Anda di halaman 1dari 4

Sejarah kode etik keperawatan dunia dan di Indonesia

Sejarah Penyusunan Kode Etik Keperawatan

Kode etik keperawatan pertama kali disusun dan diadopsi oleh:


1. ANA (1950), direvisi pada tahun 1968,1976,dan 1985 dikenal sebagai Code of
Nurses.
2. ICN (1953), direvisi pada tahun 1973.
3. CAN (1980) direvisi pada tahun 1996.
Tujuan Kode Etik Keperawatan antara lain:
1. Menginformasikan kpd masy mengenai standar minimum profesi dan membantu
mereka memahami perilaku keperawatan profesional.
2. Memberikan tanda komitmen profesi kpd masy yg dilayani
3. Menguraikan garis besar pertimbangan etik utama profesi
4. Memberikan pedoman umum utk perilaku profesional
5. Membantu profesi dlm pengaturan-diri
6. Mengingatkan perawat mengenai tgg jwb khusus yg mereka pikul saat merawat
Standar Performa Profesional ANA
STANDAR V: ETIK
Keputusan dan tindakan perawat demi kepentingan pasien ditentukan dengan cara etik.
KRITERIA PENGUKURAN
1. Praktik keperawatan dipandu oleh Code of Nurses.
2. Perawat mempertahankan kerahasiaan pasien dalam parameter legal dan peraturan
3. Perawat bertindak sebagai advokat pasien dan membantu pasien dalam
mengembangkan keterampilan sehingga dapat membela diri mereka sendiri
Perawat memberikan asuhan dalam cara yang tidak menghakimi dan tidak
menghakimi
Perawat memberikan asuhan dalam cara yang tetap mempertahankan otonomi,
martabat dan hak pasien.
Perawat mencari sumber yang tersedia dalam merumuskan keputusan etik.
Dalam masalah yg berfokus pada keputusan, kesulitannya yaitu dalam
memutuskan apa yang akan dilakukan.

Majelis Kode Etik Keperawatan

Sebagaimana halnya dengan dokter, perawat merupakan tenaga kesehatan profesional yg


menghadapi banyak masalah moral / etik
Tujuan: pengawasan secara terus menerus/ mencegah perbuatan yg tdk etis.
Pada umumnya kode etik akan mengandung sanksi2 yg dikenakan pada pelanggar.
Kasus pelanggaran akan dinilai dan ditindak oleh suatu “Dewan kehormatan” atau komisi
yang dibentuk khusus untuk itu.
PPNI 26 Januari 2002 ; Membentuk Majelis Kode Etik Keperawatan Tk.Pusat, yang akan
bertanggung jawab menangani masalah-masalah etik.
Majelis Kode Etik Keperawatan (ps.26 dan 27 AD PPNI).
Komite Keperawatan Rumah Sakit :
mempunyai tugas pokok menyelesaikan masalah-masalah etik yang terjadi bagi tenaga
keperawatan (anggota profesi).melakukan pembinaan etika profesi.
Kode Etik PPNI (Munas IV PPNI No.09/MUNAS VI/PPNI/2000) tentang Kode Etik
Keperawatan Indonesia.
Diangkat dengan mempertimbangkan Kode Etik “International Council of Nursing”,
bertanggung jawab :
- Perawat dan klien
- Perawat dan praktik
- Perawat dan masyarakat
- Perawat dan teman sejawat
- Perawat dan profesi
Kewajiban perawat untuk senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi :
Perawat memberikan pelayanan sesuai kemajuan Iptek keperawatan yang mutahir,
dilandasi etika keperawatan, hukum dan agama.
Pelayanan yg diberikan bukan saja dipertanggungjawabkankan kepada sesama manusia
tetapi juga thd Tuhan Yang Maha Esa.
Perawat tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi :
Pekerjaan perawat lebih merupakan panggilan kemanusiaan dg mendahulukan kepntingan
klien.
Perawat berhak memperoleh imbalan atas pekerjaannya, tetapi tidak selamanya sesuai
dengan apa yg sudah diberikan pada klien.
Perbuatan yg bertentangan dg etik :
Setiap perbuatan yg bersifat memuji diri atau mempromosikan diri bahwa yg dimiliki
adalah karunia yang diberikan dan kemurahan Tuhan.
Menerapkan pengetahuan dan keterampilan tanpa kebebasan profesi.
Menerima imbalan selain dari pada yg layak sesuai dg jasanya, kecuali dg keikhlasan.
Pekerjaan perawat adalah panggilan kemanusiaan, maka imbalan jasa yg menjadi haknya
tidak dapat disamakan dg jasa dalam usaha lain, krn sifat pekerjaan perawat adalah pekerjaan
mulia.
Perawat dalam memberikan pendapatnya harus dibuktikan kebenarannya.
Perawat dalam memberikan pelayanan harus mendahulukan kepentingan msy.
Perawat dalam bekerjasama dengan teman sejawat harus memelihara saling pengertian dg
sebaik-baiknya.
Perawat menggunakan ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan klien dan bila tidak
mampu wajib merujuk kepada yg lebih
Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg dikerahuinya tentang seorang klien,
bahkan juga setelah ybs meninggal.
Memperlakukan teman sejawat sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Perawat harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengeth dan tetap setia pada cita-
citanya yg luhur
Nomor : 09/MUNAS VI/PPNI/2000
Tentang : Kode Etik Keperawatan Indonesia
KODE ETIK
KEPERAWATAN INDONESIA
MUKADIMAH
Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material dan
mental spiritual untuk mahluk insani dalam wilayah Republik Indonesia, maka kehidupan
profesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan
masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan.
Warga Keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat
universal bagi klien (individu keluarga kelompok dan masyarakat), oleh karenanya pelayanan
yang diberikan oleh perawat selalu berdasarkan kepada cita-cita yan luhur, niat yang murni
untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna,
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
Dalam melaksanakan tugas playanan keperawatan kepada klien, cakupan tanggung jawab
perawat Indonesia adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan yang kesemuanya
ini dilaksanakan atas dasar pelayanan yang paripurna.
Dalam melaksanaka tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna para perawat
mampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan
meningkatkan integritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memadai
serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian dari upaya
kesehatan secara menyeluruh.
Dengan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas pengabdian
untuk kepentingan kemanusiaan, Bangsa dan Tanah Air, Persatuan Perawat Nasional
Indonesia menyadari bahwa Perawat Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan
pada UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang keperawatan
dengan penuh tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti tertera di bawah ini :
PERAWAT DAN KLIEN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan kelangsungan hidup
beragama dari klien.
3. Kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
hubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya
kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

PERAWAT DAN PRAKTIK


1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui
belajar terus-menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran professional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Pada informasi yang adekuat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku
professional.
PERAWAT DAN MASYARAKAT
Perawat mengemban tanggung jawab bersama
masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai
kegiatan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat.
PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan perawat maupun dengan
tenaga kesehaan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak malindungi klien dan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
PERAWAT DAN PROFESI
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai pengembangan profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai