Anda di halaman 1dari 9

MENGATASI PENCEMARAN AIR DARI LIMBAH SABUN

DAN DETERGEN DI BERBAGAI SUNGAI DI INDONESIA


DENGAN BANTUAN APLIKASI JURUSAN TEKNIK KIMIA
AGAR DAPAT DIKONSUMSI

Oleh : Rut Jasmine Monica Sitanggang

Universitas Sriwijaya

Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Kimia

2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang terdiri dari beberapa sektor


industri sebagai salah satu pendapatan negara. Sabun dan detergen merupakan
salah satu produk industri untuk kebutuhan rumah tangga. Banyak masyarakat di
sekitar pinggiran sungai mencuci pakaian , peralatan rumah tangga seperti piring,
gelas, sendok dan lain sebagainya, kemudian membuang air bekas cucian tersebut
di buang ke sungai dan pada akhirnya mencemari sungai. Hal ini disebabkan karena
sebagian besar masyarakat kurang memahami bahaya limbah sabun dan detergen
ketika mencemari beberapa sungai di Indonesia yang memberikan dampak negatif
yang sangat berbahaya seperti :

a. Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air


tercemar tersebut akan mengalami gangguan bahkan kerusakan karena
kadar oksigen di dalam air menjadi berkurang drastis.
b. Dalam jangka panjang jika air tersebut terus dikonsumsi maka dapat
menyebabkan resiko bayi cacat lahir bagi ibu hamil.
c. Pengkonsumsian air yang tidak hiegenis dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan terjadinya mutasi sel di dalam tubuh yang akan menyebabkan
kanker dan leukemia.

Sabun dan detergen merupakan salah satu produk kimia yang terdapat beberapa
bahan kimia berbahaya apabila dikonsumsi secara tidak langsung. Sebagai contoh
nyata pada umumnya penduduk di sekitar pinggiran sungai akan mengambil air dari
sungai yang kemudian akan dimasak dan dikonsumsi. Walaupun telah dimasak
dalam suhu tertentu, tetap saja akan bersifat karsinogen bagi tubuh.

Oleh karena itu dibutuhkan metode koagulasi flokulasi yang merupakan salah
satu pengaplikasian jurusan Teknik Kimia yang memanfaatkan Poli Alumunium
Klorida, garam aluminat seperti tawas, dan lain sebagainya.

2
ISI

A. Tujuan
Tujuan penulisan essay ini adalah untuk menjelaskan metode pengolahan
limbah detergen dan sabun yang memanfaatkan teknik koagulasi flokulasi untuk
mengatasi pencemaran air sungai yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
B. Rumusan
Essay ini menerangkan bagaimana cara mengatasi pencemaran limbah
detergen dan sabun yang terdapat disungai dengan metode koagulasi flokulasi.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka. Studi kepustakaan


adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi
yang relavan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi
itu dapat diperoleh dari buku buku ilmiah, laporan penelitian , karangan karangan
ilmiah , tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
ensiklopedia, dan sumber sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

D. Pembahasan
Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan partikel
koloid, suspended solid halus dengan penambahan koagulan disertai dengan
pengadukan cepat untuk mendispersikan bahan kimia secara merata. Dalam suatu
suspensi, koloid tidak mengendap (bersifat stabil) dan terpelihara dalam keadaan
terdispersi, karena mempunyai gaya elektrostatis yang diperolehnya dari ionisasi
bagian permukaan serta adsorpsi ion-ion dari larutan sekitar. Pada dasarnya koloid
terbagi dua, yakni koloid hidrofilik yang bersifat mudah larut dalam air (soluble)
dan koloid hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam air (insoluble).

Koagulan yang paling banyak digunakan dalam praktek di lapangan adalah


alumunium sulfat [Al2(SO4)3], karena mudah diperoleh dan harganya relatif lebih
murah dibandingkan dengan jenis koagulan lain. Sedangkan kapur untuk
pengontrol pH air yang paling lazim dipakai adalah kapur tohor (CaCO3). Agar
proses pencampuran koagulan berlangsung efektif dibutuhkan derajat pengadukan
> 500/detik, nilai ini disebut dengan gradien kecepatan (G).

Pada proses koagulasi dibagi dalam tahap fisika dan kimia:

1. Fisika

3
a. Pemanasan

b. Pengadukan

c. Pendinginan

2. Kimia

a. Elektroforesis

b. Penambahan koloid

c. Penambahan elektrolit

Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses


penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi. Partikel-
partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta melakukan
proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama makin
besar serta mudah mengendap. Gradien kecepatan merupakan faktor penting
dalam desain bak flokulasi. Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang
timbul akan mencegah pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradien terlalu
rendah/tidak memadai maka proses penggabungan antar partikulat tidak akan
terjadi dan flok besar serta mudah mengendap akan sulit dihasilkan. Untuk itu
nilai gradien kecepatan proses flokulasi dianjurkan berkisar antara 90/detik hingga
30/detik. Untuk mendapatkan flok yang besar dan mudah mengendap maka bak
flokulasi dibagi atas tiga kompartemen, dimana pada kompertemen pertama
terjadi proses pendewasaan flok, pada kompartemen kedua terjadi proses
penggabungan flok, dan pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan flok.

1. Pengadukan lambat (agitasi) pada proses flokulasi dapat dilakukan


dengan metoda yang sama dengan pengadukan cepat pada proses
koagulasi, perbedaannya terletak pada nilai gradien kecepatan di mana
pada proses flokulasi nilai gradien jauh lebih kecil dibanding gradien
kecepatan koagulasi.

4
Metode Koagulasi flokulasi adalah salah satu metode yang membantu
menghilangkan kekeruhan dalam air sebagai akibat dari pencemaran sabun dan
detergen
Secara garis besar metode koagulasi flokulasi adalah
a. Penambahan koagulasi Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O)
b. Pengadukan campuran koagulan air umpan (yang terdiri atas pengadukan
cepat dan pengadukan pelan)

Proses pengolahan air (koagulasi-flokulasi) merupakan proses yang terjadi


secara berurutan untuk mentidakstabilkam partiker tersuspensi yang
menyebabkan terjadinya tumbukan partikel dan akam menjadi flok Koagulasi
pada awal proses akan melibatkan proses netralisasi dari muatan partikel dengan
menambahkan koagulan (elektrolit). Setelah itu akan terbentuk agregat yang
saling menempel dan menyebabkan terbentuknya partilel yang lebih besar yang
disebut mikroflok.
Pengadukan yang cepat untuk mendispersikan koagulan dalam larutan akan
mendorong terjadinya tumbukan partikel yang diperlukan untuk memperoleh
proses koagulasi yang bagus. Proses koagulasj membutuhkan waktu sekitar 1-3
menit.
Mikroflok yang terbentuk pada proses koagulasi sebagai akibat penetralan
muatan, akan saling bertumbukan. Dengan adanya pengadukan lambat akan
menghasilkan flok yang lebih besar. Pertumbuhan flok akan terus berlanjut
dengan penambahan flokulan atau polimer dengan bobot molekul tinggi. Polimer
tersebut menyebabkan terbentuknya jembatan, mengikat flok, memperkuat
ikatannya serta meningkatkan frekuensi pengendapan flok. Waktu yang
dibutuhkan antara 15-20 menit.
Adapun faktor - faktor yang memengaruhi koagulasi flokulasi air adalah
kekeruhan, padatan tersuspensi, temperatur, pH, komposisi dan konsentrasi anion
kation, durasi. Pemilihan koagulan dan kadarnya membutuhkan studi
laboratorium ( menggunakan jar test apparatus ) untuk mendapatkan kondisi yang
optimum.

5
PENUTUP

Metode koagulasi flokulasi merupakan salah satu metode yang efisien untuk
mengelolah air yang tercemar oleh limbah dari sabun dan detergen agar kembali
menjadi air yang dapat dikonsumsi. Metode ini sudah banyak dipakai oleh
beberapa penelitian untuk mengelolah air yang sudah tercemar menjadi bersih
kembali sehingga metode ini akan aman jika digunakan. Sebagai masyarakat
sudah sepatutnya kita menjaga negri kita ini dari semua bentuk pencemaran,
bukan hanya pencemaran yang terjadi pada air. Hal ini ditujukan agar generasi
selanjutnya dapat mencontoh perbuatan yang kita lakukan.
Sebagai generasi fakultas teknik sudah seharusnya kita mengaplikasikan
ilmu ilmu yang ada karena ilmu tersebut akan berarti apabila kita aplikasikan. Dari
ilmu yang kita terapkan sendiri akan berguna bagi masyarakat, negara dan
terutama diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dari hal hal yang sederhana
dapat berguna bagi orang lain dan diri sendiri.

6
DAFTAR PUSTAKA

“10 Bahan Berbahaya Yang Ada Pada Sabun” karya Asalasah dalam
http://www.asalasah.com/2012/11/10-bahan-berbahaya-yang-ada-pada-
sabun.html, diunduh pada tanggal 9 Mei 2018 pukul 18.09 WIB.

“Acara 2: Analisa Koagulasi dan Flokulasi” karya Nurul Hadiqah As-Sa’adah


dalam http://ichakks.blogspot.co.id/2014/04/acara-2-analisa-koagulasi-dan-
flokulasi.html, diunduh pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 17.31 WIB.

“Dampak Penggunaan Detergen” karya Punyanyavika dalam


https://punyanyavika.wordpress.com/2011/12/25/dampak-penggunaan-detergen-
sebagai-pembersih-pakaian-dalam-kehidupan/, diunduh pada tanggal 9 Mei 2018
pukul 19.26 WIB.

“Mengatasi Limbah Deterjen Secara Optimal” karya noname dalam


http://washingfactory.com/mengatasi-limbah-deterjen-secara-optimal/ , diunduh
pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 14.02 WIB.\

“Meninjau: Proses Koagulasi dan Flokulasi dalam Suatu Instalasi Pengolahan Air”
karya noname dalam https://smk3ae.wordpress.com/2008/11/30/meninjau-proses-
koagulasi-flokulasi-dalam-suatu-instalasi-pengolahan-air/, diunduh pada tanggal
10 Mei 2018 pukul 14.37 WIB.

“Metode: Pengolahan Detergen” karya noname dalam


https://smk3ae.wordpress.com/2008/07/15/metode-pengolahan-detergen/, diunduh
pada tanggal 10 Mei 2018 pukul 15.21 WIB.

“Pengolahan Limbah Cair Industri dengan Metode Koagulasi” karya Ryan Tito
dalam https://www.scribd.com/doc/227574076/Pengolahan-Limbah-Cair-Industri-
Dengan-Metode-Koagulasi-by-Ryan-Tito, diunduh pada tanggal 9 mei pukul 19.52
WIB.

“PENGOLAHAN LIMBAH DETERJEN DENGAN METODE


KOAGULASIFLOKULASI MENGGUNAKAN KOAGULAN KAPUR DAN
PAC” karya Heliyanur, dkk, dalam
file:///C:/Users/RENDAL%20HAR/Documents/SNMPTN%202018/107892-ID-
pengolahan-limbah-deterjen-dengan-metode.pdf, diunduh pada tanggal 9 Mei 2018
pukul 18.17 WIB.

7
“Zat Kimia Pewangi, Detergen dan Sabun” karya Aside dalam
https://andrinurhayatchemistry.wordpress.com/2013/03/29/zat-kimia-
pewangideterjen-dan-sabun/, diunduh pada tanggal 9 Mei 2018 pukul 18.57 WIB.

8
9

Anda mungkin juga menyukai