NAMA KELOMPOK :
Kelompok Tiga
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
Tujuan ................................................................................................. 2
Manfaat ............................................................................................... 2
3.1Kesimpulan .................................................................................. 13
i ii
1. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bagi seorang tenaga medis, mengetahui obat-obatan adalah hal penting, sebelum
memulai pelayanan dimasyarakat sebagai tanggung jawabnya.
Manusia adalah salah satu sasaran praktik keperawatan, dimana manusia tesebut
membutuhkan palayanan dari seorang tenaga kesehatan secara maksimal, oleh karena
itu seorang tenaga kesehatan juga dituntut untuk lebih memahami kebutuhan akan obat-
obatan bagi manusia yang membutuhkan demi memperbaiki status kesehatannya.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami dengan benar apa itu obat anti piretika
1.3.2 Dapat mengetahui bagaimana cara interaksi obat anti piretika selama
proses metabolisme
1.3.3 Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi proses metabolism obat
1
2. BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Obat antipiretik adalah obat atau zat-zat yang dapat menurunkan suhu
badan pada keadaan demam. Pada umumnya demam adalah suatu gejala dan
bukan merupakan suatu penyakit tersendiri. Oleh sebab itu pembahasan
antipirretik secara khusus jarang ada, pada umunya pembahasan antipiretik ada
pada pembahasa obat antinyeri (atau analgesic)
2.2 Individual
Obat yang memiliki antipiretik antara lain :
2
Dosis ;
a. Oral 2-3x sehari 0,5-1 gram, maximum 4 gram per hari, pada
gangguan kronis maksimum 2,5 gram per hari, anak-anak 4-6x
10mg/kg BB, yakni rata-rata usia 3-12 bulan 60mg, 1-4 tahun
120-180mg,4-6 th 180mg, 7-12 th 240-360mg, 4-6x sehari.
b. Rectal 20mg/kg setiap kali, dewasa 4x sehari 0,5-1 gram.
Anak-anak usia 3-12 bulan 2-3x 120mg, 1-4 th 2-3x 240mg, 4-
6 th 4x 240mg, dan 7-12th 2-3x 0,5 g.
Asetosal adalah obat anti nyeri tertua (1899), yang sampai kini paling
banyak digunakan di dunia. Zat ini juga berkhasiat anti-demam kuat.
Pada dosis besar, faktor lain memegang peranan yakni hilangnya efek
pelindung dari prostasiklin terhadap mukosa lambung. Selain itu asetosal
menimbulkan efek –efek spesifik, seperti reaksi alergi kulit dan tinnitus
(telinga mendengung) pada dosis lebih tinggi. Efek yang lebih serius
adalah kejang-kejang bronki hebat pada pasien asma meski dalam dosis
kecil dapat mengakibatkan serangan.
Anak-anak kecil yang menderita cacar air atau flu/ salesma sebaiknya
jangan diberikan asetosal melainkan parasetamol, karena beresiko
3
terhadap syndrom grey yang berbahaya. Syndrom ini bercirikan muntah
hebat, termangu-mangu, gangguan pernafasan, konvulsi dan adakalanya
koma.
Dosis ;
2.1.1 Asetosal :
4
2.1.2 Paracetamol : Pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia,
dan pada dosis biasa tidak interaktif.
5
3 BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, obat antipiretik adalah
obat atau senyawa yang dipergunakan untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri
dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
1.2 Saran
Mengingat masalah yang dibahas diatas adalah obat antipiretik, maka sebagai
calon-calon tenaga medis yang masih menuntut ilmu haruslah kita terus belajar untuk
lebih memahami tentang obat-obatan, baik obat antipiretik maupun yang lainnya.
6
DAFTAR PUSTAKA
ISFI.2005.ISO Indonesia.PT Anem kosong.Jakarta
Buku Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta