Anda di halaman 1dari 8

Maryatun, Entarnoe b a hist ol it ic a

E ntamo eb a histo lytica: parasit penyebab


amebiasis usus dan hepar
Maryatun

Abstrak. Entamoeba histolytica adalah sejenis parasit golongan pro8ozoa usus, yang sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal (apatogen) di jaringan usus besar manusia, namun pada kondii tertentu
dapat
berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan.menembus dinding usus
sehingga
menimbulkan ulserasi. Kelainan yang ditimbulkan bervariasi tergantung lokasi dan beratnya infefsi. Manifestasi
klinis yang muncul dapat berupa asimptomatik {carrier), amebiasis intestinal ringan-berat, amebiasis
ekstraintestinal (terutama di hati) dan amebiasis lain yang lebih jarang ditemukan misa-lnya amebiasis kulit,
paru, otak, dan organ lainnya. Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung (melalui
tangan),
maupyn tidak langsung (melatui makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinjay. uiagnosis amebiasis
intestinal ditegakkan dengan menemukan ameba baik stadium tropozoit atau kista dalam tinja penderita,
sedangkan untuk abses hati ameba diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan organismi dari bahan
aspirasi hati. Diagnosis dan pengobatan yang tepat, serta kepekaan ameba terhadap obat yang diberikan sangat
mempengaruhi prognosis penyakit ini. Pada umumnya prognosis amebiasis tanpa komplikasi adalah baik, Jan
prognosis yang kurang baik biasanya terjadi pada kasus abses otak ameba. Pencegahan penyakit amebiasis
terutama ditujukan pada peningkatan kebersihan perorangan Qtersonal hygiene) dan kebersiiran lingkungan
(enviromental sanitation). (JKS 2008 ; 1 : 3 9-16)

Kata kunci: Entamoeba histolytica, amebiasis intestinal, amebiasis ekstraintestinal.

Abstract. Entamoeba histolytica is a paracyte classified as intestinal protozoa, usually lives as commensai
(apathogenic) microorganism on the tissue of human colon, but in certain condition it can be pathogenic by
forming a colony on the intestinal wall and by penehating the intestinal wall which lead the condition to bL
ulceration. The abnormalities vary depending on location and severity of infection. The clinical manifestations
can be asymptomatic (canier), medium-severe intestinal amoebiasis, extraintestinal amoebiasis (especially in
liver) and other rarely-found amoebiasis such as dermal, pulmonal, cerebral and other organic amoeiiasis. The
disease is communicated feco-orally, direct (manually) or indirect (via food or drink which is contaminated by
feces). The diagrrosis of amoebiasis is made by finding the amoeba, including the tropozoit or cyst in the
patient's feces, while the amoebic hepatic abcess is diagnosed by finding the organism in the sample of hepatic
aspiration. Exact diagnosis and effective heatrnent, together with the sensitivity of amoeba toward the treatrnent
affect tle prognosis of the disease. Usually uncomplicated amoebiasis has a good prognosis, while amoebic
cerebral abcess comes with a bad prognosis. The prevention of amoebiasis is mostly focused on the
improvement of personal hygiene and environmental sanitation. (JKS 2008; 1:39-16)

KErwords: Entqmoeba histolytica, intestinal amoebiasis, extaintestinal amoebiasis.

Pendahuluan tropis. Hal ini disebabkan karena faktor


kepadatan penduduk, higiene individu, sanitasi
Amebiasis (disentri ameba, enteritis amebq lingkungan serta kondisi sosial ekonomi dan
kolitis ameba, hepatitis ameba) adalah penyakit kultural yang menunjang. Di daerah dingin
infeksi usus besar yang disebabkan oleh parasit dengan keadaan sanitasi buruk, frekuensi
usus golongln protozoa yaitu spesies Entamoeba penyakit ini setara dengan di daerah tropis.l'33
histolytica.t'' Parasit ini sering ditemukan dalam Parasit ini awalnya hidup sebagai komensal
usus besar manusia, primata tertentu dan (apatogen) di dalam lumen usus besar, namun
beberapa hewan lain. Penyakit ini tersebar pada kondisi tertentu dapat berubah menjadi
hampir di seluruh dunia terutama di negara patogen dengan cara membentuk koloni di
sedang berkembang yang berada di daerah dinding usus dan menembus dinding usus
sehingga menimbulkan ulserasi. Faktor yang
menyebabkan perubahan sifat tropozoit tersebut
Maryatun adalah Dosen Bagion Parasitologi Fakultqs sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Kedonteran Universitas Syiah Kuala

39

l,i
.t
.e'

JURNALKED)KTERANSYIAHKUALAVolttmeSNomorlApril200S

Diduga adanya faktor kerentanan tubuh pasien, mengenai abses hati ameba pada beberapa rumah
sifat keganasan (virulensi) ameba maupun peran sakit besar, dapat diperkirakan insidensi penyakit
faktor lingkungan. Faktor-faktor yang dapat amebiasis ini Cukup tinggi.r'2'e
menurunkan kerentanan tubuh misainya
kehamilan, kurang gizi, penyakit keganasan, Manifestasi klinis
penggunaan obat-obat imunosupresif dan Secara umum amebiasis dapat terjadi di
kortikosteroid. Beberapa faktor lingkungan yang intestinal (amebiasis intestinal) dan diluar
diduga berpengaruh, misalnya suasana anaerob intestinal (am e b i a,s i s e ks n a int e s tiruaf . Amebias is
dan asam (ph 0.6-6.5), adanya bakteri, virus, dan intestinal menunjukkan baltwa organisme ini
diet tinggi kolesterol, tinggi karbohidrat, dan hanya terdapat pada traktus gastrointestinal,
rendah protein.r'a tanpa invasi secara makroskopis maupun
Organisme ini dapat menyebabkan beberapa mikroskopis ke batas mukosa. Sedangkan
manifestasi klinis berupa amebiasis intestinal, amebiasis ekstraintestinal berarti telah terjadi
amebiasis ekshaintestinal (terutama di hati) , dan invasi organisme ke batas mukosa traktus
amebiasis lain yang lebih jarang ditemukan gastrointestinal dan organismenya masuk
misalnya amebiasis kulit, paru, otak, dan organ kedalam peredaran darah, terbawa aliran darah
tainnya.3'5'6 ke bagian tubuh lainnya, terutama hati.3'a'1
Infeksi ekstraintestinal bersifat metastatik dan
Daur hidup dan penularan jarang terjadi dengan penyebaran langsung dari
Entamoeba histolytica memiliki 2 stadium yaitu usus. Bentuk yang paling sering terjadi adalah
: Tropozoit atau bentuk vegetatif yang aktif dan hepatitis ameba atau abses hati, yang dianggap
kista yang tidak aktif. Tropozoit adalah satu- disebabkan oleh mikroemboli, termasuk
satunya bentuk yang terdapat dalam jaringan, tropozoit yang terbawa melalui siklus portal.
dan juga ditemukan dalam cairan tinja waktu Diduga bahwa mikroemboli hati dengan
disentri ameba. Selanjutnya tropozoit akan tropozoit sering menyertai lesi usus, tetapi lesi
melakukan pemadatan berbentuk bulat ini jarang berkembang.
(prakista), yang kemudian akan dibentuk dinding Lebih dari separuh penderita abses hati ameba
tipis sekeliling kista immatur. Akhimya kista tidak mempunyai riwayat infeksi intestinal, dan
akan menjadi matang (kista berinti 4). Proses hanya sebagian kecil diantara mereka yang
pembentukan kista ini terjadi hanya di dalam mengeluarkan kista dalam tinjanya. Abses
usus dan tidak diluar usus. Stadium kista matang ameba juga jarang terjadi di tempat lain
ini merupakan bentuk infektif, sehingga dap_a1 (misalnya paru, otak, limpa, atau mengalir keluar
ditularkan dari satu hospes ke hospes lainnya.'''-' melalui dinding tubuh). Setiap organ atau
Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik jaringan yang kontak dengan tropozoit aktif
secara langsung (melalui tangan) maupun tidak duput *.tupukun tempat invasi dari abses.a's
langsung (melalui makanan atau minuman yang Faktor yang menentukan invasi ameba adalah
tercemar). Penularan dapat terjadi melalui jumlah ameba yang termakan, kemampuan
beberapa cara, misalnya; pencemaran makanan patogenik strain parasit, dan faktor inang, seperti
dan air minum, penggunaan kotoran manusia pergerakan usus, kemampuan imunitas dan
sebagai pupulq juru masak yang terinfeksi (food adanya bakteri enterik yang cocok yang dapat
handlers), vektor lalat dan kecoa, serta kontak meningkatkan pertumbuhan ameba. Sebagian
langsung seksual oral-anal pada besar orang yang terinfeksi tidak sakit tetapi
homoseksual.l'2'a Sumber infeksi terpenting hanya menyimpan ameba yang mendiami lumen
adalah penderita menahun yang mengeluarkan dan membentuk kista yang dikeluarkan dalam
kista atau pengandung kista tanpa geiala. tinja.2's Kista sampai ke manusia melalui air dan
Sebagai sumber penularan adalah tinja yang sayur mayur yang terkontaminasi dengan tinja
mengandung kista ameba yang berasal dari yang infektif, melalui yang makanan
carrier (cyst passer). Di Indonesia, laporan dikontaminasikan oleh lalat atau tangan orang
mengenai insidensi amebiasis sampai saat ini yang menyajikan makanan, atau melalui
masih belum ada. Tetapi berdasarkan laporan p".rilu.un langsung dari pengandung kista.l'e

40

:f"ti
Ma rya tun, Ent amoe b a hist olit ica

Amebiasis intestinal t Loealized ulceratiye lesion of the colon:


Pada pasien dengan amebiasis intestinal, bentuk Terkadang ulkus pada usus besar hanya
klinisnya dapat bervariasi dari asimptomatik terbatas pada area rektal, yang secara
sampai kolitis amebik akut atau kronik, yang karalcteristik menghasilkan pengeluaran
keduanya dapat menyerupai penyakit tinja dengan eksudat darah.6
peradangan usus besar. Sejumlah faktor yang ) Post dysentric colitis : Gejala ini terkadang
mempengaruhi bentuk kelainan infeksi amebik mengikuti suatu terapi yang adekuat
adalah respon sistem imun hospes dan strain dari terhadap amebiasis intestinal yang berat.
E. histolytica yang menjadi penyebabnya. Diare akan berlanjut dan mukosa menjadi
a. Gambaran Klinik kemerahan dan edem4 tetapi tidak terdapat
Pada daerah endemik, 75Yo yang didiagnosis ulkus atau tidak ditemukannya organisme.
terinfeksi amebiasis adalah asimptomatik Kebanyakan kasus akan sembuh dengan
(carrier), 20Yo mengalami penyakit disenhi sendirinya dengan masa remisi selama
kronik, dan 5Yo mengalami disentri akut. Pada beberapa minggu atau bulan. Terkadang
daerah non endemik, infeksi yang terjadi diare akan berlanjut dan muncul sebagai
kebanyakan bersifat asimptomatik.6 kolitis inflamatori non spesifik yang
Masa inkubasi untuk munculnya gejala klinik berkembang dengan cepat oleh karena
bervariasi dari beberapa hari sampai berbulan- infeksi amoeba.6
bulan atau bertahun-tahun (biasanya 2-4 b. Tes diagnostik
minggu). Beberapa bentuk manifestasi klinik t Pemeriksaan tinja : Diagnosis amebiasis
pada penderita amebiasis intestinal adalah:
intestinal dapat dilakukan dengan teknik
) Asymptomatic amebiasis (Cyst-Passer) : pemeriksaan telur dan parasit. Prosedur ini
Merupakan bentuk yang non invasif dan termasuk a.l. sediaan langsung dengan
parasit akan hidup sebagai suatu komensal cairan garam, yang dapat melihat
didalam lumen usus.6'7 pergerakan organismenya; teknik
I Non dysentric omebiasis (Chronic konsentrasi, yang merupakan teknik unfuk
Amebiasis) : Bentuk ini mengikuti menemukan telur cacing dan larva serta
penyakit yang akut atau muncul diawal kista protozoa; dan sediaan hapus dengan
infeksi. Gejalanya bervariasi mulai dari pulasan perrnanen, yang merupakan teknik
ringan dan singkat sampai berat dan terpenting untuk diagnosis protozoa usus.
berlangsung lama. Adanya diare Meskipun pergerakannya dapat dilihat pada
(terkadang dengan mucus), kramp sediaan basah langsung, bahannya harus
abdominal, kembung, nausea, distensi post segar dan diagnosis infeksi amebik tidak
prandi4 dan anoreksia, namun tidak boleh ditegakkan hanya dari pemeriksaan
terlihat adanya darah didalam tinja.6'7 ini. Sedikitnya teknik konsentrasi dan
I Dysentric amebiasis (Acute Amebiasis) : sediaan dengan pulasan pennanen harus
Bentuk ini biasanya mulai dengan lambat dikerjakan untuk setiap tinja yang dikirim
selama beberapa hari dengan kramp ke laboratorium untuk pemeriksaan telur
abdominal, tapi kemudian berkembang dan parasit.3'6'7'e
secara bermakna- menjadi diare dengan r Kultur/biakan : Biakan diagnostik dibuat
darah dan mucus.o dalam lapisan cairan yang terdapat diatas
) Ameboma (Amebic Granuloma) : nutrien dasar yang padat dalam keadaan
Merupakan hasil produksi yang berlebihan anaerob sebagian. Perbenihan difasik
dari jaringan granulasi sebagai respon Dobell dan perbenihan Claveland-Collier
terhadap penyakit kronik atau amebiasis paling sering digunakan.s'6
intestinal disentrik. Ameboma tedadi o Sigmoidoskopi dan biopsi : Pada infeksi
terutama di caecum dan rectosigmoid, intestinal ringan, biasanya tidak dapat
yang menyerupai sebuah tumor ireguler dideteksi dengan teknik ini, namun pada
yang tunggal ataupun multiple.l,6 infeksi berat teknik ini dapat mendiagnosis
dengan; 1) mendeteksi adanya bintik-

4t
JURNALKED)KTEMNSYIAHKUALAVolwneSNomorlApril200S

bintik mucus Yang banYak terdaPat Abses yang terjadi dapat dideteksi secara

tropozoit; 2) menggambarkan ulkus yang radiolcgis ultrasonik atau dengan menggunakan


ada. Biopsi spesimen harus dikirimkan radionuklir.l-3'7
untuk pemeriksaan histopatologi dalam Pada sebagian besar pasien, abses biasanya
rangka menegakkan diagnosis definitif. tunggal dan terletak di lobus hati bagian kanan. at

Teknik Immunofluresen secara efektif Komplikasi yang umum terjadi adalah pecahnya
dapat mendeteksi adanya infeksi E. abses kedalam rongga pleura. Abses dapat juga
h titolyti c a pada j aringan biopsi.3's-7 meluas ke peritoneum atau ke kulit. Dapat juga
o Radiologi : Pemeriksaan radiologi dengan terjadi penyebaran secara hematogen ke otak,
bantuan barium dapat membantu, namun paru, perikardium dan tempat-tempat lain. Jarang
adanya barium dalam tinja daPat ditemukan kista dan tropozoit E. histolytico pada
menyebabkan pemeriksaan telur dan tinja pasien dengan abses hati. Biasanya 60%
parasit sulit dilakukan. Oleh karena itu dari penderita tidak mempunyai -.^gejala
I0
pemeriksaan telur dan parasit harus gastrointestinal ataupun gej al a di ientri.3'6'
dikerjakan sebelum dilakukan
pemeriksaan dengan barium atau satu Tes diagnostik
minggu sampai 101ari sesudahnya.2'3'5'7 r Radiologi
t Serologi : Tes serologi terutama ditujukan Bila organisme menginvasi ke lapisan
untuk amebiasis ekstraintestinal ketika mukosa dan terbawa melalui aliran darah ke
pemeriksaan tinja sering memberikan hasil hati, perlu dilakukan pendekatan lain untuk
negatif. Serodiagnosis, biasanya dengan menegakkan diagnosisnya. Pada amebiasis
uji IHA dianggap peka dan spesifik. Uji ekstraintestinal, kira-kira setengah dari
serologis pada infeksi intestinal kurang pasien yang diperiksa tinjanya maupun
dapat dipercaya kecuali bila telah terjadi dengan sigmoidoskopi tidak ditemukan
. invasi jaringan. Tes lain untuk organisme penyebabnya. Oleh karena itu,
membedakan strain patogenik dan untuk membantu klinisi mendeteksi adanya
nonpatogenik (Entamoeba dispar) pada abses, dapat digunakan pemeriksaan dengan
bahan tinja adalah dengan ELISA, yang radioaktif dan'computerized tomographic
menggunakan antibodi monoklonal sccrns'(CT Scan). Besamya diameter lesi di
terhadap adesin galaktosa,_ epitop spesifik hati dapat bervariasi -dari beberpa centimeter
patogen dari E histolytica.s'7 hingga beberapa inci.3'6'7
<) Serologi
Amebiasis hepar Tes serologi untuk amebiasis ekstraintestinal
Gambaran klinik umumnya sangat spesifik dan cukup sensitif.
Abses hati ameba merupakan penyulit Namun, pada beberapanegara sensitivitas ini
ekstraintestinal yang paling sering terjadi. Aliran dapat menjadi masalah pada pasien yang
darah dari usus akan menuju ke hati, terutama pemah terinfeksi dengan E. histolytica
lobus kanan atas. Oleh sebab itu, bersama aliran sebelumnya. Pada mereka ini, titer yang
darah maka organisme yang berada di rendah sampai sedang dapat berarti dahulu
submukosa usus dapat sampai ke hati. Gejala pemah terinfeksi dan bukan infeksi baru.
dapat timbul secara perlahan atau mendadah Pada pasien dengan tingkat imunogobulin
rasa nyeri di abdomen kanan atas, disertai yang berkurang juga dapat memberikan hasil
demam 38-39oC, merupakan gejala yang sering titer serologi yang rendah atau negatif.
dijumpai" Kelemahan, penurunan berat badan, Berbagai teknik serologi yang digunakan
ocounter'-
batuk-batuk dan berkeringat lebih jarang terlihat. antara lain [FA, IHA,
Dapat timbul hepatomegali yang disertai rasa immunoelektroforese, aglutinasi lateks,
sakit, tapi fungsi hati dapat normal atau sedikit antibodi fluoresen tidak langsung, ELISA,
terganggu dan jarang disertai ikterik. Mungkin dan beberapa tes yang dikembangkan untuk
dapat juga terjadi kelainan pada paru kanan mendeteksi antigen. Dianjurkan untuk
bawah yang disebabkan oleh naiknya diafragma. menggunakan dua prosedur yang berbeda

42
itlaryat un, Ent am oe b a hist o! it i ca

sehingga hasilnya dapat dibandingkan. Setiap Penatalaksanaan


pemeriksaan sebaiknya menggunakan kedua Ameba dapat ditemukan di dalam lumen usus, di
cara yaitu
kualitatif dan kuantitatif.3'7 dinding usus maupun di luar usus. Hampir
i Pemeriksaan laboratorium lain semua obat amebisid tidak dapat bekerja efektif
Terkadang ditemukan leukositosis (15.000- di sernua tempat tersebut, terutama bila diberikan
25.000), neutrophili4 dan peningkatan obat tunggal, sehingga perlu diberikan obat
kecepatan sedimentasi adalah karakteristik. kombinasi untuk meningkatkan hasil
Dapat tedadi anemia normositik pengobatan. Amebiasis asimptomatik (carrier
normokromik. Tes fungsi hati biasanya atau cyst passer).
bernilai kecil, walaupun transaminase dan Walaupun tanpa keluhan dan gejala klinis,
alkali phospatase dapat meningkat. pasien ini sebaiknya diobati karena merupakan
Pemeriksaan tinja hanya ditemukan sekitar sumber infeksi utama. Obat yang digunakan
40o/o pada pasien dengan abses amebiasis adalah amebisid luminal misalnya:
hepar.6 r Diloksanid furoat (Diloxanite furoate)
Dosis 3 x 500 mg sehari, selama 10 hari,
Bentuk lain amebiasis ekstraintestinal diberikan sebelum makan. Dosis anak-anak
Cutaneus and genital amebiasis adalah 25 mgikgbbAari. Saat ini obat ini
Bentuk ini ditemukan pada kasus lanjut dari merupakan amebisid luminal pilihan, karena
amebiasis intestinal akut, khususnya pada pasien memiliki efektivitas tinggi (80-85%),
dengan kebiasaan higiene yang buruk, pasien sedangkan efek sampingny? minimal yaitu
koma, dan pasien dengan gangguan mental. borupa mual dan kembung.l'2'6
Prokitis amebiasis dapat meluas menjadi ulkus di o Diyodohidroksikuin (Diiodohydroxyquin)
perianal dan kulit perineum dan masuk ke Dosis 3 x 600 mg sehari, selama 10 hari.
genetalia. Pada wanita, lesi genital dapat rneluas Efek samping berupa dermatitis generalisata,
ke serviks uteri atau membentuk fistula rekto- nyeri abdomen, diare dan sakit kepala iritatif
vaginal. Ulkus pada genetalia laki-laki pasien dan pruritik. Terapi ini kontraindikasi untuk
homoseksual dapat menyebabkan kerusakan penderita yang hipersensitif jodium atau
penis yang parsial atau komplit. Jarang setiap bahan campuran yang mengandung 8-
dilaporkan adanya ulkus amebiasis kulit pada hidroksikuinolin. r -3'6
bagian lain di tubuh.6'7 o Yodoklorohidroksikin
P I e uropulmonary ame b i as
is (Iodochlorohydroxyquin) atau kliokinol
Umumnya abses amebiasis paru dan efusi pleura (clioquino[)
merupakan hasil dari ekstensi secara langsung Dosis 3 x 250 mg sehari, selama l0 hari.
melalui diafragma dari sebuah abses amebiasis Kedua obat tersebut termasuk halogenated
hepar. Gambaran klinik abses paru berupa hydroxy-quinolin yang cukup efektif sebagai
demam, batuk produktif, dispneu, nyeri dada, amebisid luminal. Efektivitasnya 6A-700/o.
pernafasan dangkal, dan tanda adanya efusi Efek samping yang terjadi biasanya ringan,
pleura atau konsolidasi di paru. Sputum purulen berupa mual dan muntah, tapi dapat juga
atau mengandung darah dan terdapat tropozoit berat, berupa subacute myelooptic
ameb4 yang dapat mengkonfirmasikan diagnosis neuropathy (SMON). Hal ini hanya terjadi
suatu amebiasis paru.6'7 bila dosis dan jangka waktu pemberian obat
Brain Abcess : Invasi ameba ke susunan saraf melebihi aturan pakai yang telah ditentukan.
pusat jarang dikarenakan oleh spesies E. Obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan
histolytico dan selalu berhubungan dengan pada penderita yang mengidap penyakit optic
amebiasis menyeluruh yang berlanjut. Gejala rcuropathy. Dan sebaiknya juga tidak
yang muncul bervariasi dan dapat disamakan diberikan pada penderita yar,g mengidap
dengan sebuah tumor atau massa yang mendesak penyakit kelenjar gondok, karena dapat
ruang di otak. Meningoencephalitis primer, mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok.
umumnya disebabkan oleh ameba yang hidup 1,2

bebas, bukan oleh E. histolityca.6,T

43
JURNAL KEDOKTERAN SYAH KUALA Volume I ltomor I April 2008

. Karbasot(Carbarsone) (ekstraintestinal). Efek samping yang sering


Dosis 3 x 500 mg sehari, selama 7 hari. terjadi adalah mual, muntah, pusing dan nyeri
Dosis yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kepala. Tidak dianjurkan pemberian pada pasien
keracunan arsen. Terapi ini konhaindikasi penyakit darah (blood discrasia) dan pada ibu
pada penderita dengan gangguan hati.12 hamil, karena pada hewan coba obat ini terbukti
o Bismuthglycoarsanilate mempunyai sifat karsinogenik dan terato-genik
I'2'6
. Dosis 3 x 500 mg sehari, selama 7 hafi. serta dapat rnengakibatkan mutasi bakferi.
Kedua obat tersebut merupakan obat Disentri ameba ringan-sedang : Pada pasien ini
golongan arsen? yang saat ini sudah jarang ditemukan ulkus di mukosa usus besar yang
dipakai lagi. Sering timbul efek samping dapat mencapai lapisan submukosa dan dapat
diare. mengakibatkan gangguan peristaltik usus, dan
o Klefamid(Clefamide) didapatkan stadium tropozoit di dalam lumen
Dosis 3 x 500 mg sehari, selama 10-13 hari dan dalam dinding usus besar. Pada kondisi
. Tetrasiklin seperti ini obat pilihannya adalah metronidazol
Dosis 4 x 500 mg sehari, selama 5 hari. dengan dosis 3 x 750 mg sehari, selama 5-10
o Paramomycin
hari. Dapat juga diberi tinidazol dan ornidazol
dengan dosis seperti tersebut diatas. Oleh karena
Dosis 3 x 500 mg sehari, selama 5 hari.l'2s
pasien yang telah sembuh dengan pengobatan
Karena ada kemungkinan invasi ameba ke mefronidazol dapat timbul abses hati ameba
mukosa usus besar, maka walaupun tidak adanya
dalarn lvaktu 3-4 bulan kemudian, maka
gangguan peristaltik usus, namun dianjurkan dianjurkan untuk menambah terapi dengan obat
amebisid luminar. Obat ini akan memberantas
untuk menambahkan amebisid jaringan sebagai
profilaksis, misalnya: sumber tropozoit di dalam lumen usus. Dapat
c Klorokuin difosfat (chloroquiru digunakan diyodohidroksikin, kliokinol,
diloksanid furoat, dan tetrasiklin dengan dosis
diphosphate) 1'2
seperti tersebut diatas.
Dosis 2 x 500 mg sehari, selama l-2 hari,
kemudian dilanjutkan 2 x 250 mg sehari,
Disentri ameba berat : Pasien tidak hanya
membutuhkan obat amebisid saja, tapi juga
selama 7-12 hari.l? Obat ini mudah diserap
memerlukan infus elektrolit atau transfusi darah.
di saluran pencenuum tetapi lambat Pengobatan sama dengan kasus disentri ameba
eksresinya. Konsentrasi obat dalam jaringan
ringan-sedang ditambah dengan emetin I mdkg
. terutama jaringan hatisangat tinggi, sehingga
bb sehari (maksimum 60 mg sehari) selama 3-5
digunakan untuk profilaksis abses hati
hari dan dihidroemetin I 1.5 mg/kg bb sehari
ameba. Efek samping berupa mual, pusing
(maksimum 90 mg sehari) selama 3-5 hari secara
dan nyeri kepala. Pemakaian jangka lama
intramuskular atau subkutan yang dalam. Selama
dapat menyebabkan retinopati. Tidak pengobatan dengan emetin sebaiknya penderita
dianjurkan bagi wanita hamil, karena dapat
dirawat di rumah sakit karena pemakaian emetin
mengakibatkan anak yang lahir akan tuli.
dosis tinggi akan menimbulkan efek samping
o Mehonidazol yang berat berupa efek kardiotoksisitas, antara
Dosis 35-50 mg/kgbb atauS x 500 mg sehari,
Iain berupa nekrosis otot jantung, aritmia atau
selama 5 hari.l
penderita dapat meninggal secara mendadak,
o Tinidazole sehingga penderita perlu diobservasi dengan
Dosis 50me/kgbb atau 2 glharilperoral teliti terutama dilakukan pemeriksaan tekanan
selama 2-5 hari.t'2
darah, denyut nadi dan elekirokardiogafi.l'2
o Ornidazole
Dosis 50-60 mdkg bb atau 2 glhari/perorul
Amebiasis ekstraintestinal dan ameboma
selama 3-5 hari.l2
Penderita abses hati ameba dapat diberi
metronidazol atau golongan nitroimidazol
Ketiga obat ini termasuk golongan nitroimidazol
lainnya dengan dosis seperti tersebut di atas.
yang dapat bekerja baik di dalam lumen usus,
Dapat juga diberikan klorokindifosfat 1 g sehari,
dinding usus maupun di luar usus

44
Maryatu n, Ent am oe b a histol it ica

selama 1-2 har|' dilanjutkan dengan 600 mg untuk . mempercepat penyembuhan. pada
sehari, selama 4 minggu. Masing-masing obat amebiasis ekstraintestinal lainnya
tersebut perlu ditambah emetin atau dapat diberikan obat-obat seperti
dan ameboma
dihidroemetin selama 10 hari.6,7
t.rs.bridi atas,
kecuali klorokuin. 1,2,6
Bila abses hati sangat besar (lebih dari
5 cm),
perlu dipertimbangkan tindakan pungsi abses fgcya ringkas pengobatan amebiasis yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Rekomendasi pengotratan amebiasis


1. lodoquinol ltaUteiOSO mg): :m
2. Paramomycin (tablet 250 mg): 3 x 500 mg sehari, selama

Kolitis Akut Metronidazole (tablet 2SO ata


atau intravena 3 x sehari, selama 5-10 hari ditambal dengan
bahan luminal dengan dosis
Abses HatiAmeba 1. Metronidazole, dos
selama 5-10 hari
2. Tinidazole, dosis 2 g per oral
3. Omidazole, dosis 2 g per oral ditambah bukan luminal

Prognosis atau pekerjaan yang berhubungan dengan


Prognosis ditentukan oleh berat ringannya maKanan."-,""
penyakit, diagnosis dan pengobatan dini yang
tepat serta kepekaan ameba terhadap obat yang Kesimpulan
diberikan. Umumnya prognosis amebiasis baik Entamoeba histolytica merupakan salah satu
bila tanpa komplikasi. pada abses hati ameba protozoa usus yang dapat menyebabkan penyakit
dan amebiasis yang disertai penyulit efusi pleura amebiasis, baik di intestinal, ekstraintestinai dan
maka diperlukan tindakan pungsi untuk juga amebiasis lain yang lebih jarang ditemukan,
mengeluarkan nanah. prognosis yang kurang misalnya amebiasis kuiit, paru, otak dan organ
baik adalah pada kasus abses otak ameba.l,2 lainnya. Organisme ini dapat ditemulan
diseluruh dunia terutama di daerah tropis dan
Pencegahan -dengan
subtropis, dan juga di daerah dingin
Tindakan pencegahan terutama ditujukan pada sanitasi yang buruk.
kebersihan perorangan Qtersonal hygiene)' dan Yang berperan sebagai sumber infeksi terpenting
kebersihan lingkungan (enironmental pada penyakit ini adalah penderita menahun
sanitation).'" Kebersihan perorangan antara lain yang mengeluarkan kista atau pengandung kista
adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah tanpa gejala. Manusia dapat terinfeksi melalui air
makan, sertia setelah kontak dengan anus. dan sayur mayur yang telah terkontaminasi
Kebersihan lingkungan meliputi mernasak air dengan tinja infektif melalui makanan yang
minum sampai mendidih sib"lum diminum, dikontaminasikan oleh lalat atau tangan orang
: mencuci sayuran sampai bersih atau yang menyajikan makanan tersebut. penularan
memasaknya sebelum dimakan, buang air besar juga dapat tedadi secara langsung dari
di jamban, tidak menggunakan tinji manusia pengandung kista.
t:-b3gui pupuh menutup makanan yang Penatalaksanaan penyakit amebiasis ini
dihidangkan agar tidak terkontaminasi oleh lalat
ditujukan untuk semua penderita baik yang
dan lipas, membuang sampah di tempat sampah asimptomatik (carrier), penderita amebiasis
l?ng tertutup untuk menghindari lalat, dan ringan, sedang, berat, juga penderita amebiasis
lakukan pengobatan terhadip carrier. Catier ekstraintestinal, menggunakan berbagai macam
sebaiknya dilarang bekeda Jebagai juru masak
obat-obatan baik berupa amebisid yang bekerja

45

E-
JUR]LALKED)KTERANSyIAIIKUALA\/olumeS]\romorlApril2a08

di lumen usus maupun amebisid yang bekerja di


jaringan.

Daftar Pustaka

1. Soewondo ES. Amebiasis dalam Buku Ajar llmu


Penyakit Dalam, Jilid Ill, Edisi lV, Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta,
2a06:1788-1792.
2. I{eed SL. Amubiasis dan Infeksi oleh Amuba Yang
Hidup Bebas dalam Harrison Prinsip-Prinsip llmu
Penyakit Dalam, EdisiXltI, Volume 2, Alih Bahasa
Prof. dr. Ahmad Asdie, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta, 1999: 997-1001.
Garcia LS and Bruckner DA: Diagnostik Parasitologi
Kedokteran, alih bahasa oleh R- Makiman, Penerbit
Buku Kedokleran, EGC, Jakarta,1996: 5-16 dan 285-
,o1
Despommier DD, Gwadz RW and Hotez PJ:
Entamoeba histolytica in Parasitic Diseases, Third
Edition, Springger Verlay, New York, 1994: 151-158'
5. Heyneman D. Ameba Usus dalam N{ikrobiologi
Kedokteran, Edisi 20, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC, Jakarta, 1996: 654'658'
6. Goldsmith R and Heyneman D: Intestinal Protozoan
Diseases, in Tropical Medicine and Parasitologv",
Prentice Hall, New JerseY: 224-236.
Farthing MJG, Cevallos AM and Kelly P: Intestinal
Protozoa in Mansonos Tropical Diseases, 2lth ed '
Educational Low-Priced Sponsored Texts (ELST),
London, 1996: 1373'1385.
8' Adjung SA. Entamoeba histolytica dalam Parasitologi
Kedokteran, Edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
Jakartz,2002: ll3'120
9. Brown HW: Intestinal and Luminal Protozoa, in Basic
Clinical Parasitology, Prentice Hall International Inc'
New Jersey, 1998: l"l-35
10. Cahill KM and William O'Brien: Amoebiasis, in
Tropical Medicine a Clinical Text, Courier
Intemational Ltd, Tiptree, Essex, 1996'

46

Anda mungkin juga menyukai