Laporan Akhir Zulafa HS

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 60

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENERTIBAN PENDAFTARAN KUNJUNGAN DI LAPAS


KELAS IIA BOGOR
NAMA : ZULAFA HARUMBIA SARI
NIP : 199509232017122002
TEMPAT AKTUALISASI : LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BOGOR
ALAMAT : JALAN PALEDANG NO. 2, KELURAHAN PALEDANG,
BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR, JAWA BARAT
16122

Cimahi, 27 November 2018

Peserta Diklat,

ZULAFA HARUMBIA SARI


NIP. 199509232017122002

Menyetujui :

Coach, Mentor,

Sri Untari, S.Pt., MP Tomi Elyus, A.Md.IP, S.H., S.Sos., M.Si


NIP. 19710130 199803 2 003 NIP. 19800218 200012 1 001

KATA PENGANTAR

1 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Aktualisasi Nilai Dasar ASN.

Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN dibuat dengan maksud untuk melaporkan
kegiatan-kegiatan yang telah diaktualisasikan berdasarkan nilai-nilai dasar ASN. Laporan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini memuat kegiatan yang telah diaktualisasikan di
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA BOGOR.

Karya ini tidak akan terwujud tanpa kebaikan hati banyak pihak, oleh karena itu penulis
banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. H Herri Hudaya , selaku kepala BPSDM Prov. Jabar


2. Sri Untari, S.Pt., MP, selaku coach
3. Tomi Elyus, A.Md.IP.,S.H., S.Sos., M.Si, selaku mentor
4. Rekan-rekan angkatan 2018 atas kesediannya membantu memberikan informasi
bagi penulis serta kebersamaanya dalam menjalani aktualisasi nilai-nilai dasar ASN.
5. Keluarga dirumah dengan limpahan dukungan moral dan material.

Cimahi, 25 November 2018


Penulis

ZULAFA HARUMBIA SARI

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. 1

2 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................... 4
1.2 Identifikasi Isu……..................................................................6
1.3 Tujuan dan Manfaat Gagasan...................................................8
1.4 Ruang Lingkup aktualisasi...................................................... 8

BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA................................................10


2.1 Deskripsi Organisasi…………………………………............10
2.2 Struktur Organisasi Lapas Kelas IIA Bogor …...................... 13
2.3 Tugas dan Fungsi Unit Kerja...................................................15
2.4 Role Model……………………………………………….......16

BAB III RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI...............................18


3.1 Nilai-Nilai Dasar ANEKA…………………………..………18
3.2 Kedudukan dan Peran ASN…………………………………22
3.3 Rancangan Aktualisasi NIlai-Nilai Dasar ASN……………..27
3.4 Tabel Rancangan Kegiatan……………………………….... 29

BAB IV IMPLEMENTASI KEGIATAN AKTUALISASI..........................37


4.1 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi…………………………..37
4.2 Kegiatan Lainnya…………………………………………... 44
4.3 Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung………………….45

BAB V PENUTUP………………………………………………………….47
5.1 A. Kesimpulan……………………………………………… 47
B. Saran……………………………………………………... 47

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..48
LAMPIRAN……………………………………………………….49

3 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi birokrasi Indonesia di era reformasi saat ini dapat dikatakan belum me
nunjukan arah perkembangan yang baik, dengan masih ditemukannya birokrat yang ar
ogan, praktik KKN masih banyak terjadi, dan mentalitas birokrat yang lemah. Untuk
malaksanakan fungsi birokrasi secara tepat, cepat, konsisten, guna mewujudkan birokr
asi yang akuntabel dan baik, maka pemerintah telah merumuskan sebuah peraturan ya
ng menjadi landasan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi di Indoensia, yaitu Peratu
ran Presiden nomor 80 tahun 2011 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Indone
sia 2010-2025.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
good governance dan melakukan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggara
an pemerintah terutama aspek-aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya
manusia aparatur. Tujuan utama dari reformasi birokrasi adalah terciptanya birokrasi y
ang professional dengan karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas dan bersih
KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh ni
lai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara guna mencapai birokrasi berkelas dunia.
Upaya mewujudkan reformasi birokrasi diwujudkan pemerintah melalui pero
mbakan UU Pokok Kepegawaian menjadi UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 yang berlak
u saat ini. Menurut UU tersebut Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya dise
but Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perja
njian Kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas negar
a lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pedoman Peraturan Perundang-undangan dan rencana reformasi
birokrasi tersebut maka pemerintah mengharapkan Pegawai ASN mampu
menjalankan Fungsi ASN dengan baik yaitu sebagai Pelaksana Kebijakan Publik,
Pelayan Publik dan Perekat Pemersatu Bangsa. Dalam menjalankan Fungsi tersebut

4 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Pegawai ASN harus memiliki jiwa profesional, jujur, berdedikasi dan disiplin
melaksanakan kebijakan publik serta cepat, tanggap, responsif, sabar, sopan santun
dalam menjalani pelayan publik serta menjadi perekat pemersatu bangsa.
Pembetukan PNS yang profesional diawali dengan Pendidikan dan Pelatihan J
abatan Pegawai Negeri Sipil yang ditegaskan dalam Perka LAN 24 Tahun 2017
bertujuan membentuk PNS yang berkarakter disiplin PNS, nilai-nilai dasar PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, serta menguasai bidang
tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai masyarakat. Proses penyelenggaraan Prajabatan pola baru ini diharapkan dapa
t membentuk generasi ASN yang mampu membawa perubahan untuk bangsa ini. Pese
rta diklat prajabatan dituntut untuk dapat membentuk generasi yang mampu mewujud
kan reformasi birokrasi melalui aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntab
ilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Ses
uai dengan delapan poin area reformasi birokrasi yaitu penataan dan penguatan organi
sasi, penataan peraturan perundangan, penataan SDM, penataan tata laksana, penguata
n pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, serta peningkatan kualitas pelayanan p
ublik.
Aparatur Sipil Negara diharapkan dapat melaksanakan tugas dan perannya sec
ara profesional sebagai pelayan publik, seperti halnya tugas pokok dan fungsi PNS pa
da Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan disingkat Lapas merupakan
Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jendral Pemasyarakatan Kementerian Hu
kum dan Hak Asasi Manusia. Lapas berperan dalam menjaga kemanan negara dalam r
angka melakukan pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan atau WBP, taha
nan dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. PNS yang menangani pembinaan se
rta penjagaan WBP dan tahanan di Lembaga Pemasyarakatan disebut Penjaga Tahana
n.
Penjaga Tahanan harus memberikan pelayanan publik berdasarkan tugas poko
k dan fungsinya sebagai penjaga tahanan di Unit Pelaksana Teknis. Petugas harus dap
at menciptakan ketertiban dan kemanan di lingkungan Lapas melalui pencegahan mas
uknya barang-barang terlarang seperti Handphone, obat-obatan terlarang, benda tajam
pemicu ledakan dan lain sebagainya. Salah satu cara masuknya barang terlarang ke d
alam Lapas adalah melalui kegiatan kunjungan, baik melalui penyelundupan dari bara
ng yang di sembunyikan di badan maupun melalui barang bawaan pengunjung.

5 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Untuk itu, petugas dituntut untuk mampu meningkatkan pengawasan terhadap
pengunjung maupun Warga Binaan Pemasyarakatan pada saat pelayanan kunjungan m
aupun di lingkungan blok hunian. Petugas juga di tuntut untuk peka terhadap isu-isu s
trategis yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban Lapas. Petugas juga harus
mampu memberikan pelayanan publik sesuai pasal 10 dalam UU ASN Nomor 5 Tahu
n 2014 mengenai peran ASN yaitu sebagai Pelayan Publik dapat ditunjukan pada keg
iatan pelayanan kunjungan, dimana ASN dituntut untuk memberikan pelayanan maksi
mal guna menjaga ketertiban Lapas serta kenyamanan bagi pengunjung.
Berdasarkan pengamatan selama menjalankan tugas di Lapas Kelas IIA Bogor,
terdapat beberapa isu pelayanan publik yang teramati, dari aspek fasilitas bagi warga
binaan terdapat kelemahan akibat jumlah penghuni lapas melebihi kapasitas. Kondisi
tersebut menyebabkan kurangnya kenyamanan yang dapat mengganggu proses pembi
naan. Isu keamanan terlihat dari masih adanya penyelundupan barang terlarang kedala
m lingkungan Lapas. Dimana Lapas Bogor memiliki dua pintu yaitu P2U dan pintu ru
ang kunjungan yang meningkatkan kemungkinan sumber penyelundupan. Isu pelayan
an bagi keluarga warga binaan yaitu pendaftaran kunjungan yang kurang efektif meny
ebabkan pelayanan terhambat. Penyebabnya adalah kurangnya informasi terkait persy
aratan serta tata cara kunjungan. Serta masih lemahnya pengawasan terhadap kegiatan
warga binaan, seperti kegiatan kunjungan dan hilir mudik warga binaan. Berdasarkan
kondisi-kondisi tersebut, diperlukan upaya inovatif guna membawa kinerja Lapas men
uju pelayanan prima.

1.2 Identifikasi Isu


Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan, berikut ini adalah isu-isu dalam lingk
ungan Lapas yang teramati :
1. Masih kurangnya kenyamanan warga binaan disebabkan jumlah warga binaan
penghuni Lapas melebihi kapasitas.
2. Kurang efektifnya kegiatan pendaftaran kunjungan.
3. Masih terjadinya penyelundupan barang terlarang melalui pintu utama Lapas
yang terbagi menjadi dua yaitu pintu P2U dan pintu ruang kunjungan.
4. Kurangnya pengawasan petugas pada interaksi WBP dan pengunjung di ruang
kunjungan.
5. Kurang terpantaunya warga binaan yang keluar masuk Blok Wanita.
Berdasarkan isu-isu yang teridentifikasi, saya akan menentukan satu isu yang
menjadi prioritas perbaikan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan metode

6 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
USG (Urgency, Seriousness, Growth). Penentuan isu prioritas dengan metode USG
menjadi salah satu upaya yang selanjutnya akan diberikan ide-ide kreatif untuk
menyelesaikan isu-isu tersebut. Berikut penjelasan mengenai Metode USG.
1. Urgency yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah te
rsebut.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah yaitu dengan melihat dampa
k masalah terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yaitu dengan melihat apakah ma
salah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Tabel 1. Indikator Skor USG


Skala Nilai
5 Sangat Besar
4 Besar
3 Sedang
2 Kecil
1 Sangat Kecil

Berdasarkan indikator skor USG diatas, selanjutnya dilakukan analisis USG pada
Tabel 2 Matriks Penentuan Isu dengan Metode USG di bawah ini :

7 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Tabel 2. Matriks Penentuan Isu Utama dengan Metode USG
Kriteria
No Masalah/Isu Total Prioritas
(U) (S) (G)
Masih kurangnya kenyamanan warga
binaan disebabkan jumlah warga
1. 3 2 3 8 III
binaan penghuni Lapas melebihi
kapasitas
Kurang efektifnya kegiatan pendaftaran
2. 5 4 5 14 I
kunjungan
Masih terjadinya penyelundupan
barang terlarang melalui pintu utama
3. 4 5 4 13 II
Lapas yang terbagi menjadi dua yaitu
pintu P2U dan pintu ruang kunjungan
Kurangnya pengawasan petugas terhad
4. ap interaksi WBP dengan pengunjung d 1 1 1 3 V
iruang kunjungan
Kurang terpantaunya warga binaan
5. 2 3 2 7 IV
yang keluar masuk Blok Wanita

Berdasarkan penentuan gagasan menggunakan metode USG diperoleh isu dengan p


rioritas tertinggi yaitu pelayanan pendaftaran kunjungan kurang efektifnya pendaftaran
kunjungan. Untuk menyelesaikan isu tersebut, gagasan yang diajukan adalah
Penertiban Pendaftaran Pelayanan Kunjungan di Lapas Kelas IIA Bogor.
Isu pelayanan pendaftaran kunjungan yang kurang efektif didasari oleh belum
adanya infromasi alur kunjungan, belum diberlakukannya nomer antrian bagi pengunjung
warga binaan, masih timbulnya pertanyaan pengunjung mengenai syarat kunjungan dan
alur kunjungan, serta alat tulis peralatan pendaftaran kunjungan seringkali hilang
menyebabkan terhambatnya pendaftaran kunjungan. Kelima penyebab tersebut menjadi
dasar bagi diajukannya penertiban unit pelayanan kunjungan.

1.3 Tujuan dan Manfaat Gagasan


1.3.1 Tujuan
Gagasan Penertiban Unit Pendaftaran Pelayanan Kunjungan di Lapas Kelas
IIA Bogor memiliki tujuan untuk meningkatkan standar pelayanan publik di
lingkungan Lapas khususnya Unit Pelayanan Kunjungan sehingga mampu
memberikan pelayanan terbaik bagi pengunjung sekaligus berperan aktif dalam
menjaga keamanan serta ketertiban Lapas Kelas IIA Bogor.

8 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
1.3.2 Manfaat
Adapun manfaat dari Penertiban Unit Pendaftaran Pelayanan Kunjungan di
Lapas Kelas IIA Bogor yaitu untuk mencapai kinerja pelayanan kunjungan yang
lebih baik, tertib, dan informatif, sehingga dapat turut serta berperan menjaga
keamanan dan ketertiban di lingkungan Lapas Kelas IIA Bogor.

1.4 Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN adalah Lembaga
Pemasyarakatan Khusus Kelas IIA Bogor, Jalan Paledang no. 2, Kelurahan Paledang,
Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Dengan melakukan beberapa inovasi pada
Pelayanan Kunjungan serta mewujudkan rancangan aktualisasi yang telah dirancang,
guna meningkatkan kualitas pelayanan publik di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Bogor. Waktu pelaksanaan aktualisasi 80 hari kerja, yakni semenjak tanggal 6
September 2018 sampai dengan 25 November 2018.

9 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
BAB II

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

2.1 Deskripsi Organisasi


Perubahan sistem kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan dicetuskan
oleh Dr. Saharjo, SH., pada tahun 1963 saat pemberian gelar Doktor Honoris Causa
di Istana Negara oleh Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 1995 dikukuhkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, merubah tatanan
pola pembinaan dan pengamanan terhadap narapidana dan tahanan yang ada di dalam
Lapas dan Rutan. Pola pembinaan yang berlandaskan hak-hak dasar termasuk hak
asasi manusia yang dijunjung tinggi sehingga tahanan dan narapidana bukan lagi
sebagai objek tetapi sebagai subjek yang harus di bina sehingga dapat kembali
diterima oleh lingkungan masyarakat.
Pemasyarakatan adalah bagian dari tata peradilan pidana dari segi pelayanan
tahanan, pembinaan narapidana, dan bimbingan klien pemasyarakatan yang
dilaksanakan secara terpadu yaitu dilaksanakan bersama-sama dengan semua aparat
penegak hukum dengan tujuan agar warga binaan setelah menjalani pidananya dapat
kembali menjadi warga masyarakat yang baik.
Rumah Penjara berubah menjadi Sistem Pemasyarakatan yang diprakarsai
oleh Dr. Sahardjo, SH., selaku Menteri Kehakiman saat itu, pada tanggal 27 April
1964 dalam Konperensi Dinas Direktorat Pemasyarakatan di Lembang Bandung.
Hasilnya adalah sistem Lembaga Pemasyarakatan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman RI Nomor: M.01-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan
Tata Kerja yang selanjutnya menjadi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bogor.
Sebagai bukti sejarah, terdapat ruangan aula Graha Sahardjo di Lapas Kelas II A
Bogor dengan nama Griya Winaya Jamna Miwarga Laksa Dharmesti yang artinya
”Rumah untuk pendidikan manusia yang salah jalan agar patuh hukum dan berbuat
baik”.
Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut LAPAS, adalah Unit
Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang menampung, merawat, dan membina

10 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
narapidana. Sesuai tugas dan fungsinya LAPAS dibedakan dalam beberapa
katagori :
a. Lapas Umum
b. Lapas Perempuan
c. Lapas Khusus Narkotika
d. Lapas Khusus Teroris
e. Lapas Khusus Tipikor
f. Lapas Industri
g. Lapas Terbuka
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bogor adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di bidang Pemasyarakatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat yang mempunyai tugas dan
Fungsi melaksanakan Pemasyarakatan Narapidana/Anak didik.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor berlokasi di Jalan Paledang No.2
Bogor adalah salah satu Lembaga Pemasyarakatan yang dimiliki oleh Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda
Tahun 1906, dengan area yang relatif sempit yaitu 8.185 M 2, sedangkan luas
bangunan seluruhnya 6.708 M2 dengan kapasitas hunian 631 orang.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Bogor adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di bidang Pemasyarakatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat yang mempunyai tugas dan
Fungsi melaksanakan Pemasyarakatan Narapidana/Anak didik.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor berlokasi di Jalan Paledang No.2
Bogor adalah salah satu Lembaga Pemasyarakatan yang dimiliki oleh Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda
Tahun 1906, dengan area yang relatif sempit yaitu 8.185 M 2, sedangkan luas
bangunan seluruhnya 6.708 M2 dengan kapasitas hunian 631 orang.
Sebagai bangunan yang dibangun penjajah yang memang diperuntukkan untuk
kaum pribumi dan pula sistem pemidanaan yang berlaku saat itu lebih
menitikberatkan pada penjeraan dan bukan pembinaan, maka Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor sebagaimana halnya dengan Lapas-Lapas lain
dibangun tanpa memperhatikan unsur-unsur kemanusiaan yang menjadi tuntutan dari
berbagai pihak yang mengedepankan Hak Asasi Manusia.

11 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor termasuk salah satu Lapas
yang ditetapkan fungsinya sebagai Lapas dan Rutan dengan kapasitas penghuni
sebanyak 631 orang, konsekuensinya di samping dihuni oleh narapidana sebagai anak
didik juga ditempatkan para tahanan yang sedang menjalani proses penyidikan,
penuntutan dan persidangan. Selain narapidana pria, Lapas Bogor juga menerima war
ga binaan wanita. Wilayah kerja Lapas Bogor meliputi wilayah Bogor, Cibinong, dan
Depok, sehingga membuat Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor mengalami
kelebihan kapasitas (over capasity) dengan jumlah narapidana kurang lebih 1009
orang.
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor yang terletak ditengah-tengah Kota
Bogor, merupakan salah satu institusi yang menerapkan Community Based Treatment
dimana pendekatan pembinaan yang dilakukan dengan penerapan nilai-nilai sosial
budaya yang berlaku dan berkembang di wilayah Kota Bogor diantaranya adalah;
Kota Bogor Teguh Beriman, Kota Bogor adalah Kota Religius dan masyarakat Bogor
adalah Masyarakat agamis, hal ini tentu saja menjadi faktor kunci keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas pemasyarakatan yaitu pembinaan di Lapas Kelas IIA Bogor.
Pembinaan dalam rangka pemasyarakatan bagi warga binaan di Lapas Kelas I
IA Bogor disalurkan melalui berbagai kegiatan kerja, diantaranya peternakan telur ay
am, peternakan telur burung puyuh, budidaya ikan lele. Kegiatan pertanian berupa bu
didaya sayuran seperti kangkung, sawi, selada, dan sebagainya. Pembinaan juga dilak
ukan melalui kegiatan pembuatan bakso serta roti guna membekali ilmu bagi WBP. B
agi warga binaan wanita diberikan pelatihan sulam sashiko dan jahit. Terdapat pula k
egiatan kesenian berupa pelatihan tari, musik, serta rebana.

12 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
2.2 Struktur Organisasi Lapas Kelas IIA Bogor

KA.LAPAS

KASUBAG TATA
USAHA

KAUR UMUM KAUR KEPEG &


KEU

KA.KPLP KASI BINADIK KASI KASI


GIATJA ADM.KAMTIB

REGU KASUBSI KASUBSI KASUBSI


REGISTRASI BIMKER & PHK KEAMANAN
PENGAMANAN

KASUBSI KASUBSI KASUBSI


1 2 3 4 BIMKEMASYWA PELAPORAN
T DAN TATA
SARKER TERTIB

2.2.1 Visi, Misi dan Nilai Organisasi


2.2.1.1 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Visi :
Masyarakat memperoleh kepastian hukum
Misi :
Mewujudkan peraturan Perundang- Undangan yang berkualitas
Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas
Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas

13 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan HAM
Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum dan HAM
Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang professional dan berinteg
ritas
Nilai Organisasi :
Kementerian Hukum dan HAM menjunjung tinggi tata nilai kami “P-A-S-T-I”,
sedangkan Lapas Kelas IIA Bogor memiliki Motto “P-A-S-T-I B-A-G-E-U-R” yang
dalam bahasa Sunda memiliki arti sikap yang positif atau terpuji. Nilai-nilai diantanya
adalah.
1. Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang
bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integritas profesi;
2. Akuntabel : setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat di
pertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau aturan
yang berlaku;
3. Sinergi : komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat, dan
berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanannya, serta hasil-
hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

2.2.1.2 Unit Pelaksana Teknis Lapas Kelas IIA Bogor


Visi :
Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan Warga Binaan
Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan Mahluk Tuhan Yang Maha
Esa dengan meningkatkan penghidupan warga binaan pemasyarakatan.
Misi
Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan, dan pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan serta pengelolaan benda sitaan negara dalam kerangka penegakan

14 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
hukum, pencegahan, dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan
hak asasi manusia.
Nilai Organisasi :
Sedangkan nilai kata “BAGEUR” adalah :
A. Bersih : Tidak hanya menciptakan lingkungan bersih juga terhindar
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam melaksakan tugas
B. Aman : Senantiasa menciptakan lingkungan kondusif dan tentram
C. Guyub: Menciptakan sebuah ikatan sosial satu sama lain, hidup rukun dan
kebersamaan yang kuat
D. Edukatif : Bersifat mendidik dan membina dalam melaksanakan tugas
dan fungsi
E. Unggul : Lembaga yang mampu memberikan layanan optimal kepada
seluruh masyarakat, menunjukan prestasi bermutu serta responsif
terhadap perubahan
F. Religius : Menciptakan sikap atau perilaku lembaga yang patuh dan taat
dalam beribadah dengan agama yang dianutnya, toleran dan hidup
rukun

2.3. Tugas dan Fungsi Unit Kerja


Menurut Keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 26 Februari 1985
Nomor : M.01-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pemasyarakatan adalah Unit pelaksana teknis di bidang pemasyarakatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Kementrian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lapas dipimpin oleh kepala Lapas mempunyai
tugas melaksanakan pemasyarakatan terhadap narapidana. Untuk melaksanakan
tugas tersebut Lapas mempunyai fungsi :
1. Melakukan pembinaan narapidana.
2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana dan mengelola hasil
kerja.
3. Melakukan bimbingan sosial/kerohanian narapidana
4. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Lapas
5. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Penjaga Tahanan

15 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Kesatuan Pengamanan Lapas dipimpin oleh seorang Kepala Kesatuan
Pengamanan Lapas yang membawahi petugas keamanan Lapas. Kepala
Kesatuan Pengamanan Lapas berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Lapas.
Kesatuan Pengamanan Lapas mempunyai tugas menjaga keamanan dan
ketertiban Lembaga Pemasyarakatan. Kesatuan Pengamanan Lapas
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap narapidana dan anak
didik.
2. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban.
3. Melakukan pengawalan, penerimaan, penempatan dan pengeluaran
narapidana dan anak didik.
4. Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran keamanan.
5. Membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan pengamanan.
2.3.2 SKP (Sasaran Kinerja Pegawai)
Sasaran Kinerja Pegawai merupakan tupoksi individu yang di tetapkan
dan di sahkan oleh atasan langsung pada tiap-tiap Unit Pelayanan Teknis serta
melalui sistem monitoring terpusat pada Kementerian Hukum dan HAM. Adap
un SKP yang di tugaskan kepada saya diantaranya :
1. Melakukan penggeledahan barang bawaan pengunjung WBP
2. Melakukan penggeledahan badan bagi pengunjung wanita WBP
3. Menginput data pengunjung WBP pada aplikasi SDP Kunjungan
4. Melakukan Penerimaan, Penempatan, dan Pengeluaran Tahanan Serta
Memonitor Keamanan dan Tata Tertib Tahanan pada Tingkat
Pemeriksaan di Blok Wanita
5. Membuat Laporan dan Berita Acara Pelaksanaan Keamanan dan
Ketertiban di tingkat buku laporan Blok Wanita
2.4 Role Model
Sebagai seseorang yang baru saja memasuki dunia pemerintahan, seorang
CPNS tentunya perlu memiliki role model. Role model tersebut dapat dijadikan
panutan dalam cara bersikap dan berperilaku di lingkungan pekerjaan. Penulis
memiliki role model di lingkungan Lembaga Pemsyarakatan yaitu Bapak Drs.
Miskadi, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Kepala Seksi Administrasi Kamtib di
Lapas Kelas IIA Kuningan. Beliau lahir di Cirebon pada tanggal 15 Mei 1967,

16 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
menempuh pendidikan dasar hingga menengah atas di Cirebon, kemudian beliau
melanjutkan kuliah di STKS Bandung. Setelah lulus kuliah kedinasan selanjutnya
beliau menjalankan tes menjadi Pegai Negeri Sipil di lingkungan Departemen
Sosial., diterima menjadi CPNS pada 01 Maret tahun 1994, dan diangkat menjadi
PNS pada 01 Agustus 1995. Bapak Miskadi melanjutkan pendidikan S2 Psikologi
Kriminal di Universitas Indonesia, lulus pada tahun 2007.
Bapak Miskadi adalah ayah penulis yang menginspirasi penulis bercita-cita
menjadi PNS. Beliau adalah sosok berintegritas yang menjadi panutan bagi penulis.
Sikap dan perilaku beliau dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia pekerjaan
dapat menjadi contoh. Beliau bersikap tenang sekaligus tegas, tidak menunda
pekerjaan, teliti, dan sangat mengedepankan sifat jujur dalam perkataan maupun
perbuatan., serta tidak mengikuti arus perilaku pelanggaran di lingkungan Lapas.
Beliau selalu memberikan saran dan masukan bagi penulis untuk selalu semangat
dalam menempuh pendidikan, lebih teliti saat bekerja dengan mencatat apa yang
dikerjakan di buku agenda, serta untuk selalu bersikap hati-hati dan menolak
pemberian yang mencurigakan.

BAB III

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

17 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
3.1 Nilai- Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, peserta diklat
diharapkan mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dengan cara
mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi di tempat tugas sehingga peserta
diklat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai dasar tersebut merupakan
seperangkat prinsip yang menjadi landasan utama dalam menjalankan keprofesian
sebagai ASN.
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari serta mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu keuangan (Penggunaan
sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk
keuntungan pribadi) dan non-keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk
membantu diri sendiri dan /atau orang lain).
Nilai-nilai Akuntabilitas antara lain :
1. Kepemimpinan
2. Transparansi
3. Tanggung jawab
4. Integritas
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi
B. Nasionalisme

18 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
Nasionalisme adalah semangat kebangsaan, dimana ASN dituntut untuk
dapat mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Pemerintah berperan untuk memperoleh masukan dari
masyarakat atas pelayanan yang dilaksanakan. Empat unsur yang mengaspirasi
pembentukan nasionalisme adalah:
(a)Pencapaian persatuan nasional
(b)Pencapaian kemerdekaan
(c)Mandiri
(d)Menjaga keikhasan nasional
Prinsip Nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yaitu
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawarahan, dan Keadilan Sosial.
ASN yang menjunjung tinggi Prinsip nasionalisme akan senantiasa menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsadan negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan. Selain itu dengan nasionalisme, ASN mampu
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga
menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia. ASN yang berjiwa
nasionalisme juga senantiasa tidak akan merasa rendah diri, mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa,
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, serta mengembangkan
sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai Nasionalisme selain tertera dalam 5 butir Pancasila yaitu:
1. Ikhlas
2. Adil
3. Toleransi
4. Gotong royong
5. Musyawarah
6. Demokrasi
7. Amanah
8. Rela berkorban
9. Cinta tanah air
C. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Pelayan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis
dan leadership melainkanjuga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu ASN Perlu

19 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
memahami etika dan kode etik pejabat publik. Dengan diterapkannya kode etik
ASN, perilaku pejabat publik harus berubah yaitu:
(a)Berubah dari penguasa menjadi pelayan.
(b)Berubah dari wewenang menjadi peranan.
(c)Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah,yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Etika Publik antara lain :
1. Ramah
2. Sopan Santun
3. Hormat
4. Menjaga rahasia
5. Berintegritas
6. Professional
7. Taat aturan
8. Berani
9. Sederhana
10. Jujur
11. Adil
12. Empati
13. Bijaksana
14. Konsisiten dan Independen
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang
menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektif, efisien, inovasi, dan mutu
penyelenggara pemerintahan.
1. Efektif: Menujukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2. Efisien: Tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan.
3. Inovasi: Hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya.

20 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
4. Mutu Penyelenggara: Suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen.
5. Teliti
6. Komunikatif
7. Akurat
8. Tertib
E. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. KPK bersama dengan
para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Adapun 9
(sembilan) nilai anti korupsi yaitu:
1. Kejujuran
2. Kepedulian
3. Kemandirian
4. Kedisiplinan
5. Tanggung Jawab
6. Kerja keras
7. Kesederhanaan
8. Keberanian
9. Keadilan
10. Ketakwaan
Tindak pidana korupsi terdiri dari kegiatan yang merugikan negara, suap-
menyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi.
3.2 Kedudukan dan Peran ASN
A. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. terdapat 3 unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan
publik, unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat
atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan). ASN perlu
mengetahui bahwa pelayanan publik yang baik juga didasarkan pada prinsip-prinsip

21 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
yang digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh
birokrasi. Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan
publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2. Transparan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara
untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya.
Masyarakat juga harus diberi akses yang sebesarbesarnya untuk
mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka merasa tidak
puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;
3. Responsif. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya
terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan
tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien
masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat
yang menduduki posisi sebagai agen;
4. Tidak diskriminatif. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial, pandangan
politik, enisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel,
dan sejenisnya;
5. Mudah dan Murah. Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat
harus memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh
layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah, artinya
berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk
dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara. Hal ini
perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk
memenuhi mandat konstitusi;

22 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
6. Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu
mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya (untuk melaksanakan
mandat konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan strategis negara dalam jangka
panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur
yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7. Aksesibel. Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan
lain-lain.) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya
dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
8. Akuntabel. Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga
negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh karena itu semua bentuk
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggung-jawabkan secara
terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara
formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi secara
vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak maupun
elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut
sebagai social accountability.
9. Berkeadilan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh
pemerintah memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah
melindungi warga negara dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara
yang lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan
rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang
kuat.
Untuk merubah citra buruk masyarakat terhadap pelayan, pemerintah harus
menerapkan prinsip pelayanan prima, antara lain : responsif terhadap pelanggan,
membangun visi dan misi pelayanan, menetapkan standard pelayanan dan ukuran
kinerja pelayanan, pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai, memberikan
apresiasi kepada pegawai. Sikap pelayanan bagi pegawai ASN berarti pengabdian
yang tulus terhadap bidang kerja. Oleh karena itu, budaya pelayanan dalam birokrasi

23 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
pemerintahan akan sangat ditentukan oleh sikap pelanan yang ditunjukan oleh
pegawai ASN.
B. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Pendekatan WoG dapat
beroperasi dalam tataran kelembagaan nasional maupun daerah. Penataan
kelembagaan menjadi sebuah keharusan ketika pendekatan ini diperkenalkan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan
institusi formal maupun informal, Yaitu :
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
1. Membentuk lembaga koordinasi khusus
2. Membentuk gugus tugas
3. Koalisi sosial
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek antara
lain adalah:
1. Kapasitas SDM dan institusi
1. Nilai dan budaya organisasi
2. Kepemimpinan
Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah sertaantar Daerah sangat terkait
erat dengan prinsip-prinsipdan tujuan pemberian Otonomi Daerah, baik kepada Daerah
Provinsi maupun kepada Daerah Kabupaten dan Kota, berdasarkan asas desentralisasi.
Mengacu pada ketentuan Pasal 18A dan 18B UUD 1945:
1. Hubungan wewenang, yang pelaksanaannya memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah;
2. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya, yang dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang;
dan
3. Hubungan dalam hal pengakuan pembentukan Daerah.
C. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan

24 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945.
Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam
mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun
dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk meningkatkan
profesionalitasnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan
jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur
negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.
Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan
untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh

25 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
karena itu dalam pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh
pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat,
daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan
otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-
mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi
tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya
kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas
persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan
persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya).
Sistem merit merupakan kebijakan dan manajeman ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerjasecara adil dan wajar tanpa membedakan
latar belakang, politik, warna kulit dan agama. Penerapan sistem merit dalam
pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan
memberikan ruang bagi transparansi, akuntabel, objektivitas dan keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerapka sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada
masyarakat maupun jaminan onjektifitasnya dalam pelaksaan seleksi. Jaminan sistem
merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pengelolaan atau manajemn ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalam organisasi termasuk
dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi,promosi,pengembangan,
penilaian dan penghargaan. Undang-undang nomor 5 tentang ASN secara detail
menyebutkan pengelolaan pegawai ini baik untuk PNS maupun PPPK seperti yang
disebutkan pada merit sistem.
3.4 Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
Unit Kerja : Lapas Kelas IIA Bogor
Identifikasi Isu :

26 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
1. Masih kurangnya kenyamanan warga binaan disebabkan
jumlah warga binaan penghuni Lapas melebihi kapasitas.
2. Kurang efektifnya kegiatan pendaftaran kunjungan.
3. Masih terjadinya penyelundupan barang terlarang melalui
pintu utama Lapas yang terbagi menjadi dua yaitu pintu
P2U dan pintu ruang kunjungan.
4. Kurangnya pengawasan petugas pada interaksi WBP dan
pengunjung di ruang kunjungan.
5. Kurang terpantaunya warga binaan yang keluar masuk
Blok Wanita.
Isu yang Diangkat : Pelayanan Pendaftaran Kunjungan Kurang Efektif
Gagasan Pemecahan Isu : “Penertiban Pendaftaran Pelayanan Kunjungan di
Lapas Kelas IIA Bogor”

27 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
3.5 Tabel Rancangan Kegiatan
Keterkaitan
Kontribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata
dan Misi Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi 1. Membuat janji dengan Persetujuan dari pimpi Etika Publik Kegiatan ini dapat -Inovatif
dengan pimpinan mentor untuk nan terkait rencana ke - Sopan menjadikan dukungan -Professional
terkait rencana melakukan konsultasi giatan - Ramah untuk mewujudkan Misi
kegiatan terkait rencana kegiatan - Hormat Kementerian Hukum dan
aktualisasi
HAM :
Komitmen Mutu :
Mewujudkan aparatur K
Komunikatif
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
WoG
an berintegritas
2. Melakukan konsultasi Etika Publik
rencana kegiatan - Sopan
dengan Kasubsi - Ramah
Bimkemasywat sebagai - Hormat
atasan langsung unit
pelayanan kunjungan Komitmen Mutu :
- Komunikatif

WoG

2. Membuat papan 1. Membuat desain Menghasilkan alur kun Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat - Profesional
informasi alur informasi alur jungan dan jalur masu -Inovasi menjadikan dukungan - Akuntabel
kujungan kunjungan k kunjungan guna men untuk mewujudkan Misi - Sinergi
dukung kelengkapan p Akuntabilitas : Kementerian Hukum dan - Transparan
elayanan ruang kunjun -Tanggung jawab - Inovatif
HAM :
gan
Mewujudkan aparatur K
Anti Korupsi :
ementerian Hukum dan
Bekerja keras
HAM yang professional d
an berintegritas
Pelayanan Publik

28 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
2. Meminta persetujuan Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
dengan sopan kepada -Santun menjadikan dukungan - Akuntabel
atasan terkait desain -Hormat untuk mewujudkan Misi - Transparan
informasi alur Kementerian Hukum dan - Inovatif
kunjungan Komitmen Mutu: HAM :
- Komunikatif
Mewujudkan aparatur K
ementerian Hukum dan
Anti Korupsi :
HAM yang professional d
- Ikhlas
an berintegritas
WoG
3. Mencetak banner alur Akuntabilitas : Kegiatan ini dapat - Professional
kunjungan dan menyia Tanggung Jawab menjadikan dukungan - Akuntabel
pkan tali jalur kunjung untuk mewujudkan Misi - Inovatif
an yang telah ada Komitmen Mutu : Kementerian Hukum dan
Teliti
HAM :
Mewujudkan aparatur K
Pelayanan Publik
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
an berintegritas
3. Pemasangan papa 1. Melakukan konsultasi deng Terselesaikannya pema Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat - Profesional
n informasi alur k an atasan langsung terkait posi sangan papan informas -Cermat menjadikan dukungan - Akuntabel
unjungan dan tali si pemasangan alur kunjungan i alur kunjungan dan ta untuk mewujudkan Misi - Transparan
jalur masuk/kelua dan tali jalur/keluar ruang kunj li jalur masuk ruang ku Akuntabilitas : Kementerian Hukum dan - Inovatif
r ruang kunjunga ungan njungan -Tanggung jawab
HAM :
n di ruang kunjun
Mewujudkan aparatur K
gan Etika Publik:
ementerian Hukum dan
-Sopan
HAM yang professional d
-Hormat
an berintegritas
Pelayanan Publik

29 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
2.Memasang papan informasi Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat - Profesional
sesuai arahan dan persetujuan -Cermat menjadikan dukungan - Akuntabel
dengan atasan untuk mewujudkan Misi - Transparan
Akuntabilitas : Kementerian Hukum dan - Inovatif
-Tanggung jawab HAM :
Mewujudkan aparatur K
Pelayanan Publik
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
an berintegritas
4. Membuat 1. Membuat vidio aturan Terinformasikannya at Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat - Profesional
infromasi aturan pakaian kunjungan uran pakaian kunjunga -Inovasi menjadikan dukungan - Akuntabel
pakaian bagi pengunjung n yang diperbolehkan untuk mewujudkan Misi - Transparan
kunjungan yang s pada pengunjung warg Akuntabilitas : Kementerian Hukum dan - Inovatif
esuai aturan a binaan -Tanggung jawab HAM :
Mewujudkan aparatur K
Pelayanan Publik
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
an berintegritas
2. Meminta persetujuan Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
dengan sopan kepada -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
atasan terkait video -Hormat untuk mewujudkan Misi - Transparan
informasi aturan Kementerian Hukum dan - Inovatif
pakaian pengunjung ya Akuntabilitas : HAM :
ng telah dibuat -Tanggung jawab
Mewujudkan aparatur K
ementerian Hukum dan
Antikorupsi :
HAM yang professional d
- Ikhlas
an berintegritas
3. Menampilkan vidio Akuntabilitas : Kementerian: - Profesional
aturan pakaian -Tanggung jawab Mewujudkan aparatur Kem - Akuntabel
pengunjung melalui enterian Hukum dan HAM - Inovatif
televisi ruang Komitmen Mutu : yang professional dan berin
kunjungan -Akurat tegritas

Pelayanan Publik

30 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
5. Memberlakukan 1. Menyiapkan nomor ant Diberlakukannya nom Akuntabilitas : Kegiatan ini dapat - Profesional
nomor antrian ba rian melalui kerjasama or antrian sehingga ku Tanggung jawab menjadikan dukungan - Akuntabel
gi kegiatan kunju dengan Sub Bagian Re njungan lebih tertib ter untuk mewujudkan Misi - Inovatif
ngan gistrasi utama saat ramai WoG Kementerian Hukum dan
HAM :
Etika Publik :
Mewujudkan aparatur K
-Sopan
ementerian Hukum dan
- Hormat
HAM yang professional d
an berintegritas
2. Menggunakan nomor a Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat - Profesional
ntrian yang telah ada u -Inovasi menjadikan dukungan - Akuntabel
ntuk menertibkan pend -Tertib untuk mewujudkan Misi - Sinergi
aftaran kunjungan Kementerian Hukum dan - Inovatif
Nasionalisme : HAM :
-Peduli
Mewujudkan aparatur K
ementerian Hukum dan
Pelayanan Publik
HAM yang professional d
an berintegritas
6. Memberlakukan 1. Merancang pemasangan bel Berlakunya bel tanda s Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
bel tanda selesai tanda selesai kunjungan denga elesai kunjungan atas -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
waktu kunjungan n atasan di unit pengadaan persetujuan dan bantua -Hormat untuk mewujudkan Misi - Sinergi
n pimpinan Kementerian Hukum dan - Inovatif
Komitmen Mutu : HAM :
-Komunikatif
Mewujudkan aparatur K
ementerian Hukum dan
Akuntabilitas :
HAM yang professional d
Tanggung Jawab
an berintegritas
WoG
Pelayanan Publik

31 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
2.Pengajuan pengadaan bel tan Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
da selesai waktu kunjungan -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
dengan bantuan Sub Bagian untuk mewujudkan Misi - Sinergi
Pengadaan Komitmen Mutu : Kementerian Hukum dan - Inovatif
- Teliti HAM :
-Komunikatif
Mewujudkan aparatur K
ementerian Hukum dan
WoG
HAM yang professional d
Pelayanan Publik
an berintegritas
3. Pengadaan bel tanda selesa Akuntabel : Kegiatan ini dapat - Profesional
i waktu kunjungan Tanggung Jawab menjadikan dukungan - Akuntabel
untuk mewujudkan Misi - Sinergi
Anti Korupsi : Kementerian Hukum dan -Transparan
Jujur - Inovatif
HAM :
Mewujudkan aparatur K
Pelayanan Publik
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
an berintegritas
4. Pemasangan bel tanda seles Akuntabilitas : Kegiatan ini dapat - Profesional
ai waktu kunjungan Tanggung jawab menjadikan dukungan - Akuntabel
untuk mewujudkan Misi - Sinergi
Komitmen Mutu : Kementerian Hukum dan - Inovatif
Teliti HAM :
Mewujudkan aparatur K
Pelayanan Publik
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
an berintegritas

32 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
7. Melakukan 1. Menyampaikan dengan Tersosialisasikannya k Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
sosialisasi terkait sopan kepada atasan langsung eberadaan hasil inovas -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
pemberlakuan no terkait rencana sosialisasi i berupa alur kunjunga -Hormat untuk mewujudkan Misi - Sinergi
mor antrian, infor inovasi pendaftaran kunjungan n, nomor antrian, atura Kementerian Hukum dan - Transparan
masi alur n pakaian, dan bel tand Akuntabilitas : - Inovatif
HAM :
kunjungan, vidio a selesai kunjungan Tanggung Jawab
Mewujudkan aparatur K
aturan pakaian, da
ementerian Hukum dan
n bel tanda selesai Komitmen Mutu :
HAM yang professional d
waktu kunjungan Komunikatif
an berintegritas
2. Melakukan sosialisasi terkait Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
inovasi di ruang kunjungan -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
melalui pembuatan poster -Hormat untuk mewujudkan Misi - Sinergi
pengumuman Kementerian Hukum dan - Transparan
Akuntabilitas : -Inovatif
HAM :
-Kepemimpinan
Mewujudkan aparatur K
-Tanggung Jawab
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
Pelayanan Publik
an berintegritas
3. Melakukan sosialisasi terkait Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
alur kunjungan kepada -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
pengunjung WBP yang -Hormat untuk mewujudkan Misi - Sinergi
berkunjung melalui Kementerian Hukum dan - Inovatif
pemasangan poster Akuntabilitas : HAM :
pengumuman -Kepemimpinan
Mewujudkan aparatur K
-Tanggung Jawab
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
Pelayanan Publik
an berintegritas

33 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
8. Mengelola 1. Menyiapkan kelengkapan pe Terkelolanya aplikasi Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat -Profesional
aplikasi SDP rangkat komputer ruang kunjun SDP Kunjungan guna -Teliti menjadikan dukungan - Akuntabel
Kunjungan untuk gan dan memastikan aplikasi S memasukan data peng untuk mewujudkan Misi - Sinergi
menginput data DP dapat beroperasi unjung WBP Akuntabilitas : Kementerian Hukum dan
pengunjung WBP Tanggung jawab HAM :
(SKP)
Mewujudkan aparatur K
Anti Korupsi :
ementerian Hukum dan
Jujur
HAM yang professional d
an berintegritas
Pelayanan Publik
2.Menerima formulir kunjunga Komitmen Mutu: Kegiatan ini dapat - Profesional
n, nomor antrian, serta kelengk -Efektif menjadikan dukungan - Akuntabel
apan pendaftaran, lalu -Efisien untuk mewujudkan Misi - Sinergi
menginput data pengunjung -Teliti Kementerian Hukum dan - Transparan
pada aplikasi SDP Kunjungan - Inovatif
HAM :
(KTP, Foto, Sidik jari) dengan Anti Korupsi :
Mewujudkan aparatur K
sopan kemudian memanggil W -Jujur
ementerian Hukum dan
BP yang dikunjungi melalui pe
HAM yang professional d
ngeras suara secara berurutan Akuntabilitas :
an berintegritas
-Tanggung Jawab
- Disiplin

Pelayanan Publik
9. Melakukan 1. Mengarahkan pengunjung Mencegah penyelundu Nasionalisme : Kegiatan ini dapat - Profesional
penggeledahan masuk ruang geledah pan barang terlarang m -Adil menjadikan dukungan - Akuntabel
badan dengan membedakan ruang elalui badan pengunju -Toleransi untuk mewujudkan Misi - Sinergi
pengunjung penggeledahan untuk pria ng wanita Kementerian Hukum dan - Transparan
wanita dan wanita Etika Publik :
HAM :
(SKP) -Sopan
Mewujudkan aparatur K
-Santun
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
Pelayanan Publik
an berintegritas

34 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
2. Melakukan Akuntabilitas : Kegiatan ini dapat - Profesional
penggeledahan badan -Tanggung Jawab mendukung Misi UPT Lap - Akuntabel
secara menyeluruh dari k -Keadilan as Kelas IIA Bogor yaitu : - Transparan
epala hingga kaki sesuai Melaksanakan perawatan - Inovatif
prosedur Anti Korupsi : tahanan, pembinaan, dan
-Jujur pembimbingan Warga
Binaan Pemasyarakatan
Komitmen Mutu : serta pengelolaan benda
-Teliti sitaan negara dalam
kerangka penegakan
Etika Publik : hukum, pencegahan, dan
-Sopan penanggulangan
-Santun kejahatan serta
pemajuan dan
Pelayanan Publik perlindungan hak asasi
manusia
3. Mempersilahkan Etika Publik : Kegiatan ini dapat - Profesional
pengunjung menuju -Sopan menjadikan dukungan - Akuntabel
ruang kunjungan -Santun untuk mewujudkan Misi - Sinergi
Kementerian Hukum dan - Transparan
Pelayanan Publik - Inovatif
HAM :
Mewujudkan aparatur K
ementerian Hukum dan
HAM yang professional d
an berintegritas
10. Melakukan 1. Menyalakan mesin X- Mencegah penyelundu Akuntabilitas : Kegiatan ini dapat - Profesional
penggeledahan Ray serta melakukan p pan barang terlarang m -Tanggung Jawab menjadikan dukungan - Akuntabel
barang bawaan engecekan agar tidak elalui barang bawaan p untuk mewujudkan Misi - Transparan
pengunjung mengalami trouble engunjung Anti Korupsi : Kementerian Hukum dan
(SKP) -Jujur HAM :
Mewujudkan aparatur K
Komitmen Mutu :
ementerian Hukum dan
-Teliti
HAM yang professional d
an berintegritas
Pelayanan Publik

35 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
2. Menerima barang Komitmen Mutu : Kegiatan ini dapat - Profesional
bawaan pengunjung, -Efektif menjadikan dukungan - Transparan
meletakan pada wadah -Teliti untuk mewujudkan Misi - Inovatif
barang, kemudian Kementerian Hukum dan
dimasukan pada mesin Akuntabilitas : HAM :
X-Ray, untuk kemudia Tanggung Jawab
Mewujudkan aparatur K
n dilakukan pengeceka ementerian Hukum dan
n pada tampilan layar Anti Korupsi :
HAM yang professional d
X-Ray Jujur
an berintegritas
Pelayanan Publik
3. Melakukan pengecek Anti Korupsi : Kegiatan ini dapat - Profesional
an ulang secara manu -Jujur menjadikan dukungan - Akuntabel
al serta memasukan -Berani untuk mewujudkan Misi - Sinergi
makanan kemasan Kementerian Hukum dan - Transparan
mencurigakan yang Komitmen Mutu : - Inovatif
HAM :
berwadah tidak -Teliti
Mewujudkan aparatur K
tembus pandang ementerian Hukum dan
kedalam plastik Pelayanan Publik
HAM yang professional d
transparan an berintegritas

36 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
BAB IV
IMPLEMENTASI KEGIATAN AKTUALISASI

Setelah membuat rancangan aktualisasi, selajutnya renacana kegiatan dijalankan


selama 80 hari tahap habituasi yaitu 6 September hingga 24 November 2018 dengan
rincian sebagai berikut :
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Aktualisasi
4.1.1 Konsultasi dengan pimpinan terkait rencana kegiatan aktualisasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu pembuatan desain dan rencana
kasar dari inovasi aktualisasi yang akan dijalankan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
gambaran terkonsep pada atasan saat menghadap, agar pimpinan lebih memahami
inovasi aktualisasi yang akan dibuat. Desain dan rancangan dibuat berdasarkan
pertimbangan tata ruang di pendaftaran pelayanan kunjungan. Pertemuan dengan Bapak
Tomi Elyus selaku mentor diawali dengan membuat janji secara lisan di pagi hari
setelah apel pagi. Kemudian pertemuan dilakukan pada siang harinya pada waktu
istirahat di ruang Ka KPLP pada tanggal Kamis 13 September 2018.
Proses konsultasi diawali dengan memberikan gambaran mengenai maksud dan
tujuan dari pembuatan inovasi, kemudian dilanjutkan dengan memperlihatkan desain
rancangan alur kunjungan serta memaparkan rencana inovasi yang akan dijalankan.
Masukan yang diberikan oleh mentor yaitu disarankan untuk bertemu atasan langsung
yang bertanggung jawab atas kegiatan kunjungan yaitu Kasubsi Bimakemasywat terkait
tahapan alur kunjungan. Setalah proses konsultasi dengan mentor selesai selanjutnya
diagendakan untuk konsultasi dengan atasan langsung.
Konsultasi dengan atasan langsung dilakukan pada hari Jumat 14 September
2018 yaitu pertemuan dengan Ibu Yuni Sulistiawati selaku Kasubsi Bimkemasywat di
ruang Kamtib. Pertemuan ini membahas mengenai alur kunjungan yaitu terkait tahapan-
tahapan yang sesuai dengan SOP Kunjungan di Lapas Kelas IIA Bogor. Desain alur
kunjungan yang awalnya berupa papan pengumuman diubah menjadi berbentuk X-
Banner berdasarkan pertimbangan lokasi pendaftaran kunjungan yang sudah dipenuhi
papan informasi alur pelayanan Pembebasan Bersyarat dan Cuti Bersyarat. Akhirnya
dirumuskan sembilan tahapan alur kunjungan.

37 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
Terdapat beberapa nilai dasar aneka yang terkait dengan kegiatan tersebut
diantaranya akuntabilitas yaitu tanggung jawab, kejelasan, dan transparan. Nilai
komitmen mutu diantaranya efektifitas, prosedural, dan komunikatif. Nilai etika publik
diantaranya ramah, sopan, dan santun ketika berkomunikasi dengan pimpinan. Sehingga
menghasilkan saran dan masukan terkait ide inovasi guna menghasilkan implementasi
ide yang lebih baik. Nilai dasar ASN lainnya yang mendukung kegiatan ini yaitu WoG
atau Whole of Government. Bukti kegiatan terlampir pada Lampiran 1.

4.1.2 Membuat alur kunjungan dan jalur masuk dan keluar ruang kunjungan
Pada proses pembuatan desain alur kunjungan, penulis dibantu oleh desain grafis
berdasarkan desain tertulis yang telah dikonsultasikan dengan mentor dan atasan
langsung. Proses membuat desain alur kunjungan ini dapat mendukung nilai-nilai dasar
ASN diantaranya yaitu akuntabilitas yang menggambarkan bagaimana ASN dapat
memenuhi tanggung jawab yang telah menjadi amanahnya. Nilai-nilai yang sesuai
dengan kegiatan ini yaitu tanggung jawab, transparansi, dan kejelasan. Dimana pada
kegiatan ini dituntut untuk memenuhi tanggung jawab.
Pada kegiatan ini juga mengandung nilai dasar Etika Publik yaitu jujur dan
profesional dalam menjalankan kegiatan aktualisasi dengan tetap mengutamakan
pekerjaan. Selain itu terdapat nilai dasar Komitmen Mutu yaitu pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi kepada kualitas hasil. Nilai komitmen mutu yang sesuai
dengan kegiatan ini diantaranya teliti, akurat, inovasi, efektif, dan efisien. Nilai-nilai
tersebut terkait dengan upaya untuk menghasilkan alur kunjungan yang berkualitas.
Proses pembuatan desain dilakukan selama sepuluh hari dari tanggal 15 hingga 25
September 2018.
Setelah desain selesai dibuat selanjutnya hasil desain dikonsultasikan dengan
kepada atasan untuk mengoreksi kembali alur kunjungan yang telah dibuat. Konsultasi
dilakukan pada 26 September 2018, terdapat nilai-nilai dasar ASN yang mendukung
kegiatan tersebut diantaranya nilai Akuntabilitas yaitu memenuhi tanggung jawab,
dimana terdapat sikap transparansi dengan konsultasi kepada atasan. Nilai selanjutnya
Etika Publik yaitu refleksi tentang standar/norma yang menentukan benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai yang sesuai diantaranya

38 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
yaitu hormat, sopan santun, ramah, berani, dan jujur dalam melakukan konsultasi.
Kegiatan ini juga mencakup nilai dasar ASN WoG.
Kegiatan selanjutnya yaitu mencetak alur kunjungan dalam bentuk X-Banner
sesuai desain yang telah dikonsultasikan. Pencetakan dilakukan di Oke Print Bogor pada
tanggal 27 September 2018, bukti kegiatan pada Lampiran 2. Proses pencetakan
berlangsung selama 2 hari, X-Banner dapat diambil pada tanggal 29 September 2018.
Kegiatan ini terkait dengan nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas terkait sikap tanggung
jawab dan transparansi. Nilai Komitmen Mutu diantaranya teliti, komunikatif, dan
akurat. Nilai Etika Publik diantaranya ramah, sopan, jujur, dalam proses pencetakan X-
Banner.

4.1.3 Pemasangan papan informasi alur kunjungan dan tali jalur masuk/keluar
ruang kunjungan di ruang kunjungan
Tahapan kegiatan pertama yaitu melakukan konsultasi terkait posisi pemasangan
alur kunjungan dan jalur keluar/masuk ruang kunjungan pada petugas di ruang
kunjungan. Kegiatan ini terkait dengan nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas tanggung
jawab. Nilai dasar selanjutnya yaitu Komitmen Mutu, diantaranya komunikatif dan
akurat serta Whole of Government. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemasangan X-
Banner alur kunjungan, dan jalur keluar/masuk ruang kunjungan, dimana kegiatan ini
sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN sebagai berikut, Akuntabilitas yaitu tanggung jawab
dan kejelasan, nilai Etika Publik yaitu taat aturan dan professional, nilai Komitmen
Mutu yaitu komunikatif, akurat, dan tertib, serta nilai dasar Pelayanan Publik.
Pemasangan alur kunjungan dilakukan pada tanggal 29 September 2018, sedangkan
pemasangan jalur keluar/masuk ruang kunjungan pada tanggal 01 Oktober 2018. Bukti
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 3.

39 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
4.1.4 Membuat infromasi aturan pakaian kunjungan yang sesuai aturan
Kegiatan selanjutnya yaitu membuat informasi aturan pakaian terdiri dari
beberapa tahapan kegiatan. Pertama yaitu membuat vidio aturan pakaian bagi
pengunjung yang sesuai dengan nilai dasar ASN Akuntabilitas yaitu tanggung jawab,
integritas, dan kejelasan. Nilai dasar Nasionalisme diantaranya yaitu gotong royong
karena proses pembuatan vidio melalui bantuan pengunjung yang bersedia untuk
berkontribusi. Nilai dasar Komitmen Mutu diantaranya inovatif, akurat, efektif, efisien.
Nilai dasar Pelayanan Publik terdapat pada kegiatan ini karena pembuatan vidio aturan
pakaian merupakan hal yang menunjang unsur pelayanan publik. Proses pengambilan
vidio berlangsung selama dua hari yaitu 4 hingga 5 November 2018.
Kegiatan kedua yaitu meminta persetujuan atasan terkait vidio aturan pakaian
kunjungan yang telah dibuat, secara sopan santun dan hormat kepada atasan sehingga
sesuai dengan nilai Etika Publik. Kegiatan ini juga dilakukan dengan rasa tanggung
jawab dan kejelasan sesuai dengan nilai Akuntabilitas. Kegiatan ini mengandung nilai
Whole of Government. Konsultasi dilakukan pada 9 Oktober 2018. Kegiatan ketiga
yaitu menampilkan vidio aturan pakaian pada televisi di ruang kunjungan. Kegiatan ini
menunjukan sikap tanggung jawab dan kejelasan dalam peraturan yang sesuai dengan
nilai Akuntabilitas. Kegiatan pemasangan vidio mengandung nilai Komitmen Mutu
akurat, inovatif, dan tertib. Vidio ditampilkan pada tanggal 10 Oktober 2018. Bukti
kegiatan terdapat pada Lampiran 4.

4.1.5 Memberlakukan nomor antrian bagi kegiatan kunjungan


Kegiatan kelima yaitu memberlakukan nomor antrian bagi kegiatan kunjungan.
Tahapan kegiatan pertama yaitu menyiapkan nomor antrian dengan bantuan sub bagian
registrasi, kegiatan ini mengandung nilai tanggung jawab, keadilan, transparansi, dan
integritas, yang tergolong pada nilai Akuntabilitas. Kegiatan ini juga mendukung nilai
taat aturan, bijaksana, dan professional dari nilai dasar Etika Publik. Bekerjasama
dengan Binadik tergolong nilai WoG. Tahapan kegiatan kedua yaitu menggunakan
nomor antrian yang telah ada untuk menertibkan pendaftaran kunjungan. kegiatan ini
mengandung nilai Komitmen Mutu tertib dan inovatif karena dengan diberlakukannya
nomor antrian maka akan membuat pendaftaran kunjungan lebih tertib. Nilai

40 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
nasionalisme diantaranya peduli dan adil. Kegiatan ini juga mendukung peningkatan
kualitas pelayanan publik. Menyipakan nomor antrian dilakuka pada tanggal 12 hingga
16 Oktober 2018 dan pemasangan nomor antrian pada tanggal 18 Oktober 2018. Bukti
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 5.

4.1.6 Memberlakukan bel tanda selesai waktu kunjungan


Kegiatan ke enam yaitu memberlakukan bel tanda selesai waktu
kunjungan dengan tahapan kegiatan pertama yaitu pengadaan bel tanda selesai waktu
kunjungan pada tanggal 19 Oktober 2018 dengan melakukan pembelian online. Bel
sampai pada 22 Oktober 2018. Nilai dasar yang mendukung kegiatan ini yaitu
Akuntabilitas tanggung jawab dan transparansi. Nilai dasar Komitmen Mutu yaitu teliti
dan komunikatif dalam memilih bel yang terbaik bagi kegiatan kunjungan. Selanjutnya
tahapan kegiatan konsultasi terkait pemasangan bel tanda selesai waktu kunjungan pada
tanggal 23 Oktober 2018. Kegiatan ini mendukung nilai dasar ASN yaitu sopan santun
dan hormat saat melakukan konsultas, serta mendukung WoG. Kegiatan ketiga yaitu
pemasangan bel tanda selesai kunjungan pada tanggal 25 Oktober 2018, kegiatan ini
sesuai dengan nilai dasar Akuntabilitas tanggung jawab dan konsistensi pada hasil
konsltasi dengan pimpinan. Pemasangan bel juga mendukung Komitmen Mutu nilai
teliti dan tertib serta menunjang peningkatan standar kualitas pelayanan publik. Bukti
kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.1.7 Melakukan sosialisasi terkait pemberlakuan nomor antrian, informasi alur


kunjungan, aturan pakaian, dan bel tanda selesai waktu kunjungan
Kegiatan ketujuh yaitu melakukan sosialisasi terkait pemberlakuan nomor
antrian, informasi alur kunjungan, aturan pakaian, dan bel tanda selesai waktu
kunjungan. Tahapan kegiatan pertama yaitu membuat poster sebagai media sosialisasi.
Kegiatan ini memerlukan sikap tanggung jawab, kejelasan, dan transparansi dari nilai
dasar Akuntabilitas. Kegiatan ini juga membutuhkan sifat komunikatif sesuai dengan
kaidah sosialisasi yaitu penyampaian. Sosialisasi menggunakan poster juga merupakan
bentuk efektif dan efisien karena dapat menyasar banyak pengunjung tanpa memerlukan
banyak waktu. Komunikatif, efektif, dan efisien sesuai dengan tata nilai Komitmen
Mutu. Kata-kata dalam poster mengandung nilai sopan dan santun yang sesuai dengan

41 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
nilai Etika Publik. Kegiatan pembuatan poster dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2018.
Soasialisasi dilanjutkan dengan memasang poster yang telah dibuat pada tanggal 3
November 2018. Kegiatan ini mengandung nilai Komitmen Mutu yaitu inovatif, teliti,
dan cermat dalam pemasangan, serta sikap tanggung jawab dari nilai Akuntabilitas.
Bukti kegiatan terdapat pada Lampiran 7.

4.1.8 Melakukan kegiatan SKP Petugas Ruang Kunjungan yaitu Mengelola


Aplikasi SDP Kunjungan untuk Menginput Data WBP
Kegiatan pertama yaitu menyiapkan kelengkapan komputer ruang
kunjungan dimana kegiatan ini memerlukan sikap ketelitian dari nilai Komitmen Mutu,
juga sikap tanggung jawab dari nilai Akuntabilitas, sikap jujur dari nilai Etika Publik,
serta nilai Pelayanan Publik. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk memastikan peralatan
penunjang pelayanan kunjungan dapat beroperasi dengan baik. Kegiatan kedua yaitu
menerima formulir kunjungan beserta kartu identitas untuk di input pada aplikasi SDP
Kunjungan. Kegiatan ini memerlukan sikap amanah dan jujur dari nilai Anti Korupsi
sikap tanggung jawab dan disiplin dari nilai Akuntabilitas, serta sikap efektif dan efisien
dari nilai Komitmen Mutu. Kegiatan ini penting sebagai salah satu tindakan
pengendalian terhadap masuknya barang-barang terlarang kedalam Lapas melalui
pengunjung. Kegiatan ini dilakukan sebagai Sasaran Kinerja Petugas yang dikerjakan
rutin. Bukti kegiatan terdapat pada link vidio pada media sosial Youtube dengan link
https://youtu.be/vxV3kpDvge4 pada Lampiran 8.

4.1.9 Melakukan kegiatan SKP Petugas Ruang Kunjungan yaitu Penggeledahan


Badan Pengunjung Wanita Warga Binaan
Tahapan kegiatan pertama dari kegiatan ini yaitu mengarahkan pengunjung
untuk memasuki ruang penggeledahan badan, sikap yang diperlukan yaitu sopan dan
santun yang sesuai dengan nilai Etika Publik. Pemisahan ruang penggeledahan antara
pria dan wanita sesuai dengan nilai Nasionalisme yaitu adil dan toleransi, serta
mendukung Pelayanan Publik. Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu penggeledahan badan
secara menyeluruh dari kepala hingga kaki sesuai prosedur. Sikap yang ditunjukan pada
kegiatan ini yaitu tanggung jawab dan keadilan sesuai dengan nilai Akuntabilitas. Sikap
jujur dari nilai Anti Korupsi, sikap sopan dan santun dari nilai Etika Publik dan sikap

42 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
teliti dari nilai Komitmen Mutu, serta mendukung standar Pelayanan Publik. Kegiatan
ketiga yaitu mempersilahkan pengunjung untuk meuju ruang kunjungan, diperlukan
sikap sopan dan santun dari nilai Etika Publik dan Pelayanan Publik. Penggeledahan
badan manual merupakan prosedur pencegahan masuknya barang terlarang ke dalam
Lapas sehingga keamanan dan ketertiban akan terjaga. Kegiatan ini dilakukan secara
rutin sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai. Bukti kegiatan terdapat pada link vidio
pada media sosial Youtube dengan link https://youtu.be/vxV3kpDvge4 pada Lampiran 8.

4.1.10 Melakukan kegiatan SKP Petugas Ruang Kunjungan yaitu Penggeledahan


Barang Pengunjung Warga Binaan
Kegiatan pertama yaitu menyalakan mesin X-Ray serta melakukan pengecekan
agar tidak mengalami trouble, sikap yang ditunjukan pada kegiatan ini yaitu teliti dan
akurat dari nilai Komitmen Mutu, sikap tanggung jawab dari nilai Akuntabilitas, sikap
jujur dari nilai Etika Publik serta menunjang Pelayanan Publik. Tahapan kegiatan kedua
yaitu menerima barang bawaan pengunjung untuk diletakan pada box wadah barang
untuk dimasukan pada mesin X-Ray maka dapat dilakukan pengecekan pada layar
mesin. Kegiatan ini membutuhkan sikap tanggung jawab dan integritas dari nilai
Akuntabilitas, sikap teliti dan akurat dari nilai Komitmen Mutu, sikap jujur dari nilai
Anti Korupsi, dan mendukung standar Pelayanan Publik. Kegiatan ketiga yaitu
melakukan pengecekan ulang barang bawaan pengunjung secara manual dengan
memasukan makanan di dalam kemasan kedalam plastik transparan untuk memudahkan
pengecekan. Sikap yang dibutuhkan pada kegiatan ini yaitu berani dan jujur dari nilai
Anti Korupsi, sikap teliti dan akurat dari nilai Komitmen Mutu serta menunjang
Pelayanan Publik. Penggeledahan barang menggunakan alat dan manual merupakan
prosedur pencegahan masuknya barang terlarang ke dalam Lapas. Sebelumnya
dilakukan pembelian plastik transparan sebagai media penggeledahan pada 23 Oktober
2018. Bukti kegiatan terdapat pada link vidio pada media sosial Youtube dengan link
https://youtu.be/vxV3kpDvge4 pada Lampiran 8.

43 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
44 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
4.2 Kegiatan Lainnya
Selain kegiatan yang telah direncanakan dalam rancangan aktualisasi, terdapat
dua kegiatan tambahan yang ditugaskan kepada penulis, diantaranya:

4.2.1 Anggota Tim Informasi Teknologi (IT) Lapas Kelas IIA Bogor
Guna mendukung pelayanan publik berdasarkan informasi mengenai Lapas dan
kegiatannya, serta menunjang perbaikan citra Pemasyarakatan, mak dibentuklah tim IT
yang bertugas menginformasikan kegiatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor
melalui media sosial. Penulis bertugas membuat laporan atensi pimpinan. Kegiatan ini
mendukung nilai-nilai dasar ASN diantaranya yaitu Akuntabilitas transparansi,
integritas, dan kejelasan terkait berita yang dipublikasikan. NIlai dasar lainnya yaitu
Nasionalisme cinta tanah air, atas dasar menyuarakan berita positif kegiatan Lapas
sebagai upaya memperbaiki citra Pemasyarakatan baik di dalam maupun luar negeri.
Nilai dasar lainnya yaitu Etika Publik sopan, bijaksana, dan taat aturan dalam
mengerjakan tugas ini. NIlai dasar lainnya yaitu Komitmen Mutu diantaranya efektif,
efisien, teliti, dan komunikatif dalam publikasi berita. Menunjang nilai Anti Korupsi
yaitu bekerja keras, serta mendukung Pelayanan Publik dan WoG. Bukti Kegiatan dapat
terlihat pada Lampiran 9.

4.2.2 Anggota Tim Satuan Tugas Pengawasan Internal (WASIN) Lapas


Kelas IIA Bogor
Pengawasan internal merupakan salah satu upaya pengendalian kepada petugas
Lemabaga Pemasyarakatan lainnya, dimana aspek yang diawasi diantaranya
kedisiplinan pegawai dari segi seragam, jam kerja, serta kemungkinan pelanggaran yang
dilakukan. Kegiatan yang pernah dilakukan selama menjadi anggota Satgas WASIN
yaitu penggeledahan badan bagi pegawai saat akan memasuki kawasan kantor, sebagai
pengendalian dari masuknya barang-barang terlarang kedalam lingkungan Lapas
melalui petugas. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2018 pada pukul 07.00
hingga 07.30 WIB. Kegiatan ini menunjang nilai-nilai dasar ASN diantaranya
Akuntabilitas integritas dan tanggung jawab, nilai dasar Etika Publik sopan, santum,
dan hormat, nilai dasar Komitmen Mutu teliti, akurat, dan cermat, nilai dasar
Nasionalisme gotong royong dalam mengemban tugas, nilai dasar Anti Korupsi

45 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
diantaranya kejujuran, kepedulian, kedisiplinan, dan keadilan. Bukti kegiatan dapat
dilihat pada Lampiran 9.

4.3 Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung


Dalam mengaktualisasikan rancangan yang telah dibuat, terdapat beberapa
faktor penghambat diantaranya beban kerja penulis yang diperbantukan sebagai
pengelola Sistem Surat Masuk dan Keluar (SISUMAKER) pada Sub Bagian Tata
Usaha, sehingga pada siang hari penulis tidak bertugas di ruang kunjungan. Namun
pada dasarnya tugas ini tidak membuat pelaksanaan habituasi menjadi terganggu. Di sisi
lain tugas tambahan ini menjadikan penulis mendapat kemudahan dan dukungan dari
seringnya berinteraksi dengan pimpinan, sehingga memperoleh kemudahan dalam
bimbingan dan menjalankan habituasi yaitu menerapkan inovasi pada kegiatan
kunjungan.

46 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
BAB V
PENUTUP
5.1 A. Kesimpulan

Laporan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai dasar Akuntabilitas,


Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan
Pelaksanaan Tugas ASN sebagai Penjaga Tahanan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Bogor telah diselesaikan tepat waktu dan dengan maksud untuk
mempertanggung jawabkan kegiatan-kegiatan dari Rancangan Kegiatan
Aktualisasi yang mendasari nilai-nilai ANEKA sebagai Penjaga Tahanan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor.
Permasalahan yang dihadapi dilingkungan Lapas Kelas IIA Bogor yaitu
kurang efektifnya pendaftaran pelayanan kunjungan, hal ini diindikasikan
dengan belum adanya informasi alur kunjungan, peraturan kunjungan, serta
belum diberlakukannya nomor antrian. Untuk itu, rancangan aktualisasi ini
mewujudkan inovasi pada pendaftaran kunjungan yaitu pengadaan informasi
alur kunjungan, pemberlakuan nomor antrian, jalur keluar/masuk ruang
kunjungan, dan bel tanda selesai kunjungan. Melalui rangcangan aktualisasi ini
diharapkan pelayanan publik pada kegiatan kunjungan di Lapas Kelas IIA Bogor
akan lebih memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Penyusun sebagai calon Aparatur Sipil Negara yang ditempatkan pada
Petugas Pelayanan Kunjungan, harus mampu untuk membawa perubahan
pelayanan kearah lebih baik, serta berkinerja baik sesuai SOP. Untuk
pelaksanaan aktualisasi, penyusun melaksanakan kegiatan yang akan dilakukan
pada masa off kampus selama 3 (tiga) bulan, diantaranya:
1. Konsultasi dengan pimpinan terkait rencana kegiatan aktualisasi.
2. Membuat papan informasi alur kunjungan.
3. Pemasangan papan informasi alur kunjungan, jalur keluar/masuk
ruang kunjungan di ruang kunjungan.
4. Membuat informasi aturan pakaian kunjungan yang sesuai aturan.
5. Memberlakukan nomor antrian bagi kegiatan kunjungan.
6. Memberlakukan bel tanda selesai waktu kunjungan.
7. Melakukan sosialisasi terkait pemberlakuan nomor antrian,
informasi alur kunjungan, vidio aturan pakaian pengunjung, dan bel
tanda selesai kunjungan.

47 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
8. Mengelola aplikasi SDP Kunjungan untuk menginput data
pengunjung WBP (SKP).
9. Melakukan penggeledahan badan pengunjung wanita (SKP).
10. Melakukan penggeledahan barang bawaan pengunjung (SKP).

Seluruh tahapan kegiatan aktualisasi tersebut telah terlaksana dengan


partisipasi semua pihak yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Bogor. Semoga kegitan-kegiatan yang dilakukan oleh penyusun dapat
memberikan kontribusi positif bagi terwujudnya visi dan misi serta penguatan
nilai-nilai organisasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor.

B. Saran

Sebaiknya kegiatan aktualisasi yang telah dijalankan dapat dipertahannya


setelah melalui tahapan habituasi sehingga dapat mewujudkan peningkatan
standar pelayanan publik di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor terutama
Pelayanan Kunjungan bagi masyarakat keluarga warga binaan.

48 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. (1995). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995


Tentang Pemasyarakatan. Jakarta : Kementrian Hukum dan Ham
Republik Indonesia. (2014). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Kementrian Hukum dan Ham
Republik Indonesia (2017). Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara
Republik Indonesia (2017).Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara
Republik Indonesia (2017). Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Tata Tertib Lembaga
Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara. Jakarta : Kementrian Hukum
Dan Hak Asasi Manusia

49 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 1

Bukti Kegiatan Kegiatan 1

Kegiatan
Kegiatan
4.1.1
4.1.1

Desain Rancangan Alur Kunjungan Tertulis [Sumber : Pribadi]

Konsultasi dengan Mentor [Sumber : Pribadi]

Konsultasi dengan Atasan Langsung [Sumber : Pribadi]

50 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 2

Bukti Kegiatan 2

Kegiatan
Kegiatan
4.1.2
4.1.2

Desain Alur Kunjungan [Sumber : Corel Draw]

Konsultasi desain alur kunjungan [Sumber : Pribadi]

Mencetak x-banner alur kunjungan [Sumber : Pribadi]

51 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 3

Bukti Kegiatan 3

Kegiatan
Kegiatan
4.1.3
4.1.3

Memasang x-banner alur kunjungan [Sumber : Pribadi]

Memasang jalur keluar/masuk kunjungan [Sumber : Pribadi]

52 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 4

Bukti Kegiatan 4

Kegiatan
Kegiatan
4.1.4
4.1.4

Vidio aturan pakaian kunjungan bagi pengunjung https://youtu.be/5galaPSVDY

Konsultasi dengan mentor terkait video aturan pakaian pengunjung


[Sumber : Pribadi]

53 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 5

Bukti Kegiatan 5

Kegiatan
Kegiatan
4.1.5
4.1.5

Menyiapkan nomor antrian kunjungan [Sumber : Pribadi]

Memasang nomor antrian kunjungan [Sumber : Pribadi]

54 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 6

Bukti Kegiatan 6

Kegiatan
Kegiatan
4.1.6
4.1.6

Pengadaan bel tanda selesai kunjungan [Sumber : Pribadi]

Konsultasi pemasangan bel tanda selesai kunjungan [Sumber : Pribadi]

55 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
Pemasangan bel tanda selesai kunjungan [Sumber : Pribadi]

56 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 7

Bukti Kegiatan 7

Kegiatan
Kegiatan
4.1.7
4.1.7

Membuat poster sosialisasi [Sumber : Pribadi]

Memasang poster sosialisasi [Sumber : Pribadi]

57 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 8

Bukti Kegiatan 8

Kegiatan
Kegiatan
4.1.8
4.1.8

Menyiapkan plastik bening penggeledahan barang [Sumber : Pribadi]

Mengelola aplikasi SDP Kunjungan [Sumber : Pribadi]

Melakukan kegiatan SKP penggeledahan badan dan barang pengunjung


[https://youtu.be/vxV3kpDvge4]

58 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O
R
LAMPIRAN 9

Bukti Kegiatan Tambahan

Kegiatan
Kegiatan
4.1.9
4.1.9

Membuat atensi pimpinan sebagai tugas dari IT Team [Sumber : Whatsup]

59 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R
60 | L E M B A G A P E M A S Y A R A K A T A N K E L A S IIA B O G O R

Anda mungkin juga menyukai