Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN SUATU SISTEM DALAM

PENGELOLAAN KELAS
Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Kelas

Oleh:
Fahdiati Agustin

Pembimbing:
Dra. Hj. Nurhasnawati, M. Pd

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM KONSENTRASI


ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS TARBIYAH
UIN SULTAN SYARIF QASIM RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Tuhan Semesta Alam, atas segala limpahan

Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah

ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Salawat

serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Januari, 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perlunya Strategi Pengelolaan Kelas ...................................................................... 3

B. Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas ....................................................... 3

C. Pengaturan Kelas..................................................................................................... 5

D. Penerapan Suatu Sistem Dalam Mengelola Kelas .................................................. 5

E. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di

Kelas........................................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................................ 8

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak lahirnya pekerjaan mengajar, saat itu pulalah muncul istilah guru, meskipun tidak

bersifat formal. Saat itupun telah dimulai upaya peningkatan hasil belajar peserta didik, baik

secara sederhana sampai upaya peningkatan secara metodis. Berbagai komponen pembelajaran

selalu memperoleh sorotan: guru, siswa, kurikulum, dan berbagai infra strukturnya.

Memperhatikan peranan guru, berikut dapat diuraikan pola tingkah laku

guru dalam pengelolaan kelas sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan (Satori, 2008: 78).

Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui sebagai

salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga

profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu

mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi

tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam

meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam

pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk

memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air.

Pertama, kualitas pembelajaran akan bervariasi sesuai variasi guru. Guru adalah manusia

dan manusia adalah unik. Setiap manusia memiliki spesifikasi sendiri-sendiri. Dengan adanya

keunikan tersebut lahirlah situasi pembelajaran sesuai ciptaan yang unik pula. Apabila

dibeberapa bagian terdapat kesamaan, hal ini mungkin terlibatnya unsure lain yang ikut serta

atau ersama-sama mencipta situasi pembelajaran secara utuh.

Kedua, kualitas pembelajaran tergantung waktu guru beraksi. Situasi pembelajaran

tercipta oleh seorang guru akan berbeda dari waktu ke waktu. Seorang guru A mengajar ceria

dipagi hari, akan tetapi berubah ketika mengajar di siang hari. Terkadang guru kaku dan keras,
tetapi dilain waktu cukup toleran dan demokratis. Latar belakang psikologis sesaat sangat

berpengarh terhadap aksi guru di dalam kelas. Latar belakang psikologis tersebut tergantung

pada: hari, tanggal, jam, suasana, dan lain-lain.

Ketiga, kualitas pembelajaran bervariasi tergantung subjek didik. Seorang guru dari

rumah berangkat dengan suasana hati yang gembira, sampai di kantor bertemu kepala sekolah

dan rekan guru semakin menunjang rasa gembiranya, akan tetapi ketika sampai di kelas

bertemu dengan kelompok siswa yang saat itu kurang bergairah, ramai, dan bertingkah laku

masing-masing, keceriaan yang seharusnya menambah semangat guru dalam mengajar dapat

berubah total karena kelompok siswa yang akan diajar kurang mendukung.

Keempat, kualitas pembelajaran tergantung kemampuan guru menguasai kurikulum.

Kemampuan guru berbeda dalam menterjemahkan kurikulum tingkat kelas. Ada guru yang

mengajar secara urut mengikuti kurikulum, ada yang mengikuti buku, ada yang membuat

perencanaan, dan tidak jarang yang mengajar sesuai dorongan saat itu. Kondisi demikian jelas

akan mempengaruhi kualitas pembelajaran.

Kelima, kualitas pembelajaran tergantung kemampuan guru memilih metode mengajar.

Kemampuan guru menterjemahkan kurikulum, penguasaan substansi materi, akan menentukan

pemilihan metode mengajar. Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non teknis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Mengapa dibutuhkannya strategi pengelolaan kelas?

2. Apa Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas?

3. Bagaimana penerapan sistem dalam pengelolaan kelas?

4. Bagaimana Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas

Pembelajaran di Kelas ?
C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui strategi pengelolaan kelas.

2. Mengetahui apa saja peran Guru dalam pengelolaan kelas.

3. Mengetahui sistem pengelolaan kelas.

4. Mengetahui pengaruh manajemen kelas dalam pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN

A. Perlunya Strategi Pengelolaan Kelas

Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang

diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar

mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru

merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar

mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan

kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang

efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada

tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru

dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

(a) guru sebagai demonstrator,

(b) guru sebagai pengelola kelas,

(c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan

(d) guru sebagai evaluator.

Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu

menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan

pengajaran. Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) “Pengelolaan kelas adalah

upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang

tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”. Sedangkan

menurut Usman (2003:97) “Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi

terjadinya proses belajar mengajar yang efektif”. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu

aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas
guru di dalamkelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat

mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola

tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses

kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan,

indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.

B. Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas

Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan

berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk

meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan

lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil

belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2003)

mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

(a) guru sebagai demonstrator,

(b) guru sebagai pengelola kelas,

(c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan

(d) guru sebagai valuator.

a) Guru Sebagai Demonstrator

Guru menjadi sosok yang ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua

yang memberikan argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan

menyalahkan argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi

peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian besar akan

ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan guru sebagai tauladan bagi

siswanya dan contoh bagi peserta didik.

b) Guru Sebagai Evaluator


Evaluator atau menilai sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap

pembelajaran pada akhirnya adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif.

Rangkaian evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada beberapa

tingkatan antara lain : - Mengetahui - Mengerti - Mengaplikasikan - Analisis - Sintesis (analisis

dalam berbagai sudut) - Evaluasi Manfaat evaluasi bisa digunakan sebagai umpan balik untuk

siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk

mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam

melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan

psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses

evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses instrument harus terbuka

c) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Manager memenage kelas, tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru

akan menurun, bahkan kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru Sebagai Pengelola

Kelas, agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa

belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas : Merancang tujuan

pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran Memotivasi, mendorong, dan

menstimulasi siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman

atau dengan reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa belum

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

d) Guru Sebagai Fasilitator

Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang

akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus

dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap

materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk

membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media
pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan

diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media pembelajaran didalam

kelas sangat banyak sekali macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD, OHP/OHT, dll.

C. Pengaturan Kelas

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana didalam kelas agar terjadi interaksi

belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan bersungguh-

sungguh. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan berhasil

tidaknya pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan intruksional, sangat bergantung

kepada kemampuan mengatur kelas. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan

gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru

memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan

pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan kegiatan

guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, misalnya :

 Pengaturan penggunaan waktu yang tersedia untuk setiap pelajaran.

 Pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran dikelas agar tercipta suasana yang

menggairahkan dalam belajar.

 Pengelompokan siswa dalam belajar disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa

itu sendiri.

D. Penerapan Suatu Sistem Dalam Mengelola Kelas

Mengelola kelas itu merupakan pembuatan keputusan-keputusan yang direncanakan

bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat jika seorang guru,

dalam keadaan marah dan prustasi menyuruh terhadap siswa kepada kepala sekolah dan disitu

ditegur, mungkin si guru telah tenang kembali merasa bahwa hukuman tersebut terlalu berat

apabila telah terjadi lagi pelanggaran serupa oleh siswa lain haruskah guru berbuat seperti itu

lagi? Jika demikian, ia bertindak tidak adil tetapi tidak bertindak demikian , ia tidak konsisten
biasanya antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah dikelas akan menolong guru dari

dilema-lema seperti itu. Dasar dari pendekatan yaitu bahwa perilaku yang baik dikelas sebagian

dapat dibentuk dengan cara memberikan ganjaran atau tidak.

1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai bertingkah, satu teknik yang biasanya

efektif yaitu teknik mendekatinya. Kehadiran guru bisa membuatnya takut, dan karena itu dapat

menghentikannya dari perbuatan yang disruptif , tanpa perlu menegur andai kata siswa mulai

menampakan kecenderungan berbuat nakal, memindahkan tempat duduknya ke meja guru

dapat berefek preventif.

2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat penakalan kecil, guru dapat

memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat tersebut dapat berupa petikan jari,

pandangan tajam, atau lambaian tangan.

3. Teknik mengadakan humor. Jika insiden itu kecil, setidaknya guru memandang efek

saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru akan dapat mempertahankan suasana baik,

serta memberikan peringatan kepada si pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.

4. Teknik tidak mengacuhkan. Untuk menerapkan cara ini guru harus lues dan tidak perlu

menghukum setiap pelanggaran yang diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak

mengacuhkan kenakalan justru dapat membawa siswa untuk di perhatikan.

5. Teknik yang keras. Guru dapat menggunakan teknik-teknik yang keras apabila ia di

hadapkan pada perilaku disruptif yang jelas tidak terkendalikan. Contohnya mengeluarkannya

dalam kelas.

6. Teknik mengadakan diskusi secara terbuka. Bila kenakalan di kelas mulai bertambah,

sering guru menjadi heran. ia lalu menilai kembali tindakan dan pengajarannya. untuk

menjelaskan perbuatan-perbuaatan siswa-siswanya. Dan menciptakan suasana belajar yang

sedikit lebih sesuai daripada sebelumnya.


7. Teknik memberikan penjelasan tentang prosedur. Kadang-kadang masalah

kedisiplinan ada hubungannya yang langsung dengan ketidakmampuan siswa melaksanakan

tugas yang diberikan kepadanya. Kesulitan ini terjadi apbila guru berasumsi bahwa siswa

memiliki keterampilan, padahal sebenarnya tidak. masalah yang hampir sama yaitu masalah-

masalah perilaku yang lazimnya berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak biasa

dikelas.

8. Mengadakan analisis. Kadang-kadang terjadi hampir terus menerus berbuat kenakalan,

guru dapat mengetahui masalah yang akan di hadapinya dan mengurangi keresahan siswanya.

9. Mengadakan perubahan kegiatan. Apabila gangguan dikelas meningkat jumlahnya,

tindakan yang harus segera di ambil yaitu mengubah apa yang sedang anda lakukan. Jika

biasanya diskusi, maka ubahlah dengan memberikan ringkasan-ringkasan untuk dibaca atau

menyuruh mereka membaca buku-buku pilihan mereka.

10. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering mengatakan, “harap tenang”.

Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa memperhatikannya. Tetapi apabila

himbauan sering digunakan mereka cenderung untuk tidak menggubrisnya.

E. Pengaruh Manajemen Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas

Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum,

fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan,

wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus

menguasai kiat memanejemeni kelas. Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen kelas ini

penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui. Dengan dikuasainya prinsip-prinsip

manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang menghilangkan kekeliruan

umum dari manajemen kelas. Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas

pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas

menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal

dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu,

manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan

mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Di samping itu juga, dengan manajemen

kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan

siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar

berlangsung.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Untuk tercapainya apa yang menjadi tujuan pembelajaran dalam proses pengelolaan

kelas kami mengambil kesimpulan bahwa: pertama strategi guru dalam membuat perencanaan

pembelajaran sebelum tahun ajaran baru, dan kepala sekolah mewajibkan semua guru membuat

perencanaan pembelajaran yang meliputi: silabus, analisa materi pelajaran (AMP), program

tahunan, program semester, dan Rencana program pengajaran. Kedua Membangun Kerjasama

dengan Siswa dalam Pembelajaran. Membangun kerjasama dengan siswa, artinya dalam

pembelajaran terjadi interaksi yang komunikatif antara guru dengan siswa. Upaya-upaya

tersebut:

1) menjalin hubungan baik dengan siswa melalui kegiatan pembelajaran maupun

kegiatan ekstrakurikuler,

2) berusaha menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah di pahami siswa,

3) menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari,

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Dengan strategi ini suasana

pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa menjadi on task dalam pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2005. Perencanaan pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Popham, W. James. 1992. Teknik mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.

Setiawan, Conny dkk. 1985. Pengelolaan kelas. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai