Dokumen - Tips - Kematian Mikroba Batch
Dokumen - Tips - Kematian Mikroba Batch
Saccharomyces cerevisiae
A. TUJUAN
a. Menguasai teknik sterilisasi media dengan menggunakan panas pada proses batch dan
kontinou.
b. Memahami pengaruh temperatur terhadap kematian mikroba.
c. Memahami pengaruh variasi laju alir dan temperatur pada proses sterilisasi kontinou.
d. Menentukan nilai konstanta laju kematian mikroba (Kd), Desimal reduction time atau
destruction value (D), dan konstanta Arhenius (Ed) pada proses sterilisasi.
B. DASAR TEORI
1. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi. Kita tentu
mengharapkan tidak terjadi kontaminasi di mana mikroorganisme yang tidak
diinginkan tumbuh dan mengganggu proses fermentasi. Teknik sterilisasi
berbeda-beda tergantung pada jenis material. Bagian pertama akan menjelaskan
secara singkat dan sederhana bagaiman sterilisasi cairan dan padatan.
a. Sterilisasi cairan
Laboratory autoclave
b. Sterilisasi padatan
2. Jenis-Jenis Sterilisasi
Meski saat ini mikroba telah banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia, namun seringkali keberadaan mikroba masih dianggap mengganggu, terutama
mikroba pathogen. Oleh karenanya, diperlukan upaya untuk mengurangi jumlah mikroba
hingga menghilangkannya sama sekali. Untuk tujuan tersebut, dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
Desinfeksi
Desinfeksi merupakan tindakan pengurangan sebagian besar mikroorganisme dari
benda mati. Pada proses desinfeksi ini, tidak semua mikroba dapat dihilangkan.
Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan upaya untuk menghindari gangguan mikroba tanpa
mematikan sporanya. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan cara: Pemanasan pada
suhu 62oC selama 30 menit, pemanasan 71–74oC selama 20 detik, atau pemanasan
85–87oC selama 5 detik.
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan upaya untuk meminimalisasi gangguan mikroorganisme
dengan cara menghilangkan “seluruhnya” (bakteri, jamur, parasit, virus, termasuk
bakteri endospora). Sterilisasi menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses
bioteknologi, salah stunya dalam proses fermentasi. Meskipun proses fermentasi
melibatkan mikroorganisme, namun seringkali kehadiran mikroorganisme lain
(kontaminan) tetap mengganggu. Hal ini karena:
a. Medium akan menumbuhkan semua mikroba yang ada (mikroba target dan
kontaminan) sehingga produk yang dihasilkan menjadi sangat beragam. Tentu
Laporan Praktikum Bioproses
Kinetika Kematian MIkroba dan Teknik Sterilisasi secara Batch & Kontinou | 4
saja hal ini sangat merugikan karena selain mengurangi produktivitas juga
menyulitkan dalam proses isolasi.
b. Jika proses fermentasi dilanjutkan dalam keadaan banyak kontaminan, maka
kemungkinan produk yang dihasilkan oleh kontaminan menjadi lebih dominan
dan mendesak produk mikroba target hingga dapat menghilangkannya.
c. Kontaminasi pada produk akhir dapat menurunkan kualitas produk, bahkan
mungkin dapat membahayakan manusia.
d. Kontaminan dapat merusak produk yang diinginkan
e. Kontaminasi dari suatu fermentasi bakteri dengan “phage” dapat me-lisis kultur.
Untuk menghindari hal–hal tersebut di atas, langkah antisipasi yang dapat dilakukan
antara lain dengan:
1) Penggunaan inokulum murni dalam fermentasi.
2) Sterilisasi medium: merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan
semua jenis makhluq hidup yang ada dalam media, dilakukan sebelum inokulasi
kultur.
3) Sterilisasi ruang fermenter: Penghilangan semua bentuk makhluq hidup dari
ruang fermentor, termasuk udara secara kontinyu.
4) Sterilisasi semua bahan yang digunakan dalam keseluruhan proses fermentasi.
5) Penjagaan kondisi aseptis selama fermentasi.
Namun, dalam proses fermentasi, cara sterilisasi fisik yang paling mungkin
dilakukan adalah dengan filtrasi dan penggunaan panas, baik panas basah maupun panas
b. Sterilisasi Continue
Site mini memberikan keuntungan berupa minimalnya kemungkinan kerusakan
medium tetapi mengkinsumsi banyak energi.Temperature yang dibutuhkan untuk
sterilisasi sistem ini adalah 140oC dengan waktu hanya 30 hingga 120 detik. Alat yang
digunakan dapat berupa Continues plate heat exchange dan Continues injection flash
cooler.
Kelebihan Continues injection flash cooler antara lain:
Dapat digunakan untuk media yang mengandung bahan padat tersuspensi
Biaya lebih murah
Mudah dibersihkan
Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli adalah salah satu jenis spesies utama
bakterigram negatif.Bakteri ini umumnya hidup pada rentang 20-40°C, optimum pada
37°C. Pada umumnya, bakteri ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah
kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya. E. coli
banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.Biasa digunakan sebagai vektor
untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.E. coli dipilih
karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya (Anonim, 2009).
Jenis dan spesies mikroba berpengaruh terhadap perlakuan panas pada proses
sterilisasi. Tabel 2.1 menunjukan ketahanan relative beberapa jenis mikroba terhadap
panas yang tinggi. Mikroba yang membentuk spora lebih tahan terhadap pemanasan
basah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis mikroba yang lain.
Siklus sterilisasi dapat dirancang berdasarkan pemusnahan spora bakteri, sehingga
mikroba jenis lain aka mati secar bersamaan. Suhu yang semakin tinggi pada proses
sterilisasi maka waktu yang dibutuhkan untuk mematikan spora akan semakin berkurang.
Table 2.2 Pengaruh Suhu Dan Waktu Sterilisasi Terhadap Kematian Spora
Bailey & Ollis, (1986) menyatakan bahwa kematian jumlah mikroba oleh
pemanasan dapat mengikuti persamaan linear orde -1.
𝑑𝑁
Persamaannya : − 𝑑𝑡 = 𝑘𝑑 𝑁 …….(2.1)
N = jumlah mikroba
T = waktu pemanasan
𝑁𝑡
Integrasi persamaan 2.1 menjadi : = 𝑒 −𝑘𝑡 …….(2.2)
𝑁0
𝑁𝑡
𝑙𝑛 𝑁 = −𝑘𝑑 𝑡 …….(2.3)
0
Dalam proses sterilisasi dikenal istilah decimal reduction time atau destruction
value (D) yang didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan dalam meit pada suhu
tertentu untuk mengurangi jumlah sel vegetative atau spora sehingga mikroba yang
bertahan berkurang menjadi 1/10, sehingga persamaan 2.2 dapat dituliskan :
𝑁𝑡
𝑁0
= 𝑒 −𝑘𝐷 …….(2.4)
Nilai konstanta laju kematian mikroba (kd) bergantung pada temperatur, mengikuti
persamaan Arhenius:
−𝐸𝑑
𝑘𝑑 = 𝑘𝑑0 𝑒 𝑅𝑇 …….(2.6)
𝐸𝑑 1
ln 𝑘𝑑 = ln 𝑘𝑑0 − …….(2.7)
𝑅𝑇 𝑇
Apabila nilai ln kd dialurkan terhadap 1/T maka akan diperoleh sebuah garis lurus
gradient – Ed/R.
Jumlah
Jumlah sel Jumlah sel
No. t-detik sel hidup ln Nt/No
mati total (No)
(Nt)
1 24 44 34 78 -0.57252
2 48 35 41 76 -0.77539
3 72 23 53 76 -1.19524
4 96 17 73 90 -1.6666
5 120 14 81 95 -1.91482
Tsterilisasi = 50oC
Tsterilisasi = 60oC
1 24 33 68 101 -1.11861
2 48 27 75 102 -1.32914
3 72 19 88 107 -1.72839
4 96 13 98 111 -2.14458
5 120 8 109 117 -2.68273
R² = 0.9787
-1.5 Linear
(Tsterilisasi=40oC)
-2
Linear
(Tsterilisasi=50oC)
-2.5
Linear
(Tsterilisasi=60oC)
-3
Waktu (detik)
Y = -0,014x – 0,152
𝑵𝒕
Berdasarkan persamaan ln = - Kd . t, maka:
𝑵𝒐
Kd = -(-0,014) = 0,014
ln Kd = -4,269
Y = -0,015x – 0,350
𝑵𝒕
Berdasarkan persamaan ln = - Kd . t, maka:
𝑵𝒐
Kd = -(-0,015) = 0,015
Y = -0,016x – 0,617
𝑵𝒕
Berdasarkan persamaan ln = - Kd . t, maka:
𝑵𝒐
Kd = -(-0,016) = 0,016
ln Kd = -4,135
T (temperature) 1/T Kd ln Kd
T1 = 40 oC 0,0250 0,014 -4,269
T2 = 50 oC 0,0200 0,015 -4,199
T3 = 60 oC 0,0167 0,016 -4.135
-4,200 Series1
-4,220 Linear (Series1)
-4,240
-4,260
-4,280
1/T
Perhitungan Ed:
Y = 67x-4335
Berdasarkan persamaan :
Ed = 67 x R
Ed = 67 x 0,082
𝑙𝑛 10
DT1 = = 164,47
0,014
𝑙𝑛 10
DT2 = = 153,51
0,015
𝑙𝑛 10
DT3 = = 143,91
0,01
D (Destruction Value)
D1 164,47
D2 153,51
D3 143,91
V tabung = 27 mL
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒑𝒊𝒑𝒂 𝒔𝒑𝒊𝒓𝒂𝒍(𝒎𝑳)
(waktu tinggal) = 𝒎𝑳
𝑸( )
𝒔
1 40 21 30 0,7 39
2 50 24 30 0,8 34
3 60 30 30 1,0 27
4 70 32 30 1,1 25
1 40 19 21 40 -0.7444
2 50 23 24 47 -0.7147
3 60 28 28 56 -0.6931
4 70 35 34 69 -0.6788
T2 = 50oC
Jumlah
% skala Jumlah Sel Jumlah Sel
No. Sel Hidup ln(Nt/No)
pompa Mati Total (No)
(Nt)
1 40 21 29 50 -0.8675
2 50 27 34 61 -0.815
3 60 32 39 71 -0.7969
4 70 38 45 83 -0.7813
T3 = 60oC
% skala Jumlah Sel Jumlah Sel Jumlah Sel
No. ln(Nt/No)
pompa Hidup(Nt) Mati Total(No)
1 40 18 31 49 -1.0014
2 50 23 35 58 -0.9249
3 60 30 42 72 -0.8755
4 70 35 48 83 -0.8635
y = -0.0096x - 0.62
-0.9 R² = 0.9525
Linear (Tstrelisasi=40oC)
-1
Linear (Tsterilisasi=50oC)
-1.1
Linear (Tsterilisasi=60oC)
-1.2
Ѳ (waktu tinggal)
Kd = -(-0,004) = 0,004
Pada Suhu = 50oC
Perhitungan Kd:
Y = -0,005x- 0,641
𝑵𝒕
Berdasarkan persamaan Ln = - Kd . t, maka:
𝑵𝒐
Kd = -(-0,005) = 0,005
Pada Suhu = 60oC
Perhitungan Kd:
Y = -0,009x-0,620
𝑵𝒕
Berdasarkan persamaan Ln = - Kd . t, maka:
𝑵𝒐
Kd = -(-0,009) = 0,009
Laporan Praktikum Bioproses
Kinetika Kematian MIkroba dan Teknik Sterilisasi secara Batch & Kontinou | 20
Tabel Kd, Ln Kd, dan 1/T untuk Sterilisasi Continue
Kd Ln Kd 1/T
0,004 -5,521 0,0250
0,005 -5,298 0,0200
0,009 -4,711 0,0167
Series1
-5,200
-5,300 Linear (Series1)
-5,400
-5,500 y = 405x - 5986.7
-5,600 R² = 0.9369
-5,700
1/T
Perhitungan E/d:
y = 405x - 5986.
Berdasarkan persamaan :
𝐸𝑑 1
ln 𝑘𝑑 = ln 𝑘𝑑0 −
𝑅𝑇 𝑇
𝐸𝑑
Maka, 𝑅
= 405
Ed = 405 x 0,082
𝒍𝒏 𝟏𝟎
DT1 = = 575,65
𝟎,𝟎𝟎𝟒
𝒍𝒏 𝟏𝟎
DT2 = = 460,52
𝟎,𝟎𝟎𝟓
𝒍𝒏 𝟏𝟎
DT3 = = 255,84
𝟎,𝟎𝟎𝟗
D (Destruction Value)
D1 575,65
D2 460,52
D3 255,84
G. KESIMPULAN
1) Sterilisasi Batch
KdT1 = 0,014
KdT2 = 0,015
KdT3 = 0,016
Ed = 5,494 liter atm/mol K
DT1 = 164,47
DT2 = 153,51
DT3 =143,91
Pengaruh temperature terhadap kematian mikroba : Semakin tinggi suhu
sterilisasi maka waktu sterilisasi akan semakin cepat dan kinetika kematian
mikroba akan semakin cepat.
2) Sterilisasi Kontinou
KdT1 = 0,004
KdT2 = 0,005
KdT3 = 0,009
Ed = 33,21 liter atm/mol K
DT1 = 576,65
DT2 = 460,52
DT3 = 255,84
Pengaruh variasi laju alir dan temperatur terhadap kematian mikroba :
H. DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih, Hafizah.2011. “Praktikum Mikrobiologi”. Yogyakarta : Tanpa keterangan