Chapter 4 PDF
Chapter 4 PDF
4.1. Umum
Pada bab ini ditampilkan hasil desain dari seluruh bangunan,
performance point dari analisis pushover, simpangan (displacement) dan
simpangan antar tingkat (drift ratio), lokasi sendi plastis, damage index, dan
matriks kinerja. Selain itu dibahas pula mengenai efisiensi profil.
Balok Eksterior
Balok Anak
Balok Interior
Balok Eksterior
83
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Profil Balok Terpakai pada Bangunan 6-lantai Wilayah 2
84
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Profil Balok Terpakai pada Bangunan 10-lantai Wilayah 6
4.2.2. Kolom
Dalam penelitian ini perencanaan kolom dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
kolom eksterior, kolom interior, dan kolom sudut. Profil WF untuk kolom yang
terpakai dapat dilihat pada Tabel 4.5 - 4.8, sedangkan untuk konfigurasi bangunan
beserta pembagian jenis kolom dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.
Kolom
Sudut
Kolom
Eksterior
Kolom
Interior
Kolom
Eksterior
85
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5. Profil Kolom Terpakai pada Bangunan 6-lantai Wilayah 2
86
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8. Profil Kolom Terpakai pada Bangunan 10-lantai Wilayah 6
87
Universitas Kristen Petra
4.3. Performance Point dari Analisis Pushover
Performance point adalah titik perpotongan antara capacity spectrum
struktur dengan demand spectrum yang telah direduksi untuk suatu periode ulang
gempa tertentu. Berdasarkan data-data dari performance point, respon-respon
struktur lainnya seperti displacement, drift ratio, lokasi sendi plastis dan tingkat
kinerja struktur untuk suatu periode ulang gempa dapat diketahui. Pada Gambar
4.3 s.d. 4.14 ditampilkan pushover curve dan penggambaran performance point
untuk bangunan 6- dan 10-lantai untuk wilayah 2 dan 6.
88
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5. Performance Point Bangunan 6-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 2
89
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8. Performance Point Bangunan 10-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 2
90
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11. Performance Point Bangunan 6-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 6
91
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.14. Performance Point Bangunan 10-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 6
92
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.15. Perbandingan Displacement dan Drift Ratio
Bangunan 6-lantai untuk Wilayah 2
93
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.17. Perbandingan Displacement dan Drift Ratio
Bangunan 6-lantai untuk Wilayah 6
Pada metode time history, untuk bangunan 6- dan 10- lantai wilayah 2
displacement maksimum bangunan terjadi pada saat t (waktu pembebanan gempa)
berkisar antara 4 s.d. 4,5 detik dan 3,5 s.d. 4 detik. Sedangkan untuk bangunan 6-
dan 10- lantai wilayah 6 terjadi pada saat t berkisar antara 3 s.d. 3,5 detik.
Displacement maksimum inilah yang dicatat dan ditampilkan pada grafik-grafik
yang ada.
94
Universitas Kristen Petra
4.5. Lokasi Sendi Plastis dan Damage Index
Pada bagian ini, akan ditampilkan lokasi terjadinya sendi-sendi plastis
yang terjadi pada analisis pushover dan time history untuk bangunan 6- dan 10-
lantai. Pada saat performance point, analisis pushover tidak dapat memberikan
angka damage index yang terjadi secara eksak, namun hanya memberikan kisaran
nilai damage index berdasarkan batas yang telah ditentukan (pada penelitian ini
digunakan batasan damage index sesuai FEMA 350). Lokasi terjadinya sendi-
sendi plastis pada portal eksterior dan interior bangunan 6- dan 10-lantai akibat
gempa wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia dengan periode ulang 100, 500, dan
1000 tahun dapat dilihat pada Gambar 4.19 s.d. 4.66. Hasil damage index yang
ditinjau hanya pada portal arah-x, hal ini dikarenakan beban pushover dan time
history yang diberikan hanya 1 arah yaitu arah-x saja.
Berikut akan ditampilkan hasil analisis pushover dengan keterangan
sebagai berikut :
B = titik dimana terjadi first yield, di sini nilai damage index yang terjadi
adalah < 0,1
IO = titik yang berada pada serviceability limit state, di sini nilai damage
index yang terjadi berkisar antara 0,1-0,33
LS = titik yang berada pada damage control limit state, di sini nilai damage
index yang terjadi berkisar antara 0,33-0,5
CP = titik yang berada pada safety limit state, Disini nilai damage index yang
terjadi berkisar antara 0,5-1
95
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.19. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 2.
96
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.20. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 2.
97
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.21. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 2.
98
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.22. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 2.
99
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.23. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 2.
100
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.24. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 2.
101
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.25. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 6.
102
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.26. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 6
103
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.27. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 6
104
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.28. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 6
105
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.29. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 6.
106
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior
Gambar 4.30. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 6.
107
Universitas Kristen Petra
Dari hasil analisis pushover dan time history untuk bangunan 6- dan 10-
lantai pada Wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia, terlihat bahwa persyaratan
strong column weak beam telah dipenuhi. Hal ini terlihat pada analisis pushover
dan time history tidak terjadi sendi plastis pada kolom, serta sendi plastis terjadi
pada RBS balok.
Damage index balok yang dihasilkan time history lebih besar daripada
yang dihasilkan pushover. Namun pola kerusakan (sendi plastis) yang dihasilkan
pushover dan time history menunjukkan pola yang mirip.
108
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10. Matriks Performance Bangunan 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 2
Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Damage Index pada Balok.
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH
6-lantai O O
100 tahun
10-lantai O O
6-lantai O O
500 tahun
10-lantai O O
1000 6-lantai O O
tahun 8-lantai O O
Damage Index maximum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0
500 6-lantai O
tahun 10-lantai
1000 6-lantai O
tahun 8-lantai
Damage Index Maimum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0
109
Universitas Kristen Petra
lebih kecil daripada damage index yang disyaratkan FEMA 350. Sementara itu
damage index kolom hanya terjadi pada dasar bagunan 6-lantai yang dibebani
beban gempa 500 tahun dan 1000 tahun. Hasil damage index kolom bagunan 6-
lantai yang dibebani beban gempa 500 tahun dan 1000 tahun lebih kecil dari yang
disyaratkan oleh FEMA 350.
500 6-lantai O O
tahun 10-lantai O O
1000 6-lantai O O
tahun 8-lantai O O
Damage Index Maximum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0
110
Universitas Kristen Petra
Tabel 5.4. Matriks Performance 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 6
Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Damage Index pada Kolom
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH
100 6-lantai
tahun 10-lantai
500 6-lantai O
tahun 10-lantai O
1000 6-lantai O
tahun 10-lantai O
111
Universitas Kristen Petra
4.7. Analisis Berat Profil Baja
Berikut ini adalah tabel perbandingan berat profil yang digunakan pada
penelitian mengenai SRPMK baja tanpa RBS (Budiharjo, Santoso, Wiyono dan
Yuwono, 2008), SRPMK baja dengan RBS pada salah satu arah (Hadinyoto, Luis,
Limongan, dan Leonata, 2010) dan SRPMK baja dengan RBS pada kedua arah
baik untuk wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia.
Dari tabel perbandingan berat profil baja pada wilayah 2 dan 6 dapat
dilihat bahwa bangunan SRPMK baja dengan RBS pada 2 arah memiliki berat
profil per m2 luas lantai yang lebih besar. Hal ini dikarenakan penggunaan kolom
king cross pada SRPMK baja dengan RBS pada 2 arah.
Tetapi perlu diperhatikan jika pada penelitian SRPMK baja tanpa
menggunakan RBS, jenis kolom yang digunakan adalah I-WF. Orientasi section
kolom diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan kekakuan struktur yang relatif
sama pada kedua arahnya. Dalam proses desain sangat sulit untuk menemukan
112
Universitas Kristen Petra
profil-profil yang kompak sehingga pilihan profil yang terbatas ini mengakibatkan
profil terpakai tidak bisa efisien.
Sedangkan pada penelitian SRPMK baja dengan RBS pada salah satu
arah, jenis kolom yang digunakan juga I-WF. Kinerja bangunan hanya ditinjau
pada satu arah saja, sedangkan pada arah lainnya tidak diperikasa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa drift ratio pada struktur tersebut melebihi batas yang
disyaratkan (Vision 2000).
113
Universitas Kristen Petra