PENDAHULUAN
1.1 Judul Percobaan
Titrasi Redoks
1.2 Tujuan
a. Melakukan standarisasi kalium permanganat dengan titrasi permanganometri.
b. Melakukan standarisasi natrium tiosulfat dengan titrasi iodometri.
c. Menentukan kadar nitrit dengan titrasi permanganometri.
d. Menentukan kadar tembaga dengan titrasi iodometri.
2.1.2 Bahan
Na2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 (saat titik akhir Berwarna merah muda keunguan
titrasi)
1 4,60 mL 30,70—35,30 mL
2 4,50 mL 35,30—39,80 mL
1 6,60 mL 9,50—16,10 mL
2 6,50 mL 25,50—32,00 mL
BAB III
ISI
3.1 Analisis Data dan Pembahasan
a. Standarisasi Kalium Permanganat dengan Natrium Oksalat
Standarisasi kalium permanganat (KMnO4) dengannatrium oksalat (Na2C2O4) 0,1 N
dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dari larutan kalium permanganat (KMnO4) yang
selanjutnya akan digunakan pada percobaan penetapan kadar nitrit dalam larutan natrium
nitrit (NaNO3). Penambahan larutan asam sulfat (H2SO4) pekat dan pemanasan hingga
70ºC dilakukan dalam standarisasi larutan kalium permanganat (KMnO4). Standarisasi
dilakukan hingga warna larutan berubah dari ungu pekat, menjadi merah muda.
Larutan natrium oksalat (Na2C2O4) 0,1 N merupakan larutan yang tidak berwarna.
Diambil10 mL larutan tersebut dengan menggunakan pipet volume dan masukkan ke
dalam Erlenmeyer. Tujuan penggunaan pipet volume dalam mengambil larutan tersebut
adalah untuk mengurangi kesalahan volume yang diambil agar volume yang diambil
mendekati 10 mL. Setelah itu, ditambahkan 1 mL asam sulfat (H2SO4) pekat. Asam sulfat
(H2SO4) pekat merupakan cairan tidak berwarna. Warna larutan menjadi berwarna ungu
tua ketika ditambahkan dengan asam sulfat(H2SO4) pekat.Tujuan penambahan 1 mL asam
sulfat (H2SO4) pekat adalah agar suasana larutan dalam keadaan asam, karena standarisasi
kalium permanganat (KMnO4) dengannatrium oksalat (Na2C2O4) ini dilakukan dalam
suasana asam. Lalu, larutan tersebut dipanasakan hingga 70ºC. Warna larutan tetap ungu
pekat setelah dilakukan pemanasan hingga 70ºC. Tujuan pemanasan hingga 70ºC adalah
untuk mempercepat reaksi yang terjadi.Sebenarnya, pada suhu 70ºC reaksi mulai melambat
tetapi kecepatan meningkat setelah ion Mangan(II) (Mn2+) terbentuk.Ion Mangan(II)
(Mn2+) bertindak sebagai suatu katalis dan reaksinya diberi istilah “otokatalitik” karena
katalis dihasilkan oleh reaksinya sendiri. Ionnya mungkin mempengaruhi efek katalitiknya
dengan secara cepat bereaksi dengan permanganat (MnO4-) untuk membentuk mangan dari
keadaan oksidasi antara +3 atau +4, yang selanjutnya dengan cepat mengoksidasi ion
oksalat, kembali ke keadaan divalen. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
5C2O42- (aq) → 10CO2(aq)+ 10e-
2 MnO4-(aq) + 16 H+ (aq)+ 10 e-→2Mn2+(aq) + 8H2O (l)
+
5C2O42- (aq) + 16 H+ (aq) + 2 MnO4-→10CO2(aq) + 8H2O (l) + 2Mn2+(aq)
Larutan kalium permanganat (KMnO4) tidak berwarna. Titrasi larutan tersebut dengan
larutan kalium permanganat (KMnO4) hingga warna larutan menjadi merah muda. Volume
yang dibutuhkan untuk menitrasi larutan tersebut menjadi berwarna merah muda sebesar
10,20 mL pada percobaan pertama dan 10,20 mL pada percobaan kedua.
Tabel Volume yangDibutuhkan Saat Mencapai Titik Akhir Titrasi
Percobaan ke- Volume larutan Na2C2O4 Volume larutan KMnO4
1 10 mL 10,20 mL
2 10 mL 10,20 mL
Jumlah 10 mL 20,40 mL
Rata-rata 10 mL 10,20 mL
= 0,14 . 100%
= 14,00%
= 0,39 . 100%
= 39,00%
3.2 Menjawab Pertanyaan
1. Sebutkan indikator yang digunakan dalam kedua jenis titrasi redoks dalam percobaan
ini.
Jawaban:
titrasi permanganometri menggunakan indikator larutan standarnya yaitu kalium
permanganat (KMnO4), karena larutan standarnya dapat berfungsi sebagai
indikator sendiri (autoindikator).
Titrasi iodometri menggunakan indikator larutan amilum.
3. Carilah semua reaksi yang mendasari titrasi permanganometri dan iodometri. Dalam
proses standarisasi dan penetapan kadar.
Jawaban:
Persamaan reaksi standarisasi kalium permanganat dengan natrium oksalat (titrasi
permanganometri)
5C2O42-(aq) + 2MnO4-(aq) + 16H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 10CO2(g) + 8H2O(l)
4.2 Saran
a. Alat sebaiknya dicuci dan disterilkan dari pengotor,
b. Saat melakukan praktikum titrasi, sebaiknya erlenmeyer diberi alas berwarna putih
agar perubahan warna pada larutan dapat tampak dengan jelas.
c. Saat melakukan titrasi, teteskan tetes demi tetes agar titik tepat terjadi perubahan
warna tidak terlewat.
d. Pengukuran suhu menggunakan termometer sebaikmya tidak menyentuh dinding atau
alas dari erlenmeyer.
DAFTAR RUJUKAN
Day RA. Jr dan Al Underwood. 1999, Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam, Erlangga,
Jakarta
Khopkar S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
LAMPIRAN
KI 0,1 N
Larutan kalium Larutan kalium permanganat
permanganat + Larutan H2SO4 pekat
dipanaskan
Hasil titrasi Hasil titrasi