.
j. Tingkat kesadaran

Klien sadar penuh : orientasi terhadap orang, tempat dan waktu jelas.
k. Memori

Ketika perawat menanyakan kembali nama perawat klien menjawab “lupa”.


l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu berhitung saat ditanya 2008 – 1990, klien menjawab 18. Klien dapat berkonsentrasi dimana
pertanyaan yang diajukan oleh perawat langsung dijawab oleh klien.
m. Kemampuan penilaian
Tidak ada masalah. Klien dapat mengambil keputusan antara cuci tangan sebelum makan atau makan terlebih
dahulu baru cuci tangan.
n. Daya tilik diri

Klien menyalahkan hal-hal diluar dirinya dimana klien mengatakan dirinya berada di rumah sakit karena
ayahnya.

1.1.8 Kebutuhan persiapan pulang

1.1.8.1 Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

a. Makan

Klien makan teratur dengan frekuensi 3 x sehari dengan porsi 1 piring nasi, lauk-pauk, sayur dan buah.
b. Mandi

Klien mengatakan mandi 1x/hari tanpa bantuan orang lain, klien mandi menggunakan sabun tetapi jarang
menyikat gigi.
c. Berpakaian

Klien berpakaian rapi mengenakan seragam rumah sakit.


d. BAB/BAK

Klien mengatakan BAB 1x/hari, BAK seperti biasa.

e. Istirahat – tidur

Klien mengatakan jarang tidur siang dan pada malam hari klien tidur dari jam 19.00 – 06.00. klien tidur
nyenyak.
f. Penggunaan obat

Klien dapat minum obat yang diberikan dengan teratur, yaitu setelah makan pagi dan malam.
g. Saat ditanya tentang kepuasan klien dengan pola makan, klien menjawab puas. Saat makan, klien tidak
memisahkan diri tetapi makan bersama teman-temannya. Frekuensi makan 3x sehari, nafsu makan meningkat.

h. Masalah tidur

Klien mengatakan tidak ada masalah saat tidur, merasa segar setelah bangun tidur. Lama tidur siang ± 1-2 jam
dan tidur malam 6-8 jam.
i. Kemampuan klien dalam :

 Mengantisipasi kebutuhan sendiri : (+) ya

 Membuat keputusan berdasarkan keputusan sendiri : (+) ya

 Mengatur pengguanaan obat : (+) tidak


 Melakukan pemerikasaan kesehatan : (+) ya

j. Klien mengatakan sangat menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi karena dapat menghilangkan
stress klien.

1.1.9 Mekanisme koping

a. Masalah psikososial dan lingkungan :

Klien mengatakan biasanya klien membantu ayahnya di kebun.


b. Aspek medic :

Diagnosa medis : skizofrenia katatonik


Terapi medis :
 Trihexyphenidil (TXP) 2 x 2 mg

 Stelazine 2 x 5 mg

1.2. Analisa data

No Data – data Masalah


1 : Keluarga klien mengatakan klien sering marah – marah tanpa sebab.
DS Resiko perubahan
DO : Klien sering terlihat mondar – mandir. persepsi sensori :
halusinasi.
DS
2 : Klien mengatakan hanya mempunyai 1 teman yaitu Tn. S. klien juga Gangguan
tidak mengikuti kegiatan kelompok di masyarakat. Klien Hubungan sosial :
mengatakan ingin sendiri dan tidak ingin bergaul dengan orang lain. menarik diri
DO : Klien suka menyendiri, selalu menghindar bila didekati, sering
menutup wajah dengan kain saat didekati oleh perawat.
DS
3 : Klien mengatakan mempunyai pengalaman dimasa lalu yang tidak Harga diri rendah
menyenangkan dimana klien putus sekolah saat klien duduk di kelas
2 SMA dan klien merasa malu dengan teman – temannya.
DO : Klien terlihat selalu menunduk.

1.3. Daftar masalah

1. Resiko perilaku kekerasan

2. Gangguan hubungan sosial : menarik diri

3. Harga diri rendah


1.4.

Efek

Pohon masalah

Core problem

Causes

1.5. Diagnosa keperawatan

1. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi

2. Gangguan hubungan sosial : menarik diri

3. Harga diri rendah.


2. Perencanaan

No Dx keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan keper
1 Resiko Tujuan umum 1.1 Ekspresi wajah bersahabat,
1.1.1. Bina hubungan saling
Klien dapat berinteraksi menunjukkan rasa senang, ada kontak menggunakan prinsip komunik
tinggi secara efektif sehingga tidak mata, mau berjabat tangan, mau  Sapa klien dengan ramah bai
gangguan terjadi halusinasi menyebutkan nama, mau menjawab verbal.
Tujuan khusus salam, mau duduk berdampingan  Perkenalkan diri dengan sopan
persepsi
dengan perawat, mau mengutarakan  Jelaskan tujuan pertemuan
sensori: TUK I: klien dapat membina masalah yang dihadapi.  Jujur dan menepati janji
halusinasi;, hubungan saling percaya  Selalu kontak mata selama inte
dengan perawat  Tunjukkan sikap empati dan p
dengar b.d pada klien
menarik  Terima klien apa adanya
diri  Perhatikan kebutuhan dasar kli

2.1.Klien dapat menyebutkan penyebab


2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang
TUK II: klien dapat menarik diri yang berasal dari diri dan tanda-tandanya
mengenal perasaan yang sendiri, orang lain dan lingkungan2.1.2. Beri kesempatan pada klien u
menyebabkan perilaku perasaan penyebab klien tidak
menarik diri dari lingkungan diri
sosial 2.1.3. Diskusikan bersama klien tent
diri, tanda-tanda serta penyeba
2.1.4 Beri pujian terha
klien mengungkapkan perasaa

3.1.1 Kaji pengetahuan klien


3.1 Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lai
berhubungan dengan orang lain
TUK III: Klien dapat misalnya: banyak teman, tidak sendiri
menyebutkan keuntungan dan bias diskusi
berhubungan dengan orang
lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang 3.1.2 Beri kesempatan pada klien u
lain 3.2 Klien dapat menyebutkan kerugian perasaan tentang keuntungan
tidak berhubungan dengan orang lain, orang lain
misalnya: sendiri, tidak punya teman
dan sepi 3.1.3 Diskusikan bersama klien
berhubungan dengan orang lai
3.1.4 Beri reinforcement positif
mengungkapkan perasaan
berhubungandengan orang lain
3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentan
berhubungan dengan orang lai
3.2.2 Beri kesempatan pada klien u
perasaan tentang kerugian
dengan orang lain
3.2.3 Diskusikan bersama klien
tidak berhubungan dengan ora
3.2.4 Beri reinforcement positif
mengungkapkan perasaan te
berhubunagn dengan orang lai

4.1.1 Kaji kemampuan klien untuk


orang lain
4.1.2 Dorong dan bantu klien untuk
orang lain melalui tahap sebag
- klien-perawat
- klien-perawat-perawat lain
- klien-perawat-perawat lain-k
4.1.klien dapat mendemonstrasikan - klien-kelompok kecil
hubungan sosial secara bertahap antara - klien-keluarga/kelompok-ma
lain : 4.1.3 Beri pujian atas keberhasilan
TUK IV: Klien dapat antara klien-perawat, klien
berhubungan sosial dengan klien- perawat-perawat lain, 4.1.4 Bantu klien mengevalua
orang lain secara bertahap klien-perawat-perawat lain-klien berhubungan dengan orang lai
lain, klien-keluarga-kelompok- 4.1.5 Diskusikan jadwal harian y
masyarakat klien dalam mengisi waktunya
4.1.6 Motivasi klien untuk mengikut
4.1.7 Beri pujian atas keikutsertaan
di ruangan.

5.1.1 Dorong klien untuk mengun


ketika berhubungan dengan or
5.1.2 Diskusikan dengan klien tenta
berhubungan dengan orang lai
5.1.3 Beri reinforcement positif at
mengungkapkan perasaannya

6.1.1 Bina hubungan saling percaya


- Perkenalkan diri
5.1. Klien dapat mengungkapkan- Sampaikan tujuan, membuat k
perasaannya setelah berhubungan6.1.2 Diskusikan dengan anggota ke
dengan orang lain kepada diri sendiri,
- Perilaku menarik diri
TUK V: Klien dapat perawat atau klien lain - Penyebab perilaku menarik d
mengungkapkan - Akibat yang akan terjadi jika
perasaannya setelah tidak ditangani
berhubungan dengan orang - Cara keluarga mengha
lain sedang menarik diri
6.1.3 Dorong anggota keluarga
dukungan kepada klien u
6.1 Keluarga dapat: dengan orang lain
 Mengungkapkan perasaanya 6.1.4 Anjurkan anggota keluarga un
 Menjelaskan cara merawat klien bergantian mengunjungi
TUK VI: klien mendapat menarik diri seminggu
dukungan  Mendemonstrasikan cara perawatan
keluarga 6.1.5 Beri reinforcement positif at
mengembangkan klien menarik diri dicapai oleh keluarga
kemampuan klien untuk  Berpartisipasi dalam perawatan klien
berhubungan dengan orang menarik diri
lain

3. Implementasi

NO. DX. KEP HARI / TGL IMPLEMENTASI


JAM
1. Resiko tinggi Selasa, 16 Desember TUK I
2008 1. Klien dapat membina hubungan saling
gangguan percaya dengan perawat
persepsi 08.00  Menyapa klien dengan ramah :”Selamat Klien membalas sapaan dar
pagi, mas. kooperatif
sensori:
halusinasi;,  Menanyakan nama klien, Bagaimana Klien memperkenalkan diri d
dengar b.d keadaannya pagi ini?” keadaan saya baik.

menarik diri  Memperkenalkan diri


 Klien menyebut kembali nam
 Menjelaskan tujuan pertemuan
 Klien mendengar
 Menanyakan apakah klien sudah sarapan dan
sudah mandi
 Klien mengatakan sudah sara
 Menanyakan kembali nama perawat yang
sedang berbicara dengan klien
 Klien menyebutkan nama per

09.00 TUK II
2. Klien dapat mengenal perasaan yang
menyebabkan perilaku menarik diri dari
lingkungan sosial.
 Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku
menarik diri dan tanda-tandanya  Klien mendengarkan perawat

 Memberi kesempatan pada klien untuk


mengungkapkan perasaan penyebab klien Klien mengatakan tidak ma
tidak mau bergaul-menarik diri. karena takut dipukul.

 Berdiskusi bersama klien tentang perilaku


menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
 Klien menunduk dan tidak m
yang mungkin.
12.00

 Mengobservasi klien minum obat : ditelan /


tidak
 Klien mengatakan obat ditela
16.30

TUK III
14.00 3. Klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain.
 Mengkaji pengetahuan klien tentang Mendengarkan Perawat
keuntungan berhubungan dengan orang lain

 Memberi kesempatan pada klien untuk


mengungkapkan perasaan tentang
 Klien Mengatakan Keuntung
keuntungan berhubungan dengan orang lain Adalah Banyak Pengalaman
Banyak Bercerita.
 Mendiskusikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan dengan orang lain
 Klien Menunduk.
 Mengkaji pengetahuan klien tentang kerugian
bila tidak berhubungan dengan orang lain

 Memberi kesempatan pada klien untuk Klien Mengatakan Kerugian


mengungkapkan perasaan tentang kerugian Lain : Kita Tidak Memp
tidak berhubungan dengan orang lain Berbagi Cerita.

 Memberi pujian atas kemampuan


mengungkapkan perasaan tentang kerugian Klien Mengatakan Dirinya
tidak berhubunagn dengan orang lain Jarang Berbicara Dengan Or

 Menunduk sambil tersenyum


Rabu, 17 Desember TUK III
2008 3. Klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain.
09.00  Mengkaji pengetahuan klien tentang Mendengarkan Perawat
keuntungan berhubungan dengan orang lain

 Memberi kesempatan pada klien untuk


mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain Klien Mengatakan Keuntung
Adalah masalah yang kit
 Mendiskusikan bersama klien tentang
mendapat beberapa cara jitu
manfaat berhubungan dengan orang lain

 Mengkaji pengetahuan klien tentang kerugian


10.30 bila tidak berhubungan dengan orang lain

 Klien Mengatakan Kerugian


 Memberi kesempatan pada klien untuk Lain : Kita Tidak Memp
mengungkapkan perasaan tentang kerugian Berbagi Cerita. Selain itu k
tidak berhubungan dengan orang lain sedang menghadapi masalah

 Memberi pujian atas kemampuan


 Klien Mengatakan ingin berg
mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubunagn dengan orang lain
 Menunduk sambil tersenyum
TUK 4
4. Klien dapat berhubungan sosial dengan
orang lain secara bertahap.
 Mengkaji kemampuan klien untuk
berhubungan dengan orang lain

 Membantu klien untuk berhubungan dengan


orang lain melalui tahap sebagai berikut:
- klien-perawat-perawat lain
- klien-perawat-perawat lain-klien lain
 Memberi pujian atas keberhasilan yang telah Klien mengatakan akan me
14.00 dicapai klien lain.
 Membantu klien mengevaluasi manfaat dari
berhubungan dengan orang lain.
 Berdiskusi dengan klien jadwal harian yang Saat perawat menanyakan
dapat dilakukan klien klien, klien mengatakan nam
dalam mengisi waktunya

 Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan


di ruangan  Ekspresi klien : ceria.
 Beri pujian atas keikutsertaan klien dalam
kegiatan di ruangan.
 Klien hanya diam

16.00  Klien mengatakan apabila


digunakan untuk membaca
maka lebih baik tidur.

 Klien mengangguk.

 Klien tersenyum
10. 00 TUK 5
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya
setelah berhubungan dengan orang lain
 Memotivasi klien untuk mengungkapkan
perasaannya ketika berhubungan dengan  Klien tersenyum dan mengata
orang lain
 Berdiskusikan dengan klien tentang perasaan
manfaat berhubungan dengan orang lain  Klien tersenyum
 Memberi pujian atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya

 Klien tersenyum dan menund


Sabtu, TUK 4
20 Desember 2008 1. Klien dapat mendemonstrasikan hubungan
08. 00 sosial secara bertahap antara lain :

antara klien-perawat,
klien- perawat-perawat lain, klien-perawat-
perawat lain-klien lain, klien-keluarga-
kelompok-masyarakat.
 Mengkaji kemampuan klien untuk
berhubungan dengan orang lain  Klien dapat berinteraksi deng
 Membantu klien untuk berhubungan dengan
orang lain melalui tahap Terapi Aktifitas
09.30 Kelompok :  Klien kooperatif, berperan ak
- klien-perawat memperkenalkan pasien lain
- klien-perawat-perawat lain
- klien-perawat-perawat lain-klien lain
- klien-kelompok kecil
 Memberi pujian atas keberhasilan yang telah
dicapai klien
 Klien tersenyum

TUK 5
 Membantu klien mengevaluasi manfaat dari
berhubungan dengan orang lain.
 Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan
12.00 di ruangan  Klien dapat mengidentifik
 Memberi pujian atas keikutsertaan klien berhubungan dengan orang l
dalam kegiatan di ruangan.

 Klien mengangguk. kontak m

 Klien tersenyum dan pamit u


4. Evaluasi

DX KEP. HARI / TGL EVALUASI


JAM
Resiko tinggi Selasa, 16 Desember
TUK 1
gangguan persepsi 2008 S : Klien mengatakan takut bergaul dengan teman – temannya karena
sensori: halusinasi takut dipukul, Klien Mengatakan Keuntungan Berhubungan
Dengan Orang Lain Adalah Banyak Pengalaman Karena Teman –
Teman Pasti Akan Banyak Bercerita. klien mengatakan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain : kita tidak mempunyai
teman untuk berbicara dan berbagi cerita.Klien mengatakan
dirinya tidak punya banyak teman karena jarang berbicara
Dengan Orang Lain
O : Klien sering menunduk. kontak mata kurang.
A : TUK 1, 2 berhasil,
P : Pertahankan TUK 1, TUK 3 dilanjutkan
Rabu, 17 Desember
S : Klien Mengatakan Keuntungan Berhubungan Dengan Orang Lain
2008 Adalah masalah yang kita alami cepat teratasi karena kita
mendapat beberapa cara jitu untuk mengatasinyadan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain : kita tidak mempunyai
teman untuk berbicara dan berbagi cerita. selain itu kita akan
mengalami keslitan apabila sedang menghadapi masalah. Klien
Mengatakan ingin bergaul dengan orang lain. Klien mengatakan
akan mencoba untuk berteman dengan orang lain.
O : Menunduk sambil tersenyum. Saat perawat menanyakan nama
teman yang berdiri disamping klien, klien mengatakan nama
temannya N, A, T. Ekspresi klien : ceria.
A : TUK 3,4,5 tercapai.
P : Pertahankan TUK 1, 5
Sabtu, 20 Desember S : -
2008 O : Klien dapat berinteraksi dengan pasien lain selama bersantai. Klien
kooperatif, berperan aktif dalam kegiatan TAK. Klien dapat
memperkenalkan pasien lain kepada orang lain. Klien dapat
mengidentifikasikan keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain. Klien mengangguk. kontak mata (+).
A : TUK 5 berhasil
P : TUK 1,5 dipertahankan
BAB IV
PEMBAHASAN

Menarik diri merupakan usaha menghindari interaksi orang lain yang ditandai dengan sikap
memisahkan diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup membagi pengalaman orang lain (Stuart & Sundeen
1991). Perilaku menarik diri adalah pencobaan menghindari interaksi dengan orang lain.
(Rowlins,1993).
Pada bab pembahasan ini kelompok akan membahas tentang kasus yang diangkat dan
juga membahas kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus yang berkaitan dengan asuhan
keperawatan pada Tn. PSP dengan diagnosa keperawatan gangguan hubungan sosial : menarik
diri di ruang Arimbi RSJ Provinsi Bali di Bangli, pembahasan ini mencakup pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implemenrasi dan evaluasi.

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 desember 2008 di Ruang Arimbi RSJ Bangli. Dalam
konsep teori tentang asuhan keperawatan dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri.
Pedoman pengkajian dan penerapan didapatkan beberapa gejala pada pasien yaitu : Pasien
menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain. Pasien merasa tidak aman berada
dengan orang lain., pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain, pasien
merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu, pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat
keputusan, pasien merasa tidak berguna.
Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup. Dari penampilan pasien : kurang
memperhatikan perawatan diri,pakaian tidak rapih,selerah makan kurang,tidak berani menatap
lawan bicara,lebih banyak diam dan menunduk,bicara lamban dan suara lemah. Pada kasus nyata
Tn. PSP saat pengkajian ditemukan data-data sebagai berikut : Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok di masyarakat. Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain
karena takut dipukul,penamilan rapi dan bersih,klien kurang bergaul dengan pasien lain,kontak mata
kurang saat pengkajian,klien hanya bicara jika ditanya perawat dengan jawaban singkat. Dengan
demikian terdapat sedikit perbedaan pada kasus dan teori yaitu penampilan yang bersih dan rapi
mungkin dapat disebabkan oleh adanya perhatian perawat dan rutinitas personal haygiene yang
harus diperhatikan oleh setiap pasien diruangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Keliat B.Anna (1999) dari pohon masalah dirumuskan tiga masalah keperawatan yaitu :
Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi, gangguan hubungan sosial : menarik diri ,harga diri
rendah. Pada kasus nyata terdapat tiga masalah yang sama yaitu : Resiko perubahan persepsi
sensori : halusinas,gangguan hubungan sosial : menarik diri ,harga diri rendah.Yang menjadi
prioritas masalah yaitu gangguan persepsi sensori halusinasi b.d gangguan hubungan sosial :
menarik diri.

C. Perencanan
Berdasarkan diagnosa keperawatan pada Tn. PSP yaitu gangguan persepsi sensori halusinasi b.d
gangguan hubungan sosial : menarik diri. Pada perencanaan keperawatan (Keliat B.Anna (1999))
dilaksanakan sesuai TUM dan TUK. Pada kasus nyata, perencanaan keperawatan dibuat
berdasarkan teori yang ada.

D. Implementasi
Implementasi keperawatan pada TN. PSP dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan yang dibuat
sesuai dengan teori dan diimplementasikan serta dimodifikasikan sesuai dengan kondisi pasien.

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk menilai hasil
tindakan keperawatan dan rencana keperawatan sebagai tolak ukur keberhasilan asuhan
keperawatan. Pada kasus Tn. PSP evaluasi dilakukan berdasarkan TUM dan TUK. untuk TUK 1-5
berhasil, sedangkan TUK 6 tidak dilakukan karena tidak adanya kontak antara perawat dan
keluarga.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Menarik diri adalah Percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain dan menghindari
hubungan dengan orang lain. Penyebabnya yaitu ada 2 yaitu: faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
Dalam membina hubungan sosial individu berada dalam rentang respon yang adaptif sampai dengan
maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan
yang secara umum berlaku. Sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh normal sosial dan budaya setempat.
Proses menarik diri terjadi Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak
aman dalam berhubungan dengan orang lain Keadaan ini mengakibatkan klien takut tidak diterima atau ditolak
orang lain, sehingga klien makin menjadi pasif dan kepribadiannya kaku.
Gejala menarik diri sebagai akibat regresi antara lain :Cara berpikir yang artistic seperti anak-anak,
tidak dapat mengendalikan tingkah lakunya pada hal yang seharusnya dapat dikoreksikan dengan adanya
pengaruh realitas, dan tidak mampu membedakan symbol yang biasa dipakai oleh masyarakat.

5.2 Saran
Untuk mahasiswa keperawatan agar lebih banyak belajar dan mempelajari tentang Gangguan
Hubungan Sosial : Menarik Diri agar dapat menguasainya dengan benar sehingga dapat melakukan
asuhan keperawatan yang baik dan benar pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

& Michele T. Laraia. 1998. “Principles and Practice of Psychiatric Nursing”. 6 th Edition, Mosby Company: St. Louis

W. 2006. Buku Saku “Keperawatan Jiwa”. Edisi 5. EGC: Jakarta

1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai