Kekurangan nutrisi
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
tanggal pengkajian.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat maternal
intrapartus.
a. Cardiovaskuler
Murmur sistolik
b. Integumen
Mottling
c. Neurologis
Immobilitas, kelemahan
Penurunan suhu tubuh
d. Pulmonary
Nafas grunting
Pernapasan dangkal
Sianosis
e. Status behavioral
Letargi
4. Pemeriksaan Doagnostik
c. Data laboratorium :
maturitas paru
Tingkat phospatydylinositol
92%-94%, pH 7,3-7,45.
Level potassium : meningkat sebagai hasil dari release potassium
B. Diagnosa Keperawatan
kapiler-alveolar
Diagnosa Intervensi
Tujuan/Kriteria
No Keperawatan (NIC)
Hasil (NOC)
(NANDA)
Gangguan Status Manajemen Jalan Napas
1 pertukaran gas Pernapasan : 1. Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
Definisi: Pertukaran sebagaimana mestinya
Kelebihan atau Gas 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
deficit oksigenasi Tidak adanya 3. Identifikasi kebutuhan actual/potensial pasien untuk
dan/atau eliminasi Diaphoresis memasukkan alat membuka jalan napas
karbondioksida Tidak adanya 4. Masukkan alat nasopharyngeal (NPA) atau oropharingeal
pada membran Dispnea airway (OPA), sebagaimana mestinya
alveolar-kapiler. Tidak adanya 5. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
Berhubungan Gangguan 6. Buang secret dengan menyedot lender
dengan perubahan penglihat 7. Auskultasi suara napas, catat area yang ventilasinya menurun
membran kapiler- Gas darah atau tidak ada dan adanya suara tambahan
alveolar ditandai arteri normal 8. Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau nasotrakea,
dengan: Tidak sebagaimana mestinya
Batasan Gelisah 9. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya
karakteristik: Tidak adanya 10. Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana mestinya
Diaphoresis Hiperkapnia 11. Kelola nebulizer ultrasonic, sebagaimana mestinya
Dispnea Tidak adanya 12. Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan, sebagaimana
Gangguan Hipoksemia mestinya
penglihatan 13. Ambil benda asing dengan forcep McGill, sebagaimana
Tidak adanya
Gas darah Hipoksia
mestinya
Monitor Pernapasan
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan
otot-otot bantu napas dan retraksi pada supraclaviculas dan
interkosta
3. Monitor suara tambahan seperti ngorok atau mengi
4. Monitor pola napas (misalnya, bradipneu, takipneu,
hiperventilasi, pernapasan kusmaul, pernapasan 1:1,
apneustik, respirasi biot, pola ataxic
5. Monitor saturasi oksigen pada pasien tersedasi (seperti SaO₂,
SvO₂, SpO₂) sesuai dengan protocol yang ada
6. Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif (misalnya,
pasang alat pada jari, hidung, dan dahi) dengan mengatur
alarm pada pasien berisiko tinggi sesuai dengan prosedur
tetapo yang ada
7. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
8. Perkusi torak anterior dan posterior, dari apeks ke basis paru,
kanan dan kiri
9. Catat lokasi trakea
10. Monitor kelelahan otot-otot diapragma dengan pergerakan
parasoksikal
11. Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan
12. Kaji perlunya penyedotan jalan napas dengan auskultasi suara
nafas ronki di paru
13. Auskultasi suara napas setelah tindakan, untuk dicatat
Pola nafas tidak Status Manajemen Jalan Napas
2 efektif Pernapasan : 1. Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
Definisi: Inspirasi Ventilasi 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
dan/atau ekspirasi 3. Identifikasi kebutuhan actual/potensial pasien untuk
yang tidak Tidak adanya memasukkan alat membuka jalan napas
memberi ventilasi Bradipnea 4. Masukkan alat nasopharyngeal (NPA) atau oropharingeal
adekuat. airway (OPA), sebagaimana mestinya
Tidak adanya
Berhubungan 5. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
Dispnea
dengan keletihan 6. Buang secret dengan menyedot lender
otot pernafasan Fase 7. Auskultasi suara napas, catat area yang ventilasinya menurun
ditandai dengan: ekspirasi atau tidak ada dan adanya suara tambahan
posterior Tidak adanya Monitor suara tambahan seperti ngorok atau mengi
Penurunan Monitor pola napas (misalnya, bradipneu, takipneu,
Penurunan hiperventilasi, pernapasan kusmaul, pernapasan 1:1,
kapasitas
kapasitas vital apneustik, respirasi biot, pola ataxic
vital
Monitor saturasi oksigen pada pasien tersedasi (seperti SaO₂,
Penurunan
Tidak adanya SvO₂, SpO₂) sesuai dengan protocol yang ada
tekanan
Penurunan Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif (misalnya,
ekspirasi
tekanan pasang alat pada jari, hidung, dan dahi) dengan mengatur
Penurunan ekspirasi alarm pada pasien berisiko tinggi sesuai dengan prosedur
tekanan tetapo yang ada
Tidak adanya
inspirasi Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Penurunan
Perkusi torak anterior dan posterior, dari apeks ke basis paru,
Penurunan tekanan
kanan dan kiri
ventilasi inspirasi
Catat lokasi trakea
semenit
Tidak adanya Monitor kelelahan otot-otot diapragma dengan pergerakan
bibir ventilasi Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan
semenit atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas
Pernapasan tambahan
cuping hidung Tidak adanya
Kaji perlunya penyedotan jalan napas dengan auskultasi suara
Pernapasan
nafas ronki di paru
Perubahan bibir
Auskultasi suara napas setelah tindakan, untuk dicatat
ekskursi dada Tidak adanya
Pernapasan
Pola napas
cuping
abnormal
hidung
(mis., irama,
frekuensi, Tidak adanya
kedalaman) Perubahan
ekskursi
Takipnea
dada
Pola napas
normal (mis.,
irama,
frekuensi,
kedalaman)
D. Implementasi
1. Gangguan pertukaran gas
a. Identifikasi bayi, kemungkinan adanya resiko-resiko yang muncul
b. Monitor status pernafasan
c. Monitor analisa gas darah
d. Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya bernafas
e. Pertahankan suhu lingkungan
f. Pemberian oksigen sesuai program
2. Pola nafas tidak efektif
a. Monitor analisa gas darah
b. Gunakan alat bantu pernafasan sesuai instruksi
c. Pantau ventilator setiap jam
d. Berikan lingkungan yang kondusif
e. Kaji adanya usaha bayi dalam bernafas
E. Evaluasi
1. Subjective adalah informasi berupa ungkapan yang di dapat dari pasien
setelah tindakan di lakukan
2. Objective adalah informasi yang di dapat berupa hasil pengamatan,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan
3. Analisis adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian di ambil kesimpulan bahwa
masalah teratasi, teratasi sebagian, tidak teratasi
4. Planning adalah rencana tindak lanjut keperawatan yang akan di lakukan
berdasarkan analisa.
FORMAT PENGKAJIAN NEONATAL
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Ds : - Gangguan
Do : pertukaran gas
k/u bayi lemah T : 37,3
HR : 172x/i RR: 51x/i
Spo2: 90%
Cpap terpasang flow : 6 FiO2 : 25% peep : 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas
2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan rasa nyaman
Monitor Pernapasan
11. Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernapas
12. Catat pergerakan dada, catat
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu napas dan retraksi pada
supraclaviculas dan interkosta
2, Pola nafas tidak Mendemonstrasikan batuk 1. Buka jalan napas dengan teknik chin
efektif efektif dan suara nafas yang lift atau jaw thrust,
bersih, tidak ada sianosis, dan 2. Posisikan pasien untuk
dyspnea memaksimalkan ventilasi
Menunjukkan jalan nafas 3. Identifikasi kebutuhan
yang paten actual/potensial pasien untuk
Tanda tanda vital dalam memasukkan alat membuka jalan
rentang normal napas
4. Lakukan fisioterapi dada,
sebagaimana mestinya
5. Buang secret dengan menyedot lender
6. Auskultasi suara napas, catat area
yang ventilasinya menurun atau tidak
ada dan adanya suara tambahan
7. Lakukan penyedotan melalui
endotrakea atau nasotrakea,
sebagaimana mestinya
8. Kelola pemberian bronkodilator,
sebagaimana mestinya
9. Kelola pengobatan aerosol,
sebagaimana mestinya
10. Kelola nebulizer ultrasonic,
sebagaimana mestinya
11. Kelola udara atau oksigen yang
dilembabkan, sebagaimana mestinya
12. Posisikan untuk meringankan sesak
napas
13. Monitor status pernapasan dan
okseigenasi, sebagaimana mestinya
Terapi Oksigen
14. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
15. Pertahankan kepatenan jalan napas
16. Siapkan peralatan oksigen dan
berikan melalui system humidifier
17. Berikan oksigen tambahan seperti
yang diperintahkan
18. Monitor aliran oksigen
19. Monitor posisi perangkat (alat)
pemberian oksigen
20. Periksa perangkat (alat) pemberian
oksigen secara berkala untuk
memastikan bahwa konsentrasi (yang
telah) ditentukan sedang diberikan
21. Monitor efektifitas terapi oksigen
(misalnya, tekanan oksimetri, ABGs)
dengan tepat
22. Pastikan penggantian masker
oksigen/kanul nasal setiap kali
perangkat diganti
23. Rubah perangkat pemberian oksigen
dari masker ke kanul saat makan
24. Amati tanda-tanda hipoventilasi
induksi oksigen
25. Pantau adanya tanda-tanda keracunan
oksigen dan kejadian atelektasis
26. Monitor peralatan oksigen untuk
memastikan bahwa alat tersebut tidak
mengganggu upaya pasien untuk
bernapas
27. Monitor kecemasan pasien yang
berkaitan dengan kebutuhan
mendapatkan terapi
28. Monitor kerusakan kulit terhadap
adanya gesekan perangkat oksigen
29. Sediakan oksigen ketika pasien
dibawa/dipindahkan
30. Konsultasi dengan tenaga kesehatan
lain mengenai penggunaan oksigen
tambahan selama kegiatan dan atau
tidur
31. Anjurkan pasien dan keluarga
mengenai penggunaan oksigen di
rumah
32. Rubah kepada pilihan peralatan
pemberian oksign lainnya untuk
meningkatkan kenyamanan dengan
tepat
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Ds : - Gangguan
Do : pertukaran gas
k/u bayi lemah T : 37,3
HR : 172x/i RR: 51x/i
Spo2: 90%
Cpap terpasang flow : 6 FiO2 : 25% peep : 6
DIAGNOSA KEPERAWATAN
6. Gangguan pertukaran gas
7. Pola nafas tidak efektif
8. Gangguan rasa nyaman
Monitor Pernapasan
23. Monitor kecepatan, irama, kedalaman
dan kesulitan bernapas
24. Catat pergerakan dada, catat
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
otot bantu napas dan retraksi pada
supraclaviculas dan interkosta