Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL INTERNASIONAL PSIKOSOSIAL-LANSIA

“ Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Gerontik”

Dosen : Puji Purwaningsih, S.Kep.,Ns., M.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Tri Utami

Nim : 010117A109

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
Dalam buku Annual Review Of Gerontologi and Geriatrics Kenneth L. Lichstein, Brant
W . Riedel; & Melanie K. Means Departement Of Psychology the University Of Memphis
Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses penuaan dan penyakit yang
berhubungan dengan penuaan manusia meliputi aspek biologis, fisiologis, dan aspek rohani dari
penuaan. Seiring bertambahnya usia fisiologis lansia akan menurun. Perubahan fisiologis pada
lansia meliputi penurunan kemampuan saraf, system pencernaan, pernafasan, endokrin dll. Salah
satu contohnya adalah Insomnia merupakan masalah yang sering di alami setiap individu dengan
berbagai faktor pencetus. Insomnia kronis,merujuk pada sulit tidur yang berkepanjangan,
mungkin dampak pasti meresap pada kualitas hidup seseorang. Selain mengubah tidur malam
menjadi periode melempar, berbalik dan frustasi, gejala siang hari yang umum dari insomnia
termasuk suasana hati yang terganggu dan kecemasan dan gangguan proses mental. Insomnia
pada orang dewasa yang lebih tua lebih umum dan lebih sulit dari pada orang yang lebih muda.
Insomnia sendiri terdiri dari beberapa jenis :

1. Insomnia awal (tidur yang tertunda)


2. Insomnia pemeliharaan (terjaga pada malam hari)
3. Insomnia terminal (bangun pada dini hari)

Masalah khusus dalam diagnosa insomnia pada orang dewasa yang lebih pantas mendapa
perhatian. Seperti halnya yang memiliki gangguan kesehatan, proses mendiagnosis insomnia dan
perawatan selanjutnya biasanya dimulai oleh pasien.

Secara fungsional, tangung jawab utama untuk rendering diagnosis insomnia ada pada
pasien, dan dalam populasi usia lanjut, pengaruh kuat mempromosikan persepsi positif salah
tentang insomnia.
Secara khusus, kerusakan bekolerasi usia dalam arsiktektur dan pola tidur menciotakan
pola tidur yang normal diantara manula yang meniru karakteristik kunci insomnia setengah baya.
Seirin bertambahnya usia seseorang melewati 60 tahun, ada kemungkinan naik dari perubahran
berikut:
1. Tidur akan menjadi ringan. Sleep stage 1 dan 2 akan mencapai 70% dari tidur
malam,dibandingkan dengan 50% dalam sampelsetengah baya. Akan ada penurunan yang
sesuai dalam tidur nyenyak (tahap 3 dan 4), atau setidaknya penekanan gelombang delta
karakteristiknya.
2. Tidur akan menjadi lebih terfragmentasi. Aka ada rata-rata usia paruh baya, dan peningkatan
waktu terjaga yang sesuai setelah tidur.
3. Total waktu tidur akan menjadi sangat bervariasi, tetapi rata-rata akan menurun dari 7 jam
per periode 24jam dalam sampel setengah baya hingga 6 jam dikalangan manula.

Lansia yang tidak mendapat informasi tentang perubahan tidur normal yang berkaitan
dengan usia dan termotivasi untuk mempertahankan pola tidur setengah baya dapat mencari
pengobatan (Annual Revie W of, n.d.)

Proses penuaan adalah bertambahnya umur dimulai sejak lahir, yang ditandai dengan
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam
masalah kesehatan yang dibahas pada pasien pasien geriatric dan psikogeriatri yang merupakan
bagian dari gerentologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi
aspek psikologis, fisiologis, social, kultural, ekonomi dan lainnya.

Lansia adalah seseorang yang berusia lebih dari 65 tahun, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kesehatan lansia dan juga psikososial lansia diantaranya :

1. Penurunan kondisi fisik


2. Penurunan fungsi dan potensi seksual
3. Perubahan aspek psikososial
4. Perubahan peran dalam msyarakat

Dalam perubahan psikosial sendiri Termasuk gender juga mempengaruhi psikologis


lansia dimana tekanan psikologis memiliki dampak yang cukup besar pada fungsi social lansia,
dan gender adalah faktor yang relevan dalam tekanan psikologis yang dialami. Tekanan
psikologis dikaitkan dengan fungsi social yang lebih buruk pada lansia, yang ternyata lebih
rendah dari orang yang diurapi. (Pilar Matud & Concepción García, 2019)

Perbedaan gender juga masuk dalam paparan sumber daya social yang berperan penting
dalam mempengaruhi ketidaksetaraan gender dalam kesehatan. (Prus & Gee, n.d.) Selain itu,juga
pasien usia lanjut yang menderita reaksi duka patologis terhadap berkabung juga mempengaruhi
dimana reaksi berduka sendiri dituliskan oleh penulis disebababkan oleh konflik dengan
keluarganya, pergantian tempat tinggal, dan penyakit dan beresiko pada lansia yang mulai hidup
sendiri setelah berkabung tinggi.

Selain itu penelitian lain juga menjelaskan Faktor psikososial yang terkait dengan
kelemahan termasuk kesejahteraan yang buruk, kecemasan, depresi, dan rendahnya control.
Beberapa faktor psikososial meningkatkan kemungkinan hasil buruk yang terkait dengan
kelemahan, termasuk kecemasan dan peringkat rendah untuk kesejahteraan, rasa control,
kegiatan social dan kepuasan rumah atau lingkungan. Hasil ini menunjukkan bahwa orang
dewasa lanjut usia yang lemah dengan sumber daya psikososial yang rendah memiliki resiko
kematian yang tinggi.(Dent & Hoogendijk, 2014)

Pada penelitian lain juga menjelaskan bahwa Stress psiko-emosional dan gangguan dpresi
juga dapat mempengaruhi. Dimana stress memberikan respon yang tidak tepat dan wajar
terhadap rangsangan yang dating dari lingkungan atau mungkin mampu tetapi dengan akibat
merugikan, dimana usia lanjut banyak ditemukan bahwa respon emosionalnya bisa dibilang labil.
Kita tau bahwa stres sendiri muncul tidak hanya terjadi karena peritiwa-peristiwa ( sresor) yang
bersifat negative, tetapi stress juga dapat disebabkan oleh peristiwa yang bersifat positif. Stress
terjadi saat seseorang menilai satu atau beberapa stimulus yang diterimanya dari kehidupan
sehari-hari sebagai bahaya, ancaman atau tantangan,(Tsubota-Utsugi et al., 2018)

Selain itu juga respon nyeri pada pasien lansia ( fototerapi laser) juga mempengaruhi
pada psikososila lansia, dimana nyeri sendiri memiliki dampak besar dalam mempertahankan
kualitas hidup pasien dan harus dilakukan penanganan yang khusus. Dalam kasus pasien lansia
yang akan dilakukan tindakan fototerapi laser harus mempertimbangkan banyak hal agar dapat
timbul efek yang positif pada aspek psikososial lansia. (Rodrigues et al., 2015)
DAFTAR PUSTAKA

Annual Revie W of. (n.d.).

Dent, E., & Hoogendijk, E. O. (2014). Psychosocial factors modify the association of frailty with
adverse outcomes: A prospective study of hospitalised older people. BMC Geriatrics, 14(1).
https://doi.org/10.1186/1471-2318-14-108

Pilar Matud, M., & Concepción García, M. (2019). Psychological distress and social functioning
in elderly spanish people: A gender analysis. International Journal of Environmental
Research and Public Health, 16(3). https://doi.org/10.3390/ijerph16030341

Prus, S. G., & Gee, E. (n.d.). Gender Differences in the Influence of Economic, Lifestyle, and
Psychosocial Factors on Later-life Health. 94(4).

Rodrigues, J. H., Marques, M. M., Biasotto-Gonzalez, D. A., Moreira, M. S. N. A., Bussadori, S.


K., Mesquita-Ferrari, R. A., & Martins, M. D. (2015). Evaluation of pain, jaw movements,
and psychosocial factors in elderly individuals with temporomandibular disorder under laser
phototherapy. Lasers in Medical Science, 30(3), 953–959. https://doi.org/10.1007/s10103-
013-1514-z

Tsubota-Utsugi, M., Yonekura, Y., Tanno, K., Nozue, M., Shimoda, H., Nishi, N., … Kobayashi,
S. (2018). Association between health risks and frailty in relation to the degree of housing
damage among elderly survivors of the great East Japan earthquake. BMC Geriatrics, 18(1),
1–16. https://doi.org/10.1186/s12877-018-0828-x

Anda mungkin juga menyukai