Dosen Pengampu :
H. Ikhsanudin Juhri, Lc., MA.
Disusun Oleh :
Jhon Meirta G
4443180069
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar...................................................................................
Daftar Isi...............................................................................
Bab 1 Pendahuluan...................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................
1.3 Tujuan......................................................................
Bab 2 Pembahasan....................................................................
2.1 Hakikat sumber daya alam ..............................................
2.2 Pengelompokan Sumber Daya Alam .................................
2.3 Pengelolaan Sumber Daya Alam .......................................................
Bab 3 Penutup.........................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................
3.2 Saran.......................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kawasan pesisir telah menjadi lokasi yang strategis dalam usaha peningkatan
ekonomi melalui sektor pariwisata, industri, pemukiman, transportasi, dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan jasa dan barang. Pemanfaatan kawasan pantai tersebut sayangnya tidak
dilandasi pemahaman yang baik tentang kondisi yang baik bagi pantai, sehingga
menimbulkan dampak merugikan.
Pesisir pantai Banten di utara berbatasan dengan laut Jawa, di bagian barat berbatasan
dengan Selat Sunda dan di selatan menghadap ke arah Samudera Hindia. Serang merupakan
salah satu kabupaten yang ada di wilayah Propinsi Banten yaitu terletak di pesisir Pantai
Utara Jawa
Serang merupakan kabupaten dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat
ditunjang dengan kekayaan alamnya terutama sumber daya alam Pesisir dan Laut, sehingga
menjadikan salah satu kabupaten yang memiliki prospek yang sangat baik di masa yang akan
datang.
Sebagai kawasan Teluk (perairan semi tertutup menjorok ke arah daratan, yang berada
di bagian hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut), Teluk Banten memiliki kekayaan
alam yang tinggi. Selain itu dengan kekayaan alamnya Teluk Banten menjadi lokasi yang
menarik untuk dimanfaatkan berbagai aktifitas seperti: Industri, alur pelayaran, penambangan
pasir laut, pelabuhan, pariwisata, budidaya ikan penangkapan ikan dan lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
-bagaimana hakikat sumber daya alam
1.3 Tujuan
- mengatahui hakikat sumber daya alam
Dalam pemanfaatan SDA melalui pembangunan senantiasa terjadi perubahan ekosistem yang
pada akhirnya memberi dampak positif (manfaat) ataupun dampak negatif (resiko) terhadap manusia
kembali. Semakin besar manfaat yang akan diupayakan, semakin besar pula resiko yang ada ataupun
muncul resiko baru (Soemarwoto, 1985). Pengelolaan SDA (natural resource management) dimaksud
untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang tinggi, aman dan manusiawi
terjamin. Hanya dalam kondisi kualitas lingkungan yang tinggi, manusia lebih banyak memperoleh
manfaat dari pada resiko lingkungan
SDA berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA
yang tidak dapat diperharui. SDA yang dapat diperbaharui ialah kekayaan alam yang dapat terus ada
selama penggunaannya tidak diekploitasi berlebihan. SDA yang tidak dapat diperbaharui yaitu SDA
yang jumlahnya terbatas karena penggunaannya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan
apabila digunakan secara terus menerus akan habis seperti contoh tumbuhan, hewan, mikro
organisme, sinar matahari, angin, dan air. Kebutuhan SDA meningkat dikarenakan pertambahan
penduduk serta kemajuan pembangunan. SDA yang terbatas bahkan menurun. Tanpa upaya
pelestarian atau konservasi maka terjadi krisis SDA, kualitas menurun, persediaan langka,
keanekaragaman berkurang, dll. Pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan sifatnya, yaitu SDA Hayati
dan Non Hayati. Pasal 12 ayat 1 UU No.32 tahun 2009 menyatakan pemanfaatan SDA dilakukan
berdasarkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH).
2.2 Pengelompokan Sumber Daya Alam
SDA dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut ini akan disajikan beberapa
penggolongan SDA berdasarkan pada sifat, potensi dan jenisnya (Pratiwi dkk, 2000).
1. Berdasarkan Sifat Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai
berikut :
a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), misalnya : Hewan, tumbuhan,
mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena 4.6 dapat melakukan reproduksi dan
memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable), misalnya: minyak bumi,
gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
c. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya udara, matahari, energi pasang surut, energi
laut dan air dalam siklus hidrologi.
a. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk
fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, kaca, dan rosela.
b. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi
pasang surut air laut, dan kincir angin. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya
alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa. SDA
dapat digolongkan menjadi beberapa macam. Berikut ini akan disajikan beberapa
penggolongan SDA berdasarkan pada sifat, potensi dan jenisnya (Pratiwi dkk, 2000).
1. Berdasarkan Sifat Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai
berikut :
a. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), misalnya : Hewan, tumbuhan,
mikroba, air dan tanah. Disebut terbarukan karena 4.6 dapat melakukan reproduksi dan
memiliki daya regenerasi (pulih kembali).
b. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable), misalnya: minyak bumi,
gas bumi, batu bara, dan bahan tambang lainnya.
c. Sumber daya alam yang tidak habis, misalnya udara, matahari, energi pasang surut, energi
laut dan air dalam siklus hidrologi.
a. Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk
fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, kaca, dan rosela.
b. Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi
pasang surut air laut, dan kincir angin. Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya
alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
3. Berdasarkan Jenis Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
a. Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber
daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir
angin.
b. Sumber daya alam hayati (biotik); disebut juga sumber daya alam yang berupa mahkluk
hidup. Misalnya : hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia
3.1 Saran
Sebaiknya kita menjaga memelihara merawat dan tidak merusak sumber daya alam kita
supaya tidak akan habis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan penduduk dan aktivitas pembangunan yang tinggi, serta adanya
eksploitasi sumber daya alam secara intensif dan berlebihan, memberikan peringatan
kepada kita untuk menyusun suatu strategi yang lebih baik dalam mengelola sumber daya
alam air. Strategi ini harus di proyeksikan terhadap waktu dalam jangka pendek dan
jangka panjang. Peningkatan jumlah penduduk cenderung meningkatkan permintaan akan
sumber daya air. Di lain pihak yang terjadi justru sebaliknya, yakni air menjadi sumber
daya yang keberadaannya semakin tak menentu.