Sumadi PDF
Sumadi PDF
Sumadi
FBS Universitas Negeri Malang (www.sumadi.um.ac.id)
239
240
nusia untuk saling berkomunikasi, sa- katan komunikatif yang meliputi (1)
ling berbagi pengalaman, dan untuk filosofi penilaian kemahiran berbahasa
meningkatkan kemampuan intelektual Indonesia dengan menggunakan pen-
dan kesusastraan merupakan salah satu dekatan komunikatif; (2) teknik dan
sarana untuk menuju pemahaman ter- prosedur penilaian kemahiran berbaha-
sebut. Untuk itu dirumuskan standar sa Indonesia dengan pendekatan komu-
kompetensi yang meliputi aspek kema- nikatif; dan (3) contoh soal penilaian
hiran berbahasa dan kemahiran bersas- kemahiran berbahasa Indonesia dengan
tra. Aspek kemahiran berbahasa meli- menggunakan pendekatan komunikatif.
puti kemahiran menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis, baik terkait FILOSOFI PENILAIAN DENGAN
dengan ragam bahasa nonsasra mau- PENDEKATAN KOMUNIKATIF
pun ragam sastra. Siswa belajar bahasa Filosofi penilaian hasil pembelajar-
sebagai alat komunikasi, bukan belajar an kemahiran berbahasa Indonesia pen-
teori bahasa. Oleh karena itu, rumusan dekatan komunikatif berangkat dari fi-
kompetensi pada dasarnya juga hanya losofi hakikat pembelajaran bahasa pen-
diarahkan pada pembentukan kemahir- dekatan komunikatif. Pendekatan ini
an menyimak, berbicara, membaca, dan berasumsi bahwa fungsi utama bahasa
menulis, baik dalam ragam sastra mau- adalah sebagai alat komunikasi. Halli-
pun nonsastra (Depdiknas, 2004). day dan Hasan (1985) menyatakan bah-
Penggunaan pendekatan komunika- wa istilah “fungsi” bahasa dalam ko-
tif dalam pembelajaran bahasa Indone- munikasi secara sederhana dapat dipa-
sia dipertegas dalam KTSP (Kurikulum dankan dengan kata “penggunaan”.
Tingkat Satuan Pendidikan). Sebagai Dengan demikian, apabila berbicara
penyempurnaan Kurikulum Berbasis tentang fungsi bahasa dapat diartikan
Kompetensi (Muslich, 2008), tujuan sebagai cara orang menggunakan ba-
pembelajaran dalam kurikulum ini ada- hasa mereka. Jika seseorang melakukan
lah memahirkan siswa agar terampil sesuatu dengan bahasa, orang itu ber-
berkomunikasi. Teknik dan prosedur harap dapat mencapai banyak sasaran
penilaian untuk mengukur pencapaian dan tujuan.
keberhasilan pembelajaran bahasa Indo- Hakikat bahasa adalah sebagai alat
nesia juga harus berorientasi pada komunikasi dan tujuan pembelajaran
penggunaan pendekatan komunikatif. bahasa adalah agar siswa mahir berko-
Tetapi, kenyataannya sejauh ini masih munikasi, maka pembelajaran bahasa
banyak guru yang belum memahami harus menggunakan pendekatan komu-
penggunaan pendekatan komunikatif nikatif. Artinya, perencanaan, pelaksa-
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, nakan, dan penilaian pembelajaran ha-
termasuk penilaian kemahiran berbaha- rus didasarkan pada hakikat penggu-
sa dengan menggunakan pendekatan naan bahasa sebagai alat komunikasi
komunikatif. Berkaitan dengan itu, beri- itu. Rumusan tujuan pembelajaran me-
kut dipaparkan penilaian hasil pembe- ngacu pada pembentukan kompetensi
lajaran bahasa Indonesia dengan pende- berbahasa yang secara garis besar dapat
berkenaan dengan hal-hal yang berkait- gunakan bahasa dalam situasi komuni-
an dengan pencapaian tujuan komuni- kasi yang bermakna (performance).
kasi. Sementara itu, mekanisme psikofi- Djiwandodo (2008) menyatakan bah-
siologis terjadi dalam pengimplemen- wa pendekatan komunikatif dapat di-
tasian kompetensi. Kompetensi bahasa pahami sebagai pengembangan pende-
adalah gabungan antara pengetahuan katan pragmatik dengan cakupan yang
dan keterampilan yang diperoleh untuk jauh lebih luas, lebih beragam, dan le-
menerapkan sistem bahasa, untuk me- bih kompleks. Pendekatan komunikatif
nepatkan makna ujaran, untuk mem- terhadap bahasa terkait juga dengan ga-
pekerjakan bahasa dalam konteks, dan gasan tentang konteks ekstralinguistik
untuk menerapkan bahasa pada level di seperti halnya dalam pendekatan prag-
atas kalimat. Kompetensi strategis me- matik, namun dengan cakupan yang le-
ngacu pada pengetahuan dan keteram- bih lengkap dan lebih luas karena berti-
pilan yang lebih umum berkaitan de- tik tolak dari komunikasi sebagai fungsi
ngan pencapaian tujuan komunikasi utama dalam penggunaan bahasa. De-
yang efektif. Sementara itu, mekanisme ngan menitikberatkan pada fungsi uta-
psikofisiologis mengacu pada keteram- ma sebagai alat komunikasi itu, pende-
pilan dan faktor-faktor yang berkaitan katan komunikatif pada penyelenggara-
dengan penggunaan bahasa dalam si- an pembelajaran bahasa dan tes bahasa
tuasi yang sesungguhnya. tidak pertama-tama mengedepankan
Hymes (1972) menyatakan bahwa struktur bahasa dengan komponen-
kompetensi komunikatif mencakup ke- komponen dan unsur-unsurnya secara
mampuan untuk menggunakan bahasa terpisah dan berkecil-kecil seperti pada
dan pengetahuan yang mendasari per- penerapan pendekatan dikret. Pende-
formansi bahasa. Sementara itu, istilah katan komunikatif tidak juga mendekati
kapasitas (capacity) dan kemampuan penggunaan bahasa sekadar sebagai
(ability) untuk menggunakan bahasa se- penggabungan unsur-unsur bahasa itu
cara komunikatif menurut Widdowson secara integratif seperti pada pendekat-
(1983) dan Bachman (1990) mengacu an integratif. Pendekatan komunikatif
pada kompetensi (competence) dan kete- bahkan juga tidak berangkat dari pema-
rampilan untuk menggunakan kompe- haman tentang penggunaan bahasa de-
tensi itu dalam berbahasa yang sesung- ngan sekadar mempertimbangkan pe-
guhnya. Berkaitan dengan kompetensi ran unsur-unsur ekstra linguistik seper-
komunikasi itu, Morrow (1979) dan ti halnya pendekatan pragmatik.
Canale dan Swain (1980) menyatakan
bahwa tes kemahiran berbahasa ber- TEKNIK PENILAIAN DENGAN PEN-
kaitan dengan apa yang diketahui siswa DEKATAN KOMUNIKATIF
tentang bentuk-bentuk bahasa yang me- Sebagaimana dikemukakan sebe-
reka pelajari dan bagaimana peng-gu- lumnya bahwa kemahiran berbahasa
naannya dalam konteks yang sesung- meliputi empat subkemahiran, yaitu (1)
guhnya (competence), serta berkaitan de- kemahiran menyimak; (2) kemahiran
ngan keterampilan siswa dalam meng- berbicara; (3) kemahiran membaca; dan
(4) kemahiran menulis. Teknik dan pro- harus memahami teks lisan yang di-
sedur penilaian kemahiran berbahasa simaknya dan dalam waktu yang bersa-
Indonesia terhadap empat subkemahir- maan siswa harus menuangkan kembali
an tersebut disajikan berikut. teks lisan yang disimak itu dalam ben-
tuk tertulis. Teks tulis yang dihasilkan
Teknik dan Prosedur Penilaian Ke- harus sama dengan teks lisan yang disi-
mahiran Menyimak maknya. Besar kecilnya perbedaan an-
Dalam menjelaskan tes menyimak, tara teks lisan yang didengarnya de-
Weir (1990) menggunakan istilah me- ngan teks tulis yang dihasilkan menun-
nyimak pemahaman. Istilah ini diguna- jukkan kemahiran siswa tersebut dalam
kan dengan meminjam istilah Vallete menyimak teks lisan yang disimaknya.
(1967) dengan alasan bahwa tujuan po- Teknik dan prosedur penilaian kema-
kok tes menyimak adalah mengukur hiran menyimak jenis ini adalah (1) me-
pemahaman siswa dalam menyimak. nyuruh siswa untuk menyimak teks li-
Selanjutnya, dia memilah tes menyimak san dan pada saat yang bersamaan sis-
itu menjadi dua, yaitu tes menyimak wa ditugasi untuk menuliskan teks li-
intensif dan tes menyimak ekstensif. san yang disimak itu; (2) mengoreksi
perbedaan teks tulis yang dihasilkan
Penilaian Kemahiran Menyimak Inten- dengan teks lisan yang disimaknya; dan
sif (3) menskor dan memberikan nilai pada
Menyimak intensif adalah jenis me- teks tulis yang dihasilkan siswa berda-
nyimak dengan tujuan memahami in- sarkan kriteria tertentu.
formasi yang disampaikan secara ter- Listening recall digunakan untuk
surat dalam teks yang disimak. Dalam mengukur ingatan siswa terhadap wa-
menyimak jenis ini,penyimak tidak per- cana lisan yang disimaknya. Dalam me-
lu melakukan penafsiran dan penerka- nilai kemampuan menyimak jenis ini
an lebih jauh terhadap isi teks yang di- digunakan teks tulis yang beberapa ka-
simak. Penyimak tidak perlu membuat ta ke-n dalam teks tersebut dikosong-
simpulan dengan melakukan analogi- kan seperti cloze test yang digunakan
analogi terhadap teks lisan yang di- untuk mengukur kemahiran membaca
simak dengan teks-teks lisan lain yang pemahaman. Bedanya, teks yang digu-
pernah disimak. Penyimak juga tidak nakan dalam penilaian kemahiran me-
perlu membuat simpulan dengan men- nyimak ini adalah teks yang disimak
dasarkan diri pada fakta-fakta, penge- siswa. Dalam teks itu, kata-kata yang
tahuan, atau pengalaman dirinya selain dikosongkan dipilih kata-kata yang
yang tersurat dalam teks lisan yang di- berjenis kata isi (content words) sehingga
simak. Weir (1990) mengemukakan ada sama dengan selective deletion gap filling.
dua jenis tes menyimak jenis ini, yaitu Teknik dan prosedur penilaiannya ada-
dictation dan listening recall. lah (1) memperdengarkan teks lisan ke-
Dikte adalah model penilaian kema- pada siswa; (2) memberikan “teks tulis”
hiran menyimak intensif yang paling yang sama dengan teks lisan yang baru
mudah dilakukan. Dalam dikte, siswa diperdengarkan kepada siswa, tetapi
beberapa di antara kata yang ada dalam kan pada informasi yang dinyatakan se-
teks tersebut dikosongkan sehingga se- cara tersurat dan tersorot. Prosedur pe-
perti cloze test dengan model selective nilaiannya adalah (1) memperdengar-
deletion gap filling; lalu (3) siswa disuruh kan teks lisan kepada siswa dan siswa
mengisi kata-kata yang dikosongkan ditugasi untuk menyimaknya; (2) mem-
itu. Jumlah isian benar yang dilakukan berikan sejumlah soal pilihan ganda
siswa merupakan gambaran kemam- (dapat dilakukan secara lisan dan dapat
puan menyimak ingatan (listening recall) pula dilakukan secara tertulis); lalu (3)
siswa tersebut. mengoreksi dan menilai jawaban siswa.
Jumlah jawaban benar yang dimiliki sis-
Penilaian Kemahiran Menyimak Eks- wa merupakan gambaran kemahiran
tensif menyimak ekstensif siswa yang ber-
Menyimak ekstensif ialah upaya sangkutan.
memahami isi teks lisan yang disimak Penilaian kemahiran menyimak eks-
secara komprehensif, tidak hanya isi tensif dengan teknik transfer informasi
teks lisan yang disampaikan secara ter- dilakukan dengan menugasi siswa un-
surat, tetapi juga yang disampaikan se- tuk mentransfer isi teks lisan yang baru
cara tersirat dan tersorot. Oleh karena disimaknya dalam bentuk lain dengan
itu, penilaian kemahiran menyimak bahasa mereka sendiri. Transfer infor-
ekstensif tidak hanya mengukur ke- masi itu dapat dilakukan secara lisan
mampuan siswa dalam memahami isi dalam bentuk berbicara dan dapat pula
teks lisan secara tersurat, tetapi juga dilakukan secara tertulis dalam bentuk
yang disampaikan secara tersurat dan mengarang. Karena penilaian ini dimak-
tersorot. Menurut Weir (1990), ada tiga sudkan untuk menilai kemahiran me-
teknik yang dapat digunakan untuk nyimak, fokus penilaiannya harus me-
mengukur kemahiran menyimak jenis ngacu pada kemahiran menyimak eks-
ini, yaitu (1) teknik tes bentuk pilihan tensif, yaitu menangkap informasi yang
ganda (multiple-choice questions); (2) tek- disampaikan secara lisan kepada penyi-
nik tes bentuk jawaban singkat (short mak. Teknik dan prosedur penilaiannya
answer questions); dan (3) teknik transfer adalah (1) memperdengarkan teks lisan
informasi (information transfer techniq- kepada siswa dan siswa ditugasi untuk
ues). menyimaknya; (2) menyuruh siswa un-
Penilaian kemahiran menyimak eks- tuk menuangkan kembali isi teks lisan
tensif dengan bentuk pilihan ganda di- yang baru disimaknya secara lisan da-
lakukan dengan menggunakan teks li- lam bentuk berbicara atau dalam ben-
san yang disertai dengan sejumlah per- tuk tertulis dalam bentuk mengarang;
tanyaan yang disusun dalam bentuk pi- lalu (3) mengoreksi dan menilai wicara
lihan ganda. Penyusunan pilihan jawab- atau karangan siswa. Kebenaran infor-
an, baik jawaban benar maupun pe- masi yang diungkapkan kembali oleh
ngecohnya, tidak hanya didasarkan pa- siswa, misalnya kelengkapan, kepadu-
da informasi yang dinyatakan secara an, keruntutan, dan lain-lain merupa-
tersurat dalam teks, tetapi juga didasar-
Teknik dan Prosedur Penilaian Kema- baca harus dapat memahami isi teks
hiran Membaca yang dibacanya. Contoh membaca jenis
Kemahiran membaca dapat dipilah ini dapat dilihat pada saat pembaca be-
menjadi membaca indah, membaca pe- rita di station TV tertentu membacakan
mahaman, dan membaca cepat. Dalam berita.
artikel ini dipaparkan penilaian kema- Penilaian kemahiran membaca jenis
hiran membaca teknik dan kemahiran ini mudah. Teknik dan prosedur peni-
membaca pemahaman. Membaca teknik laian membaca jenis ini adalah (1) me-
dikenal juga dengan istilah membaca nyesediakan teks yang sesuai dengan
indah. Pembaca dikategorikan mahir tingkat siswa; (2) menyuruh siswa ter-
apabila dapat membaca bersuara de- tentu untuk membaca teks bacaan yang
ngan pelafalan, jeda, nada, dan intonasi telah disediakan; dan (3) siswa lain dan
yang tepat. Agar dapat membaca indah atau guru mengadakan penilaian de-
dengan benar sudah barang tentu pem- ngan rubrik penilaian berikut.
dinilai adalah kesesuaian isi karangan adalah mengedit teks tersebut dengan
siswa (bukan penggunaan ejaan, tanda membetulkan bagian-bagian teks yang
baca, dan lain-lain) atau kesesuaian isi salah sehingga teks tersebut menjadi se-
bicara siswa (bukan pelafalan, jeda, dan buah teks yang benar.
lain-lain) dengan teks yang baru diba- Penilaian kemahiran menulis yang
canya. dilakukan dengan teknik menulis lang-
sung dilakukan dengan tugas menulis
Teknik dan Prosedur Penilaian Kema- bebas (essay test) dan menulis terbim-
hiran Menulis bing (controlled writing taks). Teknik ini
Kemahiran menulis adalah kema- disebut teknik menulis langsung karena
hiran menuangkan atau menyampaikan teks yang dihasilkan benar-benar ditulis
ide, gagasan, perasaan kepada orang langsung oleh siswa. Siswalah yang
lain dengan menggunakan bahasa tulis. membuat judul, mengembangkan para-
Kemahiran menulis adalah kemahiran graf, menyusun kalimat, memilih kata,
berbahasa yang bersifat aktif produktif menggunakan ejaan, dan menggunakan
tulis. Berbeda dengan kemahiran ber- tanda baca. Dalam tugas menulis bebas,
bahasa yang bersifat aktif produktif li- siswa diberi keleluasaan untuk memilih
san, dalam kemahiran menulis tersedia topik, judul karangan, panjang karang-
waktu yang cukup untuk memperbaiki an, dan sebagainya, sedangkan dalam
kesalahan berbahasa dengan cara me- tugas menulis terbimbing siswa dibatasi
ngoreksi kesalahan yang ada dalam pada, misalnya, topik tertentu, jumlah
teks tulis yang baru dibuatnya. Berkait- paragraf, panjang karangan, dan seba-
an dengan ini, Weir (1990) menyatakan gainya.
bahwa penilaian kemahiran menulis Dalam menilai karangan siswa da-
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pat dilakukan dengan dua pendekatan,
(1) dengan tugas menulis tidak lang- yaitu analitik dan holistik. Penilaian se-
sung; dan (2) dengan tugas menulis cara analitik dilakukan dengan mem-
langsung. beri tanda pada setiap aspek kemahiran
Teknik penilaian kemahiran menu- mengarang, mengelompokkannya, dan
lis dengan tugas menulis tidak lang- selanjutnya memberi skor dan nilai ber-
sung dilakukan dengan tugas mengedit dasarkan aspek-aspek yang memba-
teks bacaan yang beberapa bagiannya ngun kemahiran mengarang itu, sedang-
disengaja salah. Kesalahan yang dimak- kan penilaian secara holistik dilakukan
sud dapat berupa kesalahan pengguna- dengan membaca secara utuh karangan
an ejaan, kesalahan penggunaan tanda itu dan secara impresif penilai dapat
baca, kesalahan pilihan kata, kesalahan memberikan keputusan berapa skor
struktur frasa, kesalahan struktur kali- dan nilai karangan itu. Apabila pe-
mat, dan sebagainya. Disebut tugas me- nilaian dilakukan secara analitik, dapat
nulis tidak langsung karena teks bacaan digunakan rubrik penilaian kemahiran
itu sudah disediakan oleh penyusun menulis berikut.
soal, bukan oleh siswa. Tugas siswa
pengetahuan tentang kaidah tata baha- kan kemampuan siswa dalam berbaha-
sa. Selanjutnya, Canale mengembang- sa. Soal ini disusun tidak menggunakan
kan teorinya tentang kompetensi komu- pendekatan komunikatif.
nikatif yang mencakup pula kompeten-
si linguistik (Allison, 1999). Persoalan- Soal Kemampuan Menulis
nya adalah bagaimana butir soal yang (1) Festival bertajuk Banteng Nuswantara
mengukur kemampuan bahasa, tetapi itu cukup menyedot puluhan ribu pe-
dirancang tetap menggunakan pende- nonton.
katan komunikatif. Berikut disajikan (2) Salah satunya dengan menggelar per-
contoh yang digunakan untuk meng- tunjukkan kesenian tradisional banteng-
ukur pengetahuan tentang bahasa Indo- an.
nesia dengan pendekatan komunikatif. (3) Mereka sangat penasaran ingin melihat
penampilan 110 bantengan itu.
Soal Kemampuan Memahami Imbuhan (4) Beragam program dilakukan di kota
Orang itu mendapatkan penghargaan Batu untuk menunjang promosi pari-
sebagai novelis terbaik. Kalimat berikut wisata.
yang sama maknanya dengan kalimat Keempat kalimat tersebut dapat di-
ini adalah … susun menjadi paragraf yang baik de-
A. Orang itu mendapatkan penghargaan ngan urutan ….
sebagai penjual novel terbaik. A. (1), (3), (2), (4)
B. Orang itu mendapatkan penghargaan B. (3), (1), (2), (4)
sebagai penyimpan novel terbaik. C. (4), (3), (1), (2)
C. Orang itu mendapatkan penghargaan D. (4), (2), (1), (3)
sebagai penulis novel terbaik. Jawaban: D
D. Orang itu mendapatkan penghargaan
sebagai perawat novel terbaik. PENUTUP
Jawaban: C Penilaian hasil pembelajaran kema-
Soal ini tidak mengukur penguasa- hiran berbahasa Indonesia sudah seha-
an teori tentang bahasa, tetapi meng- rusnya dilakukan dengan mengguna-
ukur kemampuan siswa dalam berba- kan pendekatan komunikatif. Hal ini se-
hasa. Bandingkan dengan soal berikut! jalan dengan penggunaan pendekatan
Orang itu mendapatkan pengharga- komunikatif dalam pembelajaran baha-
an sebagai novelis terbaik. Arti imbuh- sa Indonesia. Agar pembelajaran bahasa
an -is dalam kata novelis adalah …. Indonesia berhasil dengan baik, guru
A. penjual harus mampu membuat rencana peren-
B. penyimpan canaan pembelajaran (RPP), melaksana-
C. penulis kan pembelajaran sesuai dengan RPP
D. perawat itu, serta mampu mengevaluasi hasil
Jawaban: C pembelajaran kemahiran berbahasa In-
Soal ini mengukur penguasaan sis- donesia secara konsisten dengan pen-
wa tentang teori bahasa, yaitu pengua- dekatan yang sama, yaitu pendekatan
saan siswa tentang arti imbuhan –is, bu- komunikatif.