Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DASAR
DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN DAN HAKEKAT
MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan

Oleh :
Laifa Fitria Lubis (17076011)
Tasya Meta Karanza (17020102)
Yanowardi ( 17076078 )

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang konsep dasar dasar-dasar ilmu
pendidikan dan hakekat manusia. Selanjutnya shalawat serta salam kami sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yaitu
Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup umat manusia.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Padang, 13 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1

C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

A. Religius ........................................................................................................ 2

B. Sosiologis .................................................................................................... 2

C. Kultural ........................................................................................................ 3

D. Hukum ......................................................................................................... 3

E. Psikologis .................................................................................................... 3

1. Kebutuhan fisiologis ..................................................................................... 4

2. Kebutuhan rasa aman.................................................................................. 4

3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan ......................................................... 4

4. Kebutuhan harga diri (esteem needs) .......................................................... 4

5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri .................................................................. 4

6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami. ........................................... 4

PENUTUP ........................................................................................................ 6

A. Kesimpulan .................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 7


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi
lebih ditentukan dengan instingnya. Sedangkan belajarnya manusia merupakan
rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti.

Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya, disaat anak ini dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anak mereka juga, begitu juga disekolah
dan perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Dalam
pendidikan tentunya ada istilah mengajar dan mendidik, untuk melakukan kedua hal
itu tentunya di perlukan acuan supaya proses mengajar dan mendidik dapat berjalan
sebagaimana mestinya, acuan tersebut dikenal dengan istilah pendidikan.

Landasan pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di indonesia,


agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini memiliki pondasi atau
pijakan yang sangat kuat karena pendidikan disetiap negara tidak sama. Untuk
negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan religius, landasan
sosiologis, landasan kultural,dan landasan hukum serta landasan psikologis.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Landasan Pendidikan
2. Jenis - Jenis Landasan Pendidikan
3. Implikasi Landasan Religius,Sosiologis,Kultural,Hukum dan Psikologis.

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan terciptanya makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mendiskusikan tentang Landasan Pendidikan dan Implikasi nya dalam
pendidikan.

1
BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Landasan Pendidikan


Landasan, istilah landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau tumpuan
(kamus besar bahasa Indonesia, 1995:560). Istilah landasan dikenal pula
sebagai fundasi. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa
landasan adalah alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau
titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.

Menurut sifat wujudnya dapat dibedakan dua jenis landasan yaitu : (1) landasan
yang bersifat material, dan (2) landasan yang bersifat konseptual. Contoh
landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat
terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun contoh landasan yang bersifat
konseptual antara lain berupa dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila
dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb.

Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan,
kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar,
yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir (melakukan suatu studi) dan/atau
dalam rangka bertindak. (melakukan suatu praktek).

Berdasarkan uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa landasan


pendidikan adalah suatu hal dasar yang menjadi pijakan,fundasi berdirinya
pendidikan atau titik tolak dalam rangka praktek maupun studi pendidikan.

2. Jenis - Jenis Landasan Pendidikan


A. Religius
Agama (Religion) berasal dari kata Latin “religio”, berarti “tie-up”. Dalam
bahasa Inggris, Religion dapat diartikan “having engaged ‘God’ atau ‘The Sacred
Power’.
Secara umum di Indonesia, Agama dipahami sebagai sistem kepercayaan,
tingkah laku, nilai, pengalaman dan yang terinstitusionalisasi, diorientasikan
kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan
diwariskan antar generasi dalam tradisi.
Pemahaman agama di sekolah sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, karena pendidikan agama
mempunyai dua aspek penting yaitu :
· Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada
jiwa atau pembentukan kepribadian.
· Aspek kedua dari pendidikan agama, adalah ditujukan kepada
pikiran atau pengajaran agama itu sendiri.

2
B. Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu atau bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
memperkembangkan diri. Dengan meningkatkan sosiologi pada kegiatan
pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang pendidikan sosiologi. Sosiologi
pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial pendidikan yang meliputi 4 bidang :
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat.
2) Hubungan kemanusian disekolah
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas, mempelajari interaksi sekolah dengan
kelompok sosial lain dalam satu komunitas.
Landasan Sosiologis adalah landasan seseorang dalam
bersosialisasi ,hubungan manusia dengan manusia lain,manusia dengan
kelompok manusia ataupun kelompok manusia dengan kelompok manusia
laiinnya.
C. Kultural
Kebudayaan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar.
Kebudayaan dalam arti luas dapat berwujud:
1.Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya
2.Kelakuan berpola dari manusia dalam mayarakat, dan
3.Fisik yakni benda hasil karya manusia
Baik kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat
diwujudkan melalui proses pendidikan. Contoh dalam penggunaan bahasa,
setiap masyarakat dapat dikatakan mengajarkan anak-anak mengatakan
sesuatu, kapan hal itu dapat dikatakan bagaimana mengatakannya, dan
kepada siapa mengatakannya. Oleh sebab itu anak-anak harus diajarkan
pola-pola tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
D. Hukum
Undang-undang Pendidikan :
1. Menurut Undang-Undang Dasar 1945
Pasal-pasal yang berhubungan dengan pendidikan dalam Undang
Undang Dasar 1945 hanya2 pasal, yaitu pasal 31 dan 32. Pasal 31
mengatur tentang pendidikan kewajiban pemerintah membiayai wajib
belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan minimal 20% dari
APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal 32
mengatur tentang kebudayaan.

3
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Undang undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi
pendidikan nasional, juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang
ketentuan umum(istilah-istilah terkait dalam dunia pendidikan), dasar, fungsi
dan tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak
dan kewajiban warga negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur
jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, estándar nasional
pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan,
peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi,
pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga
negara lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan
ketentuan penutup.

3. Undang Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


Undang undang ini memuat 84 Pasal yang mengatur tentang ketentuan
umum(istilah-istilah dalam undang-undang ini), kedudukan fungsi dan tujuan ,
prinsip profesionalitas, seluruh peraturan tentang guru dan dosen dari
kualifikasi akademik, hak dan kewajiban sampai organisasi profesi dan kode
etik, sangsi bagi guru dan dosen yang tidak menjalankan kewajiban
sebagaimana mestinya, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

E. Psikologis
Pemahaman peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek
kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Dalam
upaya memenuhi kebutuhanya itu maka manusia berinteraksi dengan
lingkungannya. Interaksi dengan lingkungannya itu akan menyebabkan
manusia mengembangkan kemampuannya melalui proses belajar, semakin
kuat motif sebagai upaya pemenuhan kebutuhan itu, semakin kuat pula
proses belajar yang terjadi dan pada gilirannya akan semakin tinggi hasil
belajar yang dapat dicapainya.

A.Maslow mengemukakan kategorisasi kebutuhan-kebutuhan menjadi


enam kelompok, mulai dari yang paling sederhana dan mendasar yang
meliputi :
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan akan cinta dan pengakuan
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs)
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

4
6. Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami.

Kajian psikologis yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah


yang berkaitan dengan kecerdasan, berpikir, dan belajar. Kecerdasan umum
(inteligensi) ataupun kecerdasan dalam bidang tertentu (bakat) banyak
dipengaruhi oleh kemampuan potensial yang hanya akan aktual apabila
dikembangkan dalam situasi yang kondusif. Kecerdasan aktual terbentuk
karena adanya pengalaman. Jeans Piaget berpendapat bahwa kecerdasan
merupakan internalisasi pengalaman. Indeks kecerdasan, yang sering
dikenal dengan IQ, dapat diukur dengan tes-tes kecerdasan (Wayan
Ardhana, 1986: Modul 1/46). Pengembangan kecerdasan itu akan terwujud
dalam berbagai bentuk kemampuan berpikir, baik berpikir konvergen
(memusat) dan divergen (memencar), maupun berpikir intuitif dan reflektif.

3. Implikasi Landasan Religius,Sosiologis,Kultural,Hukum,Psikologis dalam


Pendidikan

1. Landasan Religius Pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari


ajaran agama(Alquran dan Hadist) yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Contohnya: Carilah ilmu sejak dari buaian hingga masuk liang lahat/meninggal
dunia.”Menuntut ilmu adalah fardhlu bagi setiap muslim.” (hadist). Implikasinya,
bagi setiap muslim bahwa belajar atau melaksanakan pendidikan sepanjang
hayat merupakan suatu kewajiban.

2.Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari


kaidah-kaidah psikologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Contoh.”Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, dan pada
setiap tahap perkembangannya setiap individu memiliki tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya.”Implikasinya, pendidikan mesti
dilaksanakan secara bertahap, tujuan dari isi pendidikan mesti disesuaikan
dengan tahapan dan tugas perkembangan individu/peserta didik.

3. Landasan Sosiologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari


kaidah-kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh.” Di
dalam masyarakat yang menganut stratifikasi social terbuka terdapat peluang
besar untuk terjadinya mobilitas social. Adapun fakta yang memungkinkan
terjadinya mobilitas social itu antara lain bakat dan pendidikan.”Implikasinya,
para orang tua rela berkorban membiayai pendidikan anak-anaknya.

5
4. Landasan hukum pendidikan adalah asumsi-asumsi peraturan yang dijadikan
tolak ukur dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Tetapi, tidak semua
kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan ini, seperti cara mengajar dan
membuat persiapan mengajar, sebagian besar dikembangkan sendiri oleh
pendidik.

6
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak.
Diperlukan satu generasi untuk melihat suatu akhir dari pendidikan itu. Oleh karena
itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah
terlambat untuk memperbaikinya. Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu
dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah
landasan dan asas pendidikan.

Landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu
atau titik tolak dari sesuatu hal; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.
Filosofis adalah suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala
sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa.

Landasan Pendidikan adalah segala hal yang menjadi dasar atau


pijakan ,fundasi berdirinya penididikan dan menjadi titik tolak dalam praktek maupun
studi pendidikan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://syahrilfitriadi.blogspot.com/2016/03/landasan-pendidikan.html

Jalaludin, 2004, Psikologi Agama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

https://www.situsartikel92.com/2016/04/makalah-landasan-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai