B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mengetahaui alat mengukur iklim kerja
2. Mahasiswa mengetahui bagai mana cara kerja dan cara pengukuran alat Heat
Stress Aparatus
3. Mahasiswa mengetahui intensitas iklim kerja di balai hipekes
4. Mahasiswa dapat menganalisa data hasil pengukuran
C. Landasan Teori
Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya
antara 36 -37°C dengan berbagai cara pertukaran panas baik melalui konduksi,
konveksi, dan radiasi. Walaupun banyak faktor yang dapat menaikan sushu tubuh,
tapi mekanisme dalam tubuh, membuat suhu tetap stabil .
38
Temperatur yang dibaca oleh sensor suhu kering dan terbuka, namun hasil
pembacaan tidak terlalu tepat karena adanya pengaruh radiasi panas, kecuali
sensornya mendapat ventilasi baik.
2. Temperatur suhu basah, T (ºC)
Temperatur yang dibaca oleh sensor yang telah dibalut dengan kain / kapas
basah untuk menghilangakan pegaruh radiasi, yang harus diperhatikan adalah
aliran udara yang mel;ewati sensor minimal 5 m/s.
3. Kelembaban relatif, Q (%)
Merupakan perbandingan antara tekanan parsial uap air yang da didalam
udara dan tekanan jenih uap air pada temperatur yang sama
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara, dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca keraja
yang tidak aman, tidak sesuai dengan yang disyaratkan dapat menurunkan
kapasitas kerja yang berakibat menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja. Suhu
udara yang dianggap nikmat bagi orang indonesia sekitar 24˚C sampai 36˚C dan
selisih didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 5˚C. Batas kecepatan angin yaitu
0,25 sampai 0,5 m/dt.
39
baik. Contoh tekanan panas yang disebabkan oleh adanya sumber panas terjadi
pada pabrik pengecoran logam, pabrik baja, pabrik gelas, pabrik panel, dan
sejenisnya. Pada pabrik-pabrik tersebut biasanya suhu udara ruang tanur
pembakaran berkisar 1.500-30.000°C, sedangkan tekanan panas yang dikarenakan
oleh ventilasi yang kurang baik biasanya terjadi pada pabrik tekstil, garmen,
pemintalan maupun sejenisnya.
1. Konveksi
Konveksi adalah mekanisme pertukaran panas antara permukaan tubuh (kulit
dan pakaian) dengan udara sekitar.
2. Radiasi
Radiasi adalah transmisi energy electromagnetic melalui ruang.
3. Evaporasi
Evaporasi adalah proses penguapan air dari kulit sebagai akibat perbedaan
tekanan uap air antara kulit dan udara sekitar.
4. Konduksi
Konduksi adalah pertukaran panas melalui kontak langsung antara kulit
dengan zat padat, tetapi biasanya jarang terjadi sehingga sering diabaikan.
(Sumber : Heru dan Haryon 2007)
40
2. Nilai Ambang Batas (NAB) : standar faktor tempat kerja yang dapat diterima
tenaga kerja tanpa menakbatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
3. Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) : parameter untuk menilai tingkat iklim kerja
yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah
alami, dan suhu bola.
4. Suhu udara kering : suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering.
5. Suhu basah alami : suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah alami.
6. Suhu bola : suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola.
Tabel Lampiran Kep-51/1999 tentang NAB iklim kerja ISSB yang diperkenankan
ISBB (oC)
Pengaturan waktu kerja
setiap jam Beban Kerja
Waktu
Waktu kerja Ringan Sedang Berat
Istirahat
Kerja terus menerus - 30.0 26.7 25.0
(8 jam sehari )
75% 25% 30.6 28.0 25.9
Tabel. Lampiran Kep-51/1999 tentang NAB iklim kerja ISSB yang diperkenankan
ISBB (oC)
Pengaturan waktu kerja
setiap jam Beban Kerja
Waktu kerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat
50 % 50 % 31,4 29,4 27,9
25 % 75 % 32,2 31,1 30
41
ISBB untuk pekerjaan diluar ruangan dengan panas radiasi
ISBB = 0,7 x suhu basah alami + 0,2 x suhu bola + 0,1 x suhu kering ..(2.1)
Catatan :
2. Pakaian kerja
Untuk penentuan WBGT pada pakain pekerja dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
42
Koreksi
Tipe Pakaian
WBGT
Summer work uniform 0
Cotton coveralls -2
Winter work uniform -4
Water barrier, permeable -6
(Sumber : ACGIH 2005)
D. Prosedur kerja
Peralatan yang digunakan dalam praktikum pengukuran iklim kerja ini disebut
dengan Heat Stres Aparatus. Kalibrasi diperlukan untuk meyakinkan bahwa alat
dalam keadaan baik dan dapat menghasilkan pengukuran yang valid.
43
Gambar. Heat Stres Aparatus
E. Hasil Praktikum
Berikut ini adalah hasil pengukuran intensitas iklim kerja di halaman balai
hiperkes palembang:
Wet : 27,3oC
Dry : 33,6oC
Bola : 33,9oC
44
Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) : parameter untuk menilai tingkat iklim kerja
yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami, dan
suhu bola. ISBB untuk pekerjaan diluar ruangan dengan panas radiasi
ISBB = 0,7 x suhu basah alami + 0,2 x suhu bola + 0,1 x suhu kering
ISBB= 0,7 x 27,3 + 0,2 x 33,9 + 0,1 x 33,6
ISBB= 19,11 + 6,78 + 3,66
ISBB= 29.25oC
45
DAFTAR PUSTAKA
Kepmenaker no 51 tahun 1999 tentang nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja
Modul Pelatihan ahli K3 umum
46