Agar tidak terjadi poli farmasi serta efek samping yang amat berbahaya
TUJUAN
bagi organ tubuh yang sudah menurun fungsinya.
UNIT TERKAIT
1. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Jalan.
Asuhan Pasien Resiko Kekerasan (Anak,Individu,Cacat,dan
Lanjut Usia)
Pengertian
Tata cara melindungi pasien terhadap kekerasan fisik terutama pada
pasien usia lanjut, penderita cacat, bayi, anak-anak,dan pasien lain
yang berisiko disakiti oleh pengunjung, pasien lain maupun staf rumah
sakit
Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
perlindungan dan keselamatan serta keamanan pasien terutama pada
pasien usia lanjut, penderita cacat, bayi, anak-anak dan pasien lain
yang berisiko disakiti
Kebijakan
Mengidentifikasi kelompok pasien yang mudah diserang dan yang
berisiko serta menetapkan proses untuk melindungi hak kelompok
pasien tersebut sesuai dengan Peraturan Direktur nomor :
445/001/BLUD RSD I/I/2016 tentang memberikan perlindungan
terhadap kelompok beresiko.
Prosedur
1. Lakukan pengkajian pasien berisiko mendapat kekerasan fisik
dalam RM terintegrasi
2. Tempatkan kamar perawatan kelompok pasien berisiko sedekat
mungkin dengan kantor perawat bila memungkinkan.
3. Pasang pengaman tempat tidur pasien dan pastikan bel pasien
mudah dijangkau dan dapat digunakan.
4. Sarankan kepada keluarga atau penanggungjawab pasien untuk
menjaga pasien selama proses perawatan di rumah sakit selama
24 jam terus menerus.
5. Perawatan di kamar bayi:
- Tata cara pengamanan di unit NI/NN/NICU :
a. Harus ada petugas di dalam ruang tersebut
b. Jika ada petugas/pengunjung akan masuk ke
NI/NN/NICU harus seijin petugas terkait
- Tata cara pengamanan di bayi sehat :
a. Bayi didalam kamar bersama ibu
b. Perawat menjelaskan bahwa bayi tidak boleh ditinggal
sendiri walau hanya ke kamar mandi
c. Apabila bayi akan diambil perawat/ bidan maka petugas
tersebut dipastikan memakai PIN yang sudah di
tentukan.
- Selalu termonitor dengan kamera CCTV
6. Laporkan kepada satuan pengaman jika mendapatkan
pengunjung yang mencurigakan, bila terjadi kekerasan fisik
maupun mental baik oleh pengunjung maupun staf rumah sakit.
7. Satuan pengaman:
a. Tanyakan kepada pengunjung yang dicurigai : tujuan
kunjungannya, ke kamar berapa, atas nama pasien siapa,
dan dimana alamatnya
b. Konfirmasikan kepada petugas rawat inap apakah ada
pasien yang dimaksud pengunjung tersebut
c. Antar pengunjung yang dicurigai sampai ketempat
tujuan
d. Pastikan pintu sebagai penghubung keluar masuk di
setiap unit sudah terkunci pada jam 21.00 WIB
8. Pemberlakuan jam kunjung sesuai dengan peraturan rumah sakit
berkoordinasi dengan bagian Security/Keamanan
Unit Terkait
1. Komite Medik
2. Unit security
3. Staf Keperawatan.
4. Pasien dan keluarga
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
BLUD 00 1/2
RSUD
DR.H.SOEMARNO
SOSROATMODJO
Jl. Cendrawasih
Tanjung Selor
Kaltara
Tanggal Terbit : 20 Januari 2017 Ditetapkan Oleh :
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. H. Surya Tan, M. Sc, Sp. S
NIP : 19660408 200012 1 007
1. Pelayanan pasien lanjut usia adalah rangkaian pelayanan pada
PENGERTIAN pasien yang berusia 60 tahun keatas dengan satu atau lebih
masalah kesehatan (multipatologi) akibat gangguan fungsi jasmani
dan rohani dan atau kondisi sosial yang bermasalah (geriatri).
2. Pasien lanjut usia dengan ketergantungan bantuan adalah pasien
yang berusia 60 tahun keatas dengan keterbatasan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari dan mengurus diri sehingga sangat
membutuhkan bantuan baik dengan alat maupun orang.
Memberikan pelayanan multidisiplin yang bermutu dengan asuhan
TUJUAN dan kondisi pasien usia lanjut untuk menuju geriatri mandiri
dan geriatri dengan minimal patologi
1. Pelayanan pada pasien lanjut usia melibatkan multidisiplin
KEBIJAKAN ilmu,dan tersedia dalam suatu tim asuhan.
2. Setiap pasien usia lanjut mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan asuhannya
1. Pasien diidentifikasi dalam hal usia dan dilakukan
PROSEDUR
penggolongan pasien usia lanjut.
2. Pasien usia lanjut yang datang ke IGD / poliklinik dilakukan
identifikasi melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang sesuai indikasi, untuk
dilakukan assessment awal.
3. Dokter merumuskan rencana asuhan pasien termasuk
kebutuhan penggunaan alat bantu sehari-hari untuk
kenyamanan dan kemandirian pasien
4. Dokter memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga
tentang pentingnya alat bantu, cara penggunaan alat bantu serta
risiko penggunaan alat bantu dalam jangka waktu lama jika
tidak disertai perawatan yang tidak benar.
5. Perawat memberi edukasi tentang asuhan pasien dengan
pengunaan alat bantu agar tidak menimbulkan risiko yang tidak
diinginkan misalnya dekubitus, atrofi otot, dll
6. Dokter melakukan konsultasi /alih rawat ke bagian disiplin
ilmu lain jika diperlukan sesuai dengan kebutuhan asuhan
pasien
UNIT TERKAIT
UNIT TERKAIT 1. Komite Medik
2. Komite Keperawatan
3. Instalasi Rawat Darurat.
4. Instalasi Rawat Inap.
5. Instalasi Rawat Jalan.
6. Yanmed.