Gempa Bumi
Gempa Bumi
PENDAHULUAN
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering terjadi di permukaan bumi.
Bencana ini termasuk dalam kategori bencana besar diantara bencana alam
lainnya seperti tanah longsor, tsunami, dan gunung meletus. Jika bencana gunung
api dapat diprediksi kedatangannya, gempa tidak dapat diprediksi kapan
terjadinya maupun besar gempanya. Oleh karena itu gempa bumi banyak
mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian harta benda. Gempa bumi
diakibatkan oleh tenaga dari dalam bumi yakni berupa terjadinya gesekan antara
dua atau lebih lempengan yang mengakibatkan adanya pelepasan energi yang
besar sekali, yang berpengaruh pada daerah-daerah yang lemah pada lempengan
tersebut. Bila daerah lemah berada di daerah puncak, akan terjadi letusan gunung
api yang diawali dengan adanya gempa vulkanik. Pada daerah di bawah, bila
terjadi patahan pada lempengan, akan terjadi peristiwa gempa tektonik.
Pada daerah yang dilewati banyak lempeng akan cenderung lebih besar
terkena bencana gempa bumi dibanding daearh yang sedikit dilewati lempeng.
Daerah yang termasuk banyak dilewati lempeng adalah Indonesia. Tiga lempeng
Benua yaitu antara pertemuan Lempeng Australia, Pasifik dan Lempeng Eurasia.
Pada daerah pertemuan ketiga Lempeng Benua inilah muncul jalur Mediteran,
jalur pasifik (sircum pasifik) dan jalur Australia. Ketiga jalur ini bersifat vulkanis
seismis, oleh karena itu Kepulauan Indonesia memiliki sifat vulkanis dan sifat
seismis. Ketiga lempeng benua tersebut bergerak kearah yang tidak sejalan.
Lempeng Australia bergerak kearah Utara, Lempeng Pasifik bergerak kearah
Barat Laut.
Pergeseran diantara lempeng tersebut dapat mengakibatkan proses gempa
terjadi disuatu titik kedalaman dan menjalar sepanjang patahan/sesar. Jika bidang
patahan terjadi didasar laut kestabilan air laut terganggu secara vertikal maupun
horizontal. Bahkan jika gempa yang terjadi magnitudenya besar (9 skala Richter)
seperti Aceh terjadi sesar sepanjang ribuan kilometer sehingga menyebabkan
1|Page
terjadinya Tsunami (Desember 2004) yang menelan korban jiwa hampir 300.000
orang serta kerusakan infrastruktur yang amat besar. Pada bulan Mei tahun 2006
kembali terjadi gempa tektonik di Selatan Yogyakarta juga akibat pergeseran
lempeng Asia-Australia yang juga mengakibatkan korban jiwa mendekati angka
5000 jiwa dan kerusakan infra struktur yang besar.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka diperlukan upaya untuk
meminimalkan bencana gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meminimalkan bencana disebut dengan mitigasi bencana.
Mitigasi bencana gempa bumi ini sudah banyak dilakukan di Indonesia, terutama
daerah yang rawan gempa. Mitigasi bencana banyak dilakukan oleh berbagai
kalangan, mulai dari pemerintah hingga mahasiswa.
1.3. Tujuan
1. Untuk mendiskripsikan pengertian Gempa Bumi
2. Untuk mendiskripsikan karakteristik Gempa Bumi
3. Untuk mendiskripsikan tipe Gempa Bumi
4. Untuk mendiskripsikan penyebab terjadinya Gempa Bumi
5. Untuk mendiskripsikan terjadinya Gempa Bumi
6. Untuk mendiskripsikan jalur Gempa Bumi Dunia
7. Untuk mendiskripsikan mitigasi Gempa Bumi
8. Untuk mendiskripsikan antisipasi Gempa Bumi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2|Page
Gempa bumi merupakan peristiwa alam yang ditandai dengan
berguncangnya bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi dapat menimbulkan
bencana yang cukup parah bagi wilayah-wilayah yang mengalaminya. Gempa
bumi yang besar dapat mengguncang tanah permukaan bumi dengan hebat,
bahkan retak yang timbul dipermukaan dapat membuat mobil dan motor
terperosok kedalamnya. Banyak rumah dan bangunan besar lainnya yang
menjadi rusak. Gempa bumi ini berbahaya, apalagi jika terjadi pada malam hari
ketika orang-orang sedang tertidur lelap. Tentu saja akan menyebabkan korban
jiwa.
Gempa bumi terjadi begitu cepat. Getaran pertama (± 2 menit) dapat
menimbulkan kerusakan paling banyak. Gempa bumi yang besar datang tiba-
tiba dapat menghancurkan apa saja yang ada dipermukaan bumi ini. Tidak
terkecuali bangunan, pepohonan, binatang dan juga manusia.Gempa bumi
terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut patahan. Patahan terbentuk
karena batuan rapuh dan pecahan yang disebabkan oleh tekanan besar
(meregang, menekan, atau memilin) yang mendesaknya tekanan yang timbul
didaerah kerak ini disebabkan oleh gerakan perlahan-lahan lempeng-lempeng
bumi. Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat didaerah
batuan sampai pada tingkat tertentu sehingga terjadi pergerakan mendadak.
Pergerakan ini dapat menciptakan patahan baru ketika batuan pecahan pada
titik terlemah atau pergerakan menyebabkan batuan menggelincir disepanjang
patahan yang ada. Ketika ini terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan
bersamaan dengan dilepasnya tekanan.
Energi yang dilepaskan menyebabkan batuan disekitarnya bergetar,
sehingga terjadi gempa bumi. Fenomena alam gempa bumi ini dapat
meluluhlantahkan daerah dengan menimbulkan kerugian harta benda dan
menelan korban yang tidak sedikit jumlahnya. Untuk mencegah terjadinya
gempa bumi sebagai fenomena alam memang mustahil, namun paling tidak
kita harus berupaya mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Untuk
mengurangi dan meredam timbulnya korban dan kerugian harta benda akibat
fenomena alam yang berasal dari proses geologi yang menyebabkan terjadinya
gempa bumi, perlu dilakukan upaya mitigasi.
3|Page
Mitigasi adalah suatu tindakan yang dilakukan sebelum munculnya
suatu benda (tindakan-tindakan prabencana) yang meliputi kesiapan dan
tindakan-tindakan pengurangnan dampak yang ditimbulkan.
2.2 Karakteristik
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
4|Page
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi, yaitu:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi, getaran tersebut
dapat menyebabkan kerusakan dan runtuhnya bangunan sehingga dapat
menimbulkan korban jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya
tanah longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang merusak
permukiman penduduk. Gempa bumi juga menyebabkan bencana ikutan
berupa kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi serta banjir akibat
runtuhnya bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
2.5 Terjadinya Gempa Bumi
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras
kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh
karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling
berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik,
merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang
menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.
Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu:
Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra
(Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif
dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah
lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel.
Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak
kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas
yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan
bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama
lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif
5|Page
terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi
(spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak
saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan
ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur
sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan
saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung
terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi
kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang
kita kenal sebagai gempa bumi.
6|Page
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di
daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat
kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa
bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi
7|Page
C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal
Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku,
diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi
gempabumi.
1. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah
pecah agar terhindar dari kebakaran.
2. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang
digunakan.
8|Page
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
9|Page
Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia,
Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi, Departemen Energi dan Sumberdaya
Mineral.
http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6 diakses pada Sabtu malam,
24 Januari 2015
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg diakses
pada Sabtu malam, 24 Januari 2015
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-indonesia/
diakses pada Sabtu malam, 24 Januari 2015
10 | P a g e