Oleh
Ayam ras pedaging atau yang disebut juga ayam broiler adalah ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas sebagai penghasil daging
(Mulyantini, 2011). Pertumbuhannya cepat dengan konversi makanan yang irit, dan siap
dipotong pada usia yang relatif muda. Ayam broiler merupakan ayam tipe berat pedaging yang
lebih muda dan berukuran lebih kecil, dapat tumbuh sangat cepat sehingga dapat dipanen pada
umur 4 minggu yang ditujukan untuk menghasilkan daging dan menguntungkan secara ekonomis
Performans ayam pedaging bervariasi dari negara asalnya. Tingkat pertumbuhan yang
ditunjukkan adalah target untuk mencapai kinerja dalam menghemat biaya. Peternak broiler saat
ini tidak hanya ingin memelihara ayam pedaging yang tumbuh secara efisien, tetapi juga
menginginkannya ayam pedaging yang memiliki kualitas yang baik dan karakteristik yang baik.
Strain merupakan sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses
pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu (Suprijatna, dkk 2005). Menurut Gordon &
Charles (2002), broiler merupakan strain ayam hibrida modern yang berjenis kelamin jantan dan
betina, yang memiliki karateristik ekonomis, pertumbuhannya cepat dengan konversi pakan irit,
dan siap dipanen di usia muda. Jika ditinjau secara genetis, ayam broiler sengaja diciptakan agar
Banyak jenis strain ayam broiler yang beredar di pasaran yang pada umumnya perbedaan
tersebut terletak pada pertumbuhan ayam, konsumsi ransum dan konversi ransum. Berbagai
strain yang ada di Indonesia yaitu Hubbard, Cobb, Ross, Lohman dan Hybro (Muwarni, 2010).
Banyaknya nama-nama strain ayam pedaging yang ditawarkan oleh pembibit menunjukkan
bahwa antara bibit ayam pedaging terdapat perbedaan sesuai dengan perusahaan yang
1.2 Tujuan
Strain adalah merek dagang atau hasil seleksi dalam breeding untuk tujuan tertentu.
Tujuannya pada umumnya cenderung untuk komersial atau nilai ekonomi tinggi (high
producers). Menurut Wahju dan Sugandi (1979) bahwa strain ialah hasil perkawinan inbreeding
disertai seleksi yang intensif untuk tujuan tertentu dan paling sedikit berlangsung lima generasi
secara berturut-turut. Strain ayam merupakan sekumpulan ungags dalam suatu varietas yang di
dalamnya telah dikembangkan sifat-sifat khusus misalnya produksi yang tinggi (Telur dan
Daging), tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di iklim yang baik ( Dickinson dan Lewis,
1963). Pada Tahun 2000 ayam Broiler di Indonesia telah beredar beberapa Strain seperti pada
Tabel 1. Daftar Strain Ayam Broiler yang beredar di Indonesia serta Negara Asalnya pada Tahun
2000
Sebagian besar strain ayam pada tabel 1 di atas yang beredar di Indonesia berasal dari
Amerika (Arbor Acrees, Avian, Cobb, Hubbard dan Peterson), hingga kini strain Cobb dan
Hubbard masih tetap menjadi pilihan para breeder untuk memproduksi DOC di dalam negeri.
Setiap nama-nama strain di tawarkan oleh pembibit menunjukan bahwa terdapat perbedaan
antara perusahaan produksinya. Rasyaf (2001) menyatakan bahwa Perbedaan tersebut umumnya
terletak pada setiap produktifitas ayam (Pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, konversi
Strain ayam broiler di Indonesia ada beberapa macam Masing-masing strain tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda serta memiliki keunggulan dan kelemahan (Tilman, 2012).
Oleh karena itu, peternak hendaknya memahami karakteristik tiap strain yang cocok dengan
kondisi daerah dan karakter pertumbuhannya. Beberapa strain ayam broiler dan karakteristiknya
Saat ini Strain ayam ras pedaging yang beredar di pasaran di Indonesia sekitar 30 jenis,
antara lain : CP 707, Lohman (MB 202), Cobb 500, Hubbard, Ross, Hybro, Super 77, Tegel 70,
ISA Kim Cross, Hyline, Vdett, Missouri, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor acres,
Tatum, Indian river, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Marshall ‘m’, Euribrid, A.A
70, H&N, Sussex dan Bromo. Namun ada beberapa strain yang populer produksinya di
Indonesia dan yang akan dijelaskan dalam bahasan di bawah. Berikut uraian setiap strain beserta
Strain CP 707
CP 707 merupakan strain ayam ras yang dihasilkan oleh PT Charoen Pokphand. CP
broiler merupakan hasil persilangan galur murni yang unggul dan rekayasa genetika, dengan
tujuan FCR rendah, pola pertumbuhan cepat dan lebih selektif (daging dada lebih banyak).
Broiler ini peka terhadap perubahan dan mudah stres, pertumbuhan bulu lambat dan memerlukan
formulasi pakan yang baik. Selain standar performa mingguan, kelebihan yang ditawarkan oleh
perusahaan yaitu DOC dipelihara selama 30 – 45 hari sebelum dipanen pada berat rata-rata 1.39
– 2.45 kg atau setara dengan berat bersih 1.11 – 1.96 kg daging ayam. Standar performa
Performa mingguan strain CP 707 pada tabel di atas dapat diketahui bahwa konsumsi
ransum setiap minggu mengalami peningkatan sejalan dengan umur ternak. Minggu ke 1 umur
ayam mengkonsumsi ransum 150 g/ekor dengan pertambahan bobot badan (PBB) 19,1 g/ekor
yang naik menjadi 512 g/ekor pada umur minggu ke 2 dengan PBB 44,40 g/ekor, meningkat
terus hingga pada minggu ke 6 konsumsi ransum mencapai 4604 g/ekor . Sedangkan Konversi
ransum (FCR) strain CP 707 meningkat namun tidak begitu signifikan, konversi ransum pada
umur 6 minggu yaitu 1,748 dengan konsumsi ransum 4604 gram/ekor yang dapat menghasilkan
Strain Lohman (MB 202) merupakan salah satu strain ayam broiler yang di produksi oleh
PT. Japfa Comfeed Indonesia. PT Japfa Comfeed merupakan perusahaan agri-food terbesar di
Indonesia sejak tahun 1975. Strain Lohman ini memiliki keunggulan seperti berperforma tinggi
dan kualitas FCR yang bagus. Standar performa mingguan Lohman (MB 202) akan di sajikan
minggu yaitu 187 gram/ekor dengan konsumsi pakan 165 gr/ekor, hal ini berbeda dengan strain
CP 707 yaitu berat badan minggu 1 sebesar 175 g/ekor dengan konsumsi pakan 150 gram/ekor.
Sedangkan konsumsi ransum minggu ke 6 strain Lohman mencapai (4,777 g/ekor) dengan FCR
1,705 dengan bobot badan 2,801 g/ekor, hal ini sesuai dengan tujuan dari breeder strain ini yaitu
Ayam jenis Strain Cobb berasal dari benua Amerika yang merupakan ayam broiler
dengan ciri warna bulu putih, jengger tunggal, kaki kuning dan besar. Cobb berasal dari
persilangan antara bangsa ayam ( Plymouth Rock USA ) dengan bangsa ayam lain. Keunggulan
dari cobb mempunyai daya konversi pakan yang cukup baik, pertumbuhan cepat dan tingkat
keseragaman tinggi (Cobb, 2008). Strain Cobb merupakan salah satu strain ayam pembibit
broiler yang ada di Indonesia yang memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang cepat, breast
formation yang baik, konversi ransum yang baik, mempunyai struktur tulang dan otot yang lebih
Strain ini di produksi oleh PT. Charoen Pokphan Indonesia, Strain ini memiliki fokus
Ratio/FCR). Secara genetik, strain ini dikembangkan untuk memiliki pembentukan daging dada,
mudah beradaptasi di lingkungan iklim tropis yang panas. Dedikasi strain Cobb karena genetika
ayam pedaging telah menghasilkan kemajuan luar biasa dalam sifat-sifat ekonomi yang terkait
dengan efisiensi pakan, pertumbuhan dan kualitas otot, dan juga telah menghasilkan genetika
ayam pedaging meningkatkan fungsi kardiovaskular, kekuatan kerangka yang lebih baik, dan
ukuran tubuh yang lebih seragam. Standar performa mingguan Cobb 500 akan di sajikan dalam
kedua strain (CP 707 dan Lohman ) di atas. Bobot badan umur 1 minggu sebesar 193 g/ekor
dengan konsumsi ransum 145 g/ekor yang jauh lebih rendah, FCR juga lebih rendah (0,76).
Pada Umur 6 minggu bobot badan mencapai 2952 g/ekor dengan konsumsi pakan 4760
gram/ekor sedangkan FCR 1,61, sejalan dengan tujuan memproduksi ternak ayam strain cobb ini
Strain Ross
Ayam Broiler Strain Ross berasal dari persilangan antara bangsa ayam Cornish dengan
bangsa ayam yang berasal dari Inggris. Ciri-ciri fisik DOC dari jenis ayam broiler ini adalah
memiliki warna bulu kuning. Ross memiliki karakteristik Feed Convertion Ratio (FCR) atau
rasio konsumsi pakan lebih efisien, laju pertumbuhan lebih cepat, daya hidup lebih bagus, focus
pengembangan genetik pada kekuatan kaki sebagai penyeimbang berat badan. Standar performa
Dari tabel di atas menunjukan bahwa ayam broiler strain Ross memiliki performance
mingguan yang cukup baik sesuai dengan tujuan menghasilkan strain ross. Berat badan umur 4
minggu mencapai 1501 g/ekor dengan konsumsi ransum 2116 g/ekor serta FCR 1,4. Prestasi
bobot badan Strain Ross ini hampir mencapai performance strain ayam Cobb 500 yaitu pada
umur 4 minggu 1615 g/ekor . Dalam kurun waktu yang cepat strain ini bertumbuh dengan baik,
namun terjadi penurunan PBB pada umur 8 minggu dengan konversi ransum yang kian tinggi ( ˃
1.5). Sesuai dengan pengamatan bahwa pemeliharaan ternak ayam broiler strain Ross ini hanya
Strain Hybro
Strain Hybro ini berasal dari pembibitan Euribrid yang berpusat di Belanda. Strain ini di
Produksi oleh PT. Hybro Indonesia, Strain Hybro memilki fokus terhadap kekuatan dan daya
hidup, menjaga keseimbangan antara sifat broiler dan breeder, performa bagus pada iklim tropis,
tahan terhadap penyakit ascites dan fokus pengembangan genetik pada hasil maupun produk
karkas (Sheila, 2014). Pertumbuhan ayam strain hybro cepat dengan konversi pakan yang baik,
kualitas karkas baik dengan ukuran seragam serta menghasilkan daging dada yang tebal. Ciri-
ciri Ayam dari bangsa ini sebagian besar memiliki bulu berwarna putih. Performace Strain Hybro
pada umur 4 minggu yang baik. Berat badan umur 4 minggu mencapai 1581 g/ekor dengan
konsumsi ransum 2327 g/ekor dan FCR 1,47. Bobot badan ayam Strain Hybro ini lebih tinggi
dibandingkan dengan strain Ross namun konsumsi ransum Strain Hybro lebih tinggi.
Strain Hubbard
Ayam broiler strain Hubbard merupakan ternak ayam pengembangan dari bangsa ISA 15,
strain ini menghasilkan karkas yang baik, daging dada yang baik, Strain ini di Produksi oleh PT.
Cipendawa, Indonesia.
5 140 20 106 -
10 301 26 292 -
ransum setiap minggu mengalami peningkatan sejalan dengan umur ternak. Pada umur ke 4
minggu bobot badan ayam mencapai 1758 g/ekor dengan konsumsi ransum 2577 g/ekor. Hasil
ini lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa strain di atas. Sedangkan Konversi ransum (FCR)
3.1 Kesimpulan
Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap strain ayam broiler yang di hasilkan
oleh para breeder mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seperti berat badan pada minggu
pertama dari ke 6 strain ini sangat bervariasi yaitu dari terendah pada strain hubbard (1,40
g/ekor) hingga tertinggi pada strain Cobb 500 ( 1,93 g/ekor). Pada berat badan umur panen 4 – 6
minggupun berbeda, strain dengan bobot badan tertinggi pada umur 4 minggu ialah Hubbard
(1758 g/ekor) sedangkan terendah pada strain CP 707 ( 1467 g/ekor). Strain Hubbard mengalami
peningkatan BB saat lebih dari umur 2 minggu. Pada FCR umur 4 minggu ayam Cobb 500( 1,37)
lebih baik jika dibandingkan dengan strain lain yaitu rata-rata mencapai 1,4.
3.2 Saran
1. Setiap karakteristik strain ayam broiler bervariasi maka sebelum melakukan pemilihan
strain di harapkan terlebih dahulu melihat kesesuaian dengan kondisi (Lokasi kandang)
2. Semua strain berproduksi optimal jika diikuti dengan manajemen yang baik.
Daftar Pustaka
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Seri Beternak Mandiri. Lembaga Satu Gunungbudi,
Bogor.
Gordon, S. H. dan D. R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Product : Their Technology
and Scientific Principles. Nothingham University Press, Definitions : III – X, UK.
Hartono, A. H. S. 2001. Beternak Ayam Pedaging Super. Pekalongan: CV. Gunung Mas. Hal: 9-
10; 19; 21-22.
Mulyantini, N. G. A. 2011. Produksi Ternak Unggas. Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.
Rasyaf, M. 2001. Beternak Ayam Pedaging. Edisi Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta
Wahju, J dan D. Sugandi. 1979. Penuntun Praktis Beternak Ayam. Fakultas peternakan , Institut
pertaniana Bogor, Bogor