Anda di halaman 1dari 31

4.

HASIL DESAIN DAN ANALISIS

4.1. Umum
Pada bab ini ditampilkan hasil desain dari seluruh bangunan,
performance point dari analisis pushover, simpangan (displacement) dan
simpangan antar tingkat (drift ratio), lokasi sendi plastis, damage index, dan
matriks kinerja. Selain itu dibahas pula mengenai efisiensi profil.

4.2. Hasil Desain Bangunan 6- dan 10-lantai


4.2.1. Balok
Dalam penelitian ini perencanaan balok dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
balok eksterior, balok interior, dan balok anak. Balok anak bukan merupakan
komponen pemikul gempa yang utama, sehingga hanya diperhitungkan untuk
memikul beban gravitasi saja. Profil WF untuk balok yang terpakai dapat dilihat
pada Tabel 4.l s.d. 4.4. Konfigurasi bangunan beserta pembagian jenis balok dapat
dilihat pada Gambar 4.1 berikut:
Balok Interior

Balok Eksterior

Balok Anak

Balok Interior

Balok Eksterior

Gambar 4.1. Jenis-jenis Balok yang Didesain

83
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.1. Profil Balok Terpakai pada Bangunan 6-lantai Wilayah 2

Tabel 4.2. Profil Balok Terpakai pada Bangunan 10-lantai Wilayah 2

Tabel 4.3. Profil Balok Terpakai pada Bangunan 6-lantai Wilayah 6

84
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4. Profil Balok Terpakai pada Bangunan 10-lantai Wilayah 6

4.2.2. Kolom
Dalam penelitian ini perencanaan kolom dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
kolom eksterior, kolom interior, dan kolom sudut. Profil WF untuk kolom yang
terpakai dapat dilihat pada Tabel 4.5 - 4.8, sedangkan untuk konfigurasi bangunan
beserta pembagian jenis kolom dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.

Kolom
Sudut

Kolom
Eksterior

Kolom
Interior

Kolom
Eksterior

Gambar 4.2. Jenis-Jenis Kolom yang Didesain

85
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.5. Profil Kolom Terpakai pada Bangunan 6-lantai Wilayah 2

Tabel 4.6. Profil Kolom Terpakai pada Bangunan 10-lantai Wilayah 2

Tabel 4.7. Profil Kolom Terpakai pada Bangunan 6-lantai Wilayah 6

86
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.8. Profil Kolom Terpakai pada Bangunan 10-lantai Wilayah 6

Syarat-syarat yang mempengaruhi pemilihan ukuran profil adalah syarat


kekompakan, kapasitas, kinerja batas layan, kinerja batas ultimit, dan strong
column weak beam. Syarat yang lebih dominan dalam penentuan profil untuk
bangunan 6- dan 10-lantai adalah syarat kinerja batas layan dan kinerja batas
ultimit.

87
Universitas Kristen Petra
4.3. Performance Point dari Analisis Pushover
Performance point adalah titik perpotongan antara capacity spectrum
struktur dengan demand spectrum yang telah direduksi untuk suatu periode ulang
gempa tertentu. Berdasarkan data-data dari performance point, respon-respon
struktur lainnya seperti displacement, drift ratio, lokasi sendi plastis dan tingkat
kinerja struktur untuk suatu periode ulang gempa dapat diketahui. Pada Gambar
4.3 s.d. 4.14 ditampilkan pushover curve dan penggambaran performance point
untuk bangunan 6- dan 10-lantai untuk wilayah 2 dan 6.

Gambar 4.3. Performance Point Bangunan 6-lantai pada


Gempa 100 Tahun untuk Wilayah 2

Gambar 4.4. Performance Point Bangunan 6-lantai pada


Gempa 500 Tahun untuk Wilayah 2

88
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5. Performance Point Bangunan 6-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 2

Gambar 4.6. Performance Point Bangunan 10-lantai pada


Gempa 100 Tahun untuk Wilayah 2

Gambar 4.7. Performance Point Bangunan 10-lantai pada


Gempa 500 Tahun untuk Wilayah 2

89
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8. Performance Point Bangunan 10-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 2

Gambar 4.9 Performance Point Bangunan 6-lantai pada


Gempa 100 Tahun untuk Wilayah 6

Gambar 4.10. Performance Point Bangunan 6-lantai pada


Gempa 500 Tahun untuk Wilayah 6

90
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.11. Performance Point Bangunan 6-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 6

Gambar 4.12. Performance Point Bangunan 10-lantai pada


Gempa 100 Tahun untuk Wilayah 6

Gambar 4.13. Performance Point Bangunan 10-lantai pada


Gempa 500 Tahun untuk Wilayah 6

91
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.14. Performance Point Bangunan 10-lantai pada
Gempa 1000 Tahun untuk Wilayah 6

4.4. Simpangan (Displacement) dan Simpangan Antar Tingkat (Drift


Ratio)
Displacement dan drift ratio maksimum, baik dari hasil analisis pushover
maupun analisis time history dengan periode ulang gempa 100, 500, dan 1000
tahun untuk bangunan 6- dan 10-lantai dapat dilihat pada dalam bentuk grafik
pada Gambar 4.15-4.18. Keterangan-keterangan yang digunakan dalam grafik
akan dijelaskan sebagai berikut :
PO100 = analisis pushover dengan gempa 100 tahun
TH100 = analisis time history dengan gempa 100 tahun
PO500 = analisis pushover dengan gempa 500 tahun
TH500 = analisis time history dengan gempa 500 tahun
PO1000 = analisis pushover dengan gempa 1000 tahun
TH 1000 = analisis time history dengan gempa 1000 tahun

92
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.15. Perbandingan Displacement dan Drift Ratio
Bangunan 6-lantai untuk Wilayah 2

Gambar 4.16. Perbandingan Displacement dan Drift Ratio


Bangunan 10-lantai untuk Wilayah 2

93
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.17. Perbandingan Displacement dan Drift Ratio
Bangunan 6-lantai untuk Wilayah 6

Gambar 4.18. Perbandingan Displacement dan Drift Ratio


Bangunan 10-lantai untuk Wilayah 6

Pada metode time history, untuk bangunan 6- dan 10- lantai wilayah 2
displacement maksimum bangunan terjadi pada saat t (waktu pembebanan gempa)
berkisar antara 4 s.d. 4,5 detik dan 3,5 s.d. 4 detik. Sedangkan untuk bangunan 6-
dan 10- lantai wilayah 6 terjadi pada saat t berkisar antara 3 s.d. 3,5 detik.
Displacement maksimum inilah yang dicatat dan ditampilkan pada grafik-grafik
yang ada.

94
Universitas Kristen Petra
4.5. Lokasi Sendi Plastis dan Damage Index
Pada bagian ini, akan ditampilkan lokasi terjadinya sendi-sendi plastis
yang terjadi pada analisis pushover dan time history untuk bangunan 6- dan 10-
lantai. Pada saat performance point, analisis pushover tidak dapat memberikan
angka damage index yang terjadi secara eksak, namun hanya memberikan kisaran
nilai damage index berdasarkan batas yang telah ditentukan (pada penelitian ini
digunakan batasan damage index sesuai FEMA 350). Lokasi terjadinya sendi-
sendi plastis pada portal eksterior dan interior bangunan 6- dan 10-lantai akibat
gempa wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia dengan periode ulang 100, 500, dan
1000 tahun dapat dilihat pada Gambar 4.19 s.d. 4.66. Hasil damage index yang
ditinjau hanya pada portal arah-x, hal ini dikarenakan beban pushover dan time
history yang diberikan hanya 1 arah yaitu arah-x saja.
Berikut akan ditampilkan hasil analisis pushover dengan keterangan
sebagai berikut :
B = titik dimana terjadi first yield, di sini nilai damage index yang terjadi
adalah < 0,1
IO = titik yang berada pada serviceability limit state, di sini nilai damage
index yang terjadi berkisar antara 0,1-0,33
LS = titik yang berada pada damage control limit state, di sini nilai damage
index yang terjadi berkisar antara 0,33-0,5
CP = titik yang berada pada safety limit state, Disini nilai damage index yang
terjadi berkisar antara 0,5-1

95
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 6 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.19. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 2.

96
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 6 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.20. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 2.

97
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 6 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.21. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 2.

98
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.22. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 2.

99
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.23. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 2.

100
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.24. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 2.

101
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 6 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.25. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 6.

102
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 6 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.26. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 6

103
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.27. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 6-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 6

104
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.28. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
100 Tahun Wilayah 6

105
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.29. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
500 Tahun Wilayah 6.

106
Universitas Kristen Petra
Pushover
Portal Eksterior Portal Interior

Time History (Time : 5 sec of 20 sec)


Portal Eksterior Portal Interior

Gambar 4.30. Lokasi Terjadinya Sendi Plastis dari Hasil Analisis Pushover dan
Time History untuk Bangunan 10-lantai pada Beban Gempa
1000 Tahun Wilayah 6.

107
Universitas Kristen Petra
Dari hasil analisis pushover dan time history untuk bangunan 6- dan 10-
lantai pada Wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia, terlihat bahwa persyaratan
strong column weak beam telah dipenuhi. Hal ini terlihat pada analisis pushover
dan time history tidak terjadi sendi plastis pada kolom, serta sendi plastis terjadi
pada RBS balok.
Damage index balok yang dihasilkan time history lebih besar daripada
yang dihasilkan pushover. Namun pola kerusakan (sendi plastis) yang dihasilkan
pushover dan time history menunjukkan pola yang mirip.

4.6. Evaluasi Tingkat Kinerja


Matriks Performance Based Design (PBD) memperlihatkan tingkat
kinerja struktur secara eksplisit saat terjadi pembebanan gempa dengan berbagai
macam periode ulang. Pada Tabel 4.9 s.d. 4.14 ditampilkan matriks PBD dari
hasil analisis pushover dan time history meliputi drift ratio dan damage index.

Tabel 4.9. Matriks Performance Bangunan 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 2


Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Drift ratio
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH

100 6-lantai 0,0083 0,0084


tahun 10-lantai 0,0095 0,0088

500 6-lantai 0,0169 0,0139


tahun 10-lantai 0,0164 0,0176

1000 6-lantai 0,0168 0,0224


tahun 10-lantai 0,0234 0,0202
Drift Ratio
<0,5 0,5-1,5 1,5-2,5 > 2,5
maximum (%)
: standar Vision 2000

108
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10. Matriks Performance Bangunan 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 2
Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Damage Index pada Balok.
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH
6-lantai O O
100 tahun
10-lantai O O
6-lantai O O
500 tahun
10-lantai O O

1000 6-lantai O O
tahun 8-lantai O O

Damage Index maximum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0

O : berada pada kisaran nilai tersebut


: standar FEMA 350

Tabel 4.11. Matriks Performance 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 2


Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Damage Index pada Kolom
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH
100 6-lantai
tahun 10-lantai

500 6-lantai O
tahun 10-lantai

1000 6-lantai O
tahun 8-lantai

Damage Index Maimum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0

O : berada pada kisaran nilai tersebut


: standar FEMA 350

Dalam matrix performance bangunan berdasarkan drift ratio, terlihat


bahwa drift ratio yang terjadi pada bagunan 6- dan 10- lantai yang diberi beban
gempa 100 tahun memiliki drift ratio yang sesuai dengan persyaratan Vision
2000, sedangkan bagunan 6- dan 10- lantai yang diberi beban gempa 500 tahun
dan 1000 tahun memiliki drift ratio cenderung lebih kecil dari persyaratan Vision
2000. Berdasarkan damage index, terlihat bahwa damage index balok hasil
analisis pushover dan time history cenderung sama dan hasil damage index-nya

109
Universitas Kristen Petra
lebih kecil daripada damage index yang disyaratkan FEMA 350. Sementara itu
damage index kolom hanya terjadi pada dasar bagunan 6-lantai yang dibebani
beban gempa 500 tahun dan 1000 tahun. Hasil damage index kolom bagunan 6-
lantai yang dibebani beban gempa 500 tahun dan 1000 tahun lebih kecil dari yang
disyaratkan oleh FEMA 350.

Tabel 4.12. Matriks Performance Bangunan 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 6


Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Drift ratio
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH

100 6-lantai 0,0085 0,0113


tahun 10-lantai 0,0064 0,0080
6-lantai 0,0178 0,0236
500
tahun 10-lantai 0,0114 0,0155

1000 6-lantai 0,0243 0,0310


tahun 10-lantai 0,0156 0,0192

Drift Ratio Maximum


<0,2 0,2-0,5 0,5-1,5 1,5-2,5 > 2,5
(%)

: standar Vision 2000

Tabel 4.13. Matriks Performance Bangunan 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 6


Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Damage Index pada Balok.
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH
100 6-lantai O O
tahun 10-lantai O O

500 6-lantai O O
tahun 10-lantai O O

1000 6-lantai O O
tahun 8-lantai O O

Damage Index Maximum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0

O : berada pada kisaran nilai tersebut


: standar FEMA 350

110
Universitas Kristen Petra
Tabel 5.4. Matriks Performance 6- dan 10-lantai untuk Wilayah 6
Peta Gempa Indonesia Berdasarkan Damage Index pada Kolom
Performance Level
Periode
Immediate Structural
Ulang Bangunan First Yield Life Safety Unacceptable
Occupancy Stability
Gempa
PO TH PO TH PO TH PO TH PO TH
100 6-lantai
tahun 10-lantai

500 6-lantai O
tahun 10-lantai O

1000 6-lantai O
tahun 10-lantai O

Damage IndexMaximum < 0,1 0,1-0,333 0,333-0,5 0,5-1,0 > 1,0

O : berada pada kisaran nilai tersebut


: standar FEMA 350

Dalam matrix performance bangunan berdasarkan drift ratio, terlihat


bahwa drift ratio yang terjadi pada bangunan 6- dan 10- lantai yang diberi beban
gempa 100 tahun memiliki drift ratio yang sesuai dengan persyaratan Vision
2000, sedangkan bangunan 6- dan 10- lantai yang diberi beban gempa 500 tahun
dan 1000 tahun memiliki drift ratio cenderung lebih kecil dari persyaratan Vision
2000, hanya untuk bangunan 6-lantai dengan beban gempa 500 tahun dan 1000
tahun yang drift ratio-nya sesuai dengan Vision 2000. Sedangkan berdasarkan
damage index, terlihat bahwa damage index balok berdasarkan analisis pushover
dan time history cenderung sama dan hasil damage index-nya lebih kecil daripada
damage index yang disyaratkan FEMA 350. Sementara itu damage index kolom
hanya terjadi pada dasar bangunan 6-lantai dan 10-lantai yang dibebani beban
gempa 500 tahun dan 1000 tahun dengan analisa pushover. Damage index kolom
struktur 6-lantai yang dibebani beban gempa 500 tahun dan 1000 tahun lebih kecil
dari yang disyaratkan oleh FEMA 350.

111
Universitas Kristen Petra
4.7. Analisis Berat Profil Baja
Berikut ini adalah tabel perbandingan berat profil yang digunakan pada
penelitian mengenai SRPMK baja tanpa RBS (Budiharjo, Santoso, Wiyono dan
Yuwono, 2008), SRPMK baja dengan RBS pada salah satu arah (Hadinyoto, Luis,
Limongan, dan Leonata, 2010) dan SRPMK baja dengan RBS pada kedua arah
baik untuk wilayah 2 dan 6 peta gempa Indonesia.

Tabel 4.15. Perbandingan Berat Profil Bangunan


SRPMK Baja pada Wilayah 2
Jumlah Tanpa RBS Dengan RBS Dengan RBS
Tingkat (kg/m2) 1arah (kg/m2) 2 arah (kg/m2)
4 46,837 44,090
6 49,978
8 49,782 46,483
10 53,446
12 54,049 43,696

Tabel 4.16. Perbandingan Berat Profil Bangunan


SRPMK Baja pada Wilayah 6.
Jumlah Tanpa RBS Dengan RBS Dengan RBS
Tingkat (kg/m2) 1 arah(kg/m2) 2 arah(kg/m2)
4 62,524 50,971
6 79,062
8 71,459 63,296
10 108,877
12 74,130 67,340

Dari tabel perbandingan berat profil baja pada wilayah 2 dan 6 dapat
dilihat bahwa bangunan SRPMK baja dengan RBS pada 2 arah memiliki berat
profil per m2 luas lantai yang lebih besar. Hal ini dikarenakan penggunaan kolom
king cross pada SRPMK baja dengan RBS pada 2 arah.
Tetapi perlu diperhatikan jika pada penelitian SRPMK baja tanpa
menggunakan RBS, jenis kolom yang digunakan adalah I-WF. Orientasi section
kolom diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan kekakuan struktur yang relatif
sama pada kedua arahnya. Dalam proses desain sangat sulit untuk menemukan

112
Universitas Kristen Petra
profil-profil yang kompak sehingga pilihan profil yang terbatas ini mengakibatkan
profil terpakai tidak bisa efisien.
Sedangkan pada penelitian SRPMK baja dengan RBS pada salah satu
arah, jenis kolom yang digunakan juga I-WF. Kinerja bangunan hanya ditinjau
pada satu arah saja, sedangkan pada arah lainnya tidak diperikasa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa drift ratio pada struktur tersebut melebihi batas yang
disyaratkan (Vision 2000).

113
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai