Contoh Resensi Buku

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Upaya Bali Menuju Keharmonisan Lingkungan

Judul Buku : Nyegara Gunung


Penulis : Ni Luh Putu Anjany Suryaningsih
Mutiara Diva Ramadhani
Kadek Dwika Wahyu Dinata
Penerbit : Madyapadma Journalistic Park
SMAN 3 Denpasar
Alamat Penerbit : Jl. Nusa Indah 20x, Denpasar
Desain Cover : Made Adi Wirya Darma
Tahun Terbit : 2019
Jumlah Halaman : iv + 106 halaman

Bali adalah pulau dengan kekayaan alam dan budaya yang melimpah dan beragam
sehingga sektor pariwisata merupakan sumber perkonomian mayoritas masyarakat Bali. Namun,
saat ini Bali tengah menghadapi berbagai permasalahan lingkungan. Dalam Buku terbitan
Madyapadma Journalistic Park SMAN 3 Denpasar ini, dijelaskan salah satu upaya untuk
menanggulangi berbagai permasalahan yang menimpa Pulau Bali dengan konservasi berbasisi
nilai dan konteks budaya lokal bernama “Nyegara Gunung”.
Program “Nyegara Gunung” adalah keseimbangan natural spiritual yang berorientasi
kepada gunung dan lautan. Nyegara Gunung biasanya dilaksanakan di tepi pantai, karena sebagian
orang meyakini bahwa tempat itu akan memancarkan Ketuhanan. Demi menjaga lingkungan Pulau
Dewata ini, Desa Dukuh dan Tulamben melakukan pengelolaan sampah di hilir, berupaya untuk
menghutankan desa, serta mendirikan Rare Segare yang terdiri dari beberapa anak. Sekitar 30 anak
Desa Tulamben yang mengikuti kegiatan Rare Segare dengan sukarela memungut sampah dari
pemukiman penduduk sehingga membuat desa tersebut menjadi lebih indah dan bersih.
Selain pencemaran di darat, Desa Dukuh juga menghadapi krisis air. Menurut I Gede
Sumiarsa, selaku kepala desa ini mengatakan bahwa krisis air ini terjadi sejak adanya program
penanaman pohon gamalina. Untuk menanggulangi krisis air di desa ini, Bapak Kepala Desa
Dukuh ingin melakukan program penghutani. Program ini juga dibantu oleh Conservation
International (CI). Meski menghabiskan waktu yang cukup lama, program ini dapat dijalankan
dengan lancar.
Kembali ke konsep “Nyegara Gunung”, beberapa orang telah memikirkan kondisi air di
Bali beberapa tahun mendatang. Isu kehabisan air membuat seluruh warga Bali menjadi khawatir.
Namun, itu tidak hanya sekedar isu biasa, melainkan sudah diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu,
seluruh warga Bali mau tidak mau harus menerapkan konsep Nyegara Gunung demi masa depan
yang lebih baik.
Dilihat dari sampulnya, buku ini dapat menarik minat pembaca dengan gabungan warna
yang kontras dan cerah. Sampul buku ini juga terlihat sangat berwarna, sehingga dapat memikat
hati para pembaca untuk membaca buku ini. Pembaca dapat dengan mudah memahami isi buku
ini, dikarenakan kata-kata yang digunakan pada buku ini sangat beragam dan sederhana. Kata-kata
yang beragam juga dapat menghilangkan rasa bosan pembaca saat membaca buku ini.
Meski begitu, keterkaitan antar bab pada buku ini kurang baik. Pembaca mungkin sulit
untuk menemukan gagasan pokok secara keseluruhan buku, karena setiap bab pada buku ini
memiliki ide pokok yang berbeda-beda dan sulit untuk menyimpulkan ide pokok pada setiap
babnya menjadi sebuah ide pokok secara keseluruhan.
Buku ini dapat dibaca oleh semua orang dari daerah manapun, karena buku ini berisi
tentang upaya untuk menjaga keharmonisan alam dan beberapa pengalaman menyenangkan yang
dialami penulis dalam mewujudkan upaya tersebut. Meski konsep “Nyegara Gunung” diadopsi
dari upacara agama hindu, warga Indonesia yang beragama lain juga dapat melakukan konsep
tersebut demi masa depan bangsa yang cerah.

Anda mungkin juga menyukai