Anda di halaman 1dari 117

POLA PEMBINAAN BACA TULIS AL QUR’AN ( BTQ )

SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MEMBACA HARAKAT KASRAH


PADA SISWA KELAS I SD BINTORO 4
KECAMATAN DEMAK KABUPATEN DEMAK

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah


Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :
ISTIQOMAH
NIM. 093111444

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011

i
ABSTRAK

Istiqomah (NIM. 093111444). “Pola Pembinaan Baca Tulis Al Qur’an


( BTQ ) Sebagai Upaya Meningkatkan Membaca Harakat Kasrah Pada Siswa Kelas
I Sd Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak”. Skripsi. Semarang: Program
Strata I jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2010.
Rumusaln masalah pada penelitian ini adalah : 1) Bagaimana pola pembinaan
baca tulis qur’an siswa kelas satu pada SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak? 2) Bagaimana hasil belajar membaca harakat kasrah siswa kelas satu pada
SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak Adapun .Tujuan yang menjadi
kajian peneliti, yaitu: 1) Untuk menggambarkan Pola Pembinaan BTQ Bagi siswa
kelas I SD N Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.2) Untuk mengetahui
hasil Pola Pembinaan BTQ Bagi siswa kelas I SD N Bintoro 4 Kecamatan Demak
Kabupaten Demak dalam peningkatan motivasi. Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan melalui 2 siklus dengan
setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data
penelitian diperoleh melalui Metode dokumentasi, Metode observasi dan Metode tes.
Indikator kinerja penelitian berupa tercapainya ketuntasan belajar secara indiviual dan
klasikal.
Hasil penelitian menunjukkan : 1) Yang dilakukan oleh guru dalam Pola
Pembinaan BTQ Bagi siswa kelas I SD N Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak, yaitu guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran dengan
baik. Guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik. Guru harus lebih dapat
menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan Metode demontrasi. Guru harus
mendemonstrasikan Baca Tulis Al Qur’an secara pelan-pelan, guru menyuruh peserta
didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan
teman yang sudah bisa. Guru harus sering berkeliling mendekati peserta didik dan
mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi
berlangsung. Guru mengisi Lembar Observasi Siswa, 2) Hasil belajar peserta didik
sebelum menggunakan pola pembinaan pada materi baca tulis al qur’an belum
memenuhi standar KKM (kriteria ketuntasan minimal), namun setelah diterapkan
pola pembinaan pada mata pelajaran baca tulis al qur’an, hasil belajar peserta didik
mengalami peningkatan. Terjadinya peningkatan karena tindakan kelas yang
dilakukan oleh guru pada pembelajaran baca tulis al qur’an dengan menggunakan
pola pembinaan. Terlihat bahwa pada siklus kedua telah mengalami peningkatan
yaitu telah mencapai tingkat sempurna, Peserta didik yang semula pada siklus I ada
14 peserta didik dikelas I yang tidak tuntas belajar nilai ketuntasan secara klasikal
hanya mencapai 60% dikelas I. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil
belajar menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 85,7% atau 30
siswa dikelas I peserta didik tuntas belajar, 90% atau 27 siswa peserta didik tuntas
belajar. Ini artinya pola pembinaan yang digunakan dalam pembelajaran baca tulis al
qur’an efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak
yang membutuhkan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.

ii
iii
iv
MOTTO





Artinya : 1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2). Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3). Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah,4). yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],5). Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

[1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.

v
PERSEMBAHAN

Terimakasih penulis ucapkan dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya


tulis ini untuk orang yang berarti dalam hidupku:

Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas do’a restu serta pengorbanannya
demi study anak terkasihmu.
Suamiku tersayang yang selalu menjadi spirit dalam hidupku.
Anak tersayang yang selalu memberi semangat dan dukungan demi
terselesaikannya skripsi ini.
Seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa mendo’akanku.
Seluruh teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu,

terimakasih kalian selalu memberikan dorongan dan selalu menemaniku.....

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. DR. Suja’i, M.Ag,., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik,
selama masa penelitian.
2. Drs. H. Syaifuddin Zuhri, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
4. Kepala SD N Bintoro 4 Demak yang telah memberikan izin riset dalam penelitian
ini.
5. Aminah selaku guru kelas SD N Bintoro 4 Demak, yang telah bersedia memberi
pengarahan.
6. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi
ini.
Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga
budi baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan
keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi
ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

vii
RANCANGAN DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….…………………………………………… i
HALAMAN ABSTRAK………………………………………………… ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………… iii
PENGESAHAN PENGUJI……………………………………………… iv
MOTTO… ……………………………………………………………… v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………… Vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… viii
DEKLARASI….. ………………………………………………………… x

Bab I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Penegasan Istilah………………………………………… 3
C. Rumusan Masalah……………………………………….. 4
D. Pembatasan Masalah ……………………………………. 4
E. Manfaat Penelitian……………………………………… 4
F. Rumusan Hipotesis ……………………………………… 5
Bab II : POLA PEMBINAAN BACA TULIS AL QUR’AN 6
A. Pola Pembinaan BTQ……………………………………... 6
B. Hasil Belajar……………………… ……………………… 21
C. Hipotesis Tindakan…………………… …………………... 34
Bab III : METODE PENELITIAN 35
A. Tujuan Penelitian ……………………….………………… 35
B. Waktu dan tempat penelitian ………… …………………. 35
C. Obyek Penelitian …………………….. …………………. 35
D. Metode Penelitian ………………………………………… 36
E. Metode Pengumpulan Data……………………………… 40
F. Teknis Analisis Data …………………………………….. 41
G. Indikator Kinerja ………………………………………. 42
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN 43

viii
A. Gambaran Umum SD N Bintoro 4 Demak………………… 43
B. Hasil Penelitian………………………… …………………. 43
C. Hasil Penelitian Siklus I …………………………………… 46
D. Hasil Penelitian Siklus II …………………………………. 53
E. Rekapitulasi Hasil Siklus I dan II …………………………. 55
F. Pembahasan ………………………………………………. 56
Bab V : PENUTUP 59
A. Simpulan …………………………………………………… 59
B. Saran-saran ………………………………………………… 60
C. Penutup …………………………………………………….. 60

Daftara Pustaka
Lampiran-lampiran
DAFTAR PUSTAKA

ix
DEKLARASI

Peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang
lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 16 September 2011


Deklarator,

Istiqomah
063111444

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
mengajar serta pembinaan secara rutin merupakan kegiatan yang paling
pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai
peserta didik serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari
pembelajaran itu sendiri.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal
balik, yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik
itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Interaksi pada peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas,
tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa
interaksi edukatif. Proses belajar mengajar ini bukan hanya penyampaian
pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri
peserta didik yang sedang belajar.2 Dari proses belajar mengajar tersebut guna
menjamin hasil belajar yang maksimal maka dibutuhkan pola pembinaan yang
baik pula.
Menurut Mohammad Ali, sebagaimana dikutip oleh Ngainun Na’im
“ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan jika seorang guru ingin
melaksanakan proses pembelajaran sebagaimana yang diharapkan”. Pertama,

1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995) cet.2 hlm. 2
2
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda karya,
2006), cet. 19, hlm. 4
1
2

guru harus mempunyai pegangan asasi tentang mengajar dan dasar-dasar teori
belajar. Kedua, guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran. Ketiga,
guru harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan
balik bagi seluruh proses yang ditempuh. 3 Dari ketiga hal tersebut pola
pembinaan dapat dimasukkan didalam pengembangan sistem pengajaran oleh
guru dalam pembelajaran.
Pola pembinaan dalam pembelajaran BTQ harusnya tidak lepas dari
stategi mengajar. Menurut Drs. Nana Sudjana menjelaskan ada tiga tahapan
pokok dalam strategi mengajar. Pertama adalah tahapan mengajar, ada tiga
tahapan dalam strategi mengajar yakni tahap pemula ( prainstruksional ), tahap
pengajaran ( Instruksional ) dan tahap pengajaran atau tindak lanjut. kedua
adalah penggunaan model atau pendekatan mengajar, pendekatan yang
digunakan dalah pendekatan yang berorientasi pada guru ( teacher centered )
dan pendekatan yang berorientasi pada siswa ( student centered ) ketiga
penggunaan prinsip mengajar.4
Prinsip mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan
belajar mengajar secara optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat
berlangsungnya proses belajar mengajar, terutama pada saat proses belajar
mengajar mulai menurun. Beberapa prinsip mengajar yang paling utama yang
harus digunakan guru antara lain, prinsip motivasi, kooperasi, kompetisi,
korelasi, integrasi, aplikasi dan transformasi, individualitas. 5
Dalam pola pembinaan BTQ siswa kelas satu SD Bintoro 4 Kecamatan
Demak Kabupaten Demak masih bersifat teoritis dengan menggunakan
metode ceramah sebagai metode dominan. Hal ini menyebabkan peserta didik
kurang aktif serta kurang tertarik terhadap pembelajaran BTQ. Karena peserta
didik dituntut dapat mempraktekkan baca tulis qur’an dengan baik dan benar.

3
Ngainun Naim, dkk, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) cet.1. hlm.2
4
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung, Sinar Baru
Algesindo,2009)hlm.147.
5
Ibid, hlm. 160
3

Apabila dalam pola pembinaan yang digunakan kurang tepat, dapat


berdampak pada hasil belajar peserta didik yang kurang memuaskan.
Mengingat hal tersebut maka pola pembinaan yang dilakukan harus tepat
dalam pembinaan baca tulis qur’an. Di mana dengan pola pembinaan yang
baik hasil belajar peserta didik akan meningkat.
Atas dasar masalah di atas, peneliti mencoba menggunakan pola
pembinaan baca tulis qur’an yang baik, dengan harapan peserta didik dapat
termotivasi dan akhirnya hasil belajar baca tulis qur’an mereka dapat
meningkat.

B. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam penafsiran, sebelum
membahas yang lebih lanjut, maka penulis akan menjelaskan judul penelitian
dalam skripsi ini yaitu sebagai berikut:
1. Pola
Pola adalah gambar yang dipakai untuk.6 Yang digunakan adalah
pola dalam baca tulis qur’an.
2. Pembinaan
Berasal dari kata bina ( bangun atau membangun), dengan
tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti cara untuk
melakukan pembangunan.7
3. Baca Tulis Qur’an ( BTQ )
Baca Tulis Qur’an adalah pelajaran muatan lokal yang mempelajari
tentang bagaimana cara membaca dan menulis qur’an sesuai dengan
kaidah yang baik dan benar.
Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan
kelas untuk mengetahui pola pembinaan kelas satu SD Bintoro 4 Kecamatan
Demak Kabupaten Demak pada pembelajaran baca tulis qur’an.

6
Suharso dan Ana retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV.
Widya Karya, 2009). Cet.VIII hlm, 386
7
Ibid. hlm, 88
4

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalahnya
oleh peneliti sebagai berikut:
1. Bagaimana pola pembinaan baca tulis qur’an siswa kelas satu pada SD
Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak?
2. Bagaimana hasil belajar membaca harakat kasrah siswa kelas satu pada
SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak

D. PEMBATASAN MASALAH
Agar tidak terjadi perluasan obyek dan permasalahan, maka penelitian ini
peneliti batasi pada:
1. Pembelajaran baca tulis qur’an SD Bintoro 4 Kecamatan Demak
Kabupaten Demak.
2. Materi baca tulis qur’an di SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak.

E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak
yang terkait dalam penelitian ini.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan serta informasi bagi pihak sekolah guna
meningkatkan prestasi belajar baca tulis qur’an di SD Bintoro 4
Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
2. Bagi peserta didik
Dengan skripsi ini dapat digunakan sebagai wacana belajar peserta
didik, guna meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran baca tulis
qur’an.
3. Bagi guru
Dapat memberikan masukan dan informasi bagi guru, tentang pola
pembinaan pada mata pelajaran baca tulis qur’an, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
5

4. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman baru yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.

F. RUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis tindakan yaitu : Penerapan pola pembinaan baca tulis
qur’an dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa kelas satu SD Bintoro
4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak pada pembelajaran baca tulis qur’an.
BAB II
POLA PEMBINAAN BACA TULIS AL QUR’AN

A. Pola Pembinaan Baca Tulis Qur’an


1. Pengertian Pola Pembinaan Baca Tulis Qur’an
Pola adalah gambar yang dipakai untuk.1 sedangkan pembinaan
berasal dari kata bina ( bangun atau membangun), dengan tambahan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti cara untuk
melakukan pembangunan.2 Jadi dapat disimpulkan bahwa pola pembinaan
adalah sebuah gambaran yang digunakan sebagai cara untuk melakukan
sesuatu. Dalam penelitian ini pola pembinaan ditekankan pada interaksi
guru kepada siswa secara langsung dengan beberapa metode yang ada .
Sedangkan Baca Tulis Qur’an ( BTQ ) adalah pelajaran muatan
lokal yang mempelajari tentang bagaimana cara membaca dan menulis
qur’an sesuai dengan kaidah yang baik dan benar yang diterapkan pada
siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I,II dan III pada sekolah dasar.
Dari pengertian diatas sudahlah jelas bahwa pola pembinaan baca tulis al
qur’an adalah gambaran dalam membangun siswa dalam mencapai target
pembelajaran dibidang mata pelajaran baca tulis alqur’an.

2. Tujuan pembinaan Baca Tulis Qur’an


Dalam pelaksanaan pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun
pendidikan agama, dalam lembaga pendidikan formal, informal dan non
formal pastilah ada dasar dan tujuannya. Dalam hal ini khususnya
pendidikan dalam keluargapun mempunyai dasar yang sama dengan
pendidikan yang lain. Negara RI mempunyai dasar dan tujuan
sebagaimana kita ketahui didalam Garis-garis Besar Haluan Negara
( GBHN ) 1998 dalam pasalnya mengenai pendidikan disebutkan :

1
Suharso dan Ana retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV.
Widya Karya, 2009). Cet.VIII hlm, 386
2
Ibid. hlm, 88

69
7

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk


meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,
mandiri, cerdas dan trampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan
Nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta
tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan.
Sosial.3
Demikian pula pada agama Islam sebagai agama yang sempurna
dan diridloi Allah SWT tidak lepas dari dasar dan tujuan. Dasar
pendidikan agama Islam adalah Al Qur’an dan Hadits. Karena perintah
untuk melaksanakan pendidikan adalah bersumber dari Allah SWT dan
utusan-Nya.
Dasar ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut adalah :

(٦ : ‫ … ) اﻟﺘﺤﺮﯾﻢ‬      


Artinya : “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan
keluargamu dari siksa api neraka.” ( QS. At Tahrim : 6 ). 4
Selain dari ayat tersebut diatas, disebutkan juga :

           

      


Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, ( QS. Al Alaq : 1-4 )

Ayat diatas memberi penjelasan bahwa guru harus memberikan


pendidikan membaca dan menulis huruf alqur’an. Adapun rumusan tujuan

3
TAP MPR RI No. II/MPR/1988, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara, BP7
Pusat, Jakarta, tt. Hal. 67
4
Depag RI, op. cit., Hal. 951
8

baca tulis alqur’an adalah sebagai berikut : “Tujuan pokok dan utama dari
baca tulis alqur’an ialah membekali anak untuk mengenal lebih dalam isi
yang terkandung dalam alqur’an dan mengamalkan isi tersebut sebagai
pedoman dalam kehidupan.”

3. Macam-macam Metode Pembelajaran Alquran


Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan sangat
penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
a. Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Alquran yang
menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan
iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap
demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang
berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari keenam jilid tersebut di
tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid
terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan
setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Alquran.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat
yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca
huruf Alquran dengan fasikh). Bacaan langsung tanpa di eja. Artinya
tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar
siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1) Kelebihan
a) Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif
melainkan santri yang dituntut aktif.
b) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara
bersama) prifat (penyemakan secara individual), maupun cara
eksistensi (santri yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak
bacaan temannya yang berjilid rendah).
9

c) Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik


dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan
penghargaan.
d) Bila ada santri yang sama tingkatpelajarannya, boleh dengan
system tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris
sedang lainnya menyimak.
e) Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
2) Kekurangan
a) Bacaan-bacaan tajwid tidak dikenalkan sejak dini.
b) Tidak ada media belajar
c) Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal.

b. Metode Al-Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah),
maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan
merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan
metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama
muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Cara pembelajaran metode ini adalah:
1) Hafalan
2) Eja
3) Modul
4) Tidak variatif
5) pemberian contoh yang absolute
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1) Kelebihan
a) Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan
materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
b) Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi
selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
10

2) Kekurangan
a) Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf
hijaiyah dahulu dan harus dieja.
b) Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya
dalam membaca.
c) Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.

c. Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy
pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq
Achrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qoidah
Qiro’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Alquran
yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
dengan qoidah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode
Qiro’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan
kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara
klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
a) Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas
b) Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA
1. Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a. prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru / ustadz yaitu:
1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1) CBAC : Cara belajar santri aktif
2) LCTB : Lancar cepat tepat dan benar
2. Strategi mengajar dalam Qiro’ati
Dalam mengajar Alquran dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
a. Strategi mengajar umum (global)
1) Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
11

2) Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz


untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk
mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Alquran orang lain.
b. Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-
syaratnya. Dan strategi ini mengajarkannya secara khusus atau detil.
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
1. Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca
Alquran secara tajwid. Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu
kifayah sedangkan membaca Alquran dengan tajwidnya itu fardlu ain.
2. Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
3. Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib.
4. Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya
kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test.
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya
tidak ditentukan oleh bulan/tahun.

4. Macam-macam pola pembinaan


Macam- macam pembinaan menurut Mangunhardjana adalah
sebagai berikut:
a. Pembinaan Orientasi
Pembinaan orientasi, orientation training program, diadakan
untuk sekelompok orang yang baru masuk dalam suatu bidang
kehidupan dan kerja, bagi orang yang sama sekali belum
berpengalaman dalam bidangnya, bagi orang yang sudah
berpengalaman pembinaan orientasi membantunya untuk mengetahui
perkembangan dalam bidangnya.
b. Pembinaan kecakapan
12

Pembinaan kecakapan, skill training, diadakan untuk


membantu para peserta guna mengembangkan kecakapan yang sudah
dimiliki atau mendapatkan kecakapan baru yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugasnya.
c. Pembinaan pengembangan kepribadian
Pembinaan pengembangan kepribadian, personality
development training, juga disebut pembinaan pengembangan sikap.
Tekanan pembinaan ini ada pada pengembangan kepribadian dan
sikap. Pembinaan ini berguna untuk membantu para peserta, agar
mengenal dan mengembangkan diri menurut gambaran atau cita-cita
hidup yang sehat dan benar.
d. Pembinaan kerja
Pembinaan kerja, diadakan oleh sutu lembaga usaha bagi para
anggota stafnya. Maka pada dasarnya pembinaan diadakan bagi
mereka yang sudah bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan untuk
membawa orang keluar dari situasi kerja mereka, agar dapat
menganalisis kerja mereka dan membuat rencana peningkatan masa
depan.
e. Pembinaan penyegaran
Pembinaan penyegaran hampir sama dengan pembinaan kerja.
Hanya bedanya, dalam pembinaan penyegaran biasanya tidak ada
penyajian hal yang sama sekali baru, tetapi sekedar menambah
cakrawala pada pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada.
f. Pembinaan lapangan
Pembinaan lapangan bertujuan untuk mendapatkan para peserta
dalam situasi nyata, agar mendapatkan pengetahuan dan memperoleh
pengalaman langsung dalam yang diperoleh dalam pembinaan.
Pembinaan ini membantu para peserta untuk membandingkan situasi
hidup dan kerja. Hal ini dapat memberikan pandangan dan gagasan
yang baru dan segar. Maka tekanan pembinaan lapangan adalah
13

mendapatkan pengalaman praktis dan masukan, khusus yang


berhubungan dengan masalah-masalah yang ditemukan di lapangan. 5

5. Materi Pokok Baca Tulis Qur’an


Materi pokok yang diajarkan di kelas rendah pada Sekolah Dasar
Negeri meliputi :
a. Mengenal huruf alif sampai ya’ bertanda baca kasrah6
Contoh :
ni = ِ‫ن‬ Zi = ِ‫ظ‬ zi = ِ‫ذ‬ i = ِ‫ا‬
wi = ِ‫و‬ ‘i = ِ‫ع‬ ri = ِ‫ر‬ bi = ِ‫ب‬
hi = ِ‫ه‬ Gi = ِ‫غ‬ zi = ِ‫ز‬ ti = ِ‫ت‬
i = ِ‫ء‬ Fi = ِ‫ف‬ si = ِ‫س‬ si = ِ‫ث‬
yi = ِ‫ي‬ Qi = ِ‫ق‬ syi = ِ‫ش‬ ji = ِ‫ج‬
Ki = ِ‫ك‬ si = ِ‫ص‬ hi = ِ‫ح‬
Li = ِ‫ل‬ di = ِ‫ض‬ khi = ِ‫خ‬
Mi = ِ‫م‬ ti = ِ‫ط‬ di = ِ‫د‬

1) Mengenal huruf alif sampai ya’ bertanda baca dhommah7


Contoh :
Nu = ُ‫ن‬ Zu = ُ‫ظ‬ zu = ُ‫ذ‬ u = ُ‫ا‬
Wu = ُ‫و‬ ‘u = ُ‫ع‬ ru = ُ‫ر‬ bu = ُ‫ب‬

5
Mangunhardjana, Pola Pembinaan Pendidikan, ( Rineka Cipta, Bandung ) hlm.21-23
6
___________,Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar,tt.hlm.45
7
Ibid,hlm. 46
14

Hu = ُ‫ه‬ Gu = ُ‫غ‬ zu = ُ‫ز‬ tu = ُ‫ت‬


U = ُ‫ء‬ Fu = ُ‫ف‬ su = ُ‫س‬ su = ُ‫ث‬
Yu = ُ‫ي‬ Qu = ُ‫ق‬ syu = ُ‫ش‬ ju = ُ‫ج‬
Ku = ُ‫ك‬ su = ُ‫ص‬ hu = ُ‫ح‬
Lu = ُ‫ل‬ du = ُ‫ض‬ khu = ُ‫خ‬
Mu = ُ‫م‬ tu = ُ‫ط‬ du = ُ‫د‬

2) Membaca huruf alif sampai ya’ bertanda baca kasrah


Contoh :

ِ‫س‬ ِ‫ب‬ ِ‫ل‬ ِ‫خ‬ ِ‫غ‬ ِ‫ف‬


ِ‫ث‬ ِ‫ف‬ ِ‫ا‬ ِ‫ل‬ ِ‫ل‬ ِ‫ب‬
ِ‫ب‬ ِ‫ل‬ ِ‫ث‬ ِ‫م‬ ِ‫ن‬ ِ‫ر‬
ِ‫ث‬ ِ‫و‬ ِ‫ط‬ ِ‫ر‬ ِ‫ي‬ ِ‫ب‬
ِ‫ك‬ ِ‫ت‬ ِ‫م‬ ِ‫ر‬ ِ‫ب‬ ِ‫ت‬
ِ‫م‬ ِ‫ت‬ ِ‫ك‬ ِ‫ن‬ ِ‫ي‬ ِ‫ض‬
ِ‫س‬ ِ‫ي‬ ِ‫ر‬ ِ‫م‬ ِ‫و‬ ِ‫ص‬
ِ‫ن‬ ِ‫ل‬ ِ‫س‬ ِ‫س‬ ِ‫و‬ ِ‫ي‬
ِ‫ز‬ ِ‫ل‬ ِ‫ن‬ ِ‫ق‬ ِ‫ث‬ ِ‫س‬

3) Membaca huruf alif sampai ya’ bertanda baca dhommah


Contoh :
15

ُ‫س‬ ُ‫ب‬ ُ‫ل‬ ُ‫خ‬ ُ‫غ‬ ُ‫ف‬


ُ‫ث‬ ُ‫ف‬ ُ‫ا‬ ُ‫ل‬ ُ‫ل‬ ُ‫ب‬
ُ‫ب‬ ُ‫ل‬ ُ‫ث‬ ُ‫م‬ ُ‫ن‬ ُ‫ر‬
ُ‫ث‬ ُ‫و‬ ُ‫ط‬ ُ‫ر‬ ُ‫ي‬ ُ‫ب‬
ُ‫ك‬ ُ‫ت‬ ُ‫م‬ ُ‫ر‬ ُ‫ب‬ ُ‫ت‬
ُ‫م‬ ُ‫ت‬ ُ‫ك‬ ُ‫ن‬ ُ‫ي‬ ُ‫ض‬
ُ‫س‬ ُ‫ي‬ ُ‫ر‬ ُ‫م‬ ُ‫و‬ ُ‫ص‬
ُ‫ن‬ ُ‫ل‬ ُ‫س‬ ُ‫س‬ ُ‫و‬ ُ‫ي‬
ُ‫ز‬ ُ‫ل‬ ُ‫ن‬ ُ‫ق‬ ُ‫ث‬ ُ‫س‬

6. Metode baca tulis qur’an


Setiap usaha dalam bidang pendidikan dan pengajaran termasuk
pendidikan dan pengajaran baca tulis qur’an memerlukan metode sebagai
salah satu faktor yang mendukung lancarnya proses pendidikan dan
pengajaran dalam rangka mencapai tujuan.
Seperti kita ketahui, metode pendidikan dan pengajaran banyak
sekali macam dan jumlahnya. Tetapi tidak semua metode tersebut dapat
dipakai dalam berbagai macam situasi materi. Dan tidak harus semuanya
dipakai dalam penyampaian suatu bahan.
Keterbatasan ini karena dipengaruhi oleh kemampuan guru,
keadaan anak, fasilitas yang tersedia serta materi yang disajikan. Adapun
metode pembinaan baca tulis qur’an dikelas rendah antara lain :
a. Metode memberi contoh ( tauladan ).
b. Metode menghafal.
c. Metode membiasakan.
16

d. Metode perintah.
e. Metode tugas.
f. Metode tanya jawab.8
Adapun penjelasan dari metode diatas adalah sebagai berikut :
a. Metode memberi contoh ( tauladan ).
Yang dimaksud dengan metode memberi contoh adalah suatu
metode pendidikan dan pengajaran dalam bentuk pemberian contoh
dari guru terhadap anak agar anak mencontoh apa yang telah
dikerjakan guru sebagai pendidik. Metode ini disebut juga metode
uswatun hasanah atau suri tauladan yang baik.
Metode ini sangat baik bagi anak-anak karena anak mempunyai
sifat suka meniru. Dengan pemberian contoh guru anak diharapkan
akan meniru tentang apa yang dikerjakan guru tersebut. Sebagaimana
dalam al Qur’an :

           

.( ٢١ : ‫ )اﻻﺧﺰاب‬    


Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.”(QS. Al ‘Ahzab : 21 ). 9

Juga dalam surah al Baqarah ayat 44 :

8
Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam Dalam
Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat, alih bahasa Herry Noer Ali, CV. Diponegoro, Bandung,
1980, Hal. 167
9
Departemen Agama RI, op. cit., Hal. 670
17

        

  


Artinya : “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian,
sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu
membaca al Kitab ( Taurat ) ? maka tidakkah kamu
berpikir ?” ( QS. Al Baqarah : 44 ).10

Guru hendaknya memberi contoh kepada anaknya sesuai


dengan apa yang diajarkan kepada anak. Dari kedua ayat diatas dapat
diambil pengertian bahwa walaupun guru mempunyai banyak ilmu dan
mempunyai kemauan untuk menanamkan pada anak, tetapi keadaan
dirinya tidak sesuai dengan yang dituntunkan kepada anak, maka
pendidikan tidak akan berhasil.
Metode pemberian contoh ini memberi keuntungan kepada
anak didik karena anak memperoleh gambaran langsung dan contoh
kongkrit dari guru.
b. Metode menghafal
Metode menghafal digunakan dalam mengerjakan materi yang
bersifat hafalan. Misalnya bacaan surat-surat pendek dan sebagainya.
Metode menghafal ini erat hubungannya dengan metode yang pertama,
karena untuk dapat menghafal dengan baik terlebih dahulu anak
melihat contoh-contoh yang benar.
Metode menghafal adalah cara mengajar anak yang dilakukan
guru dengan menyuruh anak supaya menghafal sesuatu bahan agar
menjadi milik anak. Metode ini baik untuk anak pada periode sekolah
rendah, karena anak masih kuat ingatannya. Untuk menghindari anak
tidak mengerti apa yang dihafalkannya guru dapat menanamkan
maksud dan arti dari hafalan yang diberikan kepada anak.

10
Ibid, Hal. 16
18

Dan lebih dikuatkan lagi oleh pendapat Muhammad ‘Athiyah


Al-Abrasyi : Sebelum belajar membaca dan menulis, anak-anak
belajar surat-surat singkat dari al Qur’an secara lisan, yaitu dengan
jalan membacakan kepada mereka surat-surat singkat dan merekapun
membaca bersama-sama, hal ini diulang berkali-kali sampai mereka
hafal diluar kepala. Dalam hal ini guru meminta bantuan kepada
murid-murid yang agak besar untuk mengajar anak-anak yang masih
mula-mula belajar. Dala metode ini penjelasan arti dari surat-surat
yang mereka hafal tidak dipentingkan, murid-murid tersebut
menghafal tanpa mengerti maksudnya hanya sekedar mengambil
berkat dari al Qur’an dan menanamkan jiwa keagamaan, jiwa yang
shaleh dan taqwa didalam diri anak-anak yang masih muda itu, dan
dengan keyakinan bahwa periode anak-anak adalah waktu yang
sebaik-baiknya buat penghafalan secara otomatis dan memperkuat
ingatannya.11
Metode menghafal ini sangat tepat bagi anak kecil, karena
disamping mempunyai ingatan yang kuat, hafalan yang diperoleh
waktu kecil dapat berkesan sampai dewasa dan tidak mudah hilang.
Inilah keuntungan metode menghafal.
c. Metode membiasakan
Metode membiasakan adalah suatu cara yang ditempuh guru
untuk mendidik anak dengan cara melaksanakan kebiasaan-kebiasaan
yang baik bagi anak. Pembiasaan dimaksudkan agar anak selalu
membiasakan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah.
Metode ini diterapkan oleh sekolah dalam membiasakan anak untuk
belajar mengaji sejak masih kecil. Dalam metode ini anak dilatih sejak
kecil agar menjadi kebiasaan dan amaliyah sehari-hari. Kebiasaan ini
disesuaikan dengan keadaan anak dan tingkat perkembangan nya.

11
‘Athiyah al-Abrasyi, dasar-Dasar Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Bulan Bintang,
Jakarta, 1977, Hal. 182
19

Di sini al Ghazali mengemukakan apabila anak itu dibiasakan


untuk mengamalkan apa-apa yang baik, diberi pendidikan ke arah itu
pastilah ia akan tumbuh di atas kebaikan tadi, akibat itu pastilah akan
selamat sentosa di dunia dan akhirat. Al-Ghazali mengemukakan
metode mendidik anak dengan memberi contoh, latihan dan
pembiasaan (drill) kemudian masehat dan anjuran sebagai alat
pendidikan dalam rangka membina kepribadian anak sesuai dengan
ajaran agama Islam, akan memberikan demensi-demensi jasmaniah
dari kepribadian individu dan akan menjadi penopang sebagai
persiapan yang mendasar untuk kehidupan dan perkembangan
kepribadian anak dimasa mendatang. 12

Melatih anak-anak adalah suatu hal yang sangat penting sekali,


karena anak sebagai amanat bagi gurunya, hati anak suci bagaikan
mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran serta gambnaran, ia dapat
mampu menerima pada segala yang dicondongkannya kepadanya.
Maka bila ia dibiasakan ke arah kebaikan jadilah ia baik, dan
berbahagia di dunia dan di akhirat sedang ayah dan para pendidik-
pendidik lainnya turut mendapat bagian pahalanya. Tetapi bila
dibisakan jelek atau dibiarkan dalam kejelekan, maka celaka dan
rusaklah ia, sedang wali serta pemeliharanya mendapat beban
dosanya.”13

d. Metode perintah
Metode perintah adalah suatu metode dimana guru dalam
keluarga untuk mendidik putra-putrinya dengan cara memerintah
sesuatu kepada anak.

12
Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Al-Ghazali, ( Jakarta, Bumi Aksara, 1990 )
hlm. 106.
13
Al Ghazali, Ihya’ Ulumuddin Jilid III, Babil Halibi, Kairo, 1939, Hal. 92
20

Kebaikan metode ini antara lain dapat memberikan pegangan


yang kuat tentang sesuatu yang harus dikerjakan dan yang harus
ditinggalkan. Dan berguna untuk mengaktifkan anak.

e. Metode pemberian tugas


Tugas adalah sesuatu pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan
untuk diselesaikan, tetapi di sini maksudnya adalah mengenai tugas
mempelajari sesuatu. Contohnya anak diberi tugas mempelajari buku-
buku agama, belajar mengaji, membaca al Qur’an dan menghafalkan
do’a-do’a.
Dalam surat Al ‘Alaq disebutkan :

          

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


menciptakan.Yang menciptakan manusia dari segumpal
darah”( QS. Al ‘Alaq : 1-2 ).14

Maksud dari ayat tersebut memberikan tugas kepada kita untuk


belajar dengan cara membaca, baik yang berupa tulisan atau berupa
tanda-tanda kebesaran Allah swt.

f. Metode tanya jawab


Metode tanya jawab adalah suatu cara mendidik dan mengajar
agama yang dilakukan guru terhadap anaknya dimana guru melakukan
tanya jawab terhadap anaknya.
Menurut Zakiah Daradjat : Mulai umur 3 – 4 tahun anak-anak
sering mengemukakan pertanyaan yang ada hubungannya dengan
agama, misalnya : siapa Tuhan, dimana surga, bagaimana cara pergi

14
Ibid. Hal. 1079
21

kesana ? selain itu masih ada juga pertanyaan-pertanyaan lain karena


anak mempunyai sifat ingin tahu, apa-apa ditanyakan.

B. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa


dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa
yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu
kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru.
Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus
bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa
adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima
perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. 15 Sedangkan menurut Horwart
Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.16
Sementara itu menurut Arikunto yang dimaksud hasil belajar
adalah hasil proses, dimana perubahan itu tampak dalam bentuk perubahan
yang dapat diamati dan diukur. Hasil belajar diperoleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengetahui tingkat pencapaian

15
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung, Sinar Baru
Algesindo,2009) hlm.22
16
Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, Ibid.hlm.22
22

hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan
guru biasanya mengadakan tes hasil belajar.17
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa
setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Didalam proses kegiatan belajar mengajar, tingkat penguasaan dan
pemahaman siswa dapat diketahui dari hasil belajar. Dalam hal ini tingkat
keberhasilan siswa dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan setelah
proses kegiatan belajar mengajar, karena kegiatan pembelajaran akan
berpengaruh besar terhadap tinggi rendahnya hasil belajar siswa.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua


kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas
hasil belajar: 18
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya
meliputi:
1) Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemampuan dasar yang
bersifat umumuntuk memperoleh suatu kecakapan yang
mengandung berbagai komponen.
2) Bakat
Merupakan potensi atau kemampuan yang jika
dikembangkan melaluibelajar akan menjadi kecakapan yang nyata.
3) Minat dan perhatian

17
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009) hlm.5
18
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV.
Rajawali, 2000), h. 3.
23

Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat.


Seseorangyang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu,
biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran
yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian
secara kontinue baik secara sadar maupun secara tidak sadar pada
objek tertentu biasanya akanmembangkitkan minat pada objek
tersebut.
4) Kesehatan jasmani
Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar seseorang apabila
memiliki badan atau kondisi fisik yang sehat maka ia akan
mempunyai semangat dalam belajar. Namun sebaliknya seseorang
yang sedang dalam kondisi sakit maka akan sulit untuk bisa
berkonsentrasi dalam belajar.
5) Cara belajar
Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa
cara belajar yang efisien. Diantaranya yaitu: berkonsentrasi baik
sebelum belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, mempelajari kembali materi pelajaran yang telah
diterima, membaca dengan teliti dan betul materinya, mencoba
menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang telah
diajarkan.19
b. Faktor (Eksternal) yang berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan,
lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara

19
Kartini Kartono,hlm.4
24

langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi


tiga macam yaitu: 20
1. Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran
kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya
tugas, dan suasana lingkungan eksternal.
2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam
belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar,
dan kondisi-kondisi intensif.
3. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis
kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan
jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.
Sedangkan menurut Jhon M. Keller sebagaimana yang dikutip oleh
Mulyono Abdurrahman berpandangan bahwa : "belajar sangat dipengaruhi
oleh dua macam masukan, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs)
dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental
inputs)."21
Pendapat lain yang diungkapkan Muslim dalam Jurnal Penelitian
bidang pendidikan menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
yaitu: 22
1. Strategi pembelajaran, salah satu strategi yang dapat meningkatkan
keterlibatan siswa dalam proses belajar adalah: pra pembelajaran,
penyajian informasi, peran serta siswa, evaluasi, dan tindak lanjut.
2. Gaya kognitif siswa, yaitu kebiasaan bertindak yang relatif tetap dalam
menerima, memikirkan, memecahkan masalah, ataupun dalam informasi.
Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan factor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak
didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli

20
21
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 130 . 138.
22
Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, h. 106.
25

eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau
terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut.

3. Hakikat belajar Baca Tulis Alqur’an

Dalam proses pembelajaran, khususnya BTQ, seorang siswa dituntut


untuk menguasai tiga dominan atau ranah yang meliputi: 23
a) Kognitif, memiliki enam taraf, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b) Afektif, meliputi: memperhatikan, merespon, menghayati nilai,
mengorganisasikan, dan memperhatikan nilai atau seperangkat nilai.
c) Psikomotor, meliputi: persepsi, respon terbimbing, respon mekanisis, dan
respon kompleks.
Hakikat hasil belajar BTQ adalah untuk menghantarkan siswa
menguasai konsep-konsep membaca dan menulis dan keterkaitannya untuk
dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai di
sini mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu
(knowing) dan hafal (memorizing) tentang BTQ, melainkan harus menjadikan
siswa untuk mengerti dan memahami (to understand) konsep-konsep tersebut
24
dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain. Hasil
belajar didefinisikan sebagai suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran
yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu sebagai akibat dari
proses belajarnya. 25 Menurut A. Tabrani Rusyan dalam bukunya pendekatan
dalam proses belajar mengajar berpendapat : "Hasil belajar merupakan hasil
yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar

23
Ibid, h. 9
24
Wahyudi, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran IPA, (Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, no.036, tahun ke-8,Mei, 2002), h.389
25
Veithzal Rifa.i, Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat
Spama Survei di DiklatDepkes.(Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No.40, tahun ke-9, Jakarta :
Depdiknas, Januari 2003), h.130
26

mengajar tertentu atau setelah ia menerima pengajaran dari seorang guru pada
suatu saat."26
Menurut Nana Sudjana hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat
dari suatu proses belajar.27 Menurut aliran psikologi kognitif memandang hasil
28
belajar adalah : Mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan
memperoleh informasi, siswa harus aktif menemukan informasi-informasi
tersebut dan guru menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai
informasi dan makna-makna dari informasi yang diperolehnya dalam
pelajaran yang dibahas dan dikaji bersama.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli
maka intinya adalah "perubahan". Oleh karena itu seseorang yang melakukan
aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan
memperoleh pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terjadi dalam hasil belajar memiliki
ciri-ciri: 29
1. Perubahan terjadi secara sadar
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
4. Perubahan bukan bersifat sementara
5. Perubahan bertujuan dan terarah
6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Hasil belajar menempatkan seseorang dari tingkat abilitas yang satu ke
tingkat abilitas yang lain. Mengenai perubahan tingkat abilitas menurut Bloom
meliputi tiga ranah, yaitu: 30

26
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h.
92.
27
Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2000), h. 65.
28
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Sinar Baru
Algesindo, 2000), h. 28.
29
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2003), h. 3-4.
30
Sardiman A.N., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 23-24.
27

1. Kognitif: Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension


(pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application
(menerapkan)
2. Affective: receiving (sikap menerima), responding (memberi respon),
valuing (menilai), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi).
3. Psychomotor: initiatory level, pre-routine level, routinized level.
Sebenarnya hasil belajar merupakan realisasi pemekaran dari
kecakapan atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar
dari seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan
motorik.31
Hasil belajar akan menumbuhkan pengetahuan dan pengertian dalam
diri seseorang sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan
dalam bentuk kebiasaan, sikap dan cita-cita hidupnya. Orang yang telah
berhasil dalam belajar akan menjadi orang yang mandiri dan dapat
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, serta dapat menentukan arah
hidupnya. 32 Bahar mengemukakan bahwa ada dua hal yang sangat penting
untuk dijadikan sasaran evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum, yaitu hasil
belajar siswa tiap catur wulan dan daya capai kurikulum pada tiap sekolah. 33
Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru tidak hanya
menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus juga menilai hasil usahanya
sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi untuk dapat membantu guru
dalam menilai kesiapan anak pada suatu mata pelajaran, mengetahui status

31
Nana Saudih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2003), h. 102-103.
32
Dr.Ir.Wayan Koster.MM., Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa
SLTPN di Jakarta, (Mimbar Pendidikan, No.2/XIX, 2000), h. 26.
33
Yusmaidah, Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta, (Pelangi
Pendidikan, Volume 5, No.1, 2002), h. 2.
28

anak dalam kelas, membantu guru dalam usaha memperbaiki metode belajar
mengajar. Selain bagi guru kegunaan hasil belajar bagi administrator adalah
untuk memberi laporan kemajuan murid kepada orang tua, memberi ikhtisar
mengenai hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan.34

4. Pengertian Evaluasi
Istilah pengukuran (measurement) mengandung arti “the act or
process of ascertaining the extent or quantity of something” (Wand and
Brown dalam Zainal Arifin, 1991). Hopkins dan Antes (1990) mengartikan
pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa
angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri(atribute)
tentang suatu objek, orang atau peristiwa”. Dengan demikian, evaluasi dan
penilaian berkenaan dengan kualitas daripada sesuatu, sedangkan pengukuran
berkenaan dengan kuantitas (yang menunjukkan angka-angka) daripada
sesuatu. Oleh karena itu, dalam proses pengukuran diperlukan alat ukur yang
standar, baik dalam tes maupun nontes. Tes adalah alat atau cara yang
sistematis untuk mengukur suatu sampel perilaku. Sebagai suatu alat ukur,
maka di dalam tes terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik. Tes yang baik adalah tes yang
memenuhi persyaratan validitas (ketepatan/kesahihan) dan
reliabilitas(ketetapan/keajegan).

5. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


a. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Secara umum, tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Secara khusus, tujuan evaluasi adalah untuk:
1) Mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang telah ditetapkan,

34
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), h. 299-
302.
29

2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam


proses belajar, sehingga dapat dilakukan diagnosis dan kemungkinan
memberikan remedial teaching, dan
3) Mengetahui efisiensi dan efektifitas strategi pembelajaran yang
digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media maupun
sumber-sumber belajar.
9.2.2 Fungsi evaluasi
Secara umum, fungsi evaluasi pembelajaran adalah:
1. secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya,
Sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan,
2. secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup
mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat
berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan
segala karakteristiknya,
3. secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing-masing,
4. untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya,
apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
5. untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program
pendidikannya
6. untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik
dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan
tingkat/kelas
7. secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala
sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta didik itu sendiri.

Fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu sendiri, yaitu:
1. Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar
untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program
30

remedial bagi peserta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi


yang dipelajari
2. Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
materi pelajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan
kenaikan kelas dan laporan perkembangan belajar, serta dapat
meningkatkan motivasi belajar
3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta
didik (psikologis, fisik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar,
4. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk
menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat
dan kemampuannya.
6. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Evaluasi
Prinsip-prinsip umum evaluasi adalah: kontinuitas, komprehensif,
objektivitas, kooperatif, mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dengan
demikian, evaluasi pembelajaran hendaknya
a. Dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi,
materi yang akan dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi
b. Menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
c. Agar hasilnya objektif, evaluasi harus menggunakan berbagai alat
(instrumen) dan sifatnya komprehensif
d. Diikuti dengan tindak lanjut.
Di samping itu, evaluasi juga harus memperhatikan prinsip
keterpaduan, prinsip berorientasi kepada kompetensi dan kecakapan hidup,
prinsip belajar aktif, prinsip koherensi, dan prinsip diskriminalitas.
7. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran
Sesuai dengan petunjuk pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, ruang
lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas
adalah:
a. Penilaian kompetensi dasar mata pelajaran
31

Kompetensi dasar pada hakikatnya adalah pengetahuan,


keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan suatu aspek
atau subjek mata pelajaran tertentu.
b. Penilaian Kompetensi Rumpun Pelajaran
Rumpun pelajaran merupakan kumpulan dari mata pelajaran atau
disiplin ilmu yang lebih spesifik. Dengan demikian, kompetensi rumpun
pelajaran pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang direfeksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
yang seharusnya dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan rumpun
pelajaran tersebut.
c. Penilaian Kompetensi Lintas Kurikulum
Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi yang harus
dicapai melalui seluruh rumpun pelajaran dalam kurikulum. Kompetensi
lintas kurikulum pada hakikatnya merupakan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan
kecakapan hidup yang harus dicapai oleh peserta didik melalui
pengalaman belajar secara berkesinambungan. Penilaian ketercapaian
kompetensi lintas kurikulum ini dilakukan terhadap hasil belajar dari
setiap rumpun pelajaran dalam kurikulum.
d. Penilaian Kompetensi Tamatan
Kompetensi tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
setelah peserta didik menyelesaikan jenjang tertentu.
e. Penilaian Terhadap Pencapaian Keterampilan Hidup
1. Penguasaan berbagai kompetensi dasar, kompetensi lintas kurikulum,
kompetensi rumpun pelajaran dan kompetensi tamatan melalui berbagai
pengalaman belajar juga memberikan efek positif (nurturan effects) dalam
bentuk kecakapan hidup (life skills). Kecakapan hidup yang dimiliki
peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar ini, juga perlu dinilai
32

sejauhmana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka untuk dapat


bertahan dan berkembang dalam kehidupannya di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
8. Prosedur/Tahapan – Tahapan Evaluasi Media Pembelajaran
a. Evaluasi Satu lawan Satu
Evaluasi media tahap satu lawan satu atau yang disebut dengan
istilah One to One Evaluation, dilaksanakan dengan memilih dua orang
atau lebih siswa yang dapat mewakili populasi target dari media yang
dibuat. Prosedur pelaksanaan evaluasi media tahap satu lawan satu ini
adalah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada siswa bahwa guru sedang merancang suatu media
baru dan ingin mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap media
yang dibuat tersebut.
2) Sampaikan kepada mereka bahwa jika mereka melakukan kesalahan,
hal tersebut bukanlah karena kekurangan mereka, tetapi kerena
kekurangsempurnaan media tersebut, sehingga perlu diperbaiki.
3) Usahakan agar mereka bersikap relaks dan bebas mengemukakan
pendapatnya terhadap media tersebut.
4) Berikan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan siswa terhadap topik yang dimediakan.
5) Sajikan media dan catat berapa waktu yang dibutuhkan untuk
menyajikan/mempelajari media tersebut. Catat pula bagaimana reaksi
sisa dan bagian – bagian yang sulit untuk dipahami, apakah contoh –
contoh, penjelasan, pentunjuk – petunjuknya ataukah yang lainnya.
6) Berikan tes yang mengukur keberhasilan media tersebut (Post Test),
dan
7) Analisis informasi yang terkumpul.

b. Evaluasi Kelompok Kecil


Siswa yang dipilih hendaknya mencerminkan karakteristik
populasi. Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa – siswa yang kurang
33

pandai, sedang, dan pandai, laki – laki dan perempuan, berbagai usia dan
latar belakang. Prosedur yang perlu dilakukan adalah:
1) Jelaskan bahwa media tersebut terdapat pada tahap formatif dan
memerlukan umpan balik untuk menyempurnakannya.
2) Berikan test awal (Pretest) untuk mengkur pengetahuan dan
kemampuan siswa tentang topic yang dimediakan.
3) Sajikan media atau minta kepada siswa ntuk mempelajari media
tersebut.
4) Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik (langsung
ataupun tidak langsung) selama penyajian media.
5) Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan bias tercapai (Post
Test).
6) Bagikan kuesioner dan minta siswa untuk mengisinya. Beberapa
pertanyaan yang perlu didiskusikan antara alain:
7) Analisis data yang terkumpul.
c. Evaluasi Lapangan
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Mula – mula pilih siswa yang benar – benar mewakili populasi target,
kira – kira 30 siswa.
2) Jelaskan kepada mereka uji lapangan tersebut dan apa yang diharapkan
di akhir kegiatan tersebut.
3) Berikab tes awal untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan mereka terhadap topik yang dimediakan.
4) Sajikan media tersebut kepad mereka.
5) Catat semua respon yang muncul dari siswa selama penyajian media,
jangan lupa catat pula waktunya.
6) Berikan tes ntuk mengukur seberapa jauh pencapaian hasil belajar
siswa setelah penyajian media selesai.
7) Berikan kuesioner untuk mengetahui pendapat atau sikap mereka
terhadap media dan penyajiannya itu.
34

8) Ringkas dan analisis data – data yang diperoleh dengan kegiatan –


kegiatan tadi. Yaitu kemampuan awal, skor tes awal dan tes akhir,
waktu yang diperlukan, perbaikan bagian – bagian yang sulit, dan
pengayaan yang diperlukan, kecepatan sajian dansebagainya.
9) Atas dasar itu, media diperbaiki dan semakin disempurnakan.

C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
diteliti. Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di
lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya35.
Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan pola pembinaan
baca tulis alqur’an dikelas rendah, hasil belajar peserta didik dapat
ditingkatkan. Pola pembinaan sendiri bertujuan untuk memudahkan peserta
didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena guru
menjelaskan disertai dengan praktek.
Dengan pembinaan tersebut peserta didik terlibat dalam proses
pembelajaran secara langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang
kondusif serta dapat memudahkan peserta didik dalam menerima dan
memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman
peserta didik terhadap pelajaran maka hasil belajar peserta didik dapat
meningkat.

35
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.
68.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas serta profesialisme guru dalam menangani proses
belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh
berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik
sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pola pembinaan baca tulis qur’an siswa kelas satu di
SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
2. Untuk mengetahui hasil belajar baca tulis qur’an siswa kelas satu di SD
Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
3. Untuk mengetahui relevansi penerapan Pola pembinaan baca tulis qur’an
siswa kelas satu di SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan selama 30 hari terhitung mulai izin
penelitian secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN
Walisongo Semarang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau
pengumpulan data mulai tanggal 3 Januari 2011 sampai dengan 3 Maret
2011.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah di SD Bintoro 4 Kecamatan Demak
Kabupaten Demak.

C. Obyek Penelitian
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas satu I SD
Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak dengan jumlah siswa 35

35
36

D. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik
dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru
dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan
1
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
1. Metode penelitian tindakan
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus
meliputi 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi. Refleksi pada siklus pertama digunakan sebagai patokan untuk
pelaksanaan siklus selanjutnya, sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya.
2
Adapun alur dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral
dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan
pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan
pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan

1 Rochiarti Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 2006), cet. 2 hlm. 12
2 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 16
37

refleksi.
2. Kolaborator
Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan Zubaidah
A.Ma selaku guru mata pelajaran BTQ di SD Bintoro 8 Kecamatan Demak
Kabupaten Demak dalam upaya meningkatkan prestasi peserta didik kelas
satu dengan menggunakan pola pembinaan BTQ.
3. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi indikator hasil prestasi adalah:
1) Peserta didik dapat menampilkan bacaan yang fashih.
2) Peserta didik dapat menampilkan tulisan yang benar.
3) Peserta didik dapat menyerasikan antara bacaan dengan tulisan qur’an
dengan benar.
4. Jadwal pelaksanaan Penelitian
Berikut ini adalah jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan
kelas yang akan dilaksanakan di kelas satu SD Bintoro 4 Kecamatan
Demak Kabupaten Demak:
No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu) ke-
1 2 3 4
1 Observasi Awal X
2 Menyusun konsep X
pelaksanaan
3 Menyepakati jadwal dan X
tugas
4 Menyusun Instrumen X
5 Diskusi konsep pelaksanaan X
6 Pelaksanaan pra siklus X
7 Pelaksanaan Siklus I X X
8 Pelaksanaan Siklus II X X
9 Pembuatan Laporan X
10 Menyusun konsep laporan X
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian
Persiapan pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan
tahapan-tahapan tindakan sebagaimana yang tercantum dalam skenario
38

pembelajaran. Tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut:


a. Persiapan
1) Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah
dan menganalisis akar penyebab masalah dengan melakukan
pengamatan proses pembelajaran di kelas.
2) Peneliti bersama guru pendidikan agama Islam berkolaborasi untuk
menentukan dan menetapkan tindakan apa yang akan digunakan untuk
mengatasi masalah.
3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4) Membuat Lembar Observasi Siswa (LOS)
5) Penyusunan instrumen.
Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data
dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat
peneliti sendiri. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a) Menentukan materi Baca Tulis Al Qur’an
b) Menyusun kisi-kisi soal.
c) Menyusun soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah ditentukan, yaitu
sejumlah 20 soal untuk tiap siklus.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pra siklus
Dalam pelaksanaan pra siklus proses pembelajaran guru masih
menggunakan motode lama.
2) Siklus I
Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya terdiri
dari :
a) Perencanaan
Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru
- Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti
- Merencanakan model atau metode apa yang akan diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran.
39

- Membuat RPP
- Membuat LOS (lembar observasi siswa)
b) Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c) Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya
proses pembelajaran.
d) Refleksi
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
- Peneliti bersama guru BTQ membahas hasil evaluasi yang telah
dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan digunakan
pada siklus II.
3) Siklus II
a) Perencanaan
- Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama guru
merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini.
b) Pelaksanaan
- Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS.
c) Observasi
- Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya
pembelajaran
d) Refleksi
- Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
- Membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya memuaskan
maka penelitian dapat dihentikan.
40

Tabel Rencana Tindakan


Rencana Tindakan
Siklus
Awal Pertengahan Akhir
Siklus I - Siswa siap - Guru menjelaskan - Siswa mendemonstrasikan
Pola mengikuti materi Baca Tulis Al kartu huruf hijaiyyah
Pembelaj pembelajara Qur’an - Siswa menjawab soal yang
aran BTQ n, salam - Guru diberikan oleh guru
2x35 pembuka, mendemonstrasikan - Guru mengevaluasi hasil
Menit berdoa kartu huruf hijaiyyah pekerjaan siswa
- Guru memberikan pembinaan
kepada siswa yang belum
tuntas belajar
Siklus II - Siswa siap - Guru menjelaskan - Siswa mendemonstrasikan
Pola mengikuti materi Baca Tulis Al kartu huruf hijaiyyah
Pembelaj pembelajara Qur’an - Siswa menjawab soal yang
aran BTQ n, salam - Guru diberikan oleh guru
2x35 pembuka, mendemonstrasikan - Guru mengevaluasi hasil
Menit berdoa kartu huruf hijaiyyah pekerjaan siswa
- Guru memberikan pembinaan
kepada siswa yang belum
tuntas belajar

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data antara lain:

1. Metode Observasi
Metode observasi yaitu mengamat-amati, jadi observasi adalah
mencari dan mengumpulkan data-data fakta mengenai gejala tertentu secara
langsung dengan menggunakan alat-alat pengamatan indera, dan mencatat
41

fakta-fakta itu menurut teknik tertentu, di sepanjang waktu tertentu.3


Metode ini digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran
yang dilakukan pada proses pembelajaran baca tulis qur’an di SD Bintoro 4
Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Berupa proses pembelajaran atau
tindakan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran baca tulis qur’an di
SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
2. Metode Tes
Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi dan
kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4
Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai dari hasil belajar
siswa kelas kelas satu SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak,
dengan diadakan tes pada tiap akhir siklus.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.5
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mencari data-data berupa
tulisan-tulisan yang berhubungan dengan obyek penelitian yang akan dibahas
dalam penelitian ini, diantaranya untuk mengetahui data berupa nama siswa,
jumlah siswa dan dokumen yang berkaitan dengan pola pembinaan baca tulis
qur’an di SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak.

F. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Data-

3 HM. Hati Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
hlm. 13
4 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm 132
5 Ibid., hlm. 236
42

data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan
menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif
untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pola
pembinaan baca tulis qur’an di SD Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten
Demak.
Semua data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif
prosentase. Dimana hasil penelitian dianalisis dua kali, yaitu analisis
ketuntasan belajar secara individu dan ketuntasan belajar secara klasikal.
1. Ketuntasan belajar secara individu
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar
secara individual adalah sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Nilai = X 100
Skor maksimal
2. Ketuntasan belajar secara klasikal
Nilai post test diperoleh dari nilai tes yang diadakan pada tiap akhir
siklus, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara
klasikal adalah sebagai berikut:

P
 n x100%
1

n
Keterangan:
P = nilai ketuntasan belajar

n 1
= jumlah siswa tuntas belajar secara individual

n = jumlah total siswa

G. Indikator Kinerja
Prestasi belajar peserta didik dikatakan berhasil apabila peserta didik
mampu memperoleh nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 70 %.
BAB IV
Analisis Hasil Penelitian

A. Gambaran Umum SD N Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak


Tempat penelitian adalah di SD N Bintoro 4 Kecamatan Demak
Kabupaten Demak, terletak di Kelurahan Bintoro Kecamatan Demak
Kabupaten Demak. Suasana belajar pada sekolah ini sangat mendukung
karena banyak sumber belajar. Sekitar lingkungan sekolah terdapat pojok baca
yang dapat digunakan sebagai sarana prasarana pembelajaran. Sarana dan
prasarana yang lengkap bisa mendukung terciptanya proses belajar mengajar
yang baik.
Penelitian ini mengambil tempat di kelas satu yaitu kelas I, Suasana
kelas yang bersih, rapi dan udara yang sejuk sehingga suasana belajar nyaman
dan menyenangkan. jumlah siswa kelas I berjumlah 35 orang
Sebelum diadakannya tindakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan
observasi di kelas satu saat proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran
Baca Tulis Alqur’an dengan tanpa pembinaan membuat hasil belajar siswa
sangat rendah. Namun setelah adanya pembinaan peserta didik tampak lebih
aktif dan dengan mudah memahami materi. Diterapkannya pola pembinaan
Baca Tulis Al Qur’an peserta didik tampak serius dalam melakukan kegiatan
pembelajaran untuk memahami materi pelajaran. Bagi peserta didik yang
pandai dapat dengan mudah memahami materi dan sebagian ada yang
memerlukan bimbingan guru.

B. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Pra siklus
Sebelum peneliti melakukan siklus, terlebih dahulu peneliti
melakukan pra siklus. Pra siklus dilakukan guna mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman peserta didik. Dalam pra siklus guru masih
menggunakan pola lama, yaitu pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an tanpa
adanya pembinaan. Pola ini sangat tidak efektif. Karena dengan tidak

43
44

adanya pembinaan dari guru, banyak siswa yang tidak mampu akan tidak
mengerti selamanya dan tidak akan bisa untuk selamanya.
a. Hasil belajar
Sebelum melakukan siklus, peneliti mengumpulkan data awal
berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai
awal peserta didik diambil dari nilai pre-test berupa nilai terakhir
peserta didik materi Baca Tulis Al Qur’an sebelum menggunakan pola
pembinaan. Nilai awal digunakan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik. Nilai pre-test dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 Nilai Pre-test


Kelas I
No Nama Siswa Nilai
1 DYAH RAHMANDA PUSPITA SARI 70
2 M. TAUFIQI RAMADHAN 55
3 SALMA REGITA MARYAM 65
4 AMELIA KAMILA ULYA 60
5 AN NABILA DINA SITI ASIYAH 70
6 ATHA SINORA 56
7 ATHA ZAKI AL FAWWAZ 70
8 CAPRI UURO ZULFADLI 65
9 DEWINTA PUTRI BRILIAN 69
10 DIMAS SULTAN PRIYAMBODO 55
11 ELSA AMALIA PUTRI 70
12 FADILA IDUL ADHANI ASYFA 60
13 FATMA NUR HIDAYAH 70
14 GALUH VINA SAFIRA ARYANI 68
15 HASNA BUDI ARDIANI 54
16 IKBAR ZAINUR RASYID 70
17 JESSICA MAHARANI 45
18 KHAUMMA RESANDRIYA LABIB 70
19 LINGGAR PRASETYA JATI 70
20 MAULANA LUTHFISA NA’IL ASYHAR 50
21 MOHAMMAD DAFFA HIDAYAT 70
22 MUHAMMAD TAUFIQ AL HAQIQI 70
23 MUHAMMAD ALI WAHID 55
24 M. AQSAL GIBRAN FERDINANSYAH 70
25 MUHAMMAD LUQMAN HAKIM 53
26 NAWAR JULIA IZZATI 48
45

27 PALESTINA FAZA KINANTI 50


28 PIJAR PANGESTU 70
29 RUZIQU FIROSYAN KHOSYI’IN 68
30 SETO HAIDAR MAJID 70
31 SYAFIRA DIFA LUTFIYANI 66
32 SYAKILA LINTANG AZZAHRA 70
33 TAMARA MAURA MAHARANI 65
34 AFRAM CIPTA UTAMA 70
35 ABSAM INDRA TAMA 57
Prosentase ketuntasan klasikal 40%

Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta


didik berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal
peserta didik hanya 40%. Dalam pra siklus ada 21 peserta didik yang
tidak tuntas belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini
dikarenakan proses pembelajaran Baca Tulis al Qur’an tanpa
pembinaan . Peserta didik kurang semangat dan aktif karena terkesan
monoton, apa lagi dalam materi Baca Tulis Al Qur’an tidak bisa
dimengerti peserta didik apabila hanya dengan penjelasan lisan saja
tanpa disertai pembinaan. Atas dasar di atas peneliti bersama guru
menyusun rencana untuk perbaikan hasil belajar peserta didik dengan
mengubah metode pembelajarannya, guru menggunakan pola
pembinaan pada pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an.
Gambar 1
Diagram hasil nilai Pre Tes
46

C. Hasil Penelitian Siklus I


Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di SD N
Bintoro 4 Kecamatan Demak Kabupaten Demak, Pola pembinaan ini efektif
karena melibatkan semua indra peserta didik, yaitu kemampuan afektif,
kognitif dan psikomotorik. Hasil penelitian pada materi Baca Tulis Al Qur’an
menggunakan pola pembinaan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Setelah peneliti mengidentifikasi masalah, maka peneliti menyusun
rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu berupa penerapan metode
pembelajaran dengan menggunakan pola pembinaan. Selanjutnya peneliti
bersama guru menyusun perangkat pembelajaran yang berupa RPP, kisi-
kisi soal, LOS dan soal-soal tes.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam
RPP. Guru menyambaca tulis al qur’ankan penjelasan tentang materi Baca
Tulis Al Qur’an dan pembinaan saat pembinaan berlangsung. Guru
mempraktikkan cara membaca dan menulis Al Qur’an dengan benar di
depan kelas, kemudian guru meminta peserta didik untuk memperhatikan.
Guru meminta peseta didik maju di depan kelas untuk mempraktikkan
membaca dan menulis Al Qur’an dengan benar. Guru membina peserta
didik yang belum dapat membaca dan menulis Al Qur’an dengan benar.
Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan
guru, masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada
pembelajaran. Hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam
pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan secara cermat terhadap
aktivitas peserta didik menggunakan Lembar Observasi Siswa yang telah
disiapkan terlebih dahulu. Guru memberikan tes tertulis dan tes lisan
kepada peserta didik di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan
materi pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas. Guru melafalkan
bacaan Al Qur’an dengan fasih kemudian peserta didik mempraktikkan
secara bergantian.
47

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan pembinaan saja


kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa peserta didik
yang masih mengobrol sendiri pada saat pembelajaran. Peserta didik
kurang tertarik pada pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an, karena peserta
didik belum terbiasa mendapatkan pembinaan.
3. Observasi
Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas
dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa yang dipegang peneliti.
Observasi ini dilaksanakan saat proses pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an
sedang berlangsung.
a. Hasil belajar
Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari
nilai tes peserta didik pada akhir siklus dengan sebanyak 10 butir soal.
Nilai akhir siklus I dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :
Tabel 4.4 Nilai Test Siklus I Kelas I
No Nama Siswa Nilai
1 DYAH RAHMANDA PUSPITA SARI 50
2 M. TAUFIQI RAMADHAN 70
3 SALMA REGITA MARYAM 60
4 AMELIA KAMILA ULYA 70
5 AN NABILA DINA SITI ASIYAH 70
6 ATHA SINORA 80
7 ATHA ZAKI AL FAWWAZ 50
8 CAPRI UURO ZULFADLI 70
9 DEWINTA PUTRI BRILIAN 70
10 DIMAS SULTAN PRIYAMBODO 50
11 ELSA AMALIA PUTRI 70
12 FADILA IDUL ADHANI ASYFA 50
13 FATMA NUR HIDAYAH 50
14 GALUH VINA SAFIRA ARYANI 70
15 HASNA BUDI ARDIANI 60
16 IKBAR ZAINUR RASYID 80
17 JESSICA MAHARANI 70
18 KHAUMMA RESANDRIYA LABIB 60
19 LINGGAR PRASETYA JATI 70
20 MAULANA LUTHFISA NA’IL
ASYHAR 60
21 MOHAMMAD DAFFA HIDAYAT 70
48

22 MUHAMMAD TAUFIQ AL HAQIQI 70


23 MUHAMMAD ALI WAHID 50
24 M. AQSAL GIBRAN
FERDINANSYAH 60
25 MUHAMMAD LUQMAN HAKIM 70
26 NAWAR JULIA IZZATI 60
27 PALESTINA FAZA KINANTI 70
28 PIJAR PANGESTU 70
29 RUZIQU FIROSYAN KHOSYI’IN 70
30 SETO HAIDAR MAJID 70
31 SYAFIRA DIFA LUTFIYANI 50
32 SYAKILA LINTANG AZZAHRA 60
33 TAMARA MAURA MAHARANI 50
34 AFRAM CIPTA UTAMA 70
35 ABSAM INDRA TAMA 70
Prosentase ketuntasan klasikal 60%

Dari data di atas ada 14 peserta didik yang belum mencapai


nilai 70, ada 19 orang yang mendapat nilai 70 dan 2 orang mendapat
nilai di atas 70. Dari data hasil belajar peserta didik tersebut
menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar
dan 21 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena
peserta didik kurang optimal dalam melaksanakan pembinaan, hal ini
terlihat dari beberapa peserta didik yang masih belum bisa membaca
dan menulis al Qur’an dengan benar dan masih ada beberapa peserta
didik yang mengobrol saat proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 4.5 Jumlah Nilai Pre Tes
Nilai Jumlah % Keterangan
80-70 21 60% Tuntas
69-50 14 40% Tidak Tuntas
49

Gambar 1. Diagram Nilai Siklus I

b. Hasil proses
Bentuk aktivitas dalam pola pembinaan materi Baca Tulis Al
Qur’an yang dilakukan oleh peserta didik dapat peneliti gambarkan
sebagai berikut:

Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas peserta


didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pola
pembinaan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah melaksanakan
sesuai dengan skenario pembelajaran, meskipun demikian masih terlihat
beberapa peserta didik yang kurang aktif dan kurang memperhatikan
penjelasan guru.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, bahwa
masih banyak peserta didik yang masih kurang aktif, masih banyak yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak mau bertanya saat mengalami
kesulitan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa menggunakan
pola pembinaan dan masih terpengaruh dengan metode yang lama. Pada
siklus I guru menggunakan pola pembinaan. Guru menjelaskan di depan
kelas, guru mempraktikkan baca tulis al Qur’an dengan fasih, peserta didik
diminta untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian siswa diminta
oleh guru untuk mendemonstrasikan baca tulis al Qur’an dengan baik dan
50

benar. Guru membimbing peserta didik yang belum bisa


mendemonstrasikan dengan baik.
Karena masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran
maka berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman peserta didik. Hal
ini terlihat pada data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang
menunjukkan bahwa indikator ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal belum tercapai, peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai
60% ada 14 anak yang belum tuntas belajar,
Selanjutnya di akhir kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi
Siswa pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan
mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama
terhadap permasalahan yang ditemukan dikelas dengan melakukan
tindakan selanjutnya.
Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi
peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Peneliti berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi
lebih menyenangkan, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik
dan dapat mencapai indikator keberhasilan.
Berdasarkan analisis data pada siklus I, upaya yang harus
dilakukan adalah merencanakan dan melaksanakan kembali upaya
perbaikan dengan menyusun kembali sekenario pembelajaran pada siklus
II yang berupa RPP, LOS, kisi-kisi soal dan soal tes siklus II.
Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap
permasalahan proses belajar mengajar pada kegiatan pembelajaran baca
tulis al qur’an dengan pola pembinaan di kelas II SD N Bintoro 4
Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Hasil refleksi kemudian dijadikan
sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya perbaikan
terhadap proses pembelajaran peserta didik pada siklus I.
51

D. Hasil Penelitian Siklus II


1. Perencanaan
Dari hasil refleksi pada siklus I, masih banyak peserta didik yang
tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang masih mengobrol sendiri
dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, tidak mau bertanya saat
peserta didik belum paham dan sebagian dari mereka belum merasa
tertarik dengan proses pembelajaran. Karena masalah tersebut peneliti
beserta guru menyusun kembali upaya perbaikan pada siklus II. Peneliti
menyusun kembali RPP, kisi-kisi soal, LOS dan soal tes siklus II.
Guru mengupayakan agar proses pembelajaran menjadi lebih
menarik, guru memberikan pembinaan agar peserta didik merasa dekat
dengan guru. Dan mengusahakan agar peserta didik yang kurang aktif
menjadi lebih aktif.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah guru menjelaskan
kembali proses demonstrasi gerakan baca tulis al qur’an. Peserta didik
mengamati guru yang sedang mendemonstrasikan di depan kelas.
Kemudian peserta didik diminta mendemonstrasikan baca tulis al qur’an di
depan kelas sesuai no urut paserta didik dan diadakan tes pada akhir siklus
II untuk mengetahui tingkat penguasaan materi. Guru memberikan arahan
agar peserta didik dapat membaca dan menulis al Qur;an dengan benar.
Guru membuka tanya jawab, apabila ada peserta didik yang belum faham.
Guru menjelaskan dan membina peserta didik yang belum mampu
membaca dan menulis al Qur’an dengan benar.
3. Observasi
Pada proses observasi peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan
oleh peserta didik. Peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa.
a. Hasil belajar
Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus II diambil dari
ulangan peserta didik dengan soal sebanyak 10 butir soal dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut :
52

Tabel 4.10 Nilai Test Siklus II Kelas I


No Nama Siswa Nilai
1 DYAH RAHMANDA PUSPITA SARI 60
2 M. TAUFIQI RAMADHAN 70
3 SALMA REGITA MARYAM 70
4 AMELIA KAMILA ULYA 70
5 AN NABILA DINA SITI ASIYAH 70
6 ATHA SINORA 70
7 ATHA ZAKI AL FAWWAZ 70
8 CAPRI UURO ZULFADLI 70
9 DEWINTA PUTRI BRILIAN 70
10 DIMAS SULTAN PRIYAMBODO 70
11 ELSA AMALIA PUTRI 80
12 FADILA IDUL ADHANI ASYFA 60
13 FATMA NUR HIDAYAH 70
14 GALUH VINA SAFIRA ARYANI 70
15 HASNA BUDI ARDIANI 70
16 IKBAR ZAINUR RASYID 70
17 JESSICA MAHARANI 70
18 KHAUMMA RESANDRIYA LABIB 60
19 LINGGAR PRASETYA JATI 70
20 MAULANA LUTHFISA NA’IL ASYHAR 80
21 MOHAMMAD DAFFA HIDAYAT 70
22 MUHAMMAD TAUFIQ AL HAQIQI 70
23 MUHAMMAD ALI WAHID 70
24 M. AQSAL GIBRAN FERDINANSYAH 60
25 MUHAMMAD LUQMAN HAKIM 70
26 NAWAR JULIA IZZATI 60
27 PALESTINA FAZA KINANTI 70
28 PIJAR PANGESTU 70
29 RUZIQU FIROSYAN KHOSYI’IN 70
30 SETO HAIDAR MAJID 70
31 SYAFIRA DIFA LUTFIYANI 70
32 SYAKILA LINTANG AZZAHRA 70
33 TAMARA MAURA MAHARANI 70
34 AFRAM CIPTA UTAMA 70
35 ABSAM INDRA TAMA 80
Prosentase ketuntasan klasikal 85,7%

Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil


belajar peserta didik mengalami peningkatan, peserta didik yang telah
tuntas belajar ada 30 anak dan 5 anak tidak tuntas belajar. Hal ini
menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peserta didik telah
53

tercapai. Ada 27 peserta didik yang mendapat nilai 70, 3 peserta didik
mendapat nilai di atas 70 dan hanya 5 peserta didik yang belum
mencapai nilai 70. Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 85,7%.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran baca tulis al Qur’an dengan
menggunakan pola pembinaan telah berhasil.
Gambar 3
Diagram hasil siklus II

b. Hasil proses
Setelah melakukan observasi pada saat proses pembelajaran di
kelas dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa yang dipegang
peneliti, terlihat pada siklus II peserta didik menjadi lebih aktif dan
serius saat proses pembelajaran berlangsung dan peserta didik sudah
bisa mendemonstrasikan gerakan baca tulis al qur’an dengan baik dan
benar.
Bentuk aktivitas dalam pola pembinaan materi baca tulis al
qur’an yang dilakukan oleh siswa dapat peneliti gambarkan sebagai
berikut dengan bentuk penilaian terlampir :
Data hasil observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pola
pembinaan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah melaksanakan
sesuai dengan skenario pembelajaran, guru telah mampu menciptakan
54

pembelajaran menjadi lebih menarik, peserta didik mulai aktif saat proses
pembelajaran berlangsung, peserta didik memperhatikan penjelasan guru,
dan banyak peserta didik yang telah mampu mempraktikkan baca tulis al
Qur’an dengan baik dan benar. Data di atas menunjukkan bahwa aktivitas
peserta didik mengalami peningkatan, berarti bahwa proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru telah berhasil.

4. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes siklus II diperoleh ketuntasan belajar
peserta didik kelas I adalah 85,7%Pada siklus II menunjukkan terjadi
peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Guru berhasil menciptakan
suasana pembelajaran menjadi menarik sehingga peserta didik sudah mulai
tertarik dengan proses pembelajaran. Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru sehingga peserta didik merasa lebih mudah dalam
memahami pelajaran, karena guru mempraktikkan didepan kelas dan
peserta didik memperhatikan. Setelah semua peserta didik dianggap
paham, guru meminta peserta didik mendemonstrasikan gerakan baca tulis
al qur’an di depan kelas dengan baik dan benar. Kelas I Ada 27 peserta
didik yang mendapat nilai 70, 3 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan
hanya 5 peserta didik yang belum mencapai nilai 70.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II indikator kinerja guru
mengalami peningkatan. Dari siklus I dengan ketuntasan belajar secara
klasikal sebanyak 60% dikelas I, 67%.
Analisis data keaktifan peserta didik dalam pelaksanaan praktik
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai praktik dari siklus I ke siklus
II. Setelah diadakan langkah-langkah perbaikan tindakan pada siklus II,
memberi dampak positif bagi peningkatan hasil belajar peserta didik. Dari
hasil refleksi ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran baca tulis al
qur’an dengan menggunakan pola pembinaan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik, untuk itu siklus dihentikan.
55

E. Rekapitulasi Hasil Siklus 1 dan 2


Tabel 4.11 Nilai Test Siklus I dan II
No Nama Siswa Nilai Siklus I Nilai Siklus II
1 DYAH RAHMANDA PUSPITA
SARI 50 60
2 M. TAUFIQI RAMADHAN 70 70
3 SALMA REGITA MARYAM 60 70
4 AMELIA KAMILA ULYA 70 70
5 AN NABILA DINA SITI
ASIYAH 70 70
6 ATHA SINORA 80 70
7 ATHA ZAKI AL FAWWAZ 50 70
8 CAPRI UURO ZULFADLI 70 70
9 DEWINTA PUTRI BRILIAN 70 70
10 DIMAS SULTAN
PRIYAMBODO 50 70
11 ELSA AMALIA PUTRI 70 80
12 FADILA IDUL ADHANI
ASYFA 50 60
13 FATMA NUR HIDAYAH 50 70
14 GALUH VINA SAFIRA
ARYANI 70 70
15 HASNA BUDI ARDIANI 60 70
16 IKBAR ZAINUR RASYID 80 70
17 JESSICA MAHARANI 70 70
18 KHAUMMA RESANDRIYA
LABIB 60 60
19 LINGGAR PRASETYA JATI 70 70
20 MAULANA LUTHFISA NA’IL
ASYHAR 60 80
21 MOHAMMAD DAFFA
HIDAYAT 70 70
22 MUHAMMAD TAUFIQ AL
HAQIQI 70 70
23 MUHAMMAD ALI WAHID 50 70
24 M. AQSAL GIBRAN
FERDINANSYAH 60 60
25 MUHAMMAD LUQMAN
HAKIM 70 70
26 NAWAR JULIA IZZATI 60 60
27 PALESTINA FAZA KINANTI 70 70
28 PIJAR PANGESTU 70 70
29 RUZIQU FIROSYAN
KHOSYI’IN 70 70
56

30 SETO HAIDAR MAJID 70 70


31 SYAFIRA DIFA LUTFIYANI 50 70
32 SYAKILA LINTANG
AZZAHRA 60 70
33 TAMARA MAURA
MAHARANI 50 70
34 AFRAM CIPTA UTAMA 70 70
35 ABSAM INDRA TAMA 70 80
Prosentase ketuntasan klasikal 60% 85,7%

F. Pembahasan
1. Siklus I
Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik melakukan
kegiatan-kegiatan yang dirancang oleh peneliti di dalam RPP dan LOS.
Kegiatan yang dilakukan antara lain peneliti memberikan penjelasan apa
yang harus dilakukan pada saat mendemonstrasikan baca tulis al qur’an.
Peserta didik diminta untuk mengamati secara cermat dan teliti pada saat
guru mendemonstrasikan di depan kelas. Guru membimbing peserta didik
pada saat proses praktik berlangsung. Di akhir kegiatan pembelajaran
peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan kemudian peserta didik
memberikan tes soal di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas.
Selama pelaksanaan siklus I, diperoleh data bahwa masih banyak
peserta didik yang kurang aktif, banyak yang tidak memperhatikan guru.
Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran siklus I dengan ketuntasan
60% belum dapat mencapai nilai ketuntasan yang peneliti tetapkan. Pada
siklus I ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar.
Hal ini diakibatkan karena:
a. Banyak peserta didik yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat
mengalami kesulitan
b. Banyak peserta didik yang kurang sepenuhnya memperhatikan
demonstrasi guru
c. Banyak peserta didik yang belum terbiasa mendemonstrasikan baca
tulis al qur’an dengan benar
57

Untuk itu guru bersama peneliti menyusun kembali upaya


perbaikan pada siklus II.

2. Siklus II
Untuk pelaksanaan siklus II, guru mempersiapkan RPP dan LOS.
Guru memperbaiki cara mengajarnya supaya peserta didik termotifasi
untuk memperhatikan, bertanya dan serius dalam mempraktikkan baca
tulis al Qur’an. Guru memacu peserta didik untuk memperhatikan dan
mengamati dengan lebih seksama lalu mepraktikkan hasil pengamatannya
dengan benar. Guru memberi sanksi bagi peserta didik yang tidak
memperhatikan guru. Guru membimbing peserta didik saat demonstrasi
berlangsung. Guru mengajari peserta didik yang kesulitan dalam
mendemonstrasikan gerakan baca tulis al qur’an.
Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I adalah sebagai
berikut:
a. Guru menjelaskan secara terperinci baca dan tulis al Qur’an.
b. Memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam
proses pembelajaran
c. Peserta didik diminta untuk lebih serius dalam mendemonstrasikan
baca dan tulis al Qur’an.
Langkah-langkah perbaikan tindakan yang dilakukan pada
pembelajaran siklus II memberi dampak positif pada peningkatan hasil
belajar peserta didik. Hasil tes akhir siklus II menunjukkan kelas I 85,7%
peserta didik telah tuntas belajar.
Peningkatan hasil belajar peserta didik dari pra siklus, siklus I dan
siklus II membuktikan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan
pola pembinaan memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil pengamatan dan tes yang
telah dikemukakan di atas, pada pelaksanaan tindakan siklus I dan Siklus
II dapat diketahui perubahan-perubahan baik dari cara belajar siswa dan
58

hasil belajarnya dengan diadakannya pembelajaran menggunakan pola


pembinaan.
Interaksi dalam kegiatan belajar dengan pola pembinaan pada
permulaan siklus I siswa masih belum bisa sepenuhnya aktif dan masih
banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa dalam
mendemonstrasikan masih sepenuhnya mendapat bimbingan guru. Dengan
diadakan perbaikan pada tindakan siklus II peserta didik dapat melakukan
kerja pola pembinaan dengan mandiri tanpa bantuan guru dan guru
membimbing seperlunya saja.

Table 4.16 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik


pada Siklus I dan Siklus II Kelas I

Siklus I Siklus II
Kriteria Ketuntasan
Prosentase Peserta didik Prosentase Peserta didik
< 70 Tidak Tuntas 40,0 14 14,3 5
70 Tuntas 54,3 19 77,1 27
> 70 Tuntas 5,7 2 8,6 3

Dari tabel diatas membuktikan dengan beberapa tindakan yang


dilakukan peneliti dan guru terutama dalam membimbing siswa dan
memotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran baca tulis alqur’an
telah meningkatkan tingkat ketuntasan peserta didik dalam proses
pembelajaran baca tulis al Qur’an di kelas satu SD N Bintoro 4 Kecamatan
Demak Kabupaten Demak. Peserta didik yang semula pada siklus I ada 14
peserta didik dikelas I yang tidak tuntas belajar dikelas I, 67% Setelah
diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta
didik yang tuntas belajar mencapai 85,7% atau 30 siswa dikelas I Berarti
bahwa pola pembinaan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
dalam pembelajaran baca tulis alqur’an. Untuk itu siklus dihentikan.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian yang telah dibahas di Bab sebelumnya maka tentang skripsi
yang berjudul “ Pola Pembinaan Baca Tulis Alqur’an sebagai upaya
meningkatkan membaca harakat kasrah siswa kelas I di SD Bintoro 4 Kecamatan
Demak Kabupaten Demak “, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan pola pembinaan pada mata pelajaran materi baca tulis al qur’an
kelas rendah, di SD Negeri Bintoro 4 melaksanakan pembelajaran Baca Tulis
Al Qur’an tanpa adanya pembinaan. Hal ini kurang efektif. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pra siklus terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik kelas
I hanya 40%. Dalam pra siklus ada 21 peserta didik yang tidak tuntas
belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar dari 25 siswa.
2. Hasil belajar peserta didik setelah diterapkan pola pembinaan pada mata
pelajaran baca tulis al qur’an mengalami peningkatan. Terjadinya peningkatan
karena tindakan kelas yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran baca tulis
al qur’an dengan menggunakan pola pembinaan. Terlihat bahwa pada siklus
kedua telah mengalami peningkatan yaitu telah mencapai tingkat sempurna,
Peserta didik yang semula pada siklus I ada 14 peserta didik dikelas I yang
tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 60%
dikelas I. Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi
meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 85,7% atau 30 siswa
dikelas I peserta didik tuntas belajar, 90% atau 27 siswa. Ini artinya pola
pembinaan yang digunakan dalam pembelajaran baca tulis al qur’an efektif
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari hasil tersebut dapat di
simpulkan bahwa pola pembinaan baca tulis al qur’an pada siswa rendah
dapat meningkatkan prestasi belajar.

59
60

B. Saran-saran
Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran
dengan maksud proses pembelajaran baca tulis al qur’an dengan pola pembinaan
yang diterapkan dapat mengikatkan kualitas pendidikan.
1. Kepada guru
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik hendaknya
menggunakan penerapan metode demonstrasi dalam penyampaian materi
yang berupa proses atau bahan ajar yang berupa kemampuan psikomotorik.
2. Kepala sekolah dan komite
a. Untuk semakin lancarnya proses belajar mengajar, maka hendaknya lebih
dilengkapi sarana dan prasarana yang sekiranya bisa menunjang
keberhasilan metode yang digunakan.
b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada lebih
dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat keagamaan.
Dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah pengetahuan agamanya.
3. Kepada Siswa
Siswa harus terus meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan
hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan berusaha
membiasakan melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kepada Orang Tua
Orang tua harus mendukung program belajar yang di desain sekolah
dengan membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih baik serta
memantau kegiatan anak di rumah.
C. Penutup
Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesainya skripsi ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan yang
ada pada diri penulis, memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan dalam skripsi
ini, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran demi lebih sempurnanya
skripsi ini.
61

Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada


semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, dengan harapan
semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi pahala dunia
dan akhirat.
Dengan teriring doa dan harapan semoga skripsi ini dapat memberi
manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, dkk, Teori belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,


2010

Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

HM. Hati Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983)

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka


Cipta, 1995)

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda


karya, 2006)

Ngainun Naim, dkk, Materi Penyusunan Desain Pembelajaran Pendidikan Agama


Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007) cet.1

Nana Sudjana, Dasar-dasar proses belajar mengajar, (Bandung, Sinar Baru


Algesindo,2009)

Suharso dan Ana retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: CV.
Widya Karya, 2009). Cet.VIII

Rochiarti Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 2006), cet. 2

Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi,


(Jakarta: Rineka Cipta, 2004)

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)

----------, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan


CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, Cet. 2 , 2001

Demak, Pebruari 2011


Penyusun

ISTIQOMAH
NIM: 093111444
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Istiqomah
NIM : 093111444
Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 16 Agustus 1957
Alamat Asal : Sampangan RT.02 RW.04 Bintoro Demak
HP. : 081325673971

Riwayat Pendidikan:
1. SD Lulus Tahun 1970
2. PGA 4 tahun Lulus Tahun 1974
3. PGA 6 Tahun Lulus Tahun 1976
4. D-2 Lulus Tahun 1995

Semarang, 21 Juni 2011


Peneliti,

ISTIQOMAH
NIM : 093111444
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muh. Ilyas


NIM : 093111369
Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 21 Agustus 1969
Alamat Asal : Raji Demak

Riwayat Pendidikan:
1. MI Matholiul Ulum Lulus Tahun 1982
2. MTs Manba’ul Ulum Lulus Tahun 1989
3. MA Manbaul Ulum Lulus Tahun 1992
4. D-2 Unsiq Wonosobo Lulus Tahun 2006

Semarang, 21 Juni 2011


Peneliti,

ISTIQOMAH
NIM : 093111444
Lampiran 1

Tabel Daftar Nama Peserta Didik Kelas I SDN Bintoro 4 Demak

No Nama Peserta Didik P/L


1 P
DYAH RAHMANDA PUSPITA SARI
2 M. TAUFIQI RAMADHAN L
3 SALMA REGITA MARYAM P
4 AMELIA KAMILA ULYA P
5 AN NABILA DINA SITI ASIYAH P
6 ATHA SINORA L
7 ATHA ZAKI AL FAWWAZ L
8 CAPRI UURO ZULFADLI L
9 DEWINTA PUTRI BRILIAN P
10 DIMAS SULTAN PRIYAMBODO L
11 ELSA AMALIA PUTRI P
12 FADILA IDUL ADHANI ASYFA P
13 FATMA NUR HIDAYAH P
14 GALUH VINA SAFIRA ARYANI P
15 HASNA BUDI ARDIANI P
16 IKBAR ZAINUR RASYID L
17 JESSICA MAHARANI P
18 KHAUMMA RESANDRIYA LABIB L
19 LINGGAR PRASETYA JATI L
20 MAULANA LUTHFISA NA’IL ASYHAR L
21 MOHAMMAD DAFFA HIDAYAT L
22 MUHAMMAD TAUFIQ AL HAQIQI L
23 MUHAMMAD ALI WAHID L
24 M. AQSAL GIBRAN FERDINANSYAH L
25 MUHAMMAD LUQMAN HAKIM L
26 NAWAR JULIA IZZATI P
27 PALESTINA FAZA KINANTI P
28 PIJAR PANGESTU L
29 RUZIQU FIROSYAN KHOSYI’IN L
30 SETO HAIDAR MAJID L
31 SYAFIRA DIFA LUTFIYANI P
32 SYAKILA LINTANG AZZAHRA P
33 TAMARA MAURA MAHARANI P
34 AFRAM CIPTA UTAMA L
35 ABSAM INDRA TAMA L
Jumlah Peserta Didik Laki-laki 18
Jumlah Peserta Didik Perempuan 17
Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )


( Siklus I)

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam


Satuan Pendidikan : SD
Kelas / Semester : I/II
Waktu : 1X35 Menit

Standar Kompetensi : Membaca dan Menulis Huruf Hijaiyah


Kompetensi Dasar : Membaca dan Menulis Huruf Hijaiyah dengan lancar

Indikator:
1. Membaca huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar
2. Menulis huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar dan lancar
2. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar
B. Materi Ajar
1. Huruf Hijaiyah alif sampai Lam

C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi

D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Tahapan Proses Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
1 Pendahuluan  Salam pembuka 5 Menit
 Berdo’a
2 Inti  Guru menjelaskan pengertian
tentang Huruf Hijaiyah
 Guru menunjuk siswa untuk
mendemonstrasikan huruf
hijaiyah alif sampai lam dengan
benar sesuai dengan yang telah 25 Menit
diamati
 Guru membantu dan
mengarahkan siswa dalam proses
demonstrasi
 Siswa menyimpulkan hasil
pengamatan dan demonstrasi
3 Penutup  Guru memberi kesimpulan
tentang materi yang telah 5 Menit
diajarkan
 Guru memotivasi siswa dan
mengakhiri dengan salam
penutup

E. Sumber Belajar
1. Buku paket PAI SD kelas I
2. LKS PAI SD kelas I
F. Penilaian
1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi
2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus
Demak,…….
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Aminah Istiqomah
Mengetahui,
Kepala Sekolah

……………………………………..
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
( Siklus II)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Satuan Pendidikan : SD
Kelas / Semester : I/II
Waktu : 1X35 Menit

Standar Kompetensi : Membaca dan Menulis Huruf Hijaiyah


Kompetensi Dasar : Membaca dan Menulis Huruf Hijaiyah dengan lancar
Indikator:
1. Membaca huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar
2. Menulis huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar dan lancer
2. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah alif sampai lam dengan benar
B. Materi Ajar
1. Huruf Hijaiyah alif sampai Lam
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Tahapan Proses Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
1 Pendahuluan  Salam pembuka 5 Menit
 Berdo’a
2 Inti  Guru menjelaskan pengertian
tentang Huruf Hijaiyah
 Guru menunjuk siswa untuk
mendiskusikan tentang huruf
hijaiyah alif sampai lam dengan
benar sesuai dengan yang telah 20 Menit
diamati
 Guru membantu dan
mengarahkan siswa dalam proses
diskusi
 Siswa diminta untuk
mendemonstrasikan huruf
hijaiyah alif sampai lam dengan
benar sesuai dengan yang telah
didiskusikan dalam kelompok
 Siswa menyimpulkan hasil
pengamatan dan demonstrasi
3 Penutup  Guru memberi kesimpulan
tentang materi yang telah 10 Menit
diajarkan
 Guru memotivasi siswa dan
mengakhiri dengan salam
penutup

E. Sumber Belajar
1. Buku paket PAI SD kelas I
2. LKS PAI SD kelas I
F. Penilaian
1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi
2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus
Demak,…….
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Aminah Istiqomah
Mengetahui,
Kepala Sekolah

……………………………………..
Lampiran 2
Lembar Soal Pre Tes

Nama siswa :
No _bsent :
Nilai :

 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan

1. ‫ ﺏﹺ‬bila ditulis berbunyi…


a. bi c. ba
b. bu d. be
2. Wi bila ditulis dengan huruf arab menjadi….
a. ‫ﺫ‬ c.ِ‫ﺩ‬

b. ‫ﹺﻭ‬ d.ِ‫ﺝ‬

3. ‫ ﺵ‬Huruf berbunyi ….
a. Sa c. Na
b. Sya d. Ma
4. ‫ ﻥ‬bunyinya ….
a. Mim c. waw
b. Nun d. tak
5. Tho jika ditulis menjadi ….
a. ‫ﺱ‬ c. ‫ﺽ‬

b. ‫ﺹ‬ d. ‫ﻁ‬
6. Ki jika ditulis menjadi…. ….
a. ‫ﻙ‬ c.ِ‫ﻁ‬

b. ‫ﻡﹺ‬ d. ‫ِﻭ‬

7. ‫ﻕﹺ‬ jika dibaca menjadi ….


a. Qo c. Da
b. Fa d. Wa
8. Yi Jika dibaca menjadi ….
a. ‫ﻡ‬ c. ‫ﺡ‬

b. ‫ﻭ‬ d.‫ﻱﹺ‬
9. Shod Jika ditulis menjadi
a. ‫ﺕ‬ c. ‫ﺽ‬

b. ‫ﺱ‬ d. ‫ﺹ‬

10. ‫ ﺥ‬Jika dibaca berbunyi…


a. Kho c. Na
b. Ha d. Ma
Lampiran 3

Lembar Evaluasi Siswa Siklus I

Nama siswa :
No _bsent :
Nilai :

 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan

11. ‫ ﻁ‬bila ditulis berbunyi…


c. ti c. ta
d. tu d. te
12. da bila ditulis dengan huruf arab menjadi….
‫ﺫ‬
a. c. ‫ﺩ‬

b. ‫ﻭ‬ d. ‫ﺝ‬

13. ‫ ﺱ‬Huruf berbunyi ….


c. Sa c. Na
d. Sya d. Ma
14. ‫ﻡ‬bunyinya ….
c. Mim c. waw
d. Nun d. tak
15. Sho jika ditulis menjadi ….
c. ‫ﺱ‬ c. ‫ﺽ‬

d. ‫ﺹ‬ d. ‫ﻁ‬
16. La jika ditulis menjadi…. ….
c. ‫ﻙ‬ c. ‫ﻁ‬

d. ‫ﻡ‬ d. ‫ﻭ‬

17. ‫ ﻑ‬jika dibaca menjadi ….


c. Qo c. Da
d. Fa d. Wa
18. Ma Jika dibaca menjadi ….
c. ‫ﻡ‬ c. ‫ﺡ‬
d. ‫ﻭ‬ d. ‫ﻱ‬
19. Ta Jika ditulis menjadi
a. ‫ﺕ‬ c. ‫ﺽ‬

b. ‫ﺱ‬ d. ‫ﺹ‬

20. ‫ ﺥ‬Jika dibaca berbunyi…


c. Kho c. Na
d. Ha d. Ma
Lampiran 4

Lembar Evaluasi Siswa Siklus II

Nama siswa :
No absen :
Nilai :

 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan.

1. ِ‫ ﻍﹺ‬bila ditulis berbunyi…


e. Ghi c. Ghu
f. Gha d. Ju
2. Ba bila ditulis dengan huruf arab menjadi….
a. ‫ﺱ‬ c. ‫ﺏ‬

b. ‫ﻡ‬ d. ‫ﻙ‬

3. َ‫ ﻙ‬Huruf berbunyi ….


e. Ka c. Na
f. Ma d. La
4. ‫ ﻥ‬bunyinya ….
e. Ni c. Na
f. Nun d. Nu
5. La jika ditulis menjadi ….
e. ‫ﻡ‬ c. ‫ﻙ‬

f. ‫ﻝﹶ‬ d. ‫ﺕ‬
6. Na jika ditulis menjadi…. ….
e. ‫ﺱ‬ c. ‫ﻥ‬

f. ‫ﺵ‬ d. ‫ﻡ‬

7. ‫ﻕ‬ jika dibaca menjadi ….


e. Qo c. Da
f. Fa d. Wa
8. Za Jika dibaca menjadi ….
e. ‫ﺯ‬ c. ‫ﺡ‬
f. ‫ﻭ‬ d. ‫ﻱ‬
9. Ja Jika ditulis menjadi
c. ‫ﺝ‬ c. ‫ﺽ‬

d. ‫ﺱ‬ d. ‫ﺹ‬

10. ‫ ﺽ‬Jika dibaca berbunyi…


e. Kho c. Na
f. Dzo d. Ma
Lampiran 5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )


( Siklus I dan II)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Satuan Pendidikan : SD
Kelas / Semester : II/II
Waktu : 2X35 Menit
Standar Kompetensi : Membaca Alaqur’an Surat Pendek pilihan
Kompetensi Dasar : Membaca huruf hijaiyah bersambung

Indikator:
1. Membaca huruf hijaiyah bersambung
2. Menunjukkan lafald huruf hijaiyah bersambung

A. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa mampu membaca huruf hijaiyah bersambung dengan makhraj yang
benar
4. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah bersambung dengan benar
B. Materi Ajar
1. Huruf Hijaiyah huruf hijaiyah bersambung

C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi

D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Tahapan Proses Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
1 Pendahuluan  Salam pembuka 5 Menit
 Berdo’a
2 Inti  Guru menjelaskan pengertian
tentang huruf hijaiyah
bersambung
 Guru menunjuk siswa untuk
mendemonstrasikan huruf
hijaiyah bersambung dengan 55 Menit
benar sesuai dengan yang telah
diamati
 Guru membantu dan
mengarahkan siswa dalam proses
demonstrasi
 Siswa menyimpulkan hasil
pengamatan dan demonstrasi
3 Penutup  Guru memberi kesimpulan
tentang materi yang telah 10 Menit
diajarkan
 Guru memotivasi siswa dan
mengakhiri dengan salam
penutup

E. Sumber Belajar
3. Buku paket PAI SD kelas 2
4. LKS PAI SD kelas 2

Penilaian
3. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi
4. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus
Demak,…….
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Aminah Istiqomah
Mengetahui,
Kepala Sekolah

……………………………………..
Lampiran 6

Lembar Evaluasi Siswa Siklus I

Nama siswa :
No Absent :
Nilai :

 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan
1. ‫ ﻣﱳ‬bila ditulis berbunyi…
a. Matana
b. Tanama
c. Namata
2. Solima bila ditulis dengan huruf arab menjadi….
a. ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬‫ﻋ‬
b. ‫ﻠﹸﻢ‬‫ﻋ‬
c. ‫ﻢ‬ ‫ﻠﹶ‬‫ﻋ‬
3. ‫ ﺷﺲ‬Huruf berbunyi ….
a. T ٍ sa Sa
b. Syataa
c. Sya ta
4. Lafad disamping dibaca ‫ﻗﹶﺔ‬‫ﺪ‬‫…ﺻ‬.
a. Sidiqun
b. Sodaqotin
c. Sodatun
5. Sholihah jika ditulis menjadi ….
a. ‫ﺻﺎﳊﺔ‬
b. ‫ﺻﺎﱀ‬
c. ‫ﺻﺎﳌﺔ‬
6. Kalama jika ditulis menjadi…. ….
a. ‫ﻢ‬‫ﻛﹶﻠ‬
b. ‫ﻛﹶﻠﹶﻢ‬
c. ‫ﻢ‬ ‫ﻛﹶﻠ‬
7. ‫ﺪ‬‫ ﻓﹶﺴ‬jika dibaca menjadi ….
a. Fasada
b. Fasida
c. Fasuda
8. Kata yang berubahnya di akhir huruf adalah ….
a. Alif
b. Nun
c. Ya
9. Tanama Jika ditulis menjadi…
a. ‫ﺗﻨﻢ‬
b. ‫ﲤﻦ‬

c. ‫ﺗﻨﺔ‬
10. ‫ﺳﺮﻥ‬Jika dibaca berbunyi…
a. Sarona
b. Samana
c. Salama

Lampiran 7

Lembar Evaluasi Siswa Siklus II

Nama siswa :
No absen :
Nilai :
 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan.

1. Huruf Al Qur’an disebut…


d. Huruf Misriyah
e. Huruf Hijriyah
f. Huruf Hijaiyah
2. Jika ditulis huruf hijaiyah ada yang berubah….
a. Ukurannya
b. Bentuknya
c. Tingginya
3. Cara menulis huruf hijaiyah dimulai dari ….
a. Kiri ke kanan
b. Kanan ke Kiri
c. Tengah ke kanan
4. Huruf Hijaiyah yang tidak berubah ketika di sambung ada….buah
a. 6
b. 9
c. 20
5. Huruf Hijaiyah yang tidak berubah ketika disambung diantaranya adalah ….
a. alif
b. Ba’
c. Ta’
6. Huruf yang berubah diawal, tengah dan akhir adalah….
a. hamzah
b. Wau
c. Qaf
7. Huruf yang dapat disambung ditengah kata adalah….
a. ‫ﺵ‬
b. ‫ﺕ‬
c. ‫ﺽ‬

8. Kata ‫ﻛﺴﺐ‬ berikut berbunyi ….


a. Kasaba
b. Katama
c. Kalama
9. ‫ ﻭﻗﺐ‬Jika ditulis menjadi
a. Waqaba
b. Waqiba
c. Waquba
10. ‫ ﻳﻀﺾ‬Jika dibaca berbunyi…
a. Yadhzodzo
b. Yamana
c. Yaghodzo
Lampiran 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )


( Siklus I dan II)
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Satuan Pendidikan : SD
Kelas / Semester : III/II
Waktu : 2X35 Menit

Standar Kompetensi : Mengenal ayat-ayat al qur’an


Kompetensi Dasar : membaca huruf al qur’an
Indikator:
1. Melafalkan huruf, kata
3. Menunjukkan lafald huruf hijaiyah bersambung

E. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa mampu membaca huruf hijaiyah bersambung dengan makhraj yang
benar
6. Siswa dapat menulis huruf hijaiyah bersambung dengan benar
F. Materi Ajar
1. Huruf Hijaiyah huruf hijaiyah bersambung
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
H. Langkah-langkah Pembelajaran
No Tahapan Proses Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
1 Pendahuluan  Salam pembuka 5 Menit
 Berdo’a
2 Inti  Guru menjelaskan pengertian
tentang huruf hijaiyah
bersambung
 Guru menunjuk siswa untuk
mendemonstrasikan huruf
hijaiyah bersambung dengan 55 Menit
benar sesuai dengan yang telah
diamati
 Guru membantu dan
mengarahkan siswa dalam proses
demonstrasi
 Siswa menyimpulkan hasil
pengamatan dan demonstrasi
3 Penutup  Guru memberi kesimpulan
tentang materi yang telah 10 Menit
diajarkan
 Guru memotivasi siswa dan
mengakhiri dengan salam
penutup

E. Sumber Belajar
5. Buku paket PAI SD kelas 2
6. LKS PAI SD kelas 2

Penilaian
5. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi
6. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus

Demak,…….
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Aminah Istiqomah
Mengetahui,
Kepala Sekolah

……………………………………..
Lampiran 9

Lembar Evaluasi Siswa Siklus I

Nama siswa :
No Absent :
Nilai :

 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan
11. ‫ ﻣﱳ‬bila ditulis berbunyi…
g. Matana
h. Tanama
i. Namata
12. Solima bila ditulis dengan huruf arab menjadi….
a. ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬‫ﻋ‬
b. ‫ﻠﹸﻢ‬‫ﻋ‬
c. ‫ﻢ‬ ‫ﻠﹶ‬‫ﻋ‬
13. ‫ ﺷﺲ‬Huruf berbunyi ….

d. Tٍ sa Sa
e. Syataa
f. Sya ta
14. Lafad disamping dibaca ‫ﻗﹶﺔ‬‫ﺪ‬‫…ﺻ‬.
a. Sidiqun
b. Sodaqotin
c. Sodatun
15. Sholihah jika ditulis menjadi ….
a. ‫ﺻﺎﳊﺔ‬
b. ‫ﺻﺎﱀ‬
c. ‫ﺻﺎﳌﺔ‬
16. Kalama jika ditulis menjadi…. ….
d. ‫ﻢ‬‫ﻛﹶﻠ‬
e. ‫ﻛﹶﻠﹶﻢ‬
f. ‫ﻢ‬ ‫ﻛﹶﻠ‬
17. ‫ﺪ‬‫ ﻓﹶﺴ‬jika dibaca menjadi ….
a. Fasada
b. Fasida
c. Fasuda
18. Kata yang berubahnya di akhir huruf adalah ….
a. Alif
b. Nun
c. Ya
19. Tanama Jika ditulis menjadi…
a. ‫ﺗﻨﻢ‬
b. ‫ﲤﻦ‬

c. ‫ﺗﻨﺔ‬
20. ‫ﺳﺮﻥ‬Jika dibaca berbunyi…
a. Sarona
b. Samana
c. Salama

Lampiran 10

Lembar Evaluasi Siswa Siklus II

Nama siswa :
No absen :
Nilai :
 Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang dianggap benar.
 Selamat mengerjakan.

11. Huruf Al Qur’an disebut…


j. Huruf Misriyah
k. Huruf Hijriyah
l. Huruf Hijaiyah
12. Jika ditulis huruf hijaiyah ada yang berubah….
a. Ukurannya
b. Bentuknya
c. Tingginya
13. Cara menulis huruf hijaiyah dimulai dari ….
a. Kiri ke kanan
b. Kanan ke Kiri
c. Tengah ke kanan
14. Huruf Hijaiyah yang tidak berubah ketika di sambung ada….buah
d. 6
e. 9
f. 20
15. Huruf Hijaiyah yang tidak berubah ketika disambung diantaranya adalah ….
a. alif
b. Ba’
c. Ta’
16. Huruf yang berubah diawal, tengah dan akhir adalah….
d. hamzah
e. Wau
f. Qaf
17. Huruf yang dapat disambung ditengah kata adalah….
a. ‫ﺵ‬
b. ‫ﺕ‬
c. ‫ﺽ‬

18. Kata ‫ﻛﺴﺐ‬ berikut berbunyi ….


a. Kasaba
b. Katama
c. Kalama
19. ‫ ﻭﻗﺐ‬Jika ditulis menjadi
d. Waqaba
e. Waqiba
f. Waquba
20. ‫ ﻳﻀﺾ‬Jika dibaca berbunyi…
a. Yadhzodzo
b. Yamana
c. Yaghodzo
Lampiran 6

TABEL HASIL TES SIKLUS I

No Butir Soal
No Kode Jumlah Nilai Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S-01 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 11 55 TT
2 S-02 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 13 65 TT
3 S-03 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 70 T
4 S-04 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12 60 TT
5 S-05 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 12 60 TT
6 S-06 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 11 55 TT
7 S-07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16 80 T
8 S-08 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 12 60 TT
9 S-09 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15 75 T
10 S-10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 14 70 T
11 S-11 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 14 70 T
12 S-12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 80 T
13 S-13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 75 T
14 S-14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T
15 S-15 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 14 70 T
16 S-16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 13 65 TT
17 S-17 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 12 60 TT
18 S-18 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16 80 T
19 S-19 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T
20 S-20 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 12 60 TT
21 S-21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 18 90 T
22 S-22 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 13 65 TT
23 S-23 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 13 65 TT
24 S-24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T
25 S-25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 17 85 T
26 S-26 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14 70 T
27 S-27 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T
28 S-28 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 12 60 TT
29 S-29 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 10 50 TT
30 S-30 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 15 75 T
31 S-31 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 11 55 TT
32 S-32 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T
33 S-33 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15 75 T
34 S-34 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 70 T
35 S-35 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 15 75 T
36 S-36 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T
37 S-37 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14 70 T
Jumlah 34 26 24 27 38 48 20 21 45 42 31 36 30 37 48 44 47 44 51 36 517 2585
Nilai tertinggi 1 90
Nilai terendah 1 50
Rata-rata 70
Ketuntasan 62,2% 23
Lampiran 7

TABEL HASIL TES SIKLUS II

No Butir Soal
No Kode Jumlah Nilai Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S-01 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 13 65 TT
2 S-02 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70 T
3 S-03 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 16 80 T
4 S-04 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15 75 T
5 S-05 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 13 65 TT
6 S-06 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 14 70 T
7 S-07 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 T
8 S-08 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T
9 S-09 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 90 T
10 S-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 T
11 S-11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 80 T
12 S-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100 T
13 S-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 95 T
14 S-14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T
15 S-15 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14 70 T
16 S-16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T
17 S-17 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 75 T
18 S-18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 T
19 S-19 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T
20 S-20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 15 75 T
21 S-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100 T
22 S-22 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15 75 T
23 S-23 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14 70 T
24 S-24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 T
25 S-25 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 T
26 S-26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 T
27 S-27 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 16 80 T
28 S-28 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 14 70 T
29 S-29 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 60 TT
30 S-30 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80 T
31 S-31 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 13 65 TT
32 S-32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90 T
33 S-33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 80 T
34 S-34 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T
35 S-35 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 80 T
36 S-36 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 T
37 S-37 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 T
Jumlah 29 23 33 35 35 31 40 37 45 45 31 42 43 44 46 49 47 52 49 47 596 2980
Nilai tertinggi 2 100
Nilai terendah 1 60
Rata-rata 80,5
Ketuntasan 89,2% 33
Lampiran 8

Tabel keaktifan siswa selama pembelajaran siklus I - II

Jenis Keaktifan
A B C D
No Kode
Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus Siklus
I II I II I II I II
1 S-01 0 1 1 1 1 1 0 0
2 S-02 1 1 0 1 1 0 0 1
3 S-03 1 1 1 1 1 1 0 1
4 S-04 1 1 0 0 1 1 0 1
5 S-05 1 1 0 1 1 1 1 0
6 S-06 0 0 1 1 1 1 0 0
7 S-07 1 1 1 1 1 1 1 1
8 S-08 1 1 1 1 0 0 0 1
9 S-09 1 1 0 1 1 1 1 1
10 S-10 0 1 1 1 1 0 0 1
11 S-11 1 1 1 1 0 1 1 1
12 S-12 1 1 1 1 1 0 1 1
13 S-13 1 1 0 1 1 1 1 1
14 S-14 1 0 1 1 1 1 1 1
15 S-15 0 1 1 1 1 1 0 0
16 S-16 1 1 1 0 1 1 0 1
17 S-17 0 0 1 1 1 1 0 1
18 S-18 1 1 0 1 1 0 1 1
19 S-19 0 1 1 1 1 1 1 1
20 S-20 1 1 0 0 1 1 0 1
21 S-21 1 1 1 1 1 1 1 1
22 S-22 0 1 1 1 1 0 0 1
23 S-23 1 1 0 0 1 1 0 1
24 S-24 1 1 0 1 1 1 1 1
25 S-25 1 1 1 1 1 1 1 1
26 S-26 0 1 1 1 1 1 1 1
27 S-27 1 1 1 1 0 0 1 1
28 S-28 1 1 0 0 1 1 0 1
29 S-29 1 1 0 1 1 1 0 0
30 S-30 1 1 0 1 1 1 1 1
31 S-31 1 1 1 0 0 0 0 1
32 S-32 1 1 1 1 0 1 1 1
33 S-33 0 1 0 1 1 1 1 1
34 S-34 0 1 1 0 1 1 0 1
35 S-35 1 1 0 1 1 0 0 1
36 S-36 1 1 1 1 1 1 1 1
37 S-37 0 1 1 1 1 0 1 1
TABEL HASIL SIKLUS I
KELAS I
BUTIR SOAL
NOMOR KODE JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S-01 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5
2 S-02 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7
3 S-03 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 6
4 S-04 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
5 S-05 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7
6 S-06 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
7 S-07 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 5
8 S-08 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7
9 S-09 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7
10 S-10 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 5
11 S-11 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7
12 S-12 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5
13 S-13 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 5
14 S-14 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7
15 S-15 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6
16 S-16 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8
17 S-17 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7
18 S-18 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6
19 S-19 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7
20 S-20 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6
21 S-21 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 7
22 S-22 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
23 S-23 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 5
24 S-24 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6
25 S-25 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7
26 S-26 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 6
27 S-27 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 7
28 S-28 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7
29 S-29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7
30 S-30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7
31 S-31 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 5
32 S-32 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
33 S-33 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 5
34 S-34 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7
35 S-35 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7
JUMLAH 23 21 21 20 18 20 22 25 28 26 224
Nilai tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata
Ketuntasan

TABEL HASIL SIKLUS I


KELAS II
BUTIR SOAL
NOMOR KODE JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S-01 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7
2 S-02 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
3 S-03 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
4 S-04 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 5
5 S-05 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7
6 S-06 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7
7 S-07 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7
8 S-08 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
9 S-09 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
10 S-10 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6
11 S-11 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7
12 S-12 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7
13 S-13 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5
14 S-14 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
15 S-15 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7
16 S-16 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 6
17 S-17 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7
18 S-18 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5
19 S-19 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 6
20 S-20 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 6
21 S-21 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7
22 S-22 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 7
23 S-23 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6
24 S-24 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7
25 S-25 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
26 S-26 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6
27 S-27 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7
28 S-28 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7
29 S-29 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 6
30 S-30 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
JUMLAH 17 17 23 15 22 18 25 14 18 30 199
Nilai tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata
Ketuntasan
TABEL HASIL SIKLUS I
KELAS III
BUTIR SOAL
NOMOR KODE JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S-01 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7
2 S-02 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 6
3 S-03 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 4
4 S-04 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7
5 S-05 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7
6 S-06 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6
7 S-07 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7
8 S-08 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
9 S-09 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 6
10 S-10 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7
11 S-11 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 7
12 S-12 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
13 S-13 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 6
14 S-14 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7
15 S-15 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7
16 S-16 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7
17 S-17 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7
18 S-18 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7
19 S-19 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6
20 S-20 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7
21 S-21 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 5
22 S-22 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7
23 S-23 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7
24 S-24 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5
25 S-25 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7
26 S-26 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7
27 S-27 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7
28 S-28 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6
29 S-29 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7
30 S-30 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
JUMLAH 11 15 21 23 24 24 18 20 14 30 200
Nilai tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata
Ketuntasan
TABEL HASIL SIKLUS II
KELAS I
BUTIR SOAL
NILAI KRITERIA NOMOR KODE
1 2 3 4 5 6 7 8
50 TT 1 S-01 0 1 0 0 1 1 1 0
70 T 2 S-02 0 1 0 1 1 0 1 1
60 TT 3 S-03 0 1 0 0 1 1 1 1
70 T 4 S-04 0 1 1 1 1 0 1 0
70 T 5 S-05 1 1 1 1 0 0 1 0
80 T 6 S-06 1 0 1 0 0 1 1 1
50 TT 7 S-07 0 1 1 1 0 1 1 1
70 T 8 S-08 1 0 1 0 1 0 1 1
70 T 9 S-09 1 0 1 1 1 1 0 1
50 TT 10 S-10 1 0 1 0 1 1 1 0
70 T 11 S-11 0 1 1 0 1 1 1 1
50 TT 12 S-12 1 1 1 0 1 0 0 1
50 TT 13 S-13 0 1 0 1 1 1 1 0
70 T 14 S-14 1 0 1 1 1 1 0 1
60 TT 15 S-15 1 1 1 0 1 1 0 1
80 T 16 S-16 0 1 0 1 1 1 1 1
70 T 17 S-17 1 1 0 1 1 0 1 0
60 TT 18 S-18 1 1 0 0 1 1 0 1
70 T 19 S-19 1 1 1 1 0 1 0 0
60 TT 20 S-20 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 21 S-21 1 0 1 1 1 0 1 0
70 T 22 S-22 0 0 1 1 1 0 1 1
50 T 23 S-23 0 1 1 1 1 0 1 0
60 TT 24 S-24 1 1 1 0 1 1 0 0
70 T 25 S-25 0 0 1 1 1 1 1 0
60 TT 26 S-26 1 0 0 1 1 1 0 1
70 T 27 S-27 1 1 0 1 1 1 0 1
70 T 28 S-28 0 0 1 1 1 0 1 1
70 TT 29 S-29 0 0 1 1 1 1 1 0
70 T 30 S-30 1 0 1 1 1 1 0 1
50 T 31 S-31 1 1 0 1 1 1 1 0
60 TT 32 S-32 1 0 1 1 1 1 1 0
50 TT 33 S-33 0 0 1 1 1 1 1 0
70 T 34 S-34 1 0 1 1 1 0 1 1
70 T 35 S-35 1 1 1 1 1 1 1 0
2240 JUMLAH 21 19 24 25 31 24 25 19
70 Nilai tertinggi
50 Nilai Terendah
64 Rata-Rata
60% Ketuntasan

TABEL HASIL SIKLUS II


KELAS II
BUTIR SOAL
NILAI KRITERIA NOMOR KODE
1 2 3 4 5 6 7 8
70 T 1 S-01 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 2 S-02 0 1 1 1 1 1 1 1
80 T 3 S-03 1 0 0 1 1 1 1 1
50 TT 4 S-04 1 0 0 1 1 0 1 1
70 T 5 S-05 1 0 0 0 1 1 1 1
70 T 6 S-06 1 0 1 1 1 1 0 1
70 T 7 S-07 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 8 S-08 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 9 S-09 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 10 S-10 1 1 0 1 1 0 1 0
70 T 11 S-11 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 12 S-12 1 0 0 1 1 1 1 1
50 TT 13 S-13 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 14 S-14 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 15 S-15 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 16 S-16 1 0 1 0 1 0 0 1
70 T 17 S-17 1 1 1 0 1 1 1 1
50 TT 18 S-18 0 0 1 1 1 1 1 1
60 T 19 S-19 1 1 0 1 1 1 1 1
60 TT 20 S-20 0 1 0 1 1 1 1 1
70 T 21 S-21 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 22 S-22 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 23 S-23 0 0 1 1 1 1 0 1
70 T 24 S-24 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 25 S-25 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 26 S-26 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 27 S-27 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 28 S-28 0 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 29 S-29 1 0 0 1 1 1 1 1
80 T 30 S-30 0 1 0 1 1 1 1 1
1990 JUMLAH 24 6 6 27 30 27 27 29
80 Nilai tertinggi
50 Nilai Terendah
6.6 Rata-Rata
67% Ketuntasan
TABEL HASIL SIKLUS II
KELAS III
BUTIR SOAL
NILAI KRITERIA NOMOR KODE
1 2 3 4 5 6 7 8
70 T 1 S-01 1 1 0 1 1 1 1 0
60 TT 2 S-02 1 0 0 1 1 1 1 1
40 TT 3 S-03 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 4 S-04 1 1 0 1 1 1 1 1
70 T 5 S-05 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 6 S-06 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 7 S-07 1 0 1 0 1 0 1 1
80 T 8 S-08 1 1 1 0 1 1 1 1
60 TT 9 S-09 0 0 1 1 1 1 1 1
70 T 10 S-10 1 1 0 1 1 1 1 1
70 T 11 S-11 0 1 0 1 1 1 1 1
80 T 12 S-12 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 13 S-13 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 14 S-14 0 0 1 1 1 1 0 1
70 T 15 S-15 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 16 S-16 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 17 S-17 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 18 S-18 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 19 S-19 0 0 1 1 1 1 1 1
70 T 20 S-20 1 1 0 1 1 1 1 1
50 TT 21 S-21 0 1 0 1 1 1 1 0
70 T 22 S-22 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 23 S-23 1 0 0 1 1 1 1 1
50 TT 24 S-24 0 0 1 1 1 1 0 1
70 T 25 S-25 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 26 S-26 1 0 0 1 1 1 1 1
70 T 27 S-27 1 0 0 1 1 1 1 1
60 TT 28 S-28 1 0 0 1 1 0 1 1
70 T 29 S-29 0 0 0 1 1 1 1 1
80 T 30 S-30 1 0 0 0 1 1 1 1
2000 JUMLAH 23 7 6 27 30 28 28 28
80 Nilai tertinggi
50 Nilai Terendah
6.6 Rata-Rata
70% Ketuntasan
JUMLAH NILAI KRITERIA
9 10
1 1 6 60 TT
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
1 1 8 80 T
0 1 6 60 TT
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 6 60 TT
1 1 7 70 T
1 1 8 80 T
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 6 60 TT
1 1 7 70 T
0 1 6 60 TT
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 8 80 T
20 35 243 2430
80
50
6.942857
77%
JUMLAH NILAI KRITERIA
9 10
0 1 7 70 T
0 1 8 80 T
0 1 7 70 T
0 1 6 60 TT
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 6 60 TT
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 6 60 TT
0 0 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 8 80 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 6 60 T
0 1 7 70 T
1 1 8 80 T
4 29 209 2090
20
10
5.971429
90%

JUMLAH NILAI KRITERIA


9 10
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 8 80 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 0 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 9 90 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 8 80 T
0 1 6 60 TT
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
1 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 7 70 T
0 1 6 60 TT
1 1 7 70 T
1 1 7 70 T
6 29 212 2120
20
10
6.057143
93%

Anda mungkin juga menyukai