Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan listrik pada saat sekarang ini sudah sangat tinggi. Hal ini

didorong oleh banyak hal. Baik itu karena perkembangan teknologi yang semakin

pesat, pertumbuhan penduduk, maupun karena kebutuhan untuk pekerjaan

ataupun lain-lain. Jadi jika dilihat dari dengan kebutuhan yang semakin

meningkat, secara bersamaan kebutuhan akan bahan bakar yang digunakan pada

pembangkit listrik juga akan semakin banyak dibutuhkan, dimana bahan utama

yang digunakan sebagian besar adalah dari bahan fosil.

Sebagai mana yang kita ketahui, cadangan bahan fosil di bumi sekarang

sudah sangat tipis. Oleh karena itu perlu sebuah langkah yaitu konservasi energi.

Selain untuk mendukung program pemerintah, kita dapat menjaga persediaan

bahan fosil bumi, mengurangi dampak pemanasan global, dan hal positif lainnya.

Walaupun manfaat ini tidak secara signifikan memberikan dampak pada dunia,

tetapi jika langkah ini dilakukan oleh banyak pihak, maka kita dapat membantu

dalam program konservasi energi yang bermanfaat bagi penulis khususnya, dan

juga untuk masarakat luas pada umumnya.

Oleh karena itu, untuk mengaplikaskan program konservasi energi ini, kami

membuat sebuah pembangkit untuk skala kecil yang dapat menghidupkan sebuah

lampu, ataupun daya yang dibangkitkan dapat disimpan pada sebuah baterai,

sehingga dapat digunakan untuk sebuah peralatan listrik dengan daya yang kecil.

Yang kemudian pembangkit ini akan dikembangkan untuk dapat digunakan pada

peralatan elektronik dengan daya yang lebih besar.


Prinsip kerja dari PLTPH ini adalah dengan menggunakan dua buah bejana

sebagai tampat penampungan air, yang manna bejana pertama letakkan lebih

tinggi dari bejana lainnya sekitar satu meter. Bejana pertama kemudian akan

diberikan lubang pada bagian tepi bawah, yang mana pada bagian ini akan

berfungsi sebagai tempat keluarnya air, yang mana air yang keluar ini akan

digunakan sebagai pemutar turbin yang kemudian akan memutar generator.

Kemudian air pemutar turbin yang terbuang akan ditampung dalam bejana kedua,

yang kemudian dari bejana ini, kita akan menghisap air dengan menggunakan

pipa. Jadi pipa ini akan mengalirkan air dari pipa kedua ke pipa pertama secara

terus menerus. Pipa yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Disesuaikan

dengan volume air yang keluar dari bejana pertama. Jadi konsep pada pembangkit

ini yaitu dengan mengbunakan dua bejana, dan dengan volume air yang tetap,

dapat membangkitkan daya listrik secara terus menerus. Desain turbin yang

digunakan juga akan dimaksimalkan supaya dapat mengkonversi energi potensial

air sehingga dapat berputar lebih cepat dan menghasilkan torque semaksimal

mungkin.

Jadi dengan menggunakan pembangkit ini, dengan bantuan pembimbing

kami, diharapkan kami dapat membuat sebuah pembangkit listrik tenaga pico

hydro (PLTPH) ini. Selain itu juga diharapkan dapat membantu supaya dapat

menghemat penggunaan listrik yang bersumber dari PLN, sehingga dapat

menghemat pengeluaran. Kemudian juga dapat membantu program konservasi

energi yang akhir-akhir ini giat dilakukan oleh pemerintah.


1.2 PERMASALAHAN

Pada penelitian ini dilakukan penelitian yaitu pembangkit listrik dengan


menggunakan sistem dua buah bejana yang salin berhubunngan dengan
menggunakan energi potensial air sebagai penggerak utama turbin. Dimana pada
penelitian ini dilakukan proses pembuatan rancangan pembangkit listrik tenaga
pico hydro dan analisa pengujian yang meliputi ketinggian antar dua bejana,
besarnya lubang keluaran bejana sehingga menghasilkan torque dan kecepatan
yang optimal, serta perhitungan besarnya daya listrik yang dihasilkan pembangkit.
Sehinnga penelitian ini mendapatkan hasil yang baik supaya dapat
diimplementasikan.

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari penelitian ini adalah rancangan pembangkit listrik
tenaga pico hydro dengan menggunakan dua buah bejana yang memanfaatkan
energi potensial air.

1.4 TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui potensial air yang digunakan untuk memutar turbin.


2. Mengetahui kelayakan pembangkit ini agar dapat di implementasikan
oleh masyarakat.
3. Membuat sebuah pembangkit yang ramah lingkungan.
4. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan untuk mendapatkan
PLTPH dengan sistem yang sama supaya dapat dikembangkan
menjadi lebih baik.
5. Pembangkit dapat menjadi sumber daya listrik untuk beberapa
peralatan listrik ketika suplai dari PLN terputus.
1.5 MANFAAT

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Membantu perwujudan program pemerintah dalam bidang konservasi


energi.
2.
3. Membuat sebuah pembangkit kecil yang harganya terjangkau.
4. Membantu penulis dalam mengaplikasikan mata kuliah tentang energi
terbarukan.
5. Dengan adanya pembangkit ini dalam satu rumah, maka akan
menghemat pengeluaran untuk pembayaran listrik yang disuplai oleh
PLN.
BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. TEORI

2.1 Pengertian Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda yang diam,
sehingga ketika bergerak akan berubah dari diam menjadi energy gerak. Energi
potensial memiliki beberapa jenis, diantaranya:
1. Energi potensial gravitasi, yaitu energy yang dimiliki suatu benda yang
dipengaruhi oleh massa, tinggi, dan konstanta grafitasi, yaitu berupa
percepatan. Dimana semakin tinggi nilai-nilai tersebut, maka semakin tinggi
pula kecepatan jatuhnya ke pusat grafitasi.

2. Energi potensial listrik, yaitu energi listrik disimpan dalam baterai dalam
unsur kimia baterai mengandung. Satu terminal baterai memiliki sebuah
elemen yang memungkinkan elektron mengalir dari itu, sementara terminal
lain memiliki unsur yang siap menerima elektron. Sebuah baterai akhirnya
berhenti bekerja karena bahan kimia bisa digunakan.

3. Energi potensial kimia, yaitu energi kimia yang terperangkap dalam ikatan
kimia. Ini adalah komponen dari energi yang dapat dilepaskan ketika molekul
berinteraksi selama reaksi kimia. Ini termasuk bahan bakar fosil seperti batu
bara, minyak, gas alam dan kayu. Bahan kimia yang terdiri dari molekul, yang
terdiri dari atom, yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron untuk tujuan
praktis. Elektron berada dalam gerakan konstan mengelilingi proton dan
neutron dalam inti. Gerak elektron yang terlibat dengan menciptakan ikatan
kimia molekul.

4. Energi potensial panas, thermal atau energi panas dalam segala hal.
Bahkan sesuatu yang terasa dingin seperti es batu masih memiliki panas.
Molekul-molekul dari semua materi bergerak bahkan sebagai bagian dari
solid. Selama suhu material di atas nol mutlak, yaitu -459 derajat Fahrenheit,
memiliki panas. Jenis ini panas masih dianggap disimpan karena tidak
melibatkan gerakan yang dapat kita lihat.

5. Energi potensial magnetik - energi Magnetic juga terkait dengan atom


dalam suatu objek. Sebuah magnet telah sangat kelompok besar atom berbaris,
di mana satu sisi kelompok menjadi kutub utara magnet dan sisi lain menjadi
kutub selatan. Medan magnet, atau ruang di sekitar magnet dimana gaya
magnet yang diberikan, diciptakan oleh berputar dan mengorbit elektron.
Kebanyakan bahan yang tidak magnetik karena medan magnet atom 'tidak
berbaris. Atom besi menghasilkan medan magnet terkuat karena itu banyak
mengandung zat besi magnet. Magnet dalam motor listrik dan mengerahkan
kekuatan yang mempengaruhi arus listrik di kabel. Hal ini menyebabkan
perkembangan listrik, radio, dan televisi.

6. Jenis Energi potensial Elastis - energi elastis adalah energi internal cairan
atau padat yang dapat dikonversi menjadi energi mekanik untuk melakukan
pekerjaan. Sebuah bola memantul, mata air, anyaman trampolin, dan piston
hidrolik semua memiliki energi elastis. Bola, musim semi, dan trampolin
semua padatan yang dapat menyimpan energi. Piston berisi udara baik
dikompresi atau cairan lain seperti minyak rem di rem mobil yang menyimpan
energi

B. SISTEM MEKANIK PADA PLTPH SISTEM DUA BEJANA

1. MEKANIKA FLUIDA

a. Fluida Dinamis
Fluida adalah segala zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Fluida
dinamis adalah ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan bergerak.
Fluida terdiri atas fluida ideal dan fluida sejati:
1. Sifat-sifat fluida ideal:
 Tidak kompresibel (tak termampatkan)
Artinya tidak mengalami perubahan volume atau massa jenis ketika ditekan saat
mengalir.
 Tunak (steady)
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu titik mempunyai kelajuan konstan.
 Tidak kental (non-viscous)
Artinya tidak mengalami gaya gesekan ketika mengalir.
 Aliran garis arus (streamline)
Artinya fluida mengalir dalam garis lurus lengkung yang jelas ujung dan
pangkalnya.

2. Sifat-sifat fluida sejati:


 Kompresibel (dapat termampatkan)
Artinya mengalami perubahan volume atau massa jenis ketika ditekan saat
mengalir.
 Tak tunak (non-steady)
Artinya kecepatan aliran fluida pada suatu titik mempunyai kelajuan berubah-
ubah.
 Kental (viscous)
Artinya mengalami gaya gesekan ketika mengalir.
 Aliran turbulen (laminar flow)
Artinya fluida dapat mengalir secara berputar dengan arah gerak yang berbeda-
beda.

2. PERSAMAAN KONTINUITAS
Debit aliran adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir
melalui suatu penampang dalam waktu tertentu.

Q=V/t
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume fluida (m3)
t = waktu (s)
Persamaan kontinuitas menjelaskan bahwa massa fluida yang masuk ke
dalam suatu penampang akan keluar di ujung penampang lain dengan massa yang
sama. Oleh karena itu, debit fluida di seluruh titik penampang adalah sama.

Q1 = Q2 = … A1v1 = A2v2 = …

Perbandingan kecepatan aliran fluida dengan penampangnya memenuhi


persamaan berikut:

Debit aliran dapat membangkitkan suatu daya oleh energi potensial fluida
dari suatu ketinggian.

P = ρQgh

P = daya (W)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Q = debit aliran fluida (m3/s)
h = ketinggian aliran fluida (m)

3. HUKUM BERNOULLI
Tekanan fluida dan kelajuan fluida pada pipa mendatar dijelaskan oleh
Azas Bernoulli.
Pada pipa mendatar, tekanan fluida terbesar ada pada bagian yang kelajuan
airnya paling kecil (diameter melebar). Dan pada pipa mendatar, tekanan fluida
terkecil ada pada bagian yang kelajuan airnya paling besar (diameter menyempit).
Hukum/persamaan Bernoulli menyatakan: Jumlah dari tekanan, energi
kinetik per volume, dan energi potensial per volume memiliki nilai yang sama
pada tiap titik di sepanjang suatu garis arus.

4. PENERAPAN HUKUM BERNOULLI


Teorema Torricelli menjelaskan bahwa: Jika suatu wadah yang
berhubungan dengan atmosfer bagian atasnya, kemudian memiliki lubang yang
jauh lebih kecil dari luas penampang wadah di bawah permukaan fluida, maka
kelajuan semburan fluida sama dengan kelajuan gerak jatuh bebas benda.
Persamaan yang berlaku dari teorema Torricelli:
v2 = √𝟐𝒈𝐡𝟏

Penurunan persamaan teorema Toricelli:


Q = A2√𝟐𝒈𝐡𝟏

2. GENERATOR

Generator merupakan salah satu mesin listrik yang mengubah energi gerak
atau mekanik menjadi energi listrik. generator terdiri dari generator sinkron dan
generator asinkron. Generator yang menghasilkan listrik bolak – balik (AC)
disebut juga dengan generator sinkron. Generator yang menghasilkan listrik
searah (DC) disebut juga dengan generator asinkron. Secara umum generator yang
digunakan untuk menghasilkan listrik berjenis generator sinkron. (Zuhal, 1993)

Berdasarkan fluks magnet yang dihasilkan, generator sinkron magnet permanen


terbagi menjadi dua, yaitu :
- Generator magnet permanen dengan fluks radial / Generator MPFR
(Radial Flux Permanent Magnet Generator)
- Generator magnet permanen dengan fluks aksial / Generator MPFA (Axial
Flux Permanent Magnet Generator)
(Farhan, 2013)

Untuk pembangkitan energi listrik skala kecil, generator magnet permanen


fluks aksial merupakan salah satu pilihan terbaik. Generator fluks aksial adalah
salah satu jenis mesin listrik yang dapat membangkitkan energy listrik dengan
arah aliran fluks secara aksial. Generator ini biasa disebut dengan AFPM (Axial
Flux Permanent Magnet) generator, karena generator ini membangkitkan medan
magnet dari kutub magnet permanen yang terletak pada rotor sehingga tidak
diperlukan pencatuan arus searah untuk membangkitkan garis – garis medan
magnet. Generator ini dapat mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
listrik yang menghasilkan arus bolak-balik yang terdiri dari stator dan rotor
dengan memiliki arah aliran fluks yang memotong stator secara aksial. (Prisandi,
Chatra Hagusta, 2011)
Prinsip kerja generator dalam mengkonversi energi mekanik menjadi
energy listrik adalah berdasarkan hukum Faraday. Besarnya tegangan ata GGL
induksi yang timbul pada kumparan konduktor sebanding dengan besarnya
perubahan fluks magnet yang berubah terhadap waktu, dan dituliskan dalam
bentuk persamaan 9 berikut ini :
𝑑𝛷
E= 𝑑𝑡

Keterangan :
E = tegangan induksi (V)
Φ = fluks magnet (webs / m2)
Banyaknya garis – garis gaya magnet yang memiliki kerapatan fluks magnet B
menembus suatu permukaan dengan luas sebesar A, persamaannya dituliskan
dalam bentuk :
dΦ = B dA, sehingga
𝐵𝑑𝐴
E = 𝑑𝑡

Untuk dapat melihat usaha yang diperlukan muatan q untuk bergerak dari
satu ujung ke ujung lain sepanjang I pada batang konduktor di bawah pengaruh
medan listrik akibat gaya yang diterima electron. Usaha yang dilakukan muatan q
adalah :
W = gaya x jarak = B q v x l
Karena GGL sama dengan usaha yang dilakukan pada setiap muatan
(W/q), maka besarnya GGL yaitu :
E=Blv
Untuk menentukan GGL dapat juga dilakukan dengan menganggap batang
konduktor bergerak sejauh dx = v dt dalam medan magnet, maka luasan fluks
magnet yang berubah akibat gerakan tersebut adalah sebesar dA = I v dt. GGL
induksi sama dengan perubahan fluks persatuan waktu, sehingga diperoleh :
E = B l v dt / dt= B l v
Sedangkan kecepatan dapat dituliskan :
v = v﬩ sin ɵ
Besarnya v﬩ = ωr dan ɵ = ωt, maka GGL induksi dapat dituliskan menjadi :
E = B l ω r sin ωt
E = B a f sin ωt
dengan
A = luas kumparan (m2)
ω = 2πf = frekuensi putaran generator (rpm)
Untuk memperbesar GGL yang dihasilkan dapat dilakukan dengan cara
menambah jumlah lilitan atau kumparan dan jumlah kutub magnet. Jika kumparan
konduktor terdiri dari N lilitan dan jumlah pasang kutubnya adalah P, maka
besarnya GGL dapat dituliskan sebagai berikut :
E = N P B A f sin ωt
Pada pemakaina praktis, banyak faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah
generator. Faktor – faktor tersebut antara lain : faktor bentuk, faktor lilitan, faktor
celah udara dan sebagainya. Untuk menentukan besarnya tegangan keluaran
generator, beberapa pendekatan dilakukan,persamaan berikut dapat digunakan
sebagai salah satu rumus pendekatan dalam pemakaian praktis.
E = 4 fb fw f N Φ
Keterangan :
fb = faktor bentuk
fw = faktor lilitan
f = frekuensi listrik (Hz)
Φ = fluks magnet (webs / m2)
N = jumlah lilitan
Besarnya torsi yang dihasilkan pada kecepatan atau daya tertentu dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
𝑃
T =𝜔

(Nurtjahjomulyo, 2010)

3. INVERTER
Inverter, struktur inverter memperlihatkan bahwa inverter dengan
transistor yang menghasilkan daya dengan arus bolak-balik (AC) dengan
frekuensi dari sumber komersial yaitu (50Hz atau 60Hz). Sirkuit inverter terdiri
dari tiga bagian, bagian pertama sebuah sirkuit yang terbentuk dari sirkuit
konverter (yang mengubah sumber AC komersial menjadi arus searah (DC) dan
menghilangkan riak (ripple) pada out-put DC. Bagian kedua adalah sirkuit
inverter yang mengubah arus searah menjadi arus AC tiga phase dengan frekuensi
beragam (dapat distel) kedua sirkuit ini disebut sirkuit utama. Bagian ketiga
adalah sebuah sirkuit kontrol berfungsi sebagai pengontrol sirkuit utama.
Gabungan keseluruhan sirkuit ini disebut unit inverter. Terjadinya arus searah
(DC), Inverter adalah piranti yang membuat AC dari DC
Jadi dari inverter ini, jika generator yang digunakan adalah generator dc.
Maka perlu digunakan inverter sehingga memungkinkan daya dari generator
langsung dihubungkan ke beban.

C. KAJIAN YANG RELEVAN


Pada tahun 2015, Akhilesh Arvind Nimje, mahasiswa Guru Nanak
Institute of Engg. & Technology, Nagpur, Maharashtra, India, melakukan
penelitian dengan judul Pico-Hydro-Plant for Small Scale Power Generation in
Remote Villages yang tujuan penelitiannya ialah membuat sebuah pembangkit
listrik tenaga pico hidro untuk dapat diaplikasikan di daerah-daerah terpencil di
India. Pembangkit ini menggunakan pompa yang akan mendorong air untuk
memutar turbin.
Kemudian pada World Academy of Science, Engineering and Technology
International Journal of Electrical, Computer, Energetic, Electronic and
Communication Engineering Vol:3, No:11, 2009, dalam jurnal yang berjudul
Design and Development of Pico-hydro Generation System for Energy Storage
Using Consuming Water Distributed to Houses dijelaskan tentang pembuatan
PLTPH dengan menggunakan tenaga air yang disalurkan ke perumahan pada
jurnal ini lebih juga dijelaskan bagaimana rancangan dari pembangkit dengan
bahan yang relatife murah dan ramah lingkungan.
Berdasarkan studi literatur tidak didapatkan adanya penelitian tentang
pembuatan PLTPH sistem dua bejana di Indonesia, dan di Aceh khususnya. Jadi
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di atas menjadi beberapa
referensi penulis dalam melakukan pembuatan PLTPH ini.

D. MATAKULIAH YANG RELEVAN

Matakuliah yang relevan dalam penelitian ini adalah :


a. Energi Terbarukan
b. Medan elektromagnetik
c. Dasar Energi Listrik
d. Pembangkit Energi Listrik
e. Mesin – Mesin Listrik
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK DAN TAHAPAN PENELITIAN

Pada tugas akhir ini yang menjadi objek penelitian adalah analisis
pengujian pembangkit listrik tenaga ombak pico hydro dengan menggunakan
energi potensial air.
Tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Mulai

Studi Literatur

pencarian dan pengumpulan data dan


informasi mengenai pembangkit
listrik tenaga pico hydro

Perancangan PLTPH

Pengujian

Perhitungan potensial air dan daya


keluaran pembangkit

Analisis Hasil

Kesimpulan dan Penulisan laporan

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir


3.1.1 Studi Literatur
Tahapan studi literatur merupakan tahapan untuk mencari dan
mempelajari referensi atau mendapatkan informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan tugas akhir. Salah satu diantaranya adalah
mempelajari pembangkit listrik tenaga pico hydro. Dengan mempelajari studi
literatur diharapkan mampu untuk melakukan penelitian dengan baik.

3.1.2 Pencarian dan Pengumpulan Data dan Informasi Mengenai


Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro

Setelah mempelajari literatur, pada tahapanpencarian data dan informasi


mengenai PLTPH sistem dua bejana ini dilakukan pencarian dan data informasi,
kemudian dilakukan pengumpulan data dan informasi mengenai pembangkit
listrik dengan menggunakan air sebagai penggerak turbin, atau PLTPH lain yang
memiliki hubungan dengan penelitian ini.

3.1.3 Perancangan PLTPH Sistem Dua Bejana

Setelah informasi mengenai potensi laut terkumpul semua, kemudian


dilakukan perancangan prototipe PLTPH sistem dua bejana berdasarkan
persamaan dasar hukum tentang fluida. Berdasarkan hukum tentang fluida yaitu
pada suatu bejana yang terisi air, maka air pada bagian terbawah bejana megalami
tekanan yang paling besar sehingga ketika pada ketinggian minimum, akan
menghasilkan keluaran air dengan tekanan yang paling besar pula.

3.1.4 Pengujian
Setelah membuat perancangan prototipe PLTPH sistem dua bejana ini,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengujian pada pembangkit ini.

3.1.5 Perhitungan Potensial Air dan daya keluaran pembangkit

Setelah melakukan pengujian pada PLTPH ini, kemudian dilakukan


perhitungan. Perhitungan yang dilakukan yaitu energy potensial yang didapatkan,
kecepatan putar tubin, dan daya yang dibangkitkan oleh generator.
3.1.6 Analisis Hasil

Setelah dilakukan pencarian dan pengumpulan data, kemudian juga


dilakukan pengujian dan perhitungan, maka selanjutnya akan dilakukan analisis
terhadap apa yang telah didapatkan. Analisa ini dilakukan untuk melihat apakah
Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro (PLTPH) sistem dua bejana layak
digunakan atau tidak.

3.1.7 Kesimpulan dan Penulisan Laporan

Setelah hasil analisa didapatkan maka akan ditarik sebuah kesimpulan dari
hasil analisa terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro (PLTPH) sistem dua
bejana. Setelah itu, maka dilakukan penulisan laporan dari penelitian yang telah
dilakukan.

3.2 TEKNIK YANG DIGUNAKAN

Metode yang digunakan pada pembangkit ini adalah dengan menggunakan


sistem dua bejana dan memanfaatkan energi potensial air sebagai penggerak
turbin. Pertama bejana satu diletakkan lebih tinggi dari pada bejana dua (pada
penelitian ini digunakan ember besar), bejana pertama diberikan lubang pada
bagian bawahnya sehingga memungkinkan air untuk keluar. Ketinggian dari
bejana satu akan diatur seoptimal mungkin sehingga air yang keluar memiliki
energi potensial yang tinggi, yang juga akan berpengaruh pada kecepatan maupun
tekanan air. Kemudian kedua bejana diisi dengan air hingga hamper penuh. Air
yang keluar dari bejana satu digunakan untuk memutar turbin. Kemudian air yang
jatuh setelah memutar turbin tersebut dikondisikan agar dapat masuk ke bejana
dua, baik dengan menggunakan seng atau pun bahan lainnya sehingga air tidak
jatuh diluar dari bejana dua. Setelah tahap ini, air yang ada pada bejana dua akan
dihisap menggunakan selang yang kemudian dialirkan ke bejana satu. Air yang
dihisap dari bejana dua ini akan mengalir secara terus menerus. Volume air yang
keluar dari bejana dua disesuaikan dengan air yang keluar dari bejana satu
sehingga ketinggian air pada kedua bejana akan tetap sama. Selang yang
digunakan pada proses ini pun boleh lebih dari satu.
Sementara dari sisi tubin, turbin dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menerima air yang jatuh secara optimal dan menghasilkan putaran yang
maksimal. Kemudia turbin dihubungkan dengan generator sehingga akan berputar
bersamaan dengan generator, yang kemudian generator akan mengkonversi energi
mekanik ini menjadi energi listrik. Daya yang dihasilkan pada oleh generator ini
kemudia akan disimpan dalam baterai sehingga dapat digunakan untuk suatu
keperluan. Seperrti halnya penggunaan pembangkit listrik tenaga sel surya dan
pembangkit listrik tenaga bayu (angin). Tetapi jika daya yang dihasilkan cukup,
semisal menghidupkan sebuah lampu, maka dapat generator dapat langsung
digunakan untuk mengalirkan daya ke beban tersebut. Dari proses ini kemudian
dapat dianalisa bagaimana hubungan karakteristik ketinggian air yang jatuh
dengan daya yang dihasilkan generator.

3.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Adapun alat dan bahan utama yang digunakan dalam kegiatan penelitian
tugas akhir ini ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Jumlah
1. Ember besar 2 unit
2. Generator 1 unit
3. Inverter 1 unit
4. Turbin 1 unit
5. Selang diameter 3 cm 3 unit
6. baterai 1 unit
7. Seng 1 unit
8. multimeter 1 unit
3.4 MEKANISME/PROSEDUR PENGUJIAN

Pada tahapan pertama pengujian ini dilakukan dengan mencari dan


mengumpulkan data dan informasi terkait potensi energi yang dihasilkan,
kemudian dilakukan perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro
(PLTPH) sistem dua bejana, lalu dilakukan pengujian, setelah itu dilakukan
perhitungan potensial air dan daya keluaran pembangkit, dan melakukan analisis
lebih lanjut terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Pico Hydro (PLTPH) sistem dua
bejana ini.
BAB IV

HASIL YANG INGIN DICAPAI

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat diketahui data energi


potensial air dengan sistem dua bejana dalam angka, dan pembangkit minimal
dapat menghasilkan daya yang cukup untuk menghidupkan sebuah lampu atau
dayanya dapat disimpan pada sebuah baterai. Ang kemudian penulis akan
melakukan penelitian lanjutan sebagai langkah optimasi agar pembangkit ini
menjadi lebih baik dan layak, baik itu dari sisi daya yang dikeluarkan, biaya,
rancangan, dan efektifitas kerja.
BAB 5
JADWAL PELAKSANAAN

Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan Penelitian


No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6
1 Studi Literatur
2 Pencarian dan Pengumpulan Data dan
Informasi Mengenai Potensi Laut
3 Perancangan prototype PLTPH sistem
dua bejana
4 Pengujian dan perhitungan potensial
air dan daya output pembangkit
5 Analisis Hasil
6 Kesimpulan
7 Penulisan Laporan
DAFTAR PUSTAKA

 A.R. Utomo, L. Pasaribu dan H. Wike. (2008). Studi Penerapan PLTGL


Dengan Penggerak Pendulum Di Lautan Kepulauan Mentawai Sumatra
BaratSeminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia Kampus FT-UI Depok.
 A.S Lohat. 2008.Pendulum Sederhana,
(http://www.gurumuda.com/pendulum-sederhana-bandul#more-2264.html,
diakses 23 Januari 2014)
 Agromaret.com/artikel/92menguak_potensi_dasar_laut_indonesia
 B. Roger and H. George. (2004), Offshore Wave Energy Conversion Devices,
E2I EPRI WP – 004 – US – Rev 1, Electricity Innovation Institute
 Buwang, Turwidi, 2013. Potensi Kelautan di Indonesia
(http://mjeducation.com/fakta-tentang-potensi-kelautan-indonesia/ diakses 5
Maret 2014)
 Gunawan, Thicon. 2008. Pemanfaatan Energi Laut (
http://pemanfaatan.energi.laut.ombak.majari.magazine.html, diakses 4 Maret
2014)
 H.Y. Agung. 2010: Wilayah Perairan Indonesia,
(http://hankam.kompasiana.com/2010/09/04/wilayah-perairan-
indonesia/.html, diakses 15 Februari 2014)
 http://hukum_archimedes_fhannum.html, diakses 7 Januari 2014
 Hasnan, Ahmad. 2011. Pengendalian Potensi Pemanfaatan Arus Laut
Sebagai Energi Terbarukan dan Berkelanjutan di Indonesia.(http://oke.or.id,
diakses 17 April 2014)
 M.Nur, Dhiyaul Farhan. 2013. Perancangan Prototipe Generator Magnet
Permanen Fluks Aksial Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pada Lampu
Jalan. Banda Aceh, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unsyiah.
 Meisen, Peter. (2009).Ocean Energy Technologies for Renewable Energy
Generation. Research Associate
 N. Iftitah. 2008: Pemanfaatan Energi Ombak Sebagai Pembangkit Tenaga
listrik, (http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-
listrik.html, diakses 12 Februari 2014)
 Pemkab Aceh Selatan, 2012. Potensi Daerah Aceh Selatan,
(www.acehselatankab.go.id, diakses 20 Januari 2014)
 Pudjanarsa, MT, Ir. Astu dan Nursuhud, MSME, Prof. Ir. Djati. 2006. Mesin
Konversi Energi. Yogyakarta: Andi.
 Samskerta, I Putu, dkk. 2012. Pemanfaatan Energi Gelombang Laut dengan
Pompa Gelombang Flop Horizontal. Bandung. Balai Pantai Puslitbang
Sumber Daya Air.
 Soebyakto. 2012. Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Sistem
Osilator. (diakses 3 April 2014)
 Sukma, H. 2012. Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro
Sistem Terapung, Banda Aceh, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Unsyiah.
 Wijaya, I Wayan Arta. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
Menggunakan Teknologi Oscilating Water Column di Perairan Bali.
Bali.Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
 Yamin, Mohammad. 2008. Perencanaan Gearbox dan Analisis Statik Rangka
Conveyor Menggunakan Software Catia V5. Jakarta, Universitas Gunadarma.
 Yulianto, Hery. (2011). Potensi Ombak Laut Di Daerah Perairan Sabang
Guna Memberi Pasokan Listrik Di Daerah Pesisir Pantai . Banda Aceh.
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Fathanah
NIM : 1004105010051
Tempat/Tanggal Lahir : Tapaktuan, 31 Oktober 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Cot Sibati, Desa Blang Krueng
Kota : Banda Aceh
Telepon/Handphone : +6285260345847
Email : wfathanah@yahoo.com
LAMPIRAN

Data spesifikasi untuk PLTO sistem tuas pelampung


Dimensi alat = 6000 x 1000 x 1000 (mm)
Ketinggian ombak min 0,75 m
Ketinggian ombak mak 2 m
Periode min 20 gel/menit
Daya generator prototype 200 Watt, 500 rpm
Output 12 Vdc
Rasio gear 1 : 20

Anda mungkin juga menyukai