Test Boraks Baso (PMM)
Test Boraks Baso (PMM)
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah yang diambil adalah adakah kandungan
boraks pada makanan yang akan diuji?
Adapun tujuan umum dalam pratikum ini adalah untuk memeriksa makanan yang
mengandung boraks
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bakso
Bakso adalah produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan,
dicampurkan dengan bahan-bahan lainya, dibentuk bulatan-bullatan, dan selanjutnya direbus.
Beda dengan sosis, bakso dibuat tanpa mengalami proses kiuring, pembungkusan maupun
pengasapan. Bakso urat adalah bakso yang dibuat dari daging yang banyak mengandung
jaringan ikat atau urat, misalnya daging iga. Penambahan tepung pada bakso urat lebih sedikit
daripada jumlah daging yang digunakan. Bakso aci adalah jumlah daging yang digunakan.
Parameter mutu bakso yang diperhatikan para pengolah maupun konsumen adalah tekstur,
warna dan rasa. Terkstur yang biasanya disukai adalah yang halus, kompak, kenyal dan empuk.
Halaus dimana permukaan irisanya rata seragam dan serta dagingnya tidak tampak. Kekenyalan
bakso dapat ditentukan dengan melempar bakso ke permukaan lantai, bakso yanag kenyal akan
memantul, sedangkan keempukan diukur dengan cara digigit, dimana bakso yang empuk akan
mudah pecah.
Tekstur dan keempukan produk bakso dipengaruhi oleh andungan airnya. Penambahan
air pada adonan bakso diberikan dalam bentuk es batu atau air es, supaya suhu adonan selama
penggilingan tetap rendah. Dalam adonan, air berfungsi untuk melarutkan garam dan
menyebarkannya secara merata keseluruh bagian masa daging, memeudahkan ekstraksi
protein dari daging dan membantu dalam pembentukan emulsi. Air ditambahkan sampaai
adonan mencapai tekstur yang dikendaki. Jumlah penambhan air biasanya berkisar antara 20-
50 persen dari berat daging yang digunakan. Jumlah penambahan ini dipengaruhi oleh jumlah
tepung yang ditambahkan. Bahan pengawet yang biasa digunakan dalam bakso adalah benzoat.
Pemakaian benzoat dilakukan dengan cara mencampurkan ke dalam adonan bakso, sebanyak
0,1 sampai 0,5 persen dari berat adonan. Peraturan Menkes RI membatasi penggunaan benzoat
dalam produk pangan maksimum 0,1 persen dari berat produk
.
2.2 Boraks
Boraks merupakan kristal lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat yang hanya
boleh digunakan dalam industri non pangan. Karekteristik Boraks anatara lain: berbentuk kristal
putih, tidak berbau, larut dalam air, stabil pada suhu serta tekanan normal, boraks dipasaran
terkenal dengan pijer, petitet,bleng,gendar dan air. Boraks juga digunakan sebagai bahan
pembuatan deterjen, khususnya industri kertas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan
pembasmi kecoa, dan mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika
larut dlam air akan menjadi natrium hodroksida dan asam boraks atau sering dikenal dnegan
Bleng digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau
asam khlorida pada boraks. Asam borak sering digunakan dalam dunia pengobatan dan
kosmetik.
Boraks sering digunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti sebagai bahan
tambahan untuk pembutan bakso, nuget,tahu, kecap,kerupuk. Bahkan ironisnya pengunaan
boraks sebagai komponen dalam makanan meluas di Indonesia. Padahal pemerintah telah
melarang penggunaan boraks per juli:1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI
No.733/Menkes/Per/IX/1988. Dampak negatif mengkonsumsi boraks secara berlebihan:
demam, anuria, koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis,
tekanan darah turun, keruskan ginjal, pingsan, kanker, dan kematin.
Boraks berupa serbuk putih sering digunakan oleh pengolahan bakso dengan maksud
menghasilkan produk yang kering. Tetapi dalam peraturan kesehatan, boraks termasuk salah
satu bahan kimia yang dilarang penggunaanya dalam produk pangan.
BAB III ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA
Berdasarkan hasil pemeriksaan boraks yang diperiksa didapat hasil sebagai berikut :
Setelah 10 menit kertas kurkumin dibiarkan terkena sinar matahari dan apabila berubah
warna menjadi merah maka sampel mengandung boraks dan apabila kertas kurkumin tidak
berubah warna sampel tidak mengandung boraks. Hasil yang kami dapat kertas kurkumin tidak
berubah menjadi merah, dan sampel bakso yang kami ambil dari pedagang kaki lima hasilnya
adalah negatif mengandung boraks. Bakso yang kami jadikan sampel memiliki tekstur kenyal,
memiliki aroma daging ikan, warna bakso putih dan rasa enak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pengujian tes boraks pada makanan ini adalah
sampel makanan didapatkan hasil negatif dan kertas kurkumin tidak berubah menjadi merah
dikarenakan kondisi makanan yang masih baik serta bakso memiliki tekstur lembut, kenyal,
warna bakso tidak begitu mencolok dan juga bakso yang diuji bukanlah bakso yang
mengandung kandungan boraks sehingga hasil yang didapatkan adalah negatif untuk uji boraks
pada bakso.
5.2 Saran
Saran kami adalah agar pengujian tes boraks ini dilakukan dengan sampel yang
bervariasi dari berbagai tempat terutama disekitar kampus, agar nantinya hasil yang diperoleh
bisa di beritahu kepada pihak konsumen yang sebagian besar adalah anak-anak, jika mendapat
hasil positif bakso mengandung boraks agar dapat dilakukan penyuluhan atau pendekatan
kepada pedagang bakso agar tidak menggunakan boraks dalam zat penambahan makanan. Dan
Sebaiknya masyarakat memilih bahan makanan yang akan diolah dari sumber yang terpercaya
dan belum tercemar