Anda di halaman 1dari 7

DEWA GEDE YUDHI ASTAWA/1707532011

A.A NGURAH BAGUS WIRADARMA/1707532068


I KADEK DWI HANDIKA PUTRA/1707532080

LATAR BELAKANG GCG


Sejarah tata kelola perusahaan Indonesia dapat dilihat dari beberapa tahap perkembangan
yang terjadi di Indonesia. Munculnya wacana perbaikan corporate govermance didasarkan
oleh adanya krisis keuangan yang pernah terjadi di Asia khususnya tahun 1997-1998, serta
pada tahun 2008 kembali terjadi krisis global.

Indonesia telah melakukan banyak inisiatif dan upaya untuk menerapkan good
govermance , baik dari pihak pemerintah maupun swasta. Inisiatif dan upaya yang dilakukan
termasuk pendirian lembaga tata kelola peruhasaan, penetapan hukum baru dan amandemen
yang sudah ada untuk mendukung proses implementasi tata kelola perusahaan. Lebih khusus,
Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk memperbaiki standar tata kelola
perusahaan dan meningkatkan undang-undang.

PENGERTIAN GCG
Corporotae governance beberapa tahun yang lalu mungkin hanya sebatas jargon, namun
saat ini hampir saat orang mengenal istilah ini. Ada beberapa definisi yang terkait dengan
corporate governance disajikan berikut ini :

Corporate governance menurut organization for economic corporation and development


(oecd,1999)yang merupakan salah satu lembaga yang memegang peranan penting dalam
pengembangan Good Governance baik untuk pemerintah maupun dunia usaha
mendefinisikan :

“Coprorate Governance involves a set of relationship between a company’s management


,its board,its shareholders and other stakeholders. Corporate governance also provides the
structure throught which the objectives of the company are set,and the means of attaining
those objectives and monitoring performance are determined.” Definisi diatas diartikan
bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan adanya struktur pengelolaan perusahaan
yang baik yang mengacu pada adanya hubungan antara pihak manajemen,direksi,pemegang
saham, dan juga pihak lainnya yang berkepentingan.
TEORI YANG MENDASARI GCG

Perusahaan terdiri dari serangkaian kontrak (the nexus of contract) antara


berbagai pihak seperti konsumen, pekerja, manajer, pemasok, pemerintah, regulator,
investor, pemilik, analis, akuntan, auditor, dewan komisaris,. Hal ini menunjukkan
adanya hubungan yang sangat komplek dalam suatu perusahaan dan hak para pihak
yang berkepentingan dituangkan dalam undang-undang kebijakan perusahaan dan
juga kontrak antara para individu baik secara eksplisit maupun implisit

Penerapan Corporate Governance membantu menyelaraskan dan menyatukan


berbagai phak yang memiliki kepentingan berbeda terhadap perusahaan agar bersama-
sama berkolaborasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Teori-teori yang terkait
dengan CG yang nantinya dapat menjelaskan bagaimana berbagai kepentingan itu
terjadi, antara lain :

1) Teori Entitas (Entity Theory)


Teori entitas memandang pemegang saham sebagai pemilik dan menjadi pusat
perhatian akuntansi. Teori ini mengasumsikan terjadinya pemisahan antara
pemegang saham dan perusahaan. Kreditor dianggap sebagai pihak luar dan
pemegang saham tetap menjadi mitra manajemen.
2) Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan ini menekankan pentingnya pemegang saham menyerahkan
pengelolaan perusahaan kepada tenaga-tenaga professional yang lebih memahami
menjalankan bisnis sehari-hari. Implikasi teori keagenan terhadap konsep
Corporate Governance adanya pemberian insentif dan melakukan monitoring
(pengawasan) .
3) Teori Penatalayanan (Stewardship Theory)
Teori penatalayanan mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayanan yang
baik bagi perusahaan. Teori ini dibangun atas asumsi filosofi mengenai sifat
manusia yakni manusia pada hakekatnya dapat dipercaya. Mampu bertindak
dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak
lain.
Implikasi stewardship theory terhadap Corporate Governance adalah terbitnya
Undang-Undang Perseroan Terbatas di Indonesia yang didalamnya menetapkan
kewajiban bagi setiap anggota direksi dan komisaris untuk dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan
(pasal 97 dan 114 ayat(2) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas).
4) Teori Pemangku Kepentingan ( Stakeholder Theory)
Teori Pemangkuan Kepentingan suatu organisasi sebagai kesepakatan
multilateral antara pesrusahaan dan berbagai stakeholdernya. Artinya stakeholder
theory menjelaskan bahwa direktur dan manajer perusahaan harus dapat
memenuhi harapan semua stakeholder bukan hanya pemilik perusahaan saja.
Implikasi teori ini untuk kegiatan Corporate Governance adalah perusahaan
mendirikan unit yang khusus mengenai komunikasi dengan stakeholder yang
dikenal dengan nama departemen komunikasi perusahaan atau public affairs
department.
5) Teori Political (Political Theory)

Political model menyatakan bahwa alokasi kekuasaan dalam perusahaan,


privilege, atau alokasi laba di antara pemilik, manajer, dan stakeholder lainnya
ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan politis. Dalam hal ini pemerintah
dapat berperan penting dalam menentukan alokasi tersebut. Alokasi kekuasaan
dalam teori corporate governance juga harus dilihat dari perspektif budaya,
sehingga dapat dikatakan tidak ada suatu model Corporate Governance yang
dapat digunakan sekaligus untuk beberapa negara, bahkan oleh beberapa
perusahaan dalam suatu negara.

6) Teori Biaya Transaksi ( Transaction Cost Theory )

Teori biaya transaksi adalah biaya atas pertukaran barang atau jasa antara
orang dalam berbagai Batasan.

ALASAN DIPERLUKANNYA GCG


Menurut Becht et al. (2002), sekurang-kurangnya terdapat enam alasan yang mendorong
munculnya GCG sebagai topik yang menarik perhatian dunia dan mendorong munculnya
desakan implementasi GCG diseluruh dunia.

1. Munculnya gelombang privatisasi di seluruh dunia


Privatisasi menjadi fenomena yang sangat penting dan terjadi di negara-negara
Amerika Latin, Eropa Barat, Asia, dan sebagian besar negara-negara bekas Uni
Soviet. Tidak bisa dihindari, aktivitas privatisasi ini telah memunculkan persoalan
mengenai bagaimana perusahaan-perusahaan yang baru diprivatisasi tersebut dimiliki
dan dikendalikan. Fenomena ini juga memunculkan subjek penelitian baru mengenai
bagaimana seharusnya peran pemerintah sebagai salah satu pemegang saham di dalam
perusahaan yang baru diprivatisasi dimana sebelumnya perusahaan yang diprivatisasi
tersebut merupakan badan usaha yang dimiliki pemerintah.
2. Reformasi dana pensiun
Dana pensiun yang terjadi di Amerika dan beberapa negara yang tergabung dalam
OECD (termasuk Jepang) telah mengakibatkan semakin besarnya dana yang
disalurkan lewat dana operasi pensiun. Hal ini mengakibatkan meningkatnya investasi
yang dilakukan oleh investor kelembagaan. Sebagai contoh, investor kelembagaan di
Amerika Serikat menguasai 50% dari total asset yang dikelola berbagai perusahaan
yang tergabung dalam OECD. Sementara itu kelembagaan investor dari Jepang
menguasi 13,7% dari total investasi kelembagaan di negara-negara yang tergabung
dalam OECD.
3. Merger dan pengambilalihan perusahaan
Pada dasarnya masalah corporate governance akan mulai mengemuka pada saat
investor luar berkeinginan untuk memegang kendali dari para manajer yang saat ini
telah bercokol sebagai pengelola perusahaan. Oleh sebab itu berbagai
pengambilalihan yang tidak bersahabat (hostile) lainnya telah meningkatkan perhatian
terhadap penerapan GCG di perusahaan dunia.
4. Deregulasi dan integrasi pasar modal
Aturan mengenai corporate governance telah dipromosikan sebagai bagian dari cara
untuk melindungi dan merangsang investasi luar negeri terutama untuk negara-negara
Eropa Timur, Asia, dan berbagai negara lainnya yang saat ini telah muncul sebagai
kekuatan pasar dunia, seperti Brasil, Rusia, India, dan China. Selain itu, pasar modal
dunia yang semakin terintegrasi telah turut mempercepat perpindahan capital dari satu
tempat ke tempat lain. Keadaan tersebut turut meningkatkan munculnya penerapan
GCG di negara-negara yang menjadi target investasi asing.
5. Krisis ekonomi Asia Timur, Rusia, dan Brasil
Krisis ekonomi di Asia Timur telah menguak tabir lemahnya perlindungan terhadap
investasi yang dilakukan investor asing di wilayah ini. Kerugian yang diderita para
investor sebagian diakibatkan oleh praktik corporate governance yang tidak sehat
sehingga gagal untuk menyelamatkan kekayaan investor. Kejadian yang sama
menimpa investasi di Rusia dan Brasil. Semua kejadian itu turut meningkatkan
kebutuhan para investor untuk meningkatkan kebutuhan akan praktik GCG.
6. Berbagai skandal yang menimpa perusahaan besar
Berbagai skandal yang terjadi di perusahaan-perusahaan besar dengan reputasi baik
seperti Enron. Ketika pada akhirnya perusahaan terbukti melakukan berbagai
manipulasi akuntansi yang mengakibatkan eksekutif puncak perusahaan, hal tersebut
mengakibatkan harga saham perusahaan mrngalami penurunan. Penurunan harga
saham ini tidak hanya merugikan investor yang membeli saham perusahaan
berdasarkan informasi keuangan yang keliru, melainkan penurunan telah
mengakibatkan kerugian bagi para karyawan yang memiliki saham perusahaan
sebagai cadangan bagi dana pensiun mereka.

Menurut Sita Supomo dalam bukunya yang berjudul Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam Prinsip GC, alasan diperlukannya GCG, seperti:

1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang


didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta
kesetaraan dan kewajaran.
2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan,
yaitu dewan komisaris, direksi dan rapat umum pemegang saham.
3. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan anggota direksi agar
dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral
yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan
pemangku kepentingan lainnya.
6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga
meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan
pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
7. Corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para investor
yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa
manajer tidak akan menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek
yang tidak menguntungkan berkaitan dengan modal yang telah ditanamkan oleh
investor.

MANFAAT GCG

Dengan melaksanakan Corporate Governance, menurut Forum of Corporate


Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang diperoleh, antara lain :

1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan


keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta
lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid
(karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkancorporate
value.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia,
4) Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan
meningkatkan shareholder Value dan deviden.

Menurut (Hery dalam Tadikapury, 2010) ada lima manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance yaitu :

1) GCG secara tidak langsung akan dapat mendorong pemanfaatan sumber daya
perusahaan ke arah yang lebih efektif dan efisien, yang pada gilirannya akan turut
membantu terciptanya pertumbuhan atau perkembangan ekonomi nasional.
2) GCG dapat membantu perusahaan dan perekonomian nasional, dalam hal ini
menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah melalui perbaikan
kepercayaan investor dan kreditur domestik maupun internasional.
3) Membantu pengelolaan perusahaan dalam memastikan/menjamin bahwa
perusahaan telah taat pada ketentuan, hukum, dan peraturan.
4) Membangun manajemen dan Corporate Board dalam pemantauan penggunaan
asset perusahaan.
5) Mengurangi korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Asri Dwija Putri, I Gusti Ayu Made dan Ulupui, I Gusti Ketut Agung. 2017. Pengantar
Corporate Governance. Denpasar : CV Sastra.

Effendi, Muh. Arief, 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Salemba Empat, Jakarta

Solihin, Ismail, 2009. Corporate Social Responsibility: From Clarity to Sustainability.

Salemba Empat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai