Anda di halaman 1dari 24

N PROPOSAL HOMEVISIT

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATANUNTUK DIADAKANNYA HOME VISIT

DENGAN JUDUL HALUSINASI

PASIEN Ny.N

DISUSUN OLEH :

ARIF SURYA PRATAMA.S.Kep

1814901009

PROGRAM STUDI PROFESI NERSR

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

TAHUN 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Proposal : Kunjungan Rumah Pasien Ny.N Dengan Halusinasi Pedengaran dan
Resiko Perilaku Kekerasan

Nama Mitra : RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu

Petugas Pelaksana Kunjungan Rumah

A. Nama Lengkap : ARIF SURYA PRATAMA. S.Kep


B. NPM : 1814901009
C. Jabatan : Mahasiswa Prodi Ners FIKES UMB
D. Program Studi : Profesi Ners
E. Nomor HP : 081271802900
F. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Lama Pelaksanaan Kunjungan Rumah Keseluruhan : 1 hari

Bengkulu, 16 Januari 2019

Petugas Pelaksana,

(Arif Surya Pratama. S.Kep)

Menyetujui,

Co-Preseptor

(Ns. Elsye Darmiriyanti.S.Kep)

2
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang ………………………………………………… 4


B. Teori Halusinasi…………………………………………………5
C. Proposal Kunjungan Rumah…………………………………...11
D. Satuan Acara Penyuluhan …………………………………......20
E. Daftar Pustaka ………………………………………………….21

3
A.Latar Belakang

Dalam dunia masa kini yang terus menerus berubah terdapat banyak sekali sumber tekanan,
frustasi dan konflik yang menimbulkan stress fisik dan mental pada kita, baik perorangan maupun
kelompok. Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara somato
psikososial (Maramis, 2005).

Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena tuntutan
akan kebutuhan ekonomi, sedang, pangan dan papan, pemenuhan kebutuhan kasih sayang, rasa aman dan
aktualisasi diri dapat berakibat tingginya tingkat stress di kalangan masyarakat. Jika individu kurang atau
tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal dalam beradaptasi maka individu akan
mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental (Rasmun, 2004).

Suatu penelitian dari sedini 1895 melaporkan bahwa sekitar 10% dari populasi mengalami
halusinasi. 1996-1999 survei lebih dari 13.000 orang melaporkan banyak lebih tinggi angka, dengan
hSampir 39% dari orang-orang yang melaporkan pengalaman halusinasi, 27% di antaranya adalah
halusinasi siang hari, sebagian besar di luar konteks penggunaan penyakit atau obat.

Menurut Maramis (2005), “halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi


dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa
ada rangsangan dari luar.

Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi
palsu”.

Keluarga sangat berperan dalam kepulihan klien, keluarga hendaknya memberi dukungan kepada
klien. Bagi klien yang di rumah sakit kunjugan keluarga sangat mendukung. Pada klien di rumah pun
keluarga hendaknya mengerti keadaan yang di alami oleh klien, oleh karena itu dilakukanya home visit.

4
TEORI HALUSINASI

A. Definisi

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersiapkan


sesuatu yang yang sebenarnya tidak terjadi. suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
ekteren, persepsi paslsu (Prabowo, 2014).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam mebedakan rangsangan internal


(pikiran) dan rangsangan ekternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kkusumawati, 2012).

B. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
- faktor perkembangan
- faktor sosiokultural
- faktor biokimia
- faktor psikologis
- faktor genetik dan pola asuh
b. Faktor Presipitasi
- biologis
- stress lingkungan
- sumber koping
- perilku
- dimensi fisik
- dimensi emosional
- dimensi intelektual
- dimensi sosial
- dimensi spiritual

5
C. Jenis-jenis Halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristiknya tertentu, diantaranya
sebagai berikut :
1. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang.Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien,
bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien
disuruh untuk melkukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
2. Pengelihatan
Stimulus visual dalam bentuk kliatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun,
bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau menakutan
seperti melihat monster.
3. Penghidu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, feses umumnya bau-bauan
yang tidak menyenangkan. Halusiasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang,
atau dimensia.
4. Pengecapan
Mrasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin, dan feses.
5. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. rasa tersentuk
listrik yang datan dari tanah, enda mati atau orang lain.
6. Conesthetic
Merasakn fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makan
atau pembentukan urine.
7. Kinistetic
Merasakn pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
D. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, sehingga halusinasi merupakan
gangguan dari respon neurologi. Oleh karenannya, secara keseluruhan , rentang respon halusinasi
mengikuti kaidah rentang respons neurologi.
Rentang respon neurologi yang penting adaptif adalah adanya pikiran logis, persepsi
akurat, emosi yang konsisten dengan pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya dukungan
sosial yang harmonis. Sementara itu, respon maladaptif meliputi adanya waham., halusinasi,

6
kesukaran persepsi emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan isolasi sosial, menarik diri, berikut
adalah gambaran rentang respon neurologis.

Adaptif Maladaptif

pikiran logis pikiran kadang menyimpang gangguan persepsi kiri : waham

persepsi akurat ilusi halusinasi

emosi konsisten emosi tidak stabil ketidak mampuan mengalami emosi

perilaku sesuai perilaku aneh ketidakteraturan isolasi sosial

hubungan sosial manarik diri

(Sumber :stuart, 2013)


E. Tanda dan Gejala
1. Bicara, senyum atau tertawa sendiri
2. mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu
3. merusak diri sendiri, lingkungan
4. tidak dapat mebedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi
6. pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal
7. sikap curiga dan bermusuhan
8. ketajutan
9. menarik diri, mengindari dari orang lain
10. menyalahkan diri sendiri
11. muka merah kadang pucat
12. ekspresi wajah bingung
13. nafas terengah-engah
14. banyak keringat
F. Proses terjadinya masalah
Tahap terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase memiliki karakteristik yang
berbeda :
a. Fase 1
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba berfokus pada pikiran yang menyenangkan

7
untuk meredakan ansietas. Disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak
sesuai, mengerakkan lidah tanpa suara , pergerakan mata yang cepat, diam
dan asik sendiri.
b. Fase 2
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas
kendali dan mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumbee
dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda vital , syik dengan
pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan untuk membedakan
halusinasi dan realita.
c. Fase 3
Pasien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Disini pasien sukar berhubungan dengan
orang lain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah dari orang
lain dan berada dalam kondisi yang angat menegangkan terutama jika akan
berhubungan dengan orang lain.
d. Fase 4
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti perintah
halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agistasi, menarik diri, tidak
mampu berespon lebih dari satu orang . Kondisi pasien sangat
membahayakan (Prabowo, 2014).
G. Akibat Halusinasi
Akibat dari halusinasi adalah resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Ini
diakibatkan karena pasien berada dibawah halusinasinya yang meminta dia untuk melakukan
sesuatu hal dukur kesadaranya (Prabowo, 2014).
H. Mekanisme Koping
- Regresi : Menjadi malas beraktivitas sehari-hari
- Proyeksi : Menjelaskan perubahan suatu persepsi dengn berusaha untuk
mengalihkan tanggung kepada orang lain.
- Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyi dengan stimulus internal
( Prabowo, 2014).

8
I. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa : Gangguan persepsi sensori halusinasi (lihat, raba, dengar, kecap, bau)
Tujuan Umum : Klien mampu mengontrol halusinasinya
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat mebina hubungan saling percaya
Intervensi :
- Sapa klien dengan ramah
- Perkenalkan diridengan sopan
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Tunjukkan sikap empati dengan menerima klien apa adanya dan beri
perhatian
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
KH : Setelah dilakukan .....x pertmuan klien menyebutkan (isi, waktu, frekuensi, situasi,
kondisi yang menimbulkan halusinasinya)
Intervensi :
- Adakan kontak sering dan singkat bertahap
- Observasi tungkah laku klien sesuai dengan halusinasinya
- bantu klien mengenal halusinasinya
- Diskusikan dengan klien tentang frekuensi dan waktu halusinasinya
- Kaji respon klien saat terjadi halusinasi
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
KH : Setelah dilakukan....x pertemuan klien menyebutkan tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengendalikan halusinasinya.
Intervensi :
- Identifikasi cara yang selama ini dilakukan saat terjadi halusinasi
- Diskusikan maanfaat cara tersebut
- diskusikan cara baru untuk mengendalikan cara tersebut saat halusinasinya
timbul
d. Klien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol halusinasinya
KH : Setelah dilakukan...x pertemuan keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan
gejala , serta proses terjadinya halusinasi.
Intervensi :
- Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
- Diskusikan dengan keluarga tentang:

9
- pengertian halusinas, tanda dan gejala halusinasi
- cara yang dapat dilakukan untuk memutus halusinasi
Proses terjadi halusinasi
- obat-obatan untuk halusinasi
- cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
- berikan informasi waktu kontrol
e. klien dengan memanfaatkan obat dengan benar
KH : Setelah dilakukan.....x pertemuan klien dapat mengerti obat yang perlu diminum
Intervensi :
- Tanyakan program pengobatan
- jelaskan pentingnya obat pada gangguan jiwa
- jelaskan akibat obat jika tidak di gunakan
- jelaskan akibat putus obat
- jelaskan cara mendapat/berobat
- jelaskan pengobatan (5b)
- latih pasien minum obat
- masukan dalam jadwal harian pasien

10
PROPOSAL KUNJUNGAN RUMAH

A. Identitas Klien
Nama Lengkap : Nilawati
Agam :Islam
Jenis Kelamin :Perempuan
Alamat : Jln. Citaduy 2 No. 26 desa Lingkar Barat
Nomor Keluarga :
B. Identitas Perawat
Nama Lengakp : Arif Surya Pratama. S. Kep
Agama :Islam
Jenis Kelamin :Laki Laki
Alamat : Jln. Titiran No.36 Rt.09 Rw.03 Kel.Gading Cempaka
No. HP : 081271802900

Petugas yang melakukan home visit adalah mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu tahun 2019 yang sedang praktek klinik di
RSKJ Soeprapto Prov.Bengkulu (Daftar Nama Terlampir).

C. Tujuan Kunjungan Rumah


1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan menjadi sistem pendukung yang efektif.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perkembangan kondisi klien
selama dirumah sakit
b. Memvalidasi data dan melengkapi data yang diperoleh dari klien dan data
sekunder (Rekam Medik ) mengenai
- Alasan masuk atau dirawat di Rumah Sakit
- Faktor predisposisi dan presipitasi
- Genogram keluarga
- Persepsi keluarga terhadap penyakit yang diderita klien
- Suport sistem keluarga

11
- Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan
terkait dengan Tn. I dan 5 tugas perkembangan keluarga.
1) Keluarga mampu mengenal masalah yang dapat menyebabkan klien
mengalami gangguan jiwa (Gangguan persepsi sensori halusinasi dan
Resiko perilaku kekerasan)
2) Keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan perawatan
terhadap klien.
3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap klien yang sakit di
rumah.
4) Keluarga dapat mengidentifikasi support sistem yang ada di keluarga
dan memodifikasi lingkungan yang terapeutik yang ada di masyarakat.
5) Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
d. Melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang
ditemukan
e. Memotivasi pihak keluarga untuk melajutkan perawatan ketika klien sudah
pulang dari runah sakit.
f. Mengkaji keadaan rumah dan lingkungan sekitar.

D. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
Memperkenalkan diri dengan terlebih dulu memberi salam dan
menjelaskan bahwa perawat merupakan mahasiswa dari FIK UMB yang
sedang praktek di RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU di ruang
Anggrek dan merupakan perawat praktek yang merawat klien selama 2
minggu. Menjelaskan tujuan dan kontrak waktu bila keluarga bisa
menerima kedatangan mahasiswa.
b. Validasi
Mengkaji dan menvalidasi data tentang klien antara lain: alasan
klien dibawa ke RSKJ, faktor predisposisi dan presipitasi, genogram,

12
psikososial dan lingkungan, persepsi keluarga tentang penyakit klien,
sistem pendukung di keluarga, usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga,
serta kendala keluarga dalam merawat klien dirumah dan mendiskusikan
dengan keluarga hal-hal yang dapat dilakukan dirumah.
c. Kontrak
Mahasiswa dan keluarga membuat kesepakatan tentang topik yang akan
dibicarakan terkait dengan masalah keperawatan dan perkembangan kondisi klien
dan waktu yang diperlukan untuk membicarakan masalah klien serta memilih
tempat yang nyaman bagi keluarga dan perawat untuk berbincang-bincang dan
berdiskusi.
2. Fase kerja
a. Tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
Diagnosa 1 :
Perubahan sensori persepsi : halusinasi pendengaran
Rencana Tindakan Keperawatan : Klien dapat dukungan keluarga dalam
mengontrol halusinasinya.
Tindakan Keperawan :
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang :
- Pengertian halusinasi
- Pengertian halusinasi
- Jenis halusinasi yang dialami oleh klien
- Tanda dan gejala halusinasi
- Cara Berkomunikasi
- Pemberian obat
- Pemberian aktivitas kepada klien
SP 1 Keluarga :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis
halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
- Pengertian halusinasi

13
- Gejala halusinasi yang dialami klien
- Jenis halusinasi
- Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk
memutuskan halusinasi
3. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
SP 2 Keluarga :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama

1. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
Menanyakan perasaan keluarga setelah berbicara dan berdiskusi
dengan perawat
b. Evaluasi Obyektif
Keluarga dapat menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat
klien, cara-cara merawat klien, mendemontrasikan cara merawat klien,
dapat menyebutkan akibat bila masalah tidak ditangani dengan tepat, dapat
menyebutkan tempat yang dapat dikunjungi bila kambuh.
c. Tindak lanjut
Meminta keluarga untuk dapat melakukan perawatan klien
dirumah seperti yang telah didiskusikan dengan perawat saat kunjungan
rumah.
d. Kontrak
Menganjurkan keluarga untuk datang ke RSKJSoeprapto Provinsi
Bengkulu bila masih ada yang kurang paham tentang cara perawatan di
rumah dan dapat meminta penjelasan dari perawat RSKJ.

14
Strategi Komunikasi
1. Orientasi
“Selamat pagi Bapak dan Ibu, perkenalkan nama saya adalah Arif
Surya Pratama biasanya saya cukup di panggil Arif, saya adalah
mahasiswa profesi ners UMB. Saya ditugaskan oleh Rumah Sakit Khusus
Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu untuk melakukan kunjungan rumah
pasien yang bernama Ny.N maksud dan tujuan kunjungan rumah ini adalah
untuk membantu proses keperawatan Ny.N melalui pengumpulan data
lengkap, selain itu, untuk memberikan informasi kepada Bapak dan Ibu
mengenai kondisi perkembangan Ny.N selama di rawat di Rumah Sakit
Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu.”
2. Validasi
“Bapak dan Ibu, apakah sebelumnya Ny.N pernah mengalami sakit
seperti ini?, selama sakit tersebut, untuk saat ini Ny.N dibawa ke Rumah
Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu untuk menerima
perawatan, apa yang telah terjadi pada Ny.N sebelumnya?, Ny.N
mempunyai saudara berapa? Ny.N anak ke berapa?, saat dirumah, siapa
orang terdekat dengan Ny.N?, Bagaimana hubungan antara Ny.N dengan
anggota keluarga di rumah dan masyarakat sekitar sini?, siapakah orang
dalam keluarga yang dekat dengan Ny.N? apakahNy.N pernah atau sering
cerita kepada keluarga tentang masalahnya yang sedang atau telah
dialaminya? Menurut Bapak dan Ibu, gangguan yang sedang dialami Ny.N
ini bagaimana? Sebelum dirawat di RSKJ, apa yang telah dilakukan atau
diberikan keluarga untuk Ny.Ndalam proses kesembuhannya? Kendala apa
yang dialami oleh keluarga dalam memberikan perawatan kepada Ny.N?
apakah bapak Ibu pernah menjenguk Ny.N di Rumah Sakit Khusus Jiwa
Soeprapto Provinsi Bengkulu selama Ny.N dirawat disana?, kapan terakhir
Bapak dan Ibu menjenguk Ny.Nbelakangan ini selama di RSKJ?.”
a. Kontrak
“Apa Bapak dan Ibu tidak keberatan jika saya berada disini kurang
lebih satu jam untuk mendiskusikan tentang perkembangan Ny.N selama

15
dirawat di Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkuludan
memberitahukan kepada keluarga bagaimana cara merawat Ny.N saat
Ny.N pulang kerumah.”
b. Fase Kerja
“Baiklah Bapak dan Ibu, saya akan menjelaskan dan menceritakan
tentang kondisi atau keadaan terakhir yang sedang dialami oleh Ny.N, saat
ini Ny.N sudah kooperatif saat komunikasi, baik dengan teman-temannya
disana dan para perawatan yang memberikan perawatan disana, Ny.N
sudah dapat mengendalikan halusinasi nya dengan cara melakukan jadwal
kegiatan yang sudah ditentukan oleh klien sendiri dan perawat.”
“saat ini Ny.N sedang mengalami Resiko gangguan sensori
persepsi halusinasi.”
“Saya akan menjelaskan satu persatu gangguan yang sedang
dialami Tn. I tersebut, kita mulai dari halusinasi ya.”
“Halusinasi adalah tanggapan yang salah tanpa rangsangan dari
luar yang dapat berupa halusinasi pendengarang, penglihatan, penciuman,
perabaan dan kecap.”
“Tanda dan gejala adalah berbicara sendiri, pembicaraan kacau
kadang tidak masuk akal, tertawa sendiri tanpa sebab, ketakutan, ekspresi
wajah tegang, tidak mau mengurus diri, sikap curiga dan bermusuhan,
menarik diri dan menghindari orang lain.”
“Halusinasi mempunyai beberapa tahapan, antara lain tahap I
dimana halusinasi bersifat menyenangkan, tanda dan gejalanya yaitu
menyeringai atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa bicara,
gerakan mata cepat, bicara lambat, diam dan pikiran dipenuhi oleh sesuatu
yang mengasyikan.”
“Tahap II dimana bersifat menjijikan, dengan tanda antara lain
cemas, konsentrasi menurun, ketidakmampuan membedakan yang nyata
dan tidak nyata.”
“Tahap III yaitu halusinasi yang bersifat mengendalikan, tandanya
antara lain cenderung mengikuti halusinasinya. Kesulitan berhubungan

16
dengan orang lain, perhatian atau konsentrasi menurun/ cepat berubah dan
kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk/
perintah).”
“Tahap IV adalah halusinasi bersifat menaklukan, tandanya adalah
klien mengikuti perintah halusinasi, klien tidak mampu mengendalikan
diri, klien tidak mampu mengikuti perintah nyata dank lien berisiko
mencederai diri dan orang lain dan lingkungan.”
“Cara mengendalikan halusinasi antara lain dengan mengajarkan
klien untuk tidak mengikuti perintah halusinasi misalnya, saya tidak mau
mendengar kamu!. Mengajarkan klien untuk meminta tolong dengan
orang lain untuk menghentikan halusinasi. Misalnya : Apakah kamu
(orang lain itu) mendengar apa yang saya dengar? Meminta orang lain
untuk menyapa jika klien berbicara sendiri.”
“Dan bagaimana penanggulanangan halusinasi di rumah?,
penanggulangan atau penanganan klien di rumah antara lain jangan
biarkan klien sendiri, anjurkan untuk terlibat dalam kegiatan rumah, Bantu
klien untuk berlatih cara menghentikan halusinasinya. Memotivasi
keluarga untuk mengawasi klien minum obat, dan menjelaskan prinsip
benar untuk minum obat.jikaklien terlihat bicara atau tertawa sendiri,
segera sapa atau mengajak klien bicara, memotivasi anggota keluarga
yang lain untuk mengontrol keadaan klien, memberi pujian positif pada
klien dan keluarga saat mampu melakukan apa yang dianjurkan, dan
segera membawa ke RSKJ jika halusinasi berlanjut dan beresiko
mencederai diri, dan orang lain.”
“Bapak, Ibu apa yang sudah saya jelaskan ini adalah tentang
halusinasi.”
3. Terminasi
a. Evaluasi
- Evaluasi subjektif
“Sekarang bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah saya
menyampaikan keadaan Ny.N kepada Bapak danS Ibu?”.

17
“Apakah Bapak dan Ibu sudah mengerti tentang masalah
yang sekarang dialami oleh Ny.N?, dan bagaimana peran Bapak
dan Ibu dalam membantu proses penyembuhannya?.”
“Apakah Bapak dan Ibu sudah memahami apa itu
halusinasi?, serta bagaimana tanda dan gejalanya?, apa peranan
keluarga dalam menghadapi klien halusinasi?.”
- Evaluasi objektif
“Baiklah Bapak dan ibu, coba Bapak dan Ibu jelaskan
kembali apa yang sedang anak/ saudara Bapak dan Ibu alami?
Dan bagaimana peran Bapak dan Ibu dalam membantu proses
penyembuhannya?, apa yang harus Bapak dan Ibu lakukan bila
gangguan-gangguan itu muncul?, bagaimana peran keluarga
dalam memberikan perawatan pada Ny.N?.”
b. Tindak lanjut
“Ny.N sangat membutuhkan dukungan dari keluarga dalam proses
penyembuhannya, sekarang Bapak dan Ibu telah mengerti gangguan apa
yang sedang dialami Ny.N jadi saya harap Bapak dan Ibu menerapkannya
pada Ny.Nagar proses penyembuhannya Ny.N menjadi lebih optimal.”
c. Rencana yang akan datang
“ Baiklah Bapak dan Ibu sudah satu jama kita berdiskusi tentang
masalah dan cara perawatan Ny.N. Mudah-mudahan apa yang telah saya
sampaikan tadi dapat bermanfaat bagi Bapak dan Ibu dalam memberikan
perawatan Ny.N.”
“Jika ada hal-hal yang ingin disampaikan, Bapak dan Ibu dapat
menghubungi RSKJ Suprapto Bengkulu untuk mendapatkan keterangan
atau penjelasan lebih lanjut.”
E. Kriteria Hasil

1. Keluarga dapat menjelaskan pengertian gangguan persepsi (halusinasi)

2. keluarga dapat menyebutkan tingkatan halusinasi

3. keluarga dapat menyebutkan penyebab-penyebab halusinasi

18
4. keluarga dapat menyebutkan jenis-jenis halusinasi

5. keluarga dapat mneyebutkan tanda-tanda penderita halusinasi

6. keluarga dapat menyebutkan cara perawatan penderita halusinasi

7. keluarga dapat menyebutkan jenis obat jiwa dan kegunaanya

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HALUSINASI

19
POKOK BAHASAN : HALUSINASI

SUP POKOK BAHASAN : HALUSINASI PENDENGARAN

SASARAN : KELUARGA KLIEN

WAKTU : 45 MENIT

PELAKSANAAN KEGIATAN : Arif Surya Pratama

A. Tujuan

1.Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehtan jiwa (halusinasi) selama 45 menit diharapkan
keluarga mampu memahami tentang gangguan persepsi (halusinasi). Dan memahami cara perawatan
opada klien ri rumah.

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 45 menit diharapkan keluarga klien mampu
:

a. menjelaskan pengertian gangguan persepsi (halusinasi).

b. menyebutkan tingkatan halusinasi

c. menyebutkan jenis-jenis halusinasi

d. menyebutkan penyebab-penyebab halusinasi

e. menyebutkan tanda-tanda penderita halusinasi

f. menjelaskan cara perawatan penderita halusinasi

g. menjelaskan jenis-jenis obat jiwa dan kegunannya

B. Materi

Terlampir

20
C. Sasaran Penyuluhan

Keluarga klien Tn I (orang tua/tinggal satu rumah)

D. Strategi Penyuluhan

Memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga klien

E. Metode

1. Ceramah

2. diskusi (tanya jawab)

3. Demonstrasi (cara mengontrol halusinasi)

F. Media Dan Sumber Bahan

1. Media : Leaflet

G. Rencana Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Audiens


1. Pembukaan 5 menit Menjawab salam
a. salam Mendengarkan
b. memperkenalkan diri Memperhatikan
c. menjelaskan tujuan

2. Isi 25 menit Mendengarkan dan


a. Fase Kerja : memperhatikan
1. Menanyakan suasana anggota
kelurga
2. Persepsi keluarga terhadap
penyakit klien
3. Masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat
pasien
4. Dukungan keluarga terhadap
kesembuhan klien
5. Harapan keluarga terhadap

21
kesembuhan klien
6. Pengertian gangguan persepsi
(halusinasi)
7. Tingkat halusinasi
8. Penyebab-penyebab halusinasi
9. Jenis-jenis halusinasi
10. Tanda-tanda penderita
halusinasi
11. Cara perawatan penderita
halusinasi
12. Jenis-jenis obat jiwa
b. memberi kesempatan keluarga untuk
bertanya
c. menjawab pertanyaan
3.
Penutup 15 menit Mendengarkan dan
a. memberikan kesimpulan memperhatikan
b.mengevaluasi hasil penyuluhan Mendengarkan
terhadap keluarga Menjawab
c. salam

1. Rencana Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

22
 Keluarga mau menghadiri penyuluhan
 Peserta yang hadir tidak meninggalkan ruangan penyuluhan
 Pengorganisasiaan sesuia dengan rencana
 Setting tepat sesuai dengan perencanaan

b. Evaluasi Hasil

1. Keluarga dapat menjelaskan pengertian gangguan persepsi (halusinasi)


2. Keluarga dapat menyebutkan tingkatan halusinasi
3. Keluarga dapat menyebutkan penyebab-penyebab halusinasi
4. Keluarga dapat menyebutkan jenis-jenis halusinasi
5. Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda penderita halusinasi
6. Keluarga dapat menyebutkan cara perawatan penerita halusinasi
7. Keluarga dapat menyebutkan jenis obat dan kegunaanya

H. Pengorganisasian

1. penyajian dilakukan oleh Mahasiswa Co- Ners UMB

2. Peserta penyuluhan (keluarga Tn I dan pejabat setempat)

I. Evaluasi

J. Penutup

1. Kesimpulan

2. Saran

Bengkulu, Januari 2019


Mahasiswa

Arif Surya Pratama. S.Kep


NPM. 1814901009
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati dan Hartono.2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Selemba Medika.

23
Stuart Dan Sundeen.2005. Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Keliat Budi Ana.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi 1. Jakarta .EGC.

Anonim.2008. Halusinasi.Dumuat dalam http://anggregor.perawat .web.id[Diakses:15 oktober 2011]

24

Anda mungkin juga menyukai