Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

RANGKAIAN PENGUNCI KONTROL LISTRIK ELEKTROPNEUMATIK

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan observasi, diskusi, dan tanya jawab, diharapkan peserta didik
dapat :
1. Menentukan konsep rangkaian pengunci pada kontrol listrik elektropneumatik dengan
tepat
2. Menggunakan rangkaian pengunci pada sistem elektropneumatik dengan benar
3. Membuat rangkaian pengunci elektropneumatik tidak langsung dengan benar
4. Membangun rangkaian pengunci untuk menjalankan silinder elektropneumatik dengan
tepat

B. Elektro Pneumatik
Elektro pneumatik merupakan pengembangan dari pneumatik, dimana prinsip kerjanya
memilih energi pneumatik sebagai media kerja (tenaga penggerak) sedangkan media
kontrolnya mempergunakan sinyal elektrik ataupun elektronik. Sinyal elektrik dialirkan ke
kumparan yang terpasang pada katup pneumatik dengan mengaktifkan sakelar, sensor ataupun
sakelar pembatas yang berfungsi sebagai penyambung ataupun pemutus sinyal. Sinyal yang
dikirimkan ke kumparan tadi akan menghasilkan medan elektromagnit dan akan
mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja
pneumatik. Sedangkan media kerja pneumatik akan mengaktifkan atau menggerakkan elemen
kerja pneumatik seperti motor-pneumatik atau silinder yang akan menjalankan sistem.

C. Silinder Pneumatik
Silinder pneumatik adalah aktuator atau perangkat mekanis yang menggunakan kekuatan
udara bertekanan (udara yang terkompresi) untuk menghasilkan kekuatan dalam gerakan bolak –
balik piston secara linier (gerakan keluar - masuk). Silinder pneumatik merupakan alat atau
perangkat yang sering kita jumpai pada mesin – mesin industri, baik itu dalam industri otomotif,
industri kemasan, elektronik, dan berbagai industri maupun instansi – instansi yang lain. Silinder
pneumatik biasa digunakan untuk menjepit benda, mendorong mesin pemotong, penekan mesin
pengepresan, peredam getaran, pintu penyortiran, dan lain sebagainya. Silinder pneumatik
mungkin memang memiliki banyak fungsi kegunaan, akan tetapi fungsi dasar silinder tidak pernah
berubah, dimana mereka berfungsi mengkonversi tekanan udara atau energi potensial udara
menjadi energi gerak atau kinetik.

Gambar 3.1 Air cylinder

Dalam pengoperasiannya, silinder pneumatik dikontrol oleh katup atau valve pengontrol. Katup
pengontrol ini berfungsi mengontrol arah udara yang akan masuk ke tabung silinder. Dengan kata
lain, katup kontrol arah inilah yang mengontrol gerakan maju atau mundur (keluar atau masuk)
piston. Katup kontrol arah ini biasa dikendalikan secara mekanis atau manual dengan tangan,
maupun secara elektris seperti Solenoid valve. Berikut ini adalah dua type silinder pneumatik yang
paling umum atau sering digunakan di industri – industri:
1. Silinder kerja tunggal (single acting cylinder), merupakan jenis silinder yang hanya memiliki
satu port untuk masuknya udara bertekanan. Silinder ini menggunakan kekuatan udara
bertekanan untuk mendorong ataupun menekan piston dalam satu arah saja (umumnya keluar).
Dan menggunakan pegas pada sisi yang lain untuk mendorong piston kembali pada posisi
semula. Akan tetapi silinder ini memilki kelemahan dimana sebagian kekuatan dari silinder
hilang untuk mendorong pegas. Perhatikan gambar animasi gerak dari silinder kerja tunggal
berikut ini:

Gambar 3.2 Silinder kerja tunggal


2. Silinder kerja ganda (double acting cylinder), merupakan silinder yang memiliki dua port untuk
instroke dan outstroke. Silinder jenis ini menggunakan kekuatan udara bertekanan untuk
mendorong piston keluar dan mendorong piston untuk kembali pada posisi awal (menarik
kedalam). Sehingga silinder ini membutuhkan lebih banyak udara dan katup pengontrol arah
yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan silinder kerja tunggal. Berikut ini gambar
animasi gerak dari silinder kerja ganda:

Gambar 3.3. Silinder kerja ganda

Untuk menjaga kinerja dari silinder pneumatik, maka diperlukan perawatan yang secara
berkala. Dimana dalam perawatan ini yang perlu diperhatikan adalah kualitas dari udara. Kualitas
udara bertekanan yang masuk ke tabung silinder harus dalam keadaan kering, bersih, dan tidak
mengandung air. Sehingga perlu diperhatikan sistem penyaringan (filter) dan pengeringan (dryer)
udaranya, apakah dalam keadaan baik atau buruk? Kemudian kita juga harus perhatikan
pergesekan akibat pergerakan keluar masuknya piston. Dalam sistem pneumatik biasanya juga
terdapat lubrikator yang memberikan pelumasan untuk mengurangi pergesekan dalam silinder.
Rusaknya seal akibat masa pemakaian yang lama (lifetime), aus atau berbagai penyebab yang
lainnya akan menyebabkan kebocoran udara pada silinder. Periksa kebocoran udara pada silinder
secara manual dengan cara melepas salah satu selang masuknya udara, lalu coba aktifkan silinder
secara manual dan perhatikan apakah ada udara yang keluar dari port yang selangnya dilepas tadi.
Lakukan pengecekan seperti ini pada sisi yang lainnya. Dan apabila ditemukan kebocoran maka
pergantian seal harus dilakukan, karena apabila rusaknya seal tersebut akibat aus dan tidak diganti,
maka akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah, seperti scratch atau goresan – goresan pada
tabung rumah silinder. Dalam pergantian seal kit akan lebih baik diganti semua, karena sulit bagi
kita untuk mengetahui baik – buruknya keadaan seal tersebut, selain itu agar lifetime dari semua
seal (seal package) yang ada pada silinder tersebut sama.
D. Saklar

Saklar adalah komponen dalam rangkaian yang berfungsi untuk memutuskan atau
menyambungkan arus pada beban. Saklar terdiri dari dua jenis yaitu saklar push button dan
saklar mekanik.
1. Saklar mekanik yaitu saklar yang digerakan secara mekanais dalam menentukan posisi
ON atao OFF nya. Posisi tersebut akan tetap selama belum dirubah posisinya secara
mekanik.
2. Saklar push button yaitu saklar yang akan bekerja selama saklar tersebut ditekan, dan
akan kembali ke posisi semula bila saklar tersebt sudah tidak ditekan kembali.

Gambar 4.1. Saklar mekanis dan push button

a. Limit switch
Limit switch mekanik dapat disetting pada suatu posisi atau kondisi tertentu. Pada saat
benda kerja menyentuk limit switch tersebut, makan akan mengeluarkan sinyal untuk
mengendalikan suatu sistem. Limit switch ini biasanya digunakan untuk memutuskan atau
menyambung aliran arus.

Gambar 4.2 Limit switch


D. Sistem Kendali Langsung dan Tidak Langsung Elektro Pneumatik
1. Sistem Kendali Langsung
Sistem kendali yang paling sederhana dari silinder kerja tunggal atau ganda adalah
sistem kendali langsung. Sistem kendali langsung merupakan sistem kendali yang memberi
perintah langsung kepada actuator. Sistem kendali langsung digunakan untuk silinder yang
membutuhkan aliran udara sedikit, dikendalikan oleh satu elemen sinyal dan gaya aktuasi
yang rendah.
2. Sistem Kenedali Tidak Langsung
sistem kendali tidak langsung merupakan sistem kendali yang memberi perintah
tidak langsung kepada actuator. Sistem kendali tidak langsung digunakan untuk silinder
yang membutuhkan aliran udara lebih besar, dikendalikan oleh lebih dari satu elemen
sinyal dan gaya aktuasi yang besar.

D. Rangkaian Pengunci Tombol Start-Stop


Rangkaian pengunci tombol start stop digunakan selama sistem bekerja push button
tidak ditekan secara terus menerus tetapi hanya sekali tekan dan dilepas. Sehingga sistem tetap
bekerja selama rangkaian pengunci belum diputus/ dimatikan. Berikut ini adalah gambar
rangkaian elektropneumatik kontrol tidak langsung silinder kerja ganda dan cara kerja
rangkaian.
a. Saat push button SF1 ditekan:

Gambar 4.1 Rangkaian Pengunci SF1 Ditekan


Ketika push button SF1 ditekan, maka aliran arus akan terhubung menuju relay
KF1, sehingga timbul medan elektromagnetik pada kumparan relay KF1 dan
mengakibatkan kontak relay KF1 menutup dan mengalirkan arus menuju solenoid valve
MM1. Katup pengarah akan berubah posisi karena adanya medan magnet pada solenoid
valve KF1 sehingga sumber udara tekan dapat mengalir ke silinder melalui lubang 1-4 dan
silinder bergerak maju.

Gambar 4.2 Rangkaian Pengunci SF1

b. Saat push button SF1 dilepas

Gambar 4.3 Rangkaian Pengunci SF1 Dilepas

Ketika push button dilepas, maka aliran arus tetap terhubung menuju relay karena
adanya cabang dari kontak relay KF1 yang masih menutup, sehingga medan
elektromagnetik akan tetap pada kumparan relay, solenoid valve MM1 tetap aktif dan
silinder tetap berada pada posisi maju.
c. Saat push button SF2 ditekan.

Gambar 4.4 Rangkaian Pengunci SF2 Ditekan

Ketika push button SF2 ditekan, maka aliran arus tidak terhubung menuju relay,
sehingga medan elektromagnetik akan hilang pada kumparan relay dan mengakibatkan kontak
relay KF1 membuka dan memutuskan arus menuju solenoid valve. Katup pengarah akan
berubah posisi karena adanya hilangnya medan magnet pada solenoid valve dan dengan
dorongan pegas yang mampu merubah posisi dari katup pengarah sehingga sumber udara
tekan tidak dapat mengalir ke silinder dan silinder bergerak mundur.

E. DAFTAR PUSTAKA
Yudianto, dkk. 2017. MODUL PEMBELAJARAN PNEUMATIKA DASAR. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/03/Pengertian-Silinder-Pneumatik.html

Anda mungkin juga menyukai