TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya
D – III Keuangan dan Perbankan
Disusun Oleh:
MEME YELI GUNAWAN
11610016
PERUSAHAAN PERBANKAN.
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Program
Riwayat Pendidikan :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik dan tepat waktu. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi
Merdeka Malang.
Dalam proses menyusun tugas akhir ini, penulis menerima banyak bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi masukan serta
dukungan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan tepat waktu, terkhususnya
kepada:
1. Ibu Lita Dwipasari, SE, MM selaku ketua program D-III Keuangan dan
Perbankan.
dalam pembuatan tugas akhir hingga terselesaikan penulisan tugas akhir ini.
3. Ibu Sari Yuniarti, SE, MM selaku dosen pembimbing II yang telah membantu
5. Orang tua atas dukungan doa serta kasih sayangnya sehingga penulis dapat
ini dan telah menjadi teman terbaik, serta teman-teman yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan pikiran, waktu, tenaga dan kemampuan lainnya yang ada
pada diri penulis. Oleh sebab itu penulis tidak meutup kemungkinan adanya kritik
maupun saran dari semua pihak. Namun demikian, dengan segala kerendahan hati
penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat dan berguna bagi pihak yang
memerlukannya.
YESUS KRISTUS
DOSEN PEMBIMBINGKU
TEMAN-TEMANKU
MOTTO
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ABSTRAK
Capital adequacy ratio merupakan modal yang dimiliki bank yang sangat
penting untuk menunjang kegiatan operasional bank. Loan to deposit ratio adalah
perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga yang
dapat di himpun oleh bank. Sedangkan efisiensi operasional adalah rasio yang
keuangan bank maka dapat menentukan kesehatan suatu bank yang akan
pendapatan operasional, dan Loan to deposit ratio terhadap Return on Assets pada
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan
bantuan program SPSS. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa captial adequacy
parsial terhadap Return on Assets. Selain itu juga di temukan Biaya operasional
BAB I
PENDAHULUAN
sumber dana secara efektif dan efisien. Sektor perbankan memegang peranan
penting dalam perekonomian suatu negara, karena bertindak sebagai urat nadi
perbankan yang sangat penting , maka bank dipaksa untuk menjadi lebih
kelebihan dana kepada unit-unit yang kekurangan dana. Sesuai dengan fungsinya
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk– bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
salah satu sumber pembiayaan utama bagi dunia usaha, baik untuk investasi
maupun produksi.
dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja
keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lancar. Tingkat
kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu sumber utama
indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang
keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank (Restiyana,
2011).
Untuk menilai kesehatan suatu bank dapat diukur dengan berbagai metode.
nasabah terhadap bank yang bersangkutan. Salah satu alat untuk mengukur
meliputi NPL, aspek earning meliputi ROA dan BOPO, aspek likuiditas meliputi
(Ramdany, 2012).
/memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah
yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total
asset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
menunjang kegiatan operasi bank. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum
risiko (ATMR) .Untuk dapat terus memiliki modal yang cukup atau untuk dapat
terus memenuhi standar CAR yang sehat, maka bank harus bisa memperoleh
profit yang nantinya akan menambah permodalan bank. Kemampuan bank untuk
CAR mencerminkan modal bank, semakin besar CAR maka ROA yang
diperoleh bank akan semakin besar karena semakin besar CAR maka semakin
risiko kerugian kegiatan usahanya sehingga kinerja bank juga meningkat. Selain
itu, semakin tinggi permodalan bank maka bank dapat melakukan ekspansi
usahanya dengan lebih aman. Adanya ekspansi usaha yang pada akhirnya akan
diteliti Edward Gagah (2009) dan Restiyana (2011) menemukan bahwa CAR
yang dilakukan oleh Nurul Maulidya (2012) dan Riski (2012) menunjukkan
bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA dan tidak signifikan terhadap
ROA.
bank, sebab tingkat likuiditas rendah akan mengancam kredibilitas bank yang
permodalannya. Artinya apabila bank menjaga likuiditas terlalu tinggi, maka bank
dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. Menurut
kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu dikatakan dalam keadaan likuid.
Tingkat likuiditas diukur dengan LDR. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit
semakin besar. Dalam keadaan rendahnya likuiditas bank, maka bank akan
semakin rendah tingkat LDR, semakin likuid suatu bank. Keadaan bank yang
semakin likuid menunjukkan banyaknya dana menganggur (idle fund) yang dapat
Tingkat LDR suatu bank haruslah dijaga agar tidak menjadi terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi. Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai tingkat LDR.
Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada
tingkat 85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP tanggal 29
Mei 1993. Namun, per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memperlakukan peraturan
tingkat 78%-100%.
Semakin tinggi LDR maka laba bank akan semakin meningkat, dengan
meningkatnya laba bank maka kinerja bank juga meningkat. Penelitian mengenai
17
LDR yang dilakukan oleh Edward Gagah (2009) dan Restiyana (2011)
yang berakibat pada pendapatan dan munculnya kredit bermasalah yang dapat
menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan.
Selain masalah LDR yang dialami oleh perbankan di Indonesia, masalah yang
lainnya adalah tentang efisiensi yang berkaitan dengan kegiatan operasional suatu
bank selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah,
namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien.
maka akan dapat mengakibatkan bank akan mengalami kerugian yang cukup
berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup suatu bank.
pendapatan operasional. Semakin besar BOPO maka akan semakin kecil atau
18
menggunakan semua faktor produksinya dengan efektif dan efisien. Semakin kecil
BOPO maka ROA akan meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan Valentina
Erista (2010) dan Riza Ayu Ramdany (2012) memperlihatkan bahwa BOPO
Pada laporan laba rugi sendiri terdapat dua pos utama, yakni pendapatan
yang di peroleh dari kegiatan operasional, maka biaya operasional adalah biaya
sedikit maka bank tersebut tergolong tidak efisien dalam menjalankan kegiatan
mengurangi jumlah laba bersih yang dapat di peroleh karena biaya operasioanl
merupakan faktor pengurang dalam laporan laba rugi (Purwana : 2009). Bank
yang di nilai rasio BOPO- nya tinggi menunjukkan bahwa bank tersebut tidak
bermasalah semakin besar. Nilai rasio BOPO yang ideal berada antara 50-70%
sesuai dengan ketentuan Bank indonesia. Kondisi bank yang semakin baik akan
mengenai bagaimana pengaruh CAR, BOPO dan LDR terhadap tingkat ROA.
B. Rumusan Masalah
assets?
assets?
C. Tujuan Penelitian
return on assets.
return on assets.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
tentang CAR, BOPO dan LDR terhadap ROA. Serta sebagai bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bank
Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan
memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang
baru berupa uang giral yang dikemukan Stuart Dalam bukunya Bank Poitic.
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas
jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat
23
pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank dan pihak
bank dan penerapan manajemen bank akan mempengaruhi profil resiko bank yang
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian atas berbagai aspek yang
konvensional.
Pada dasarnya tugas pokok Bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah
kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi
kegiatan ekonomi.
b. Menciptakan uang.
Rasio keuangan menjadi salah satu alat oleh para pengambil keputusan baik
Bagi pihak eksternal terutama kreditur dan investor, rasio keuangan dapat
kredit atau untuk dijadikan lahan investasi yang baik. Bagi pihak manajemen,
dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan
Rasio keuangan adalah alat analisis keuangan yang paling sering digunakan.
keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat
Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antar suatu unsur
media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos
lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”. Proksi
dari kinerja dalam penelitian ini diukur dengan besarnya Return On Asset (ROA).
dalam penelitian ini terbatas pada aspek permodalan, likuiditas dan profitabilitas.
4. Profitabilitas
satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang
terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan
keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan
26
selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi
perusahaan.
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan
perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal
sendiri.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis rasio adalah suatu
dengan menghubungkan antara laporan keuangan yang satu dengan yang lain, jadi
harus ada dua laporan keuangan misalnya membandingkan laba yang ada pada
laba selama periode tertentu juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas
memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi
kredit,penyertaan , surat berharga, tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana
luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain CAR adalah
sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Dari beberapa pendapat mengenai CAR,maka
dapat di simpulkan bahwa CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari
setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank
Risiko operasional bank antara lain dapat berupa kemungkinan kerugian dari
operasi bank bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur
biaya operasional bank dan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-
input. Output merupakan hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber
mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank,
dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen pemegang
tepat guna.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber
pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran
dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat
pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus
Menurut Siamat (2004 : 92) resiko likuiditas atau liquidity risk adalah resiko
yang mungkin akan dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya
dalam rangka memenuhi kebutuhan kredit dan semua penarikan dana oleh
LDR adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan
oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. pengertian lainnya
aspek likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan
seluruh dananya (loan-up) atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang
rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap
terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak
antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana
Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank
(Dendawijaya, 2000:118).
LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan Total
Dana Pihak ke Tiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan
Penelitian dari Gagah tahun 2009 Analisis Pengaruh CAR, LDR, SIZE,
Bank Asing Periode Januari 2003- Desember 2007) dari hasil penelitian tersebut
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada bank domestik maupun bank asing
Penelitian dari oleh Restiyana tahun 2011 menguji Analisis Pengaruh CAR,
NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap profitabilitas pada perbankan .objek
tersebut memberikan hasil CAR dan LDR memiliki pengaruh positif dan
Penelitian lain yang di lakukan oleh Maulidya dkk tahun 2012 dengan judul
Pengaruh CAR, NPL dan LDR Terhadap ROA. Objek penelitian pada Bank
Umum Swasta Nasional Devisa Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-
2010) hasil penelitian menunjukkan secara uji parsial variabel CAR tidak
31
signifikan terhadap ROA. Artinya bahwa rasio CAR tidak berpengaruh pada
perubahan rasio ROA. Sedangkan variabel LDR tidak siginifikan terhadap ROA.
Artinya bahwa pada rasio LDR tidak berpengaruh pada perubahan rasio ROA.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
on Asset (ROA)
C. KERANGKA PIKIR
profitabilitas (ROA) perbankan adalah CAR, BOPO dan LDR yang dapat
Gambar 2.1
Profitabilitas (ROA)
CAR
(X1)
H1
H2
BOPO
(X2) Y ( ROA)
H3
LDR
(X3 )
33
D. HIPOTESIS
dianggap benar. Selain itu juga, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan yang
akan diteliti sebagai jawaban sementara dari suatu masalah. Berdasarkan rumusan
H1 : Diduga terdapat pengaruh antara CAR, BOPO dan LDR secara parsial
terhadap ROA.
H2 : Diduga terdapat pengaruh antara CAR, BOPO dan LDR secara simultan
terhadap ROA.
BAB III
METODE PENELITIAN
berikut :
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada. Rasio
setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
memanfaatkan total aset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba
sebelum pajak terhadap total asset bank tersebut. Semakin besar nilai ROA maka
semakin baik besar pula kinerja perusahaan, karena return yang didapat
pada bank. Merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jumlah seluruh aktiva
bank mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank
lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber di luar bank (Almillia dan Herdinigtyas, 2005). Pada penelitian ini
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
CAR = 𝑥 100%
𝐴𝑇𝑀𝑅
Rasio yang sering disebut rasio efisien ini digunakan untuk mengukur
bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga,
36
biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lainnya). Pendapatan
peroleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi
bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
BOPO = 𝑥100%
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
LDR adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh
bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Rasio LDR merupakan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula
Ruang lingkup pada penelitian ini hanya dibatasi pada manajemen keuangan
dengan menitik beratkan pada analisis profitabilitas yaitu ROA sebagai variabel
dependennya dengan penilaian pada variabel CAR, BOPO dan LDR sebagai
variabel independen.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan bersifat kuantitatif. yaitu
berupa data laporan tahunan perusahaan perbankan yang bersumber dari Bursa
Efek Indonesia dan internet yang dipandang relevan dengan topik yang dibahas
laporan keuangan tahunan. Data tersebut bersumber dari Bursa Efek Indonesia
2013.
Jumlah keseluruhan bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah
sebanyak 39 bank, tetapi yang memenuhi kriteria di atas hanya 26 bank. Maka
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 bank umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
38
bank dengan periode tahun pengamatan). Untuk selengkapnya jumlah dan nama
TABEL 3.1
SAMPEL PENELITIAN
a. Uji Normalitas
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada
data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari
residualnya. Data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut
(Ghozali, 2009);
40
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
normalitas.
padahal secara statistic bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan selain
menggunakan uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang
(0,05).
(0,05).
b. Uji Multiolinearitas
lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
yang tinggi.
setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
variabilitas variabel bebas yang terpilh yang tidak dapat dijelaska oleh
variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai
yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
besarnya variasi dari suatu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh
TOL dibawah 0,1 dan VIF batasnya diatas 10. Apabila TOL dibawah 0,1
c. Uji Heteroskedasitas
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka
Model regeresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan submbu X
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
d. Uji Autokorelasi
Tabel 3.2
Kriteria Nilai Uji Durbin Watson
No Nilai DW Kesimpulan
maka data akan dianalisis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
program pengolahan data statistik yaitu Statistical Package for Social Science
(SPSS) 17.0.
Keterangan :
a : konstanta
b1 : Koefisien variabel X1
b2 : Koefisien variabel X2
b3 : Koefisien variabel X3
e : Residual
3. Uji Hipotesis
Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji
hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi; uji parsial (t-test) dan uji
atau α = 5%.
sebagai berikut:
variabel dependen).
c. Koefisien Regresi
BAB IV
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Perbankan
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu.
tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama
lebih dari 140 tahun. Masing-masing dari empat Bank bergabung memainkan
tahun 1948 dan kemudian mulai kembali aktif pada tahun 1949 sesudah
perjanjian Renville dan berganti nama menjadi Bank Indonesia Serikat. Selang
tahun berganti muncullah PERPU no. 41.1960 yang membentuk BKTN (Bank
Koperasi Tani dan Nelayan), perusahaan perbankan yang terdiri dari Bank Tani
dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah
terakhir menetapkan kembali tugas utama BRI sebagai bank umum. Visi BRI
pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank
Nasional. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank
tahun 1996.
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga
mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik,
50
pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat
dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk
seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)
sosial.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau biasa dikenal dengan BTN
perbankan. Bank ini merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara Indonesia
yang pertama kali didirikan pada tahun 1987. Saat itu bank ini masih bernama
Tahun 1950. Beberapa tahun berselang tepatnya pada tahun 1963, bank ini
kembali berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara atau biasa dikenal
dengan BTN.
Maret 2003 dan Ketetapan Direksi Bank BTN tanggal 3 Desember 2004. Tak
berhenti sampai di sana, pada tahun 2008 BTN juga yang telah melakukan
pendaftaran transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK Eba)
perdana dan listing transaksi di Bursa Efek Indonesia. Dengan visi "menjadi
telah menjadi salah satu bank terkemuka di Indonesia. Visi bank BTN adalah
Value.
e. Bank Permata
PT Bank Permata Tbk didirikan 17 Desember 1954 dengan nama "Bank
World Trade Center II Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920. Saat ini
Bank Permata memiliki 53 kantor cabang (termasuk kantor pusat), 252 kantor
dan 272 kantor layanan Syariah. Pemegang saham mayoritas Bank Permata
secara komersial pada tahun 1974. Kantor pusat MCOR berlokasi di Equity
Tower Lantai 9, Jl. Jend Sudirman Kav 52 – 53 Jakarta. Pada saat ini, MCOR
Kas. Pada awal didirikan, MCOR adalah Lembaga Keuangan Bukan Bank
53
(LKBB) dan merupakan suatu konsorsium (joint venture) dari bank domestik
Japan, Jardine Fleming, Chemical Bank dan Asia Insurance. Pada tahun 1993
statusnya menjadi Bank dengan nama Bank Multicor. Kemudian pada tanggal
8 Januari 2008 terjadi merger antara Bank Multicor Tbk dan PT Bank Windu
Bank CIMB Niaga berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 58, Jakarta. Saat ini
Bank CIMB Niaga memiliki 156 kantor cabang, 750 kantor cabang pembantu,
Sdn Bhd (Malaysia), dengan kepemilikain 96,92%. CIMB Group Sdn Bhd
Menara Cyber, Jakarta Selatan 12950. Saat ini BPTN memiliki 74 kantor
syariah.
dengan akte notaris no 38, kongsi dagang ini kemudian berkembang menjadi
N.V Bank Central Asia, yang pertama kali beroperasi di pusat perniagaan di
jalan Asemka pada tanggal 21 Februari 1957. Pada tanggal 18 maret 1960
pesat, pada tahun inilah dapat dikatakan merupakan era cepat landas PT Bank
Central Asia. Pada tahun 1974 misalnya, Bank Centrak Asia bersama-sama
menjadi pemegang saham terbesar di Multicor sebesar 51% dari total saham.
Dengan kerja sama yang dilakukan oleh Bank Central Asia dan disertai dengan
Asia menjadi luas dengann asset yang cukup besar yaitu Rp 12,8 Milyar pada
tahun 1977.
j. Bank Danamon
55
bidang kredit konsumer melalui akuisisi Adira Finance, salah satu perusahaan
perluasan jaringan Danamon Simpan Pinjam di tahun 2005 serta akuisisi bisnis
oleh lebih dari 50 tahun pengalaman, Danamon terus berupaya menjadi bank
usaha komersialnya pada tahun 1941. Kantor pusat NISP terletak di OCBC
NISP Tower, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 (Casablanca), Jakarta. Saat ini, NISP
Deposito Bank.
56
Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi bank yang solid dan
handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank
OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada
tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun
1994. Visi bank OCBC NISP Menjadi bank pilihan dengan standar dunia yang
diakui kepeduliannya dan terpercaya. Misi Bank OCBC NISP berusaha dan
terbaik.
saling percaya.
l. Bank Bukopin
dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin) dan mulai
tanggal 16 Maret 1971. Kantor pusat BBKP beralamat di Jalan M.T. Haryono
Kemudian pada 02 Januari 1990 dalam Rapat Anggota Bank Umum Korporasi
saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar
m. Bank Mutiara
PT Bank Mutiara Tbk merupakan hasil merger (penggabungan) antara PT
Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk
International Financial Centre, Jl. Jend. Sudirman Kav 22-23 Jakarta. Pada saat
ini, BCIC memiliki 25 kantor cabang, 26 kantor cabang pembantu dan 5 kantor
kas. PT Bank CIC International didirikan 30 Mei 1989 dan mulai beroperasi
1997.
Pusat Bank BII beralamat di Sentral Senayan III, Jalan Asia Afrika No. 8,
Gelora Bung Karno – Senayan, Jakarta. Saat ini Bank BII memiliki 1 kantor
pusat, 79 kantor cabang, 327 kantor cabang pembantu, 7 kantor kas, 5 kantor
,memberikan layanan melalui produk dan solusi sesuai dengan kebutuhan serta
service.
nama PT Bank Pasar Swadesi. Kantor pusat BSWD di Jalan H. Samanhudi No.
37, Jakarta Pusat. Saat ini BSWD mempunyai 8 kantor cabang, 5 kantor
cabang pembantu dan 6 kantor kas. Pemegang saham mayoritas BSWD adalah
pusat SDRA berlokasi di Jl. Buah Batu No. 58, Bandung 40262. Saat ini,
sebagai bank umum. SDRA memperoleh ijin usaha sebagai bank umum
07 April 1993.
Bank QNB Kesawan Tbk didirikan 01 April 1913 dengan nama N.V
saham mayoritas BKSW adalah Qatar National Bank SAQ, dengan persentase
tahun 2000. Bank Kesawan masuk dalam beberapa kategori dari majalah
Data keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data captal
loan to deposit ratio (LDR) masing-masing bank dari periode 2011 sampai
dengan 2013, serta profitabilitas yang diwakili oleh Return on Assets (ROA).
kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka
61
semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit/aktiva produktif yang berisiko. Nilai CAR dapat di lihat pada tabel 4.1
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Deskripsi Capital Adequacy Ratio (CAR)
No Kode Bank Tahun CAR (%)
2011 15,34%
1 BMRI 2012 15,48%
2013 14,93%
2011 17,60%
2 BBNI 2012 15,10%
2013 14,96%
2011 16,95%
3 BBRI 2012 16,99%
2013 15,03%
2011 17,69%
4 BBTN 2012 15,62%
2013 17,60%
2011 18,90%
5 BDMN 2012 17,90%
2013 12,70%
2011 14,20%
6 BBCA 2012 15,70%
2013 16,39%
2011 14,80%
7 AGRO 2012 21,60%
2013 10,12%
2011 11,12%
8 BABP 2012 13,09%
62
2013 16,37%
2011 14,21%
9 BAEK 2012 13,10%
2013 13,45%
2011 12.35%
10 BBNP 2012 12,17%
2013 15,75%
2011 14,07%
11 BNLI 2012 15,86%
2013 14,28%
2011 13,16%
12 BNGA 2012 15,16%
2013 15,36%
2011 9,41%
13 BCIC 2012 10,09%
2013 14,03%
2011 13,98%
14 BSIM 2012 18,09%
2013 21,82%
2011 11,83%
15 BNII 2012 12,83%
2013 12,72%
2011 23,19%
16 BSWD 2012 21,10%
2013 15,26%
2011 14,86%
17 BVIC 2012 17,96%
2013 18,20%
2011 13,75%
63
18 NISP
2012 16,49%
2013 19,28%
2011 13,38%
19 SDRA 2012 14,70%
2013 13,07%
2011 20,50%
20 BTPN 2012 21,50%
2013 23,10%
2011 21,58%
21 BACA 2012 18,00%
2013 20,13%
2011 14,07%
22 BKSW 2012 15,86%
2013 18,73%
2011 12,71%
23 BBKP 2012 16,34%
2013 15,12%
2011 11,67%
24 MCOR 2012 13,85%
2013 14,68%
2011 19,96%
25 BNBA 2012 19,18%
2013 15,39%
2011 12,02%
26 BEKS 2012 13,27%
2013 13,22%
Sumber : laporan Keuangan Tahunan BEI, 2014
Berdasarkan tabel di atas CAR masing-masing bank cukup baik, yaitu rata-
rata di atas ketentuan BI, Semakin besar CAR maka akan semakin besar daya
64
tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank
yang timbul karena adanya harta bermasalah. Nilai CAR yang tinggi maka bank
April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, semakin
tinggi nilai CAR menunjukkan semakin sehat bank tersebut. Jika CAR suatu
bank tinggi, kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut akan semakin besar
investor.
pendapatan operasional bank. Biaya operasional meliputi biaya bunga dan biaya
oleh biaya bunga dan hasil bunga. Nilai BOPO yang diteliti dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Deskripsi Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Berdasarkan tabel diatas diketahui ada 4 bank yang BOPO nya tinggi berada
di kisaran 100%-134% bahwa semakin tinggi nilai BOPO maka semakin tidak
efisien operasi bank. Sebaliknya semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
LDR adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan
oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. LDR merupakan
dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini
sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan
likuiditas bank. Nilai LDR yang di teliti dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui LDR perbankan yang terdaftar pada
LDR masing-masing bank relatif masih berada dibatas aman, LDR suatu bank
adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100% tetapi
batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%.
dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang
rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang
Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba bersih terhadap total
Keadaan ini akan direspon positif oleh investor sehingga permintaan saham
berdampak pada return yang meningkat pula. Nilai ROA dapat di lihat pada
Tabel 4.4
Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat
digunakan. ROA merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA yang positif
Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui ada 5 bank yang ROA nya negatif
mendapatkan kerugian. ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva
perusahaan.
B. HASIL PENELITIAN
penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada
yang baik adalah pengujian yang melanggar yang tidak melanggar asumsi-asumsi
klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi klasik dalam
a. Uji Normalitas
normal atau tidak mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk
76
Gambar 4.1
Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik seharusnya tidak
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Adapun hasil VIF disajikan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Colinearity Statistics
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-
1) Nilai VIF untuk variabel CAR sebesar 1,057 < 10, sehingga variabel CAR
2) Nilai VIF untuk variabel BOPO sebesar 1,057 < 10, sehingga variabel
3) Nilai VIF untuk variabel LDR sebesar 1,001< 10, sehingga variabel LDR
c. Uji Heteroskedastisitas
model regresi linear berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara
nilai prediksi variabel terikat yaitu SRESID dengan residual error yaitu ZPRED.
Jika tidak ada pola tertentu dan titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
Gambar 4.2
Uji Heteroskedastisita
Dari grafik scatterplot di atas tidak menunjukkan pola atau bentuk tertentu,
tampak titik menyebar secara acak serta data menyebar secara merata di atas
sumbu X maupun di atas sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
d. Uji Autokorelasi
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas darisatu
observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari
demikian dapat dikatakan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi
autokorelasi. Karena nilai DW berkisar 1,65 < DW < 2,35, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi relatif baik. Adapun hasil dari uji autokorelasi
Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-
Watson
2. Pengujian Hipotesis
a. Hasil analisis
Berikut ini disajikan pada tabel 4.7 hasil perhitungan analisis regresi linear
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien thitung sig Keterangan
Regresi
(constant) 4,607 6,086 0,000
Capital adequacy ratio (CAR) 0,070 3,101 0,003 signifikan
Biaya operasional pendapatan -0,059 -15,200 0,000 Signifikan
operasional (BOPO)
Loan to deposit ratio (LDR) 0,007 0,980 0,330 Tidak signifikan
R 0,888
R Square 0,789
Fhitung 92,402
sig. F 0,000
N 78
Variabel Dependent : ROA (Y)
Sumber : Data sekunder diolah
Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO dan LDR terhadap profitabilitas pada
perusahaan perbankan yaitu ROA di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat dilihat
dari hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.6. Pengujian koefisien regresi
maupun secara individual (dengan uji t) serta dengan uji koefisien determinasi
(R2).
81
dependennya. Nilai F dalam tabel ANOVA juga untuk melihat apakah model
yang digunakan sudah tepat atau tidak. Hasil perhitungan uji F ini dapat dilihat
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
Total 124.484 77
dengan taraf nyatanya (alfa 0,05%). Jika sig. > 0,05 maka model di tolak
namun jika sig. < 0,05 maka model diterima. Pada tabel uji F di atas nilai sig. <
0,05 maka dapat disimpulkan model dapat diterima. Hal ini berarti CAR,
Efek Indonesia. Sehingga hipotesis yang menyatakan CAR, BOPO dan LDR
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji t
Coefficientsa
Unstandardized coefficients Standardized t Sig.
Model Coefficients
B Std. Error Beta
ROA dapat dilihat dari tingkat signifikansi (probabilitas). Variabel CAR dan
arah negatif. Variabel CAR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA
karena nilai signifikan < 0.05, sedangkan variabel CAR dan LDR tidak
besar data pada periode penelitian ketika nilai CAR mengalami kenaikan,
diikuti dengan nilai profitabilitas yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu
sendiri yang dimiliki oleh bank. Namun dari hasil penelitian dapat
profitabilitas.
Semakin tinggi rasio CAR maka semakin besar kemampuan bank dalam
sebagian besar data pada periode penelitian ketika nilai BOPO mengalami
Oleh karena itu H2 “Ada pengaruh yang negatif antara BOPO terhadap
di Indonesia” diterima.
menunjukkan koefisien positif dan tidak ada pengaruh signifikan antara LDR
menyalurkan kredit dari pihak ketiga kepada pihak kreditur tidak berpengaruh
pada tingkat pendapatan atau laba bank. Jika presentase penyaluran kredit
85
terhadap dana pihak ketiga berada antara 85-100%, maka bank tersebut dapat
independen yaitu CAR, BOPO dan LDR terhadap ROA ditunjukkan pada tabel
sebagai berikut:
86
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Dengan melihat tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
2) Dari persamaan regresi di atas, dapat dilihat bahwa rasio CAR bertanda
lain konstan, maka akan diikuti dengan penuruan ROA sebesar -0.059.
87
4) Dari persamaan regresi di atas, dapat dilihat bahwa rasio LDR bertanda
dominan adalah BOPO dengan koefisien regresi nilai t sebesar -15,200. Rasio
kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan.
C. PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa semakin besar CAR maka ROA yang diperoleh bank
semakin besar, karena semakin besar CAR maka akan semakin tinggi
ditimbulkan. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
diterima. Semakin besar BOPO, maka akan semakin kecil atau menurun
kinerja keuangan perbankan, begitu pula sebaliknya, jika BOPO semakin kecil
meningkat atau membaik. Hal ini berarti bank yang menjadi obyek penelitian
semakin besar rasio BOPO menyebabkan ROA yang semakin kecil pada suatu
dengan penelitian yang dilakukan oleh Restiyana (2011) dan Valentina Erista
menurun. Dalam penelitian ini masih ada bank yang kurang optimal dalam
menyalurkan dana bank. Di samping itu, nilai LDR yang tidak signifikan di
sebabkan karena adanya kredit macet sehingga tingkat pendapatan bank rendah
89
dan berakibat menurunnya ROA. Angka yang bernilai positif artinya LDR
memiliki korelasi positif terhadap ROA. Jika LDR mengalami kenaikan maka
maka ROA juga akan meningkat. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Risa Ayu (2012) yang menunjukkan bahwa
dari varibel lainnya. Artinya Semakin tinggi nilai BOPO maka semakin tidak
efisien operasi bank, sebaliknya Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang telah
disusun dan telah diuji pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
profitabilitas.
B. Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka saran yang dapat penulis ajukan
sebagai berikut :
2. BOPO berpengaruh negatif dan signifikan, oleh karena itu agar dapat
ROA yang tinggi sehingga bank perlu mengambil kebijakanyang tepat dalam
3. Manajemen bank diharapkan mampu terus menjaga CAR, BOPO dan LDR
agar terhindar dari risiko kerugian dalam usahanya. CAR, BOPO dan LDR
investor.
dan lain-lain yang berpengaruh terhadap ROA atau variabel dependen lainnya
seperti ROE sehingga dapat diperoleh hasil pengujian yang lebih baik serta
perlu mengkaji ulang hasil penelitian pada periode pengamatan dan teknik
analisis yang berbeda, guna menguji konsistensi dari hasil penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Latifah, Nurul Maulidya dkk. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing
Vol. , No. ,
Purwana, Edward Gagah. 2009. Analsis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Makassar
Restiyana. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM terhadap
manajemen.2009. www.google.com
Kasmir , 2005, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, PT Raja Grafindo Perkasa,
Edisi 6, Jakarta.
BPFE Yogyakarta.
www.idx.co.id
www.google.com.
95
Lampiran 1
Correlations
N ROA 78 78 78 78
CAR 78 78 78 78
BOPO 78 78 78 78
LDR 78 78 78 78
96
Lampiran 2
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
Model Summaryb
Change Statistics
Lampiran 3
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Coefficientsa
1 (Constant)
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Dimensi
Model on Eigenvalue Condition Index (Constant) CAR BOPO LDR
Lampiran 4
Residuals Statisticsa
Lampiran 5
100