Anda di halaman 1dari 3

IBU, MAAFKAN AKU

Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Asyhadu ala ilaha ilallah, wa asy hadu anna muhammadan abduhu warasuluh
Washolatu wassalaamu alaa asyrafil anbiyai wa mursalin wa ‘ala alihi wa sahbihi ajmain ‘amma
ba’du.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita semua nikmat sehat,
nikmat iman, nikmat Islam dan nikmat kesempatan sehingga kita dapat berkumpul dalam sholat
shubuh jamaah pada esok hari ini. Semoga Allah mencatat kesusah payahan kita untuk bangun
dan berangkat ke masjid pagi ini sebagai amal kebaikan dan menjadikannya keberkahan pula
untuk kita semua. Semoga kebiasaan sholat jamaah subuh ini bisa dilanjutkan hingga seusai
latsar khususnya untuk jamaah Ikhwan atau laki-laki.

Sholawat serta salam juga tercurahkan kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menjadi jaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat beliau kelak dengan
cara beristiqomah meneladani beliau pada setiap perilaku dan perkataan kita. Dan semoga beliau
lah yang menjadi idola kita selama hidup di dunia, dan beliau pula yang kita rindu untuk bertemu
di telaga Al Kautsar milik Allah tempat beliau menunggu. Aaamiin

Pada kesempatan pagi ini saya akan membawakan kultum dengan judul ‘Ibu, Maafkan
Aku’. Mungkin ada sebagian dari kita yang tinggal berjauhan dengan Ibu juga Ayahnya, sehingga
pada saat ini merasa rindu kepada keduanya atau yang tinggal bersama namun tidak bertegur
sapa atau telah ditinggalkan oleh beliau berdua atau salah satunya menghadap Allah SWT. Tapi
semoga setiap kenangan yang ditinggalkan menjadi momen yang tidak dilupa dan menjadi
semangat bagi untuk selalu mendoakan beliau berdua.

Mari kita ingat betul garis wajah mereka sebagai bukti kelelahan mereka menimang,
mendidik dan menjaga kita dari kecil hingga dewasa. Teringat jelas pula wajah Ibu ketika dulu
sering kali beradu pendapat dan merasa paling benar. Membantah setiap perkataan, bahkan
dengan nada tinggi yang dilontarkan secara spontan, padahal setiap nasihat dan perkataan itu
semata-mata untuk kebaikan kita. Meski begitu tak pernah henti pula Ibu memaafkan, tak pernah
letih menasehati dan mengkhawatirkan. Mungkin karena cintanya yang besar sehingga mampu
meredam amarah dan emosi yang kerap kali mendominasi. Kemudian, yang harus kita renungan
selanjutnya adalah, apa balasan yang telah kita berikan atas cintanya pada kita, sudah berapa
banyak doa yang kita panjatkan untuk mereka, atau jangan-jangan kita lupa untuk mendoakan
mereka. Mungkin kita beralasan sibuk mencari nafkah, sibuk kuliah, sibuk mengurus keluarga,
dan alasan kesibukan-kesibukan lainnya. Allah berfirman dalam QS. Al Isra : 23
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya jangan menyembah selain Dia. Dan,
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
janganlah kamu mengatakan perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka.
Ucapkanlah perkataan yang mulia kepada mereka.” (QS. Al-Isra’ [17]: 23).

Teman-temanku sekalian, jika kita termasuk seorang anak yang acuh terhadap ibu kita,
maka ubahlah sikap kita. Walau sebenarnya ibu akan menerima saja apapun sikap kita, namun
jangan tunggu sampai semuanya terlambat. Jangan tunggu sampai kita tak mendengar lagi
panggilan sayangnya untuk kita. Jangan tunggu sampai kita tak mencicipi lagi masakan-
masakannya. Jangan tunggu sampai kita tak melihat senyumannya. Jangan tunggu sampai tak
ada lagi yang mengerti perasaan kita. Jangan tunggu sampai sosok itu pergi dalam hidup kita.
Jangan tunggu malaikat Izrail datang mengambil nyawa ibu atau kita dahulu. Jangan tunggu
semua itu terjadi. Berubahlah, mulailah dengan ungkapan sayang ataupun permintaan maaf atas
gengsinya kita selama ini. Dengan mengungkapkan kalimat itu, tidak akan merendahkan derajat
kita, malah akan membuat ibu merasa berarti dan bangga memiliki putra-putri seperti kita, serta
Allah akan meridhai setiap langkah kita, insya Allah. Ucapkanlah, sebelum kalimat itu tak bisa
diucapkan lagi, karena takdir Allah yang mendahului. Untuk teman teman yang orang tuanya
telah tiada, cara untuk membahagiakan mereka adalah dengan mendoakan beliau. Sebab, doa
anak sholeh akan tetap sampai walaupun orang tua telah meninggal dunia.

”Dari sahabat abu Hurairah RA beliau berkata: Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah
kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk kuperlakukan
dengan baik?” Beliau bersabda, “Ibumu”, Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau
bersabda, “Ibumu”. Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Ibumu”.
Orang tersebut bertanya lagi, “kemudian siapa?”. Beliau bersabda, “Bapakmu” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Tidak ada artinya kebaikan seorang anak kepada ibunya secara material, sementara ia
selalu berbuat maksiat kepada Allah. Karenanya para ulama mengatakan: ”Pengabdian seorang
anak yang paling baik bagi orang tuanya adalah menjadikan dirinya sebagai anak yang
saleh.” Inilah rahasia hadits Rasulullah saw. yang berbunyi: ”Waladun shaalihun yad’u lahuu
(anak yang shaleh yang selalu mendoakan untuk orang taunya).”

Perhatikan kata saleh dalam teks hadits tersebut. Ini untuk menegaskan bahwa hanya anak yang
saleh yang benar-benar akan memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya: bahagia secara
material maupun secara spiritual. Sementara anak durhaka tidak akan pernah memberikan
kebahagiaan hakiki bagi orang tuanya.

Tidak sedikit cerita masa lalu mengenai kebaikan seorang anak kepada ibunya. Di
antaranya kisah Uwais Al Qarni yang sudah sering dijadikan contoh keteladanan, disebutkan
bahwa Uwais Al Qarni menggendong ibunya dari Yaman ke kota Mekah untuk melaksanakan
ibadah haji. Bayangkan betapa jauh perjalanannya menuju kota Mekah dan betapa besar tenaga
yang harus dikeluarkan untuk kebahagiaan sang Ibu. Di manakah kini kita bisa menemukan
pribadi seorang anak seperti itu? Jawabannya disini, dimulai dengan diri kita sendiri.

“Jika rindu, lantunkan rindumu pada sebait doa. Jika ingin menangis, menangislah juga bersama
doa karna doa yang dilangitkan akan turun bersama keberkahan”. Wallahu 'alam bishowab.
Demikian kultum subuh pagi ini yang dapat saya sampaikan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai