Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PIDANA INTERNASIONAL

( TUGAS RESUME )

OLEH :

WAHYU HIDAYAT PRATAMA PUTRA

NPM : 16.74.201.0082P

UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI

FAKULTAS HUKUM

HUKUM INTERNASIONAL

2016 / 2017
BAB I

HUKUM, HUKUM INTERNASIONAL, DAN HUKUM PIDANA


INTERNASIONAL

A. Hukum, Hukum Internasional, dan Hukum Pidana Internasional

1. Hukum

Pengertian hukum, hal yang tidak boleh dilupakan adalah pengertian hukum alam
dari ahli hukum Romawi abad 7, yaitu Marcus Tullius Cicero ( 106-45 SM ), bahwa
hukum alam bersifat universal penerapannya tidak berubah,dan abadi dengan penciptanya
adalah Tuhan yang sekaligus mengundangkan dan menjadi hakim yang menegakkanya.
Thomas Aquinas (1225-1274 ) seorang ahli hukum alam menyatakan bahwa
hukum alam itu terbagi 4, yaitu hukum Tuhan yang abadi yang hanya di ketahui oleh
tuhan, hukum alam yang merupakan sebagian hukum abadi yang diberikan kepada
makhluknya, hukum kodrat yang terdapat dalam kitab-kitab suci, dan hukum manusia
yang dibuat oleh manusia yang berarti hukum positif, hukum yang berlaku pada tempat
dan waktu tertentu, atau hukum nasional setiap Negara.
Hugo de Groot atau Grotius ( 1583- 1645 ),suatu pendapat ekstrem yang
memisahkan hukum alam dengan keberadaan tuhan bahwa maksudnya adalah bahwa
hukum alam itu akan tetap ada walaupun tuhan mati.
Pengertian hukum positip paling tidak dapa mengacu pada pendapat ahli hukum
seperti pendapat Hans Kelsen dengan teori hukum murninya bahwa hukum positip itu
harus di jauhkan dari unsure-unsur nonjuridis. Menurut Jeremy Bentham dengan teori
utility nya berpendapat bahwa hukum dan keadilan itu harus memberikan kebahagiaan
kepada semua orang. Sedangkan menurut John Austin menyaakan bahwa hukum adalah
perintah yang berdaulat (Negara) karena segala sesuatu yang bukan perintah adalah
bukan hukum yang didalamnya harus mengatur sanksi bagi orang yang tidak menaati
perintah tersebut.
Perkembangan setelah hukum alam dan hukum positif adalah kajian hukum kritis
yang dikenal dengan ajaran CLS (critical legal studies ) dengan pengusungnya adalah
Roberto M. Unger.
Mocthar Kusumaatmadja berpendapat bahwa hukum adalah keseluruhan kaidah
dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat yang mencakup
lembaga dan proses untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan.
Oleh karena itu dalam pembangunan system hukum harus ada beberapa
komponen tersebut yaitu kaidah, asas, lembaga, dan prosesnya. Hukum itu mempunyai
banyak cabangnya atau yang dikenal dengan pohon ilmu hukum (science tree of law),
yaitu Hukum Internasional, Hukum Pidana, Hukum Perdata, HTN, HAN, Hukum Adat,
Hukum Ek/Bisnis/Perusahaan dll.

Hukum Nasional

Hukum Nasional (Indonesia) adalah hukum yang d buat oleh suatu Negara yang
berdaulat dan berlaku pada Negara Indonesia tetapi dalam suatu pelaksanaanya tidak
menutup kemungkinan dapat dilakukan di luar Negara itu. Hukum Nasional Indonesia
atau disebut hukum positif Indonesia adalah semua hukum yang berlaku di Indonesia
sebagaimana diatur Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Hukum Internasional
1. Mochtar Kusumaatmadja

Hukum perdata internasional adalah hukum yang mengatur hubungan hukum


perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum perdata
(nasional) yang berlainan.

2. JG. Starke

Hukum Internasional adalah seperangkat hukum yang sebagian besar terdiri dari
prinsip-prinsip, (a) hukum yang mengatur fungsi organisasi-organisasi internasional
dengan Negara dan individu.( b) hukum yang mengatur hak dan kewajiban individu/
perorangan dan entitas non-negara yang menjadi kepentingan masyarakat internasional.

3. Philip C. Jessup

Menurut Philip dalam bukunya istilah internasional iu menyesatkan yang hanya


terkait hubungan satu Negara dengan Negara lain, sehingga tidak cukup menerangkan
persoalan masyarakat dunia dan hukum yang mengaturnya. Oleh karena itu, Philip lebih
memilih istilah hukum transnasional (transnational law) karena mencakup semua hukum
yang mengatur perbuatan/peristiwa yang melintasi batas-batas nasional baik berupa
hukum internasional public maupun hukum perdata internasional.

4. Hugo Grotius

Hukum internasional adalah hukum yang mengatur terutama hubungan negara-


negara yang satu sama lain mempunyai persamaan kedaulatn Negara.

5. JW. Verzil

Hukum internasional adalah tentu cabang dari hukum dimana hukum itu hanya
akan eksis dalam masyarakat, sebaliknya tidak ada masyarakat tanpa hukum untuk
mengatur hubungan anggotanya satu sama lain.

6. Malcolm N. Shaw

Berpendapat bahwa hukum internasional berbeda dengan hukum perdata


internasional dimana hukum perdata internasional lebih bersifat kegiatan peroranga
seperti kontrak atau jual beli barang yang mempunyai unsure internasional baik subjek
maupun lokasinya, sedangkan hukum internasional yang di pelajari sekarang ini bersifat
kepentingan publik.
B. Hukum Perdana Internasional: Sejarah Perkembangan Hukum

Perkembangan Hukum Pidana Internasional tidak terlepas dari perkembangan


tindak pidana internasional dan juga hukum internasional yang di awali dengan
munculnya tindakan pembajakan di laut yang menjadi musuh utama semua bangsa
karena merusak hubungan perdagangan antara bangsa pada masa itu.
Setelah itu, perkembangan pesat terjadi di dalam sejarah hukum pidana
internasional di tandai dengan terbentuknya perjanjian Westphalia dan Perjanjian
Versailles. Perjanjian Westphalia di kenal dengan perjanjian Munster dan Osnabruck
adalah serangkaian perjanjian yang mengakhiri perag tiga puluh tahun dan secara resmi
mengakui pada 24 Oktober 1648 antara Kaisar Romawi Suci Ferdinand lll, para pangeran
Jerman lainnya, perwakilan dari Belanda, Perancis dan Swedia. Sedangkan Perjanjian
Versaillesadalah suatu perjanjian damai antara sekutu melawan jerman yang secara resmi
mengakhiri perang dunia.

C. Pengertian Hukum Pidana Internasional


Beberapa pendapat tentang pengertian hukum pidana internasional antara lain:
Rolling
Hukum pidana internasional adalah hukum yang menentukan pidana nasional
yang akan diterapkan terhadap kejahatan-kejahatan yang nyata-nyata telah dilakukan
bilamana terdapat unsur-unsur internasional didalamnya
.
M.Cherif
Hukum pidana internasional adalah suatu hasil pertemuan dua disiplin hukum
yang telah muncul dan berkembang secara berbeda serta saling melengkapi dan mengisi.

Edward M.Wise
Mengemukakan bahwa hukum pidana internasional bukan merupakan pengertian
yang kaku atau pasti .
Van Bemmelen
Mengemukakan pendapatnya mengenai hukum pidana internasional yaitu dalam
hukum pidana internasional juga diatur batas berlakunya di dunia internasional. Peraturan
ini dinamakan hukum pidana internasional, yang dapat diatur baik dengan undang-
undang ataupun dengan perjanjian.

Antonio Cassese
Hukum pidana internasional seperangkat aturan internasional yang melarang
melakukan kejahatan-kejahatan internasional dan memberikan kewjiban Negara untuk
mengadili dan menghukum kejahatan-kejahatan tersebut.

William A Schabas
Ada beberapa jenis kejahatan internasional yaitu:
1. Perompakan di laut lepas,
2. Perdagangan perempuan dan anak,
3. Perdagangan narkotika dan obat-obat terlarang,
4. Pembajakan di pesawat udara
5, Terorisme dan pencucian uang.

Statuta Roma
Ada 4 jenis kejahatan paling serius terhadap kepentingan masyarakat
internasional secara keseluruhan yaitu :
1. Kejahatan genosida
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan
3. Kejahatan perang
4. Kejahatan agresi.
BAB II

SUMBER-SUMBER HUKUM PIDANA

INTERNASIONAL

A. Sumber-Sumber Hukum Internasional (The Sources of International


Law)

Sumber-sumber hukum pidana internasional tidak bias lepas dari sumber-sumber


hukum internasional pada umumnya, yang mengacu pada pasal 38 Statuta Mahkamah
internasional. Adapun penjelsan sumber-sumber hukum internasional antara lain
sebagai berikut;
1. Perjanjian-Perjanjian Internasional

Perjanjian-perjanjian internasional adalah persetujuan internasional yang di buat


antara Negara dalam betuk tertulis dan di atur oleh hukum internasional baik dalam
suatu instrument maupun lebih dengan bentuk atau namanya.

Contoh-contoh perjanjian internasional adalah sebagai berikut:

1. Charter
2. Convention
3. Treaty
4. Statute
5. Agrement
6. Covenant
7. Protocol
8. Pact
9. Memorandum of understanding (MOU)
2. Hukum Kebiasaan Internasional ( Customary Internasional Law )

Di bagi menjadi 2 unsur yaitu :

Unsur Material : Kebiasaan yang bersifat umum berupa pola tindak yang
berlangsung lama/praktik Negara. Unsur Material yang harus di penuhi untuk
menjadi hukum kebiasaan international adalah praktik Negara-negara yang bersifat
umum.
Unsur psikologis : Kebiasaan internasional itu menjadi hukum kebiasaan
international karena dirasakan telah memenuhi suruhan kaidah atau kewajiban hukum
sehingga menimbulkan legal obligation/kewajiban hukum bagi semua Negara,
sehingga menjadi terikat secara hukum kepada semua Negara.
3. Prinsip-Prinsip Hukum Umum ( General Principles of Law )

Prinsip-Prinsip Hukum Internasional terdapat dalam piagam PBB yang mengatur 7


prinsip yaitu:

1. Prinsip Persamaan Kedaulatan


2. Prinsip Itikad Baik
3. Prinsip Penyelesaian Sengketa Secara Damai
4. Prinsip Larangan Penggunaan Kekerasan
5. Prinsip Bantuan Penuh PBB
6. Prinsip Negara Bukan Aanggota PBB
7. Prinsip non intervensi

4. Putusan Pengadilan : kasus-kasus putusan pengadilan


Sumber-sumber hukum internasional lainnya adalah putusan pengadilan yang
kemudian dijadikan sumber hukum internasional.
5. Dokterin/pendapat ahli dijadikan hukum internasional
B. Sumber-sumber hukum pidana internasional

1. Perjanjian-Perjanjian internasional
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum
tertentu, yaitu perjanjian antara Negara dengan Negara, Negara dengan organisasi
internasional, dan organisasi internasional satu sama lain. Untuk dapat dinamakan
perjanjian nasional yang menjadi anggota masyarakat internasional. Perjanjian
internasional yang merupakan sumber hukum kelahiran hukum pidana internasional.

2. Hukum Kebiasaan Internasional

Sumber hukum kebiasaan internasional untuk hukum pidana internasional adalah


sama dengan sumber hukum internsional yang harus memenuhi unsure-unsur
pembentukan hukum kebiasaan internasional tersebut.

3. Prinsip-prinsip Hukum Umum


Yang dimaksud dengan prinsip hukum umum, misalnya asas hukum
perdata,seperti asas pacta sunt servanda, asas bona vides, asas abus de droit, asas
adimpleti non est adiplendum dalam hukum perjanjian; asas legalitas dalam hukum
pidana.
BAB III

HUBUNGAN HUKUM PIDANA INTERNASIONAL DAN HUKUM


NASIONAL

A. Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Nasional

Dalam teori hukum internasional terdapat dua pandangan tentang hukum


internasional, yaitu paham dualisme yang bersumber pada teori bahwa daya pikat
hukum internasional yang bersumber pada kemuan negara, yaitu hukum internasional
dan hukum nasional, sumber ini merupakan dua sistem atau perangkat hukum yang
terpisah satu dari lainnya. Paham monism menurut paham ini, hukum internasional
dan hukum nasional merupakan dua bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu
hukum yang mengatur kehidupan manusia.

B. Kedaulatan dan Yurisdiksi Negara

Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang menjadi sifat atau ciri hakiki
suatu negara. Namun kekuasaan tertinggi ini mempunyai batas-batas yang di batasi
oleh batas-batas wilayah Negara. Artinya suatu Negara hanya memiliki kekuasaan
tertinggi di dalam batas wilayahnya.

Setiap Negara menikmati persamaan kedaulatan dan setiap Negara


mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai anggota masyarakat internasional
tanpa membedakan system ekonomi,social,politik.

Yuridiksi adalah kewenangan untuk melaksanakan ketentuan hukum nasional


suatu Negara yang berdaulat dan ini merupakan sebagian implementasi kedaulatan
Negara sebagai yuridiksi Negara dalam batas-batas wilayahnya akan tetap melekat
pada Negara bedaulat.
C. Asas-asas Hukum Pidana Internasional

Asas hukum pidana internasional terdiri dari asas-asas hukum pidana yang
telah menjadi asas hukum universal dan diakui dalam system-sistem hukum yang
barlaku didunia.

Adapun asas-asas baru dalam hukum pidana internasional juga mengakui asas
asas umum internasional yang telah diakui secara universal seperti ; asas pacta sunt
servanda, asas non interference, asas untuk tidak mencampuri hubungan dalam
negeri, dan asas hostis humanis generic.

D. Jenis-jenis Tindak Pidana Internasional

Tindak pidana internasional yang berasal dari konvensi-konvensi internasional


secara historis dibedakan antara tindak pidana internasional yang ditetapkan di dalam
satu konvensi internasional dan tindak pidana internasional yang di tetapkan oleh
banyak konvensi. Cirri-ciri pokok yang membeddakan suatu perbuatan tindak pidana
internasional adalah tindakan tersebut harus mengandung unsure-unsur transnasional
atau internasional serta harus mengandung unsure kepentingan.

Proses pembuatan perjanjian internasional

1. Perundingan
2. Penandatanganan
3. Pengesahan.

Cara-cara menyatakan sepakat untuk terikat oleh perjanjiana: Pasal 11


Konvensi Wina 1969.

1. Penandatanganan
2. Pertukaran Instrumen
3. Ratifikasi
4. Penerimaan
5. Penyetujuan
6. Aksesi.

Anda mungkin juga menyukai