Anda di halaman 1dari 5

Bab II

ISI

Gangguan Psikomotor

Psikomotor ialah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa; jadi merupakan efek bersama
yang mengenai badan dan jiwa. Juga dinamakan konasi (“conation”) perilaku motorik atau aspek
motorik daripada perilaku .

Gerakan psikomotorik dapat berupa :

1. Kelambatan : Kelambatan aktivitas terjadi dimana secara umum gerakan dan reaksi motorik
terhadap suatu rangsangan menjadi lambat, kelambatan aktivitas antara lain:

a. Hipokinesa, hipoaktifitas : gerakan atau aktivitas berkurang


b. Stupor katakonik :reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang. Gerakan dan aktivitas menhjadi
sangat lambat, sehingga kelihatan seperti si pasien sama sekali tidak memperhatikan
lingkungannya
c. Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu juga bila hendak diubah oleh
orang lain
d. Flexibilitas serea: mempertahankan posisi badan yang dibuat pada nya oleh orang lain

2. Peningkatan : Peningkatan aktivitas terjadi dimana secara umum gerakan dan reaksi motorik
terhadap rangsangan menjadi lebih cepat/meningkat, peningkatan aktivitas seperti:

a. Hiperkinesa, hiperaktivitas: pergerakan atau aktivitas yang berlebihan


b. Gaduh-gelisah katatonik : aktivitas motorik yang kelihatannya tidak bertujuan, yang berkali kali
dan seakan akan tidak dipengaruhi oleh rangsangan luar.
3. Tik : gerakan involuter, sekejap serta berkali kali mengenai sekelompok otot atau bagian badan
yang relative kecil
4. Bersikap aneh : mengambil atau posisi badan yang tidak wajar, yang aneh bizar.
5. Grimas : mimic yang aneh atau berulang ulang.
6. Stereotipi : gerakan salah satu anggota badan yang berkali kali dan tidak bertujuan
7. Pelagakan (mannerism) : pergerakan atau lagak yang stereotip dan teatral (sperti sedang
bermain sandiwara)
8. Ekhopraxia: langsung meniru pergerakan orang lain pada saat dilihatnya.
9. Echolalia: langsung mengulang atau meniru apa yang dikatakan orang lain.
10. Otomatisma perintah : menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa memikirkan dahulu.
11. Otomatisma : berbuat sesuatu secara otomatis sebagai pernyataan (ekspresi) simbolik aktivitas
tak sadar
12. Negativisme : menentang nasehat atau permintaan orang lain atau melakukan perlawanan
dengan itu.
13. Kataplasia : tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak juga timbul kelemahan
umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan
emosi
14. Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi : sering menggambarkan secara simbolik suatru
konflik emosional yang dapat berupa ;
a. Kelumpuhan
b. Pergerakan yang abnormal, umpamanya tremor, tik , kejang-kejang atau atasia
c. Astasia –abasia ; tidak dapat duduk berdiri dan berjalan
d. Verbigerasi ; berkali kali mengucapkan sebuah kata yang sama. Umpamanya ; “ saya
mau makan, makan, makan,makan, dst atau kemarin, kemarin, kemarin dst …saya
dating”
e. Berjalan ; tidak tegap, kaku (rigid/lambat )
f. Gangguan motorik (yang sebenarnya bukan merupakan gangguan psikomotor) yang
mungkin sekali disebabkan oleh; pemakaian obat (tremor,
hipokinesa,diskinesia,akatisia,karena nya neroleptika)
g. Gangguan ortopedik atau gangguan nerologik
15. Konpulsi : suatu dorongan yang mendesak berkali kali biar pun tidak disukai agar berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya sehari hari atau dengan kebiasaan serta
norma- norma. Konpulsi itu terjadi karena phobi (misalnya bakteriofobi mengakibatkan konpulsi
cuci tangan)/ karena obsesi (obsesi barangnya hilang dapat megakibatkan konpulsi buka buka
lemari untuk melihat barangnya masih ada). Diantara macam-konpulsi terdapat ;
a. Dipsomania : dorongan agar minum air
b. Egomania : preokupasi dengan diri sendiri
c. Erotomania : preokupasi dengan hal- hal seksual
d. Kleptomania : dorongan agar menuri
e. Megalomania: dorongan agar mencari kekuasaan
f. Monomania: preokupasi dengan sebuah subjek
g. Nimfomania : dorongan bersanggama pada kaumj wanita
h. Satiriasis : dorongan bersanggama pada kaum pria
i. Trikhotilomania : dorongan mencabut – cabut rambutnya.
j. Ritualistik : dorongan bertingkah laku upacara.
Atau kompulsi lain, umpamanya : mencuci-cuci tangannya atau mandi berjam-jam
lamanya, memungut-mungut, tetek bengek di lantai (potongan kain,kertas dan
sebagainnya), berulang-ulang menghitung uangnya, memeriksa jendela/pintu, melihat
beberapa kali apakah sepucuk surat yang telah di tulisnya sudah di tandatangani
olehnya, sehingga sampulnya di buka-tutup berulang-ulang; memegang-megang serta
menyentuh-nyentuh sebuah meja ; menyuruh anaknya member hormat kepadanya
sepanjang 10 kali tepat, dan sebagainnya.

16. Gagap : berbiara dengan terhenti-henti karena spasme otot-otot untuk bicara, mulai dari
berbicara sangat ragu-ragu sampai dengan berbiara explosive.

17. Seorang penderita mania dapat berbicara,berjalan, menyanyi atau melakukan apa saja tanpa
mengenal lelah. Pada depresi dengan agitasi, maka penderita itu mungkin tak putus-putusnya
menangis, mondar-mandir atau meremas-remas tangannya. Pada gaduh-gelisah katatonik,
pasien itu mungkin sangat gelisah,berbicara banyak lagi keras tak berhenti-henti.
Gejala dan tanda gangguan jiwa ditinjau dari Psikomotor
Perilaku motorik (konasi) merupakan aspek psikis yang mencakup impuls, motivasi, keinginan,
dorongan, insting, dan hasrat yang ditunjukkan melalui aktivitas motorik atau perilaku seseorang.

Gejala dan tanda motorik dapat disebabkan oleh gangguan neurologis yang menyebabkan sindroma
organik otak, seperti rigiditas dalam penyakit Parkinson, atau mungkin berhubungan dengan kondisi
emosional seperti gelisah atau tremor dalam kecemasan . Namun, ada satu kelompok lebih lanjut dari
gejala yang sering terjadi pada psikosis fungsional. Gejala-gejala ini tidak tegas pada neurologis atau
psikogenik dan disebut gangguan motilitas. Asal gejala motilitas mungkin menjadi kelainan ganglia basal
fungsional(bukan morfologis).
Sebuah klasifikasi lebih lanjut dari gangguan motilitas membedakan psikomotorik hiperfenomena
(misalnya gangguan tik), hipofenomena (misalnya pingsan), dan parafenomena (misalnya manerisme).

Gangguan tik adalah gerakan cepat tidak teratur melibatkan kelompok otot-otot wajah atau anggota
badan. Stupor adalah keadaan di mana pasien tidak berkomunikasi, yaitu tidak berbicara (mutisme) atau
bergerak (akinesia), meskipun ia waspada. Mutisme yaitu bisu tanpa abnormalitas struktural.2
Akinesia yaitu tidak adanya gerakan fisik, seperti yang terdapat pada imobilitas ekstrim pada penderita
skizofrenia katatonik; juga dapat terjadi akibat efek simpang ekstrapiramidal dari pengobatan
antipsikotik. Sedangkan diskinesia merupakan kesulitan melakukan gerakan volunter, seperti pada
gangguan ekstrapiramidal. Bedanya dengan hipoaktivitas (hipokinesis) adalah berupa penurunan
aktivitas motorik dan kognitif, seperti pada retardasi psikomotor; perlambatan secara nyata pada proses
pikir, bicara, dan gerakan. Manerisme, walaupun jarang, adalah ekspresi mencolok dengan isyarat,
ucapan, atau objek (misalnya pakaian) yang tampaknya memiliki makna tertentu, sebagian besar
delusi.1 Manerisme merupakan gerakan involunter yang menjadi kebiasaan dan mendarah daging.2
Sebuah gangguan yang ditandai dengan motilitas terganggu disebut katatonia.1 Hal ini terjadi paling
sering pada skizofrenia, dan jarang pada kondisi medis umum dan depresi berat. Beberapa kondisi,
seperti tumor otak, ensefalitis, dan gangguan endokrin dan metabolisme, dapat menimbulkan gejala-
gejala katatonik.

Katatonia dapat berbentuk hipomobilitas atau imobilitas, dan dalam kasus yang ekstrim mengarah ke
stupor katatonik. Stupor katatonik yaitu aktivitas motorik yang melambat secara nyata, seringkali hingga
mencapai suatu titik imobilitas dan tampak tak sadar atau mungkin muncul sebagai aktivitas motorik
yang berlebihan (eksitasi katatonik), sebuah keadaan ekstrim yang mungkin berbahaya bagi pasien dan
orang lain. Eksitasi katatonik adalah aktivitas motorik yang tak bertujuan dan teragitasi, tidak
dipengaruhi oleh stimulus eksternal. Sebuah gejala penting dari katatonia adalah katalepsia, di mana
postur tidak nyaman dan aneh dipertahankan melawan gravitasi atau gaya lainnya. Katalepsi merupakan
istilah umum untuk posisi tidak bergerak yang dipertahankan secara konstan. Katatonia dan
abnormalitas postur ditemukan pada skizofrenia katatonik dan beberapa kasus penyakit otak, seperti
ensefalitis. Seorang pemeriksa mencoba untuk memindahkan secara pasif tubuh dengan katalepsia akan
terlihat ‘fleksibilitas lilin’, yang sangat berbeda dari kekakuan (rigiditas katatonik) atau kekejangan.
Fleksibilitas serea (fleksibilitas lilin) adalah keadaan sese-orang yang dapat dibentuk menjadi posisi
tertentu kemudian dipertahankan; ketika pemeriksa menggerakkan anggota gerak orang tersebut,
anggota gerak itu terasa seperti terbuat dari lilin.
Rigiditas katatonik adalah keadaan mempertahankan suatu postur rigid secara volunter, meski telah
dilakukan semua usaha untuk menggerakkannya. Sedangkan Postur katatonik: mempertahankan suatu
postur aneh dan tidak pada tempatnya secara volunter, biasanya dipertahankan dalam jangka waktu
lama. Ekofenomena dapat terjadi ketika pasien berinteraksi dengan orang lain dan muncul sebagai
ekolalia (imitasi pembicaraan orang lain) atau ekopraxia (imitasi tindakan orang lain). Ekopraksia adalah
peniruan gerakan seseorang oleh orang lain secara patologis.

Daftar pustaka
1. http://makhlukerdil.wordpress.com/2010/12/28/gejala-dan-tanda-gangguan-jiwa-
ditinjau-dari-psikomotor/

ISINYA CUMA SEGINI KALO ADA BAHAN LEBIH TOLONG MASUKIN TOLONG ADA GAMBAR2NYA JUGA
BOLEH DITAMBAHIN YAHH

Anda mungkin juga menyukai