Merupakan diversi urin tipe lain yang dilakukan pada pasien yang kandung kemihnya
telah diangkat atau tidak dapat berfungsi (kandung kemih neurogenik). PAda prosedur ini,
segmen usus halus dipisahkan secara bedah dari usus dan berlaku sebagai reservoar untuk urin.
Ureter ditanamkan pada segmen yang diisolasi tersebut dan suatu lubang dibuat untuk
menyambung ‘kandung kemih’ yang baru tersebut ke dinding abdomen. Keuntungan diversi urin
adalah bahwa adanya katup memungkinkan pasien untuk mencegah dan mengendalikan
kebocoran urin dan drainase urin. Reservoar harus didrainase dengan interval waktu yang teratur
menggunakan kateter untuk mencegah absorpsi produk sampah metablik dari urin, refluks urin
ke ureter,dan infeksi traktus urinarius.
Ureterosigmoidostomi
Adalah implantasi ureter ke dalam kolon sigmoid. Ini biasanya dilakukan untuk pasien
yang mengalami pelvis yang luas, riwayat reseksi usus kecil, atau adanya penyakit usus kecil.
Pasien dijelaskan bahwa, setelah pembedahan proses berkemih akan terjadi melalui rectum
seumur hidupnya dan penyesuaian akan hal ini akan sangat diperlukan karena pasien akan sering
berkemih, konsistensi drainase akan sama dengan diare encer. Nokturia dalam beberapa tingkat
juga akan terjadi. Aktivitas harus direncanakan disekitar frekuensi berkemih, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kehidupan social pasien. Namun demikian, pasien dapat
mengontrol berkemihnya tanpaharus menggunakan aplikator.
Penatalaksanaan Praoperatif
Selain program praoperatif yang biasa digunakan, pasien harus menjalani diet cair selama
beberapa hari sebelum operasi untuk mengurangi bahan sisa dalam kolon. Agens
antimicrobial (neomisin, kanamisin) diberikan untuk mendisfeksi usus.
Penatalaksanaan Pascaoperatif
Pada periode pascaoperatif, kateter dipasang pada rektum untuk mendrainase urin dan
mencegah refluks urin ke dalam ureter dan ginjal.selang direkatkan di bokong dan
perawatan kulit yang khusus dilakukan untuk mencegah eksoriasi.
Masalah Cairan dan Elektrolit
Pada prosedur ini, area yang luas pada mukosa usus dipajankan ke urin dan reabsorpsi
elektrolt, menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit dipertahankan segera pada periode pascaoperatif melalui pemantauan ketat
kadar elektrolit serum pasien dan pemberian infuse intravena yang tepat.
Pasien diberitahukan untuk tidak menahan urin dalam usus selama 2sampai 3 jam, agar
tekanan rectal tetap rendah dan meminimalkan reabsorpsi bahan urinarius dari kolon.
Pengajaran pada pasien mengenai gejala infeksi traktus urinarius seperti demam, nyeri
panggul, dan sering berkemihjuga perlu diberikan.
Latihan Sfingter Anal.
Setelah kateter renal diangkat, pasien belajar untuk mengendalikan sfingter anal melalui
latihan sfingterik khusus. Mula-mula, pasien akan sering berkemih. Dengan dukungan
dan dorongan serta berlalunya waktu kontrol pasien akan semakin baik, semakin mampu
membedakan antara keinginan untuk berkemih dan defekasi.
Tindakan Diet
Penjelasan diet khusus mencakup menghindari makanan pembentuk gas (flatus dapat
menyebabkan inkontinensia dan bau). Masukan garam harus dibatasi untuk mencegah
asidosis hiperkloremik. Masukan kalium ditingkatkan karena kalium mungkin hilang
pada proses asidosis
Komplikasi yang Mungkin
Piolenefritis (infeksi traktus urinarius atas) akibat refluks bakteri dari kolon umumnya
terjadi. Komplikasi selanjutnya adalah adenokarsinoma di kolon sigmoid, kemungkinan
akibat terpajannya mukosa kolon oleh urin, akibat perubahan seluler.
Sistostomi
Umumnya sistostomi dilakukan pada pasien yang mengalami obstruksi pada bagian
bawah kandung kemih (obstruksi prostatic) yang menyebabkan kateter uretral tidak dapat
dimasukkan. Sistostomi dapat bersifat sementara (sampai bedah korektif dilakukan) atau
permanen.
Pasien sistostomi memerlukan sejumlah besar cairan untuk mencegah encrustaction di
sekitar kateter kateter. Masalah lain mencakup pembentukan batukandungkemih, infeksi
akut dan kronik, da masalah dalam pengumpulan urin.
PROSES KEPERAWATAN
Pasien yang Menjalani Diversi Urinarius
Pengkajian Keperawatan Praoperatif
Pengkajian praoperatif yang cermat harus dilakukan terhadap fungsi kardiopulmoner,
karena psien yang menjalani sistektomi (eksisi kandung kemih) biasanya adalah lansia yangtidak
mampu mentoleransi prosedur pembedhan yang kompleks dan lama. Pengkajian status nutrisi
juga penting karena masukan nutrisi yng buruk berhubungan dengan masalah kesehtana yang
mendasari.
Pengkajian juga difokuskan kepada pemahaman pasien dan keluarga mengenai prosedur
dan fungsi serta perubahan struktur fisik setelah pembedahan. Konsep diri dan harga diri pasien
dievaluasi, selain metode koping terhadap stress dan rasa kehilangan. Status mental pasien,
koordinasi dan ketangkasan tangan serta metode pembelajaran yang dipilih dicatat karena faktor-
faktor ini akan mempengaruhi kemampuan perawatan diri pascaoperatif.
Diagnosis Praoperatif
Berdasarkan pada data, diagnosa keperawatan pada pasien yang menjalani pembedahan
diversi urinarius dapat mencakup yang berikut:
Tujuan utama praoperatif mencakup pengurangan ansietas dan peningkatan pengetahuan tentang
prosedur pembedahan, haisl yang diharapkan, dan perawatan pascaoperatif, serta perbaikan
status nutrisi pada persiapan pembedahan
Pengurangan Ansietas
Pendekatan pendukung , baik secara fisik maupun psikososial, sangat diperlukan dan mencakup
mengkaji konsep diri pasien dan cara koping terhadap stress dan kehilangan, membantu pasien
mengidentifikasi cara mempertahankan gaya hidup normal dan kemandirian dengan sedikit
mungkin perubahan, dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa takut dan ansietasnya
tentang hasil-hasil bedah.
Penyuluhan Pasien
Ahli terapi Enterostoma sangat diperlukan dalam memberikan penyuluhan pascaoperatif dan
dalam merencanakan perawatan pascaoperatif. Penjelasan prosedur pembedahan, tampilan
stoma, rasional persiapan usus praoperatif, alasan untuk memakai alat pengumpul, dan efek
pembedahan pada fungsi seksual (untuk pasien pria) diberikan sebagai bagian dari penyuluhan
pasien.