REPUBLIK INDONESIA
No.867, 2015 KEMENKES. Praktik. Ahli Teknologi.
Labotarium Medik. Penyelenggaraan. Izin.
Pasal 7
(1) Ahli Teknologi Laboratorium Medik hanya dapat memiliki paling
banyak 2 (dua) SIP-ATLM.
(2) SIP-ATLM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing-masing
berlaku hanya untuk 1 (satu) tempat praktik.
(3) Permohonan SIP-ATLM kedua dapat dilakukan dengan menunjukan
bahwayang bersangkutan telah memiliki SIP-ATLM pertama.
Pasal 8
(1) Untuk memperoleh SIP-ATLM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus mengajukan permohonan
kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:
a. fotokopi ijazah yang dilegalisasi;
b. fotokopi STR-ATLM;
c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin
praktik;
d. surat keterangan bekerja dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
bersangkutan;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm berlatar belakang
merah;
f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau
pejabat yang ditunjuk; dan
g. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(2) Contoh surat permohonan memperoleh SIP-ATLM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam formulir III terlampir yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Contoh SIP-ATLM sebagaimana tercantum dalam formulir IV terlampir
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 9
(1) Dalam keadaan tertentu berdasarkan kebutuhan pelayanan
kesehatan dan jumlah Ahli Teknologi Laboratorium Medik, pemerintah
daerah kabupaten/kota setempat dapat memberikan SIP-ATLM
kepada Ahli Teknologi Laboratorium Medik sebagai izin
menyelenggarakan atau menjalankan praktik di bidang pelayanan
kesehatan yang ketiga setelah mendapat persetujuan Gubernur.
(2) Untuk mengajukan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, serta
melampirkan:
2015, No.867 6
g. reproduksi manusia;
h. sitogenetik;
i. forensik;
j. penguji narkotika dan psikotropika;
k. toksikologi;
l. imunologi;
m. virologi; dan/atau
n. serologi.
(3) Selain laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Ahli
Teknologi Laboratorium Medik dapat menyelenggarakan atau
menjalankan praktik di laboratorium lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 13
(1) Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam memberikan pelayanan
kesehatan hanya dapat melakukan pelayanan atas permintaan tertulis
dengan keterangan klinis yang jelas dari tenaga medis dan bidan.
(2) Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang bekerja di laboratorium riset
dapat melakukan pelayanan atas permintaan dari peneliti terkait.
(3) Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang bekerja di laboratorium
penguji narkotika dan psikotropika dapat melakukan pelayanan atas
permintaan dari penyidik atau pihak lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
(1) Ahli Madya Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan
atau menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan di
Laboratorium pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan mempunyai
kewenangan:
a. mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan di laboratorium;
b. melakukan pengambilan dan penanganan spesimen darah serta
penanganan cairan dan jaringan tubuh lainnya;
c. mempersiapkan, memilih serta menguji kualitas
bahan/reagensia;
d. mempersiapkan, memilih, menggunakan, memelihara,
mengkalibrasi, serta menangani secara sederhana alat
laboratorium;
e. memilih dan menggunakan metoda pemeriksaan;
2015, No.867 8
Pasal 21
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota, kepala dinas
kesehatan provinsi, dan/atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
dapat memberikan sanksi administratif kepada Ahli Teknologi
Laboratorium Medik yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
penyelenggaraan praktik pelayanan kesehatan dalam Peraturan
Menteri ini sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan SIP-ATLM
Pasal 22
(1) Bupati/Walikota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat
memberikan atau mengusulkan rekomendasi pencabutan STR-ATLM
kepada ketua konsil tenaga kesehatan terhadap Ahli Teknologi
Laboratorium Medik yang menyelenggarakan atau menjalankan
praktik tanpa memiliki SIP-ATLM.
(2) Gubernur atau Bupati/Walikota dapat memberikan sanksi teguran
lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas
Pelayanan Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang mempekerjakan Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang tidak
mempunyai SIP-ATLM.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23
(1) Ahli Teknologi Laboratorium Medik yang telah menyelenggarakan atau
menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sebelum diundangkannya Peraturan Menteri ini
dinyatakan telah memiliki SIP-ATLM berdasarkan Peraturan Menteri
ini.
(2) Ahli Teknologi Laboratorium Medik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus telah memiliki SIP-ATLM berdasarkan Peraturan Menteri ini
paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
(3) Ahli Teknologi Laboratorium Medik dengan kualifikasi pendidikan di
bawah program diploma tiga yang masih dan telah menyelenggarakan
atau menjalankan praktik pelayanan kesehatan sebelum
diundangkannya Peraturan Menteri ini tetap dapat menyelenggarakan
2015, No.867 12
YASONNA H. LAOLY
13 2015, No.867
2015, No.867 14
15 2015, No.867
2015, No.867 16