Abstrak. Entamoeba histolytica adalah sejenis parasit golongan pro8ozoa usus, yang sering hidup sebagai
mikroorganisme komensal (apatogen) di jaringan usus besar manusia, namun pada kondii tertentu
dapat
berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan.menembus dinding usus
sehingga
menimbulkan ulserasi. Kelainan yang ditimbulkan bervariasi tergantung lokasi dan beratnya infefsi. Manifestasi
klinis yang muncul dapat berupa asimptomatik {carrier), amebiasis intestinal ringan-berat, amebiasis
ekstraintestinal (terutama di hati) dan amebiasis lain yang lebih jarang ditemukan misa-lnya amebiasis kulit,
paru, otak, dan organ lainnya. Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik secara langsung (melalui
tangan),
maupyn tidak langsung (melatui makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinjay. uiagnosis amebiasis
intestinal ditegakkan dengan menemukan ameba baik stadium tropozoit atau kista dalam tinja penderita,
sedangkan untuk abses hati ameba diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan organismi dari bahan
aspirasi hati. Diagnosis dan pengobatan yang tepat, serta kepekaan ameba terhadap obat yang diberikan sangat
mempengaruhi prognosis penyakit ini. Pada umumnya prognosis amebiasis tanpa komplikasi adalah baik, Jan
prognosis yang kurang baik biasanya terjadi pada kasus abses otak ameba. Pencegahan penyakit amebiasis
terutama ditujukan pada peningkatan kebersihan perorangan Qtersonal hygiene) dan kebersiiran lingkungan
(enviromental sanitation). (JKS 2008 ; 1 : 3 9-16)
Abstract. Entamoeba histolytica is a paracyte classified as intestinal protozoa, usually lives as commensai
(apathogenic) microorganism on the tissue of human colon, but in certain condition it can be pathogenic by
forming a colony on the intestinal wall and by penehating the intestinal wall which lead the condition to bL
ulceration. The abnormalities vary depending on location and severity of infection. The clinical manifestations
can be asymptomatic (canier), medium-severe intestinal amoebiasis, extraintestinal amoebiasis (especially in
liver) and other rarely-found amoebiasis such as dermal, pulmonal, cerebral and other organic amoeiiasis. The
disease is communicated feco-orally, direct (manually) or indirect (via food or drink which is contaminated by
feces). The diagrrosis of amoebiasis is made by finding the amoeba, including the tropozoit or cyst in the
patient's feces, while the amoebic hepatic abcess is diagnosed by finding the organism in the sample of hepatic
aspiration. Exact diagnosis and effective heatrnent, together with the sensitivity of amoeba toward the treatrnent
affect tle prognosis of the disease. Usually uncomplicated amoebiasis has a good prognosis, while amoebic
cerebral abcess comes with a bad prognosis. The prevention of amoebiasis is mostly focused on the
improvement of personal hygiene and environmental sanitation. (JKS 2008; 1:39-16)
39
l,i
.t
.e'
JURNALKED)KTERANSYIAHKUALAVolttmeSNomorlApril200S
Diduga adanya faktor kerentanan tubuh pasien, mengenai abses hati ameba pada beberapa rumah
sifat keganasan (virulensi) ameba maupun peran sakit besar, dapat diperkirakan insidensi penyakit
faktor lingkungan. Faktor-faktor yang dapat amebiasis ini Cukup tinggi.r'2'e
menurunkan kerentanan tubuh misainya
kehamilan, kurang gizi, penyakit keganasan, Manifestasi klinis
penggunaan obat-obat imunosupresif dan Secara umum amebiasis dapat terjadi di
kortikosteroid. Beberapa faktor lingkungan yang intestinal (amebiasis intestinal) dan diluar
diduga berpengaruh, misalnya suasana anaerob intestinal (am e b i a,s i s e ks n a int e s tiruaf . Amebias is
dan asam (ph 0.6-6.5), adanya bakteri, virus, dan intestinal menunjukkan baltwa organisme ini
diet tinggi kolesterol, tinggi karbohidrat, dan hanya terdapat pada traktus gastrointestinal,
rendah protein.r'a tanpa invasi secara makroskopis maupun
Organisme ini dapat menyebabkan beberapa mikroskopis ke batas mukosa. Sedangkan
manifestasi klinis berupa amebiasis intestinal, amebiasis ekstraintestinal berarti telah terjadi
amebiasis ekshaintestinal (terutama di hati) , dan invasi organisme ke batas mukosa traktus
amebiasis lain yang lebih jarang ditemukan gastrointestinal dan organismenya masuk
misalnya amebiasis kulit, paru, otak, dan organ kedalam peredaran darah, terbawa aliran darah
tainnya.3'5'6 ke bagian tubuh lainnya, terutama hati.3'a'1
Infeksi ekstraintestinal bersifat metastatik dan
Daur hidup dan penularan jarang terjadi dengan penyebaran langsung dari
Entamoeba histolytica memiliki 2 stadium yaitu usus. Bentuk yang paling sering terjadi adalah
: Tropozoit atau bentuk vegetatif yang aktif dan hepatitis ameba atau abses hati, yang dianggap
kista yang tidak aktif. Tropozoit adalah satu- disebabkan oleh mikroemboli, termasuk
satunya bentuk yang terdapat dalam jaringan, tropozoit yang terbawa melalui siklus portal.
dan juga ditemukan dalam cairan tinja waktu Diduga bahwa mikroemboli hati dengan
disentri ameba. Selanjutnya tropozoit akan tropozoit sering menyertai lesi usus, tetapi lesi
melakukan pemadatan berbentuk bulat ini jarang berkembang.
(prakista), yang kemudian akan dibentuk dinding Lebih dari separuh penderita abses hati ameba
tipis sekeliling kista immatur. Akhimya kista tidak mempunyai riwayat infeksi intestinal, dan
akan menjadi matang (kista berinti 4). Proses hanya sebagian kecil diantara mereka yang
pembentukan kista ini terjadi hanya di dalam mengeluarkan kista dalam tinjanya. Abses
usus dan tidak diluar usus. Stadium kista matang ameba juga jarang terjadi di tempat lain
ini merupakan bentuk infektif, sehingga dap_a1 (misalnya paru, otak, limpa, atau mengalir keluar
ditularkan dari satu hospes ke hospes lainnya.'''-' melalui dinding tubuh). Setiap organ atau
Penyakit ini ditularkan secara fekal oral baik jaringan yang kontak dengan tropozoit aktif
secara langsung (melalui tangan) maupun tidak duput *.tupukun tempat invasi dari abses.a's
langsung (melalui makanan atau minuman yang Faktor yang menentukan invasi ameba adalah
tercemar). Penularan dapat terjadi melalui jumlah ameba yang termakan, kemampuan
beberapa cara, misalnya; pencemaran makanan patogenik strain parasit, dan faktor inang, seperti
dan air minum, penggunaan kotoran manusia pergerakan usus, kemampuan imunitas dan
sebagai pupulq juru masak yang terinfeksi (food adanya bakteri enterik yang cocok yang dapat
handlers), vektor lalat dan kecoa, serta kontak meningkatkan pertumbuhan ameba. Sebagian
langsung seksual oral-anal pada besar orang yang terinfeksi tidak sakit tetapi
homoseksual.l'2'a Sumber infeksi terpenting hanya menyimpan ameba yang mendiami lumen
adalah penderita menahun yang mengeluarkan dan membentuk kista yang dikeluarkan dalam
kista atau pengandung kista tanpa geiala. tinja.2's Kista sampai ke manusia melalui air dan
Sebagai sumber penularan adalah tinja yang sayur mayur yang terkontaminasi dengan tinja
mengandung kista ameba yang berasal dari yang infektif, melalui yang makanan
carrier (cyst passer). Di Indonesia, laporan dikontaminasikan oleh lalat atau tangan orang
mengenai insidensi amebiasis sampai saat ini yang menyajikan makanan, atau melalui
masih belum ada. Tetapi berdasarkan laporan p".rilu.un langsung dari pengandung kista.l'e
40
:f"ti
Ma rya tun, Ent amoe b a hist olit ica
4t
JURNALKED)KTEMNSYIAHKUALAVolwneSNomorlApril200S
bintik mucus Yang banYak terdaPat Abses yang terjadi dapat dideteksi secara
Teknik Immunofluresen secara efektif Komplikasi yang umum terjadi adalah pecahnya
dapat mendeteksi adanya infeksi E. abses kedalam rongga pleura. Abses dapat juga
h titolyti c a pada j aringan biopsi.3's-7 meluas ke peritoneum atau ke kulit. Dapat juga
o Radiologi : Pemeriksaan radiologi dengan terjadi penyebaran secara hematogen ke otak,
bantuan barium dapat membantu, namun paru, perikardium dan tempat-tempat lain. Jarang
adanya barium dalam tinja daPat ditemukan kista dan tropozoit E. histolytico pada
menyebabkan pemeriksaan telur dan tinja pasien dengan abses hati. Biasanya 60%
parasit sulit dilakukan. Oleh karena itu dari penderita tidak mempunyai -.^gejala
I0
pemeriksaan telur dan parasit harus gastrointestinal ataupun gej al a di ientri.3'6'
dikerjakan sebelum dilakukan
pemeriksaan dengan barium atau satu Tes diagnostik
minggu sampai 101ari sesudahnya.2'3'5'7 r Radiologi
t Serologi : Tes serologi terutama ditujukan Bila organisme menginvasi ke lapisan
untuk amebiasis ekstraintestinal ketika mukosa dan terbawa melalui aliran darah ke
pemeriksaan tinja sering memberikan hasil hati, perlu dilakukan pendekatan lain untuk
negatif. Serodiagnosis, biasanya dengan menegakkan diagnosisnya. Pada amebiasis
uji IHA dianggap peka dan spesifik. Uji ekstraintestinal, kira-kira setengah dari
serologis pada infeksi intestinal kurang pasien yang diperiksa tinjanya maupun
dapat dipercaya kecuali bila telah terjadi dengan sigmoidoskopi tidak ditemukan
. invasi jaringan. Tes lain untuk organisme penyebabnya. Oleh karena itu,
membedakan strain patogenik dan untuk membantu klinisi mendeteksi adanya
nonpatogenik (Entamoeba dispar) pada abses, dapat digunakan pemeriksaan dengan
bahan tinja adalah dengan ELISA, yang radioaktif dan'computerized tomographic
menggunakan antibodi monoklonal sccrns'(CT Scan). Besamya diameter lesi di
terhadap adesin galaktosa,_ epitop spesifik hati dapat bervariasi -dari beberpa centimeter
patogen dari E histolytica.s'7 hingga beberapa inci.3'6'7
<) Serologi
Amebiasis hepar Tes serologi untuk amebiasis ekstraintestinal
Gambaran klinik umumnya sangat spesifik dan cukup sensitif.
Abses hati ameba merupakan penyulit Namun, pada beberapanegara sensitivitas ini
ekstraintestinal yang paling sering terjadi. Aliran dapat menjadi masalah pada pasien yang
darah dari usus akan menuju ke hati, terutama pemah terinfeksi dengan E. histolytica
lobus kanan atas. Oleh sebab itu, bersama aliran sebelumnya. Pada mereka ini, titer yang
darah maka organisme yang berada di rendah sampai sedang dapat berarti dahulu
submukosa usus dapat sampai ke hati. Gejala pemah terinfeksi dan bukan infeksi baru.
dapat timbul secara perlahan atau mendadah Pada pasien dengan tingkat imunogobulin
rasa nyeri di abdomen kanan atas, disertai yang berkurang juga dapat memberikan hasil
demam 38-39oC, merupakan gejala yang sering titer serologi yang rendah atau negatif.
dijumpai" Kelemahan, penurunan berat badan, Berbagai teknik serologi yang digunakan
ocounter'-
batuk-batuk dan berkeringat lebih jarang terlihat. antara lain [FA, IHA,
Dapat timbul hepatomegali yang disertai rasa immunoelektroforese, aglutinasi lateks,
sakit, tapi fungsi hati dapat normal atau sedikit antibodi fluoresen tidak langsung, ELISA,
terganggu dan jarang disertai ikterik. Mungkin dan beberapa tes yang dikembangkan untuk
dapat juga terjadi kelainan pada paru kanan mendeteksi antigen. Dianjurkan untuk
bawah yang disebabkan oleh naiknya diafragma. menggunakan dua prosedur yang berbeda
42
itlaryat un, Ent am oe b a hist o! it i ca
43
JURNAL KEDOKTERAN SYAH KUALA Volume I ltomor I April 2008
44
Maryatu n, Ent am oe b a histol it ica
selama 1-2 har|' dilanjutkan dengan 600 mg untuk . mempercepat penyembuhan. pada
sehari, selama 4 minggu. Masing-masing obat amebiasis ekstraintestinal lainnya
tersebut perlu ditambah emetin atau dapat diberikan obat-obat seperti
dan ameboma
dihidroemetin selama 10 hari.6,7
t.rs.bridi atas,
kecuali klorokuin. 1,2,6
Bila abses hati sangat besar (lebih dari
5 cm),
perlu dipertimbangkan tindakan pungsi abses fgcya ringkas pengobatan amebiasis yang
direkomendasikan adalah sebagai berikut:
45
E-
JUR]LALKED)KTERANSyIAIIKUALA\/olumeS]\romorlApril2a08
Daftar Pustaka
46