Anda di halaman 1dari 3

Dasar Teori

Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri
ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan &
masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong &
panjang yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat
menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun
usus/saluran pencernaan.

Adapun gejala umum cacingan yaitu perut menjadi buncit,badan kurus, rambut seperti rambut
jagung,lemas dan cepat lelah, muka pucat, serta mata belekan, sakit perut, diare yang berulang
dan kembung.

Terdapat tiga golongan cacing yang menyerang manusia yaitu nematode, trematoda, dan
cestoda. Sebagaimana penggunaan antibiotika, antelmintik ditujukan pada taget metabolik yang
terdapat pada parasit tetapi ridak mempengaruhi atau berfungsi lain untuk pengguna.

Antelmintik atau yang biasa disebut obat cacing adalah obat yang dapat membasmi
cacing dalam tubuh manusia maupun hewan..Kebanyakan antelmintik efektif terhadap satu
macam cacing, sehingga diperlukan diagnosis tepat sebelum menggunaka obat tertentu

Adapun beberapa jenis obat antelmintik yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
pirantel pamoat dan piperazin sitrat. Pirantel pamoat sendiri dapat membasmi berbagai cacing
di usus, Mekanisme kerjanya menimbulkan depolarisasi pada otot cacing dan meningkatkan
frekuensi imfuls, menghambat enzim kolinesterase. Absorpsi melalui usus tidak baik, ekskresi
sebagian besar bersama tinja, <15% lewat urine. Pirantel pamoat sangat efektif terhadap Ascaris,
Oxyuris dan Cacing tambang, tetapi tidak efektif terhadap trichiuris. Mekanisme kerjanya
berdasarkan perintangan penerusan impuls neuromuskuler, hingga cacing dilumpuhkan untuk
kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh gerak peristaltik usus. Cacing yang lumpuh akan mudah
terbawa keluar bersama tinja. Setelah keluar dari tubuh, cacing akan segera mati Resorpsinya
dari usus ringan kira – kira 50% diekskresikan dalam keadaan utuh bersamaan dengan tinja dan
lebih
Piperazin pertama kali digunakan sebagai antelmintik oleh Fayard (1949).
Pengalaman klinik menunjukkan bahwa piperazin efektif sekali terhadap A.
lumbricoides dan E. Vermicularis. Piperazin juga terdapat sebagai heksahidrat yang
mengandung 44% basa. Piperazin dalam bentuk garam sebagai garam sitrat, kalsium
edetat dan tartrat. Garam-garam ini bersifat stabil non higroskopis, pemeriannya
berupa kristal putih yang sangat larut dalam air, larutannnya bersifat sedikit asam.
Piperazin diabsorpsi melalui saluran cerna, dan diekskresi melalui urine.
Cara Kerja Piperazin menyebabkan blokade respon otot cacing terhadap
asetilkolin sehinggga terjadi paralisis dan cacing mudah dikeluarkan oleh
peristaltik usus. Cacing biasanya keluar 1-3 hari setelah pengobatan dan tidak
diperlukan pencahar untuk mengeluarkan cacing itu. Cacing yang telah terkena
obat dapat menjadi normal kembali bila ditaruh dalam larutan garam faal pada
suhu 37°C. Diduga cara kerja piperazin pada otot cacing dengan mengganggu
permeabilitas membran sel terhadap ion-ion yang berperan dalam
mempertahankan potensial istirahat, sehingga menyebabkan hiperpolarisasi dan
supresi impuls spontan, disertai paralisis. Pada suatu studi yang dilakukan terhadap
sukarelawan yang diberi piperazin ternyata dalam urin dan lambungnya ditemukan
suatu derivat nitrosamine yakni N-monistrosopiperazine dan arti klinis dari
penemuan ini belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Tjay TH, Rahardja K. Obat – Obat Penting. Jakarta : Elex Media Komputindo ; 2002.
Sweetman SC. Martindale : The Complete Drug Reference. Thirty Sixth Edition. London : The
Pharmaceutical Press ; 2009

Katzung BG. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3. Jakarta : EGC ;1989.
Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi VIII. Jakarta: Salemba Medika
; 2002.
Kasim F, Yulia T, Kosasih. ISO Indonesia volume 44. Jakarta : Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
; 2009.

Anda mungkin juga menyukai